Anda di halaman 1dari 4

PERAN LEMAK, LEPTIN, DAN INSULIN PADA OBESITAS

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Patologi Penyakit Tidak Menular
yang dibina oleh Ibu Dr.Ir.Endang Sutjiati.M.Kes

Disusun Oleh :

1. Satu Nur Indah W.P /P17111181001


2. Dieniar Arikho Arumbina /P17111181008
3. Rifdah Nur Fikria /P17111181014
4. Yoky Alamsyah P.J /P17111181022
5. Afinnadia N.I.P /P17111181027
6. Nadikha Navarizqa /P17111181032
7. Maulida Febri Rahmata /P17111181033
8. Jufi Luhur Pratama /P17111181036
9. Ilham Iqbalurramadhan /P17111181039
10. Riza Arifatul Aini /P17111181041

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN DIETETIKA
TAHUN 2020
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Peran Lemak Pada Obesitas?


1.2.2 Bagaimana Peran Leptin Pada Obesitas?
1.2.3 Bagaimana Peran Insulin Pada Obesitas?

1.3 Tujuan

1.3.1 Dapat Memahami Peran Lemak Pada Obesitas


1.3.2 Dapat Memahami Peran Leptin pada Obesitas
1.3.3 Dapat Memahami Peran Insulin Pada Obesitas
A. PERAN LEMAK PADA OBESITAS
Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar sehingga menyebabkan
terjadinya penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Ada tiga penyebab obesitas
yakni, faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan.Salah satu dari tiga faktor tersebut
adalah faktor yang bersifat non herediter (faktor eksternal) merupakan faktor yang berasal dari luar
individu, misalnya pola makan, tingkat asupan gizi termasuk salah satunya lemak (Syamsinar, dkk
2016).
Lemak adalah senyawa kimia tidak larut air yang disusun oleh Karbon (C), Hidrogen (H),
dan Oksigen (O). Lemak adalah salah satu sumber energi bagi tubuh yang berpengaruh terhadap
kegemukan pada remaja. Konsumsi makanan dengan tinggi lemak dalam jangka waktu yang
panjang dan tanpa ada aktivitas untuk pengeluaran energi dapat meningkatkan risiko terjadinya
kegemukan (gizi lebih dan obesitas) dan meningkatkan berat badan, sehingga kandungan lemak
pada makanan perlu diperhatikan. Kontribusi lemak terhadap AKG yang semakin tinggi
memungkinkan terjadinya kegemukan.
Menurut (Marcini, 2011) dalam jurnal karya (Jayanti dkk, 2018) Keadaan obesitas terjadi
jika makanan sehari- harinya mengandung energi yang melebihi kebutuhan. Terutama zat gizi
makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan secara berlebihan. Lemak disimpan dalam
bentuk triasilgliserol. Makanan tinggi lemak dapat menyebabkan perubahan jaringan adiposa
Peningkatan jumlah simpanan lemak ini juga ditandai dengan peningkatan ukuran maupun jumlah
sel adiposit. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan seseorang,adiposit banyak melakukan
proliferasi hingga sampai mencapai jumlah yang relatif konstan sampai kehidupan selanjutnya.
Pada masa ini, simpanan lemak dapat diakomodasi dengan semata-mata meningkatkan ukuran
adiposit. Namun demikian di masa dewasa dapat pula terjadi proliferasi sel lemak melalui induksi
oleh faktor pertumbuhan serta perubahan status gizi. Seperti yang telah diketahui pula bahwa
triasilgliserol yang terdapat di dalam tubuh dapat dihasilkan terutama oleh dua jalur utama, yakni
konsumsi langsung triasilgliserol (yang secara awam dikatakan sebagai makanan berlemak
ataupun konsumsi karbohidrat. Telah diketahui pula bahwa sintesis triasilgliserol dari glukosa oleh
tubuh jauh lebih boros energi dibandingkan apabila triasilgliseroldari makanan yang langsung
dikonsumsi. Untuk alasan ini, cukup jelas bahwa seseorang yangmengonsumsi secara berlebihan
makanan yang mengandung lemak lebih mudah mengalami kegemukan dibandingkan konsumsi
berlebihan makanan dengan kadar glukosa yang tinggi.
Profil lemak tubuh juga perlu diperhatikan, karena makanan dengan tinggi asam lemak
tidak jenuh memiliki profi metabolik yang lebih baik dibandingkan asam lemak yang jenuh.
Konsumsi lemak tak jenuh dalam jumlah tinggi dengan diimbangi aktivitas fisik. Menurut (Coelho,
2011) dalam jurnal karya (Jayanti dkk, 2018), Aktivitas fisik tinggi akan memecah energi dalam
cadangan lemak untuk digunakan, namun aktivitas yang rendah akan semakin menumpuk
cadangan lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Selain itu asam
lemak tak jenuh juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan peningkatan kolesterol HDL
sehingga tidak meningkatkan kadar kolesterol atau trigliserida.

Anda mungkin juga menyukai