Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PRODUK KREATIF DAN

KEWIRAUSAHAAN

Oleh:

Nama : M. Mahfudz Sholeh

Kelas : XII TP 2

No. Absen : 23

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK NEGERI 2 KEBUMEN

1
PERKEMBANGAN USAHA
A. Pengertian Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha adalah ” Tugas dan proses persiapan analitis


tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan
peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan
implementasi dari peluang pertumbuhan usaha “. Sedangkan untuk usaha yang
berskala besar dan mapan , terutama di bidang teknologi industri yang terkait
“Pengembangan usaha” istilah yang sering mengacu pada pengaturan dan
mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain, perusahaan pihak
ketiga. Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian ,
teknologi atau kekayaan intelektual untuk memperluas kapasitas mereka untuk
mengidentifikasi, meneliti, menganalisis dan membawa ke pasar bisnis baru dan
produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana
bisnis strategis melalui ekuitas pembiayaan, akuisisi / divestasi teknologi,
produk, dan lain – lain .

B. Tingkatan Dalam Pengembangan Usaha

Jadi, pengembangan usaha memiliki tingkat yang berbeda. Level atau tingkatan
tersebut menjadi produk, komersial dan korporasi.

Berikut ini akan dijelaskan tentang tingkatan – tingkatan yang ada pada
pengembangan usaha yaitu :

1. Tingkat Produk .

Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau


teknologi baru.
Meskipun tingkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan.
Tingkat perkembangan usaha dibagi menjadi satu kategori yaitu :

a. Perkembangan Incremental adalah perkembangan yang meningkatkan


fungsi yang ada platform atau teknologi, sementara pengembangan
mengganggu atau terputus-putus benar-benar hal baru yang dikembangkan
dari awal. Misalnya dari pembangunan berkelanjutan adalah tambahan
ekstensi untuk produk yang sudah ada seperti baru baru ini untuk sampo,
kamera digital dengan pixel 5MIO untuk ponsel anda. Dalam kedua kasus
platform ponsel, shampo dan mobile tetap sama.

2
2. Tingkat Komersial .

Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti


prospeksi murni et Dur. Ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar
yang baru. Dengan demikian pekerjaan ini memerlukan individu secara
psikologis yang kuat dan yang sangat didorong mampu menangani banyak
masalah. Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial adalah
saluran atau setup organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan
dapat terdiri dari mitra , agen seperti, distributor, pemegang lisensi,franchisee,
atau cabang anda sendiri nasional atau internasional. Dan terakhir tingkat
pengembangan usaha komersial adalah tingkat rantai nilai. Pada
pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah tentang mengembangkan
penawaran produk secara keseluruhan.

3. Tingkat Korporasi .

Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli


kompetensi organisasi tertentu Kita memasuki bidang pengembangan bisnis
perusahaan . Fokusnya adalah bukan pada produk maupun komersial tingkat
tetapi pada korporasi tingkatan usaha. Dan pada intinya tingkat pengembangan
usaha ini adalah tentang merger & akuisisi (M & A), usaha patungan (JV),
saham langsung investasi (DEI) dan aliansi strategis. Ini berkaitan dengan
analisa bisnis portofolio, keuangan perusahaan, hukum kontrak, hukum pajak,
hukum sosial, anti – kepercayaan hukum, manajemen perubahan , dan
manajemen budaya.

C. Unsur – Unsur Dalam mengembangkan Usaha

Adapun unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 yaitu :

1. Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :

Adanya niat dari si pengusaha / wirausaha untuk mengembangkan usahanya


menjadi lebih besar. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa
banyak barang yang harus diproduksi , cara apa yang harus digunakan untuk
mengembangkan barang / produk , dan lain – lain. Membuat anggaran yang
bertujuan seberapa besar pemasukkan dan pengeluaran produk .

2. Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :

a. Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.

3
b. Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti
meminjam dari luar.
c. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk usaha .

D. Aspek – Aspek Yang Diperhatikan Dalam Mengembangkan Usaha

Pengembangan usaha yang terdiri dari aspek strategi , manajemen


pemasaran, dan penjualan, seperti :

1. Aspek strategi contohnya :

a. Meneliti jenis usaha baru dengan penekanan pada mengidentifikasi


kesenjangan (yang ada dan / atau diharapkan) oleh konsumen .

b. Menciptakan pasar baru .

c. Menciptakan produk baru dengan karakteristik yang menarik konsumen

2. Aspek manajemen pemasaran contohnya :

a. Menembus dan menguasai pangsa pasar .

b. Mengolah situasi / peluang pasar yang ada dengan teliti.

c. Memasarkan produk dengan jaringan yang luas seperti impor produk ke


luar negeri.

d. Membuat strategi pemasaran yang dapat membuat konsumen membeli


produk kita , seperti memasang iklan , brosur, dan lain-lain.

3. Aspek penjualan contohnya :

a. Memberikan saran tentang perancangan dan menegakkan kebijakan


penjualan dan proses tindak lanjut penjualan .

b. Banyak volume produk yang akan dijual.

c. Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang.

d. Menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas yang
baik.

4
LAPORAN KEUANGAN USAHA
A. Teknik Pengembangan Usaha

1. Perluasan Skala Usaha

a. Menambah kapasitas mesin, tenaga kerja, dan jumlah modal untuk


investasi.

b. Menambah jenis barang atau jasa yang akan dihasilkan.

c. Menambah lokasi usaha di tempat/kota/negara lain. Misalnya, perusahaan


Coca Cola yang berasal dari Amerika memperluas skala usahanya dengan
membuka cabang di seluruh dunia.

2. Perluasan Cakupan Usaha/Diversifikasi Usaha

Dilakukan dengan mengembangkan jenis usaha baru di wilayah usaha yang


baru, serta dengan jenis produk yang baru dan bervariasi. Contoh diversifikasi
usaha di bidang pertanian, adalah usaha yang berkembang menjadi
agroindustri, agrowisata, agrobisnis, dan lain-lain.

3. Perluasan dengan Kerja Sama, Penggabungan, dan Ekspansi Baru

a. Joint Venture, Adalah kerjasama beberapa perusahaan dari negara yang


berbeda menjadi satu perusahaan untuk mewujudkan konsentrasi
perusahaan yang lebih padat.

b. Trust/Merger, Adalah penggabungan dua perseroan menjadi satu


perusahaan. Salah satu perusahaan tersebut akan tetap berdiri dengan nama
yang sama, sementara perusahaan yang lain akan hilang, dan kekayaannya
menjadi milik perusahaan yang baru. Merger dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Merger Horisontal, Dilakukan oleh usaha sejenis. Misalnya, merger


antara dua perusahaan roti.

2) Merger Vertikal, Dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang saling


berhubungan. Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger
dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan perusahaan
mobil.

5
3) Merger Kon Generik, Adalah merger diantara dua atau lebih perusahaan
yang saling berhubungan, tetapi bukan terhadap produk yang sama.
Contoh merger antara bank dengan perusahaan leasing.

4) Konglomerat, Dilakukan oleh berbagai perusahaan dengan produk-


produk yang berbeda dan tidak berkaitan.

c. Holding Company/Akuisis, Adalah penggabungan beberapa perusahaan


dengan satu perusahaan bertujuan untuk memiliki saham dan bisa mengatur
perusahaan tersebut.

d. Sindikat, Adalah kerjasama antara beberapa orang untuk melaksanakan


proyek khusus berdasarkan perjanjian.

e. Kartel, Kesepakatan tertulis antara beberapa perusahaan yang sejenis untuk


mengatur dan mengendalikan berbagai hal (misalnya: harga dan
pemasaran) dengan tujuan menekan persaingan dan meraih keuntungan.

B. Evaluasi Usaha

1. Pengertian

Mehrens dan Lelman, 1978, evaluasi adalah suatu proses dalam


merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Hj. Saminem, SKM, evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling
berhubungan untuk mengukur pelaksanaan dan berdasarkan pada tujuan dan
kriteria. Endang Sri Astuti dan Resminingsih, evaluasi merupakan pemikiran
kritis terhadap keberhasilan dan kekurangan dalam sebuah program
pengembangan diri yang telah dilakukan seseorang. Evaluasi usaha adalah
suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja suatu usaha bisnis. Prinsip
dasar utama evaluasi usaha yaitu membandingkan rencana usaha yang sudah
dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang sudah dicapai pada akhir
masa produksi. Sebuah usaha dapat dikatakan berhasil jika usaha tersebut bisa
memenuhi kewajiban membayar bunga modal, upah tenaga kerja luar, alat-
alat luar yang digunakan, serta sarana produksi yang lainnya dan juga
termasuk kewajibannya pada pihak ketiga.

6
2. Tujuan Evaluasi Usaha

Tujuan evaluasi usaha adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat
keberhasilan pelaksanaan usaha, apakah usaha tersebut sudah berjalan sesuai
dengan yang direncanakan dan memberikan hasil seperti apa yang diharapkan.

3. Kegunaan Evaluasi Usaha

Kegunaan dari adanya evaluasi usaha yaitu:


Untuk memperkecil resiko kegagalan investasi dan dapat memperbesar
peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan.
Untuk memandu pemilik dana untuk dapat mengoptimalkan penggunaan dana
yang dimiliki.

C. Laporan Kegiatan Hasil Usaha

Menurut Kamus Besar Akuntansi, laporan keuangan (financial statements)


adalah laporan-laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari hasil
operasi perusahaan pada periode tertentu. Manfaat laporan keuangan antara lain
sebagai berikut.

1. Bagi Pihak Internal

a. Investor/Pemilik Perusahaan

Menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa dan


menyediakan kesempatan bekerja untuk jangka waktu yang lama.

b. Pengelola/Direksi/Manajer

Memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan,


evaluasi usaha yang sedang berjalan, melakukan budgeting, dan kontrol
internal.

c. Karyawan/Tenaga Kerja

Menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa dan


menyediakan kesempatan bekerja untuk jangka waktu yang lama.

2. Bagi Pihak Eksternal

7
a. Pemerintah

Sebagai acuan untuk menetapkan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun
statistic pendapatan nasional.

b. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Sebagai acuan dalam menentukan perusahaan mana yang mau dan mampu
memberikan bantuan dana bagi sebuah kegiatan dalam masyarakat.

c. BPS (Badan Pusat Statistik)

Sebagai rekapan kondisi keuangan suatu perusahaan untuk rekapitulasi


keuangan bangsa Indonesia.

d. Pemberi Pinjaman (Kreditor)

Menilai apakah lembaga yang diberi pinjaman dana bisa mengembalikan


sebelum jatuh tempo atau tidak.

e. Pelanggan

Sebagai sumber informasi tentang keberlangsungan perusahaan. Pelanggan


yang loyal membutuhkan hubungan jangka panjang dan langgeng.

D. Teknik Menyusun Laporan Keuangan

Tujuan penyusunan laporan pengelolaan usaha adalah untuk mengetahui posisi


tenaga kerja, keuangan, peralatan, bahan baku, produksi, pemasaran, penjualan,
pendistribusian, promosi, likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas usaha.

Jenis laporan :

a) Laporan lisan: laporan yang disampaikan dengan lisan dan langsung


dilaporkan oleh penyusun kepada pimpinan perusahaan mengenai maju
mundurnya pengelolaan usaha

b) Laporan tertulis: laporan yang disusun secara tertulis mengenai


pertanggungjawaban bawahan kepada atasannya.

E. Langkah penyusunan laporan

a) Penyusun harus mengetahui kepada siapa laporan tersebut harus dilaporkan

8
b) Penyusun mengetahui bidang apa yang ahrus dilaporkan

c) Bidang manakah dari masalah pengelolaan usaha yang akan dikemukakan


dalam isi laporannya.

d) Bentuk laporan pengelolaan usaha yang bagaimana dalam penyusunan


laporan usaha agar penyajiannya dapat diterima

e) Penyusun harus menyadari bahwa pihak yang akan menerima laporan belum
mengerti tentang isi laporan

f) Penyusun sebelumnya harus mengetahui apakah masalah yang


dilaporkannya ada hubungannya dengan masalah lainnya

g) Informasi yang melatarbelakangi masalah/bidang yang akan dikemukakan


dalam laporan, perlu dimiliki oleh seorang wirausaha yang memiliki
perusahaan

F. Sistematika penyusunan laporan pengelolaan usaha

a) Judul laporan (ditulis pada sampulnya)

b) Daftar isi laporan (terdiri atas bab, pasal dan ayat)

c) Masalah pokok laporan (memuat tujuan laporan, tujuan penilaian, tujuan


penelahaan, dsb.

d) Batang tubuh laporan (memuat semua fakta, data, pandangan, dan alasan-
alasannya.

e) Penutup laporan (berisi laporan)

f) Sumber-sumber laporan usaha

g) Lampiran-lampiran laporan usaha

G. Macam-macam Laporan Keuangan

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan tahun 2007 yang berlaku di


Indonesia, laporan keuangan terdiri dari sebagai berikut.

a) Laporan Laba Rugi (Statement of Income), Adalah laporan yang


memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
pada suatu periode akuntansi (satu tahun).

9
Laba bersih = laba kotor - beban usaha

b) Laporan Perubahan Modal (Statement of Equity), Adalah laporan yang


memperlihatkan perubahan modal pemilik atau laba yang tidak dibagikan
dalam suatu periode akuntansi.

c) Neraca (Balance Sheet), Adalah laporan keuangan yang berisi tentang


keadaan aktiva dan pasiva.

d) Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow), Adalah laporan yang


menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan pada
satu periode akuntansi berikut sumber-sumbernya.

H. Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah suatu perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain, yang bertujuan untuk memberikan gambaran baik buruknya
posisi keuangan suatu perusahaan. Secara umum, rasio keuangan terdiri dari:

1. Rasio Likuiditas, Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk


memanfaatkan aktiva guna memperoleh pendapatan dalam waktu singkat.
Ada dua macam rasio likuiditas.

a. Rasio lancar (current ratio), Adalah kemampuan perusahaan untuk


memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimilikinya.

b. Rasio cepat (acid-test/quick ratio), Merupakan kemampuan perusahaan


untuk memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
yang lebih likuid, seperti kas, sekuritas (surat berharga), dan tagihan yang
belum dibayar oleh pelanggan.

2. Rasio Solvabilitas, Merupakan perbandingan antara dana yang disediakan


oleh pemilik dengan dana yang dipinjam dari kreditur. Ada dua macam rasio
solvabilitas.

a. Rasio utang (debt ratio)

b. Rasio kemampuan membayar bunga (time interest earned ratio)

Solvabilitas keuangan diukur dari sejauh mana bunga obligasi dapat ditutup
oleh laba. Pada umumnya bank lebih suka meminjamkan uang kepada

10
perusahaan yang labanya jauh melebihi pembayaran bunga. Rasio ini
membandingkan rasio laba sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest
and Tax/EBIT) terhadap pembayaran bunga.

3. Rasio Rentabilitas/Rasio Profitabilitas, Rentabilitas adalah kemampuan


perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio rentabilitas dapat dihitung dengan
du acara.

11

Anda mungkin juga menyukai