DISUSUN OLEH
KELOMPOK VII
ANIR ISNEN JIHAN S KABALMAY
BASRI TUKANG JUSNAINY WADJIR
BANUATY MALKA HASAN
DENNY C HOHAKAY SUTRISNO SAID
IRWAN MUSTAFA SOLEMAN SANIAPON
DAFTARA ISI
Halaman
JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I 1
PENDAHULUAN……………………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah 1
……………………………………………………………………..
C. Tujuan
…………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN 2
……………………………………………………………………... 2
A. Pengertian …………………………………………………………………………….. 2
B. Periode Nifas …………………………………………………………………………. 2
C. Perubahan Fisiologis pada masa nifas ……………………………………………….. 6
D. Involusi dan Subinvolusi masa nifas ………………………………………………..
BAB III PENUTUP 7
…………………………………………………………………………... 7
A. Kesimpulan 7
……………………………………………………………………………
B. Saran …………………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami telah
mampu menyelesaikan makalah berjudul “ Fisiologi Nifas”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah keperawatan maternitas .
Kami menyadari bahwa selama penulisan ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan balasan yang
berlipat ganda. Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan,
baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi kami dan bagi pembaca. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat mengembalikan alat
genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam minggu
atau satu bulan tujuh hari. Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira
selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu: Perubahan fisik,
Involusi uterus dan pengeluaran lochia. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat
genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian masa nifas ?
2. Apa saja periode masa nifas?
3. Bagaimana Involusi dan Subinvolusi pada masa nifas?
4. Bagaimana perubahan fisiologis pada masa nifas ?
C. Tujuan
Dari rumusan diatas penyusunan makalah ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengertian masa nifas
2. Untuk mengetahui periode nifas
3. Untuk mengetahui perubahan fisiologi pada masa nifas
4. Untuk mengetahui involusi dan subinvolusi pada masa nifas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti pra- hamil. Lama nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Mochtar, 1998 : 115).
Nifas ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
(Saifudin, 2000 : 35) Perperium adalah periode dari ekspulsi/ pengeluaran plasenta saat organ – organ
reproduksi kembali ke kondisi pregravid selama 6 minggu. Adapun karakteristik ditandai ciri – ciri
sebagai berikut :
1. organ – organ reproduksi kembali pada posisi sebelum kehamilan
2. perubahan – perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan berbalik
3. masa menyusui anak dimulai
4. HCG (Human chorionic gonadotropin, Human placenta lactogen, estrogen dan
progesterone menurun.
B. Periode Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.(Mochtar, 1998 : 115)
C. Perubahan Fisiologis pada masa nifas
Perubahan – perubahan yang terjadi yaitu :
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil ( involusi ) sehingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil.
b. Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Macam-macam Lochia :
1) Lochia Rubra ( Cruenta ) : Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban , sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari post partum.
2) Lochia Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 post
partum.
3) Lochia Serosa : Berwarna kuning, cairan tidak darah lagi, pada hari ke 7-14 post partum.
4) Lochia Alba : Cairan putih, setelah 2 minggu.
5) Lochia Purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6) Lochiastasis: Lochia tidak lancar keluarnya. (Mochtar, 1998 : 116) c.
c. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat
dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
2. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan
dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen
yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan
diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
3. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah
kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan haemoglobin kembali normal
pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa
nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu
mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus
dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulansi dini.
Cardiac output terus meningkat selama kala I dan kala II persalinan. Cardiac output
tetap tinggi dalam beberapa waktu sampai 48 jam post partum, ini umumnya mungkin diikuti
dengan peningkatan stroke volume akibat dari peningkatan venosus return, bradicardi terlihat
selama waktu ini. Cardiac output akan kembali ke keadaan semula seperti sebelum hamil dalam
2 – 3 minggu.
5. sistem Hematologi
a. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor
pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma
akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga
meningkatkan faktor pembekuan darah.
b. Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama
persalinan dan tetap tinggi dalam beberapa postpartum. Jumlah sel darah putih normal rata
– rata pada wanita hamil kira – kira 12000/mm3. Selama 10 – 12 hari setelah persalinan
umumnya bernilai antara 20000 – 25000/mm3. Sel darah putih, bersama dengan
peningkatan normal pada kadar sedimen eritrosit, mungkin sulit diinterpretasikan jika terjadi
infeksi akut pada waktu ini.
c. Factor pembekuan, yakni suatu aktivasi factor pembekuan darah terjadi setelah persalinan.
Aktivasi ini, bersamaan dengan tidak adanya pergerakan, trauma atau sepsis, yang
mendorong terjadinya tromboemboli. Keadaan produksi tertinggi dari pemecahan fibrin
mungkin akibat pengeluaran dari tempat plasenta
6. Sistem Endokrin
a. Hormon placenta
Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-
7 post partum dan sebagai omset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
b. Hormone pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusui, prolaktin
menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase konsentrasi
folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga di pengaruhi oleh faktor menyusui.
Sering kali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan
progesteron.
d. Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga aktifitas
prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mamae dalam
menghasilkan ASI.
e. Sistem Muskuloskeletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4- 8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu
untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.
Tulang – tulang sendi dan ikatan – ikatan sendi saat kehamilan secara gradual kembali ke
posisi normal selama 3 bulan. Otot – otot prut dan dasar panggul secara gradual juga
kembali seperti semula melalui pelatihan pasca melahirkan.
f. Sistem integument
1) Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan berkurangnya
hiperpigmentasi kulit
2) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan
menghilang pada saat estrogen menurun.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nifas ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
yang lamanya 6 minggu. Masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu. (Saifudin, 2000 : 35). Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu Puerperium dini, Puerperium,
Remote puerperium. Involusi dan Subinvolusi masa nifas Involusi uteri adalah mengecilnya kembali
rahim setelah persalinan kembali ke bentuk asal. Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis
pada sistem reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif
Perubahan Fisiologis yang terjadi pada masa nifas yaitu : dari sistem Reproduksi, Sistem Perkemihan,
Sistem Kardiovaskuler, Sistem Gastrointestinal / Pencernaan, sistem Hematologi, Sistem Endokrin
dan Sistem integument.
B. Saran
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan
pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu postpartum
agar keadaan ibu dan janin tetap baik
DAFTAR PUSTAKA
Walyani, E dan Purwoastuti, E. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui Yogyakarta :
Pustakabarupress
https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.co.id/2016/09/makalah-fisiologi-nifas.html
http://qonitafatma18.blogspot.co.id/2015/04/fisiologi-nifas-mata-kuliah- biologi.html