POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN DIETETIKA TAHUN 2020 1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Peran Lemak Pada Obesitas?
1.2.2 Bagaimana Peran Leptin Pada Obesitas? 1.2.3 Bagaimana Peran Insulin Pada Obesitas?
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat Memahami Peran Lemak Pada Obesitas
1.3.2 Dapat Memahami Peran Leptin pada Obesitas 1.3.3 Dapat Memahami Peran Insulin Pada Obesitas A. PERAN LEMAK PADA OBESITAS Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar sehingga menyebabkan terjadinya penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Ada tiga penyebab obesitas yakni, faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan.Salah satu dari tiga faktor tersebut adalah faktor yang bersifat non herediter (faktor eksternal) merupakan faktor yang berasal dari luar individu, misalnya pola makan, tingkat asupan gizi termasuk salah satunya lemak (Syamsinar, dkk 2016). Lemak adalah senyawa kimia tidak larut air yang disusun oleh Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Lemak adalah salah satu sumber energi bagi tubuh yang berpengaruh terhadap kegemukan pada remaja. Konsumsi makanan dengan tinggi lemak dalam jangka waktu yang panjang dan tanpa ada aktivitas untuk pengeluaran energi dapat meningkatkan risiko terjadinya kegemukan (gizi lebih dan obesitas) dan meningkatkan berat badan, sehingga kandungan lemak pada makanan perlu diperhatikan. Kontribusi lemak terhadap AKG yang semakin tinggi memungkinkan terjadinya kegemukan. Menurut (Marcini, 2011) dalam jurnal karya (Jayanti dkk, 2018) Keadaan obesitas terjadi jika makanan sehari- harinya mengandung energi yang melebihi kebutuhan. Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan secara berlebihan. Lemak disimpan dalam bentuk triasilgliserol. Makanan tinggi lemak dapat menyebabkan perubahan jaringan adiposa Peningkatan jumlah simpanan lemak ini juga ditandai dengan peningkatan ukuran maupun jumlah sel adiposit. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan seseorang,adiposit banyak melakukan proliferasi hingga sampai mencapai jumlah yang relatif konstan sampai kehidupan selanjutnya. Pada masa ini, simpanan lemak dapat diakomodasi dengan semata-mata meningkatkan ukuran adiposit. Namun demikian di masa dewasa dapat pula terjadi proliferasi sel lemak melalui induksi oleh faktor pertumbuhan serta perubahan status gizi. Seperti yang telah diketahui pula bahwa triasilgliserol yang terdapat di dalam tubuh dapat dihasilkan terutama oleh dua jalur utama, yakni konsumsi langsung triasilgliserol (yang secara awam dikatakan sebagai makanan berlemak ataupun konsumsi karbohidrat. Telah diketahui pula bahwa sintesis triasilgliserol dari glukosa oleh tubuh jauh lebih boros energi dibandingkan apabila triasilgliseroldari makanan yang langsung dikonsumsi. Untuk alasan ini, cukup jelas bahwa seseorang yangmengonsumsi secara berlebihan makanan yang mengandung lemak lebih mudah mengalami kegemukan dibandingkan konsumsi berlebihan makanan dengan kadar glukosa yang tinggi. Profil lemak tubuh juga perlu diperhatikan, karena makanan dengan tinggi asam lemak tidak jenuh memiliki profi metabolik yang lebih baik dibandingkan asam lemak yang jenuh. Konsumsi lemak tak jenuh dalam jumlah tinggi dengan diimbangi aktivitas fisik. Menurut (Coelho, 2011) dalam jurnal karya (Jayanti dkk, 2018), Aktivitas fisik tinggi akan memecah energi dalam cadangan lemak untuk digunakan, namun aktivitas yang rendah akan semakin menumpuk cadangan lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Selain itu asam lemak tak jenuh juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan peningkatan kolesterol HDL sehingga tidak meningkatkan kadar kolesterol atau trigliserida.