Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK MAKALAH

RESPON PSIKOLOGI SAAT BENCANA DAN MEKANISME REAKSI


PSIKOLOGI BENCANA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK VII
ANIR ISNEN JIHAN S KABALMAY
BASRI TUKANG JUSNAINY WADJIR
BANUATY MALKA HASAN
DENNY C HOHAKAY SUTRISNO SAID
IRWAN MUSTAFA SOLEMAN SANIAPON

KESEHATAN KEMENKES TERNATE


PRODI D-III KEPERAWATAN
RPL 2019/2020
Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia berdasar data
yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional
Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR). Tingginya posisi Indonesia ini dihitung dari jumlah
manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi. Indonesia
menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, gunung berapi.
Dan menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa serta enam untuk banjir.

DAFTARA ISI

Halaman

JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I 1
PENDAHULUAN……………………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah 1
……………………………………………………………………..
C. Tujuan
…………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN 2
……………………………………………………………………... 2
A. Pengertian …………………………………………………………………………….. 2
B. Periode Nifas …………………………………………………………………………. 2
C. Perubahan Fisiologis pada masa nifas ……………………………………………….. 6
D. Involusi dan Subinvolusi masa nifas ………………………………………………..
BAB III PENUTUP 7
…………………………………………………………………………... 7
A. Kesimpulan 7
……………………………………………………………………………
B. Saran …………………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami telah
mampu menyelesaikan makalah berjudul “ Fisiologi Nifas”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah keperawatan maternitas .
Kami menyadari bahwa selama penulisan ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan balasan yang
berlipat ganda. Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan,
baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi kami dan bagi pembaca. Amin.

Ternate, 25 November 2019


Tim Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat mengembalikan alat
genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam minggu
atau satu bulan tujuh hari. Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira
selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu: Perubahan fisik,
Involusi uterus dan pengeluaran lochia. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat
genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian masa nifas ?
2. Apa saja periode masa nifas?
3. Bagaimana Involusi dan Subinvolusi pada masa nifas?
4. Bagaimana perubahan fisiologis pada masa nifas ?
C. Tujuan
Dari rumusan diatas penyusunan makalah ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengertian masa nifas
2. Untuk mengetahui periode nifas
3. Untuk mengetahui perubahan fisiologi pada masa nifas
4. Untuk mengetahui involusi dan subinvolusi pada masa nifas

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti pra- hamil. Lama nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Mochtar, 1998 : 115).
Nifas ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
(Saifudin, 2000 : 35) Perperium adalah periode dari ekspulsi/ pengeluaran plasenta saat organ – organ
reproduksi kembali ke kondisi pregravid selama 6 minggu. Adapun karakteristik ditandai ciri – ciri
sebagai berikut :
1. organ – organ reproduksi kembali pada posisi sebelum kehamilan
2. perubahan – perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan berbalik
3. masa menyusui anak dimulai
4. HCG (Human chorionic gonadotropin, Human placenta lactogen, estrogen dan
progesterone menurun.
B. Periode Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.(Mochtar, 1998 : 115)
C. Perubahan Fisiologis pada masa nifas
Perubahan – perubahan yang terjadi yaitu :
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil ( involusi ) sehingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil.

Involusi TFU Berat Uterus Diameter Bekas Keadaan Cerix


Melekat Plasenta
Setelah plasenta Sepusat 1000gr 12,5 cm Lembik
lahir
1 minggu Pertengahan pusat 500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari
symphisis
2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm Dapat dimasuki 1
jari
6 minggu Sebesar hamil 2 50gr 2,5 cm
minggu

b. Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Macam-macam Lochia :
1) Lochia Rubra ( Cruenta ) : Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban , sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari post partum.
2) Lochia Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 post
partum.
3) Lochia Serosa : Berwarna kuning, cairan tidak darah lagi, pada hari ke 7-14 post partum.
4) Lochia Alba : Cairan putih, setelah 2 minggu.
5) Lochia Purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6) Lochiastasis: Lochia tidak lancar keluarnya. (Mochtar, 1998 : 116) c.

c. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat
dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.

d. Vulva dan Vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali
sementara labia menjadi lebih menonjol.
e. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh
tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, Perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap kendur dari pada keadaan
sebelum melahirkan.
f. Payudara
Setelah kelahiran plasenta, konsentrasi estrogen dan progesterone menurun, prolactin
dilepaskan dan sintesis ASI dimulai. ASI yang alkan pertama muncul pada awal nifas adalah
ASI kolostrum yang sudah terbentuk dalam tubuh ibu pada usia kehamilan + 12 minggu.
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
1) Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone prolaktin
setelah persalinan.
2) Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-
3 setelah persalinan.
3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.

2. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan
dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen
yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan
diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
3. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah
kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan haemoglobin kembali normal
pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa
nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu
mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus
dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulansi dini.
Cardiac output terus meningkat selama kala I dan kala II persalinan. Cardiac output
tetap tinggi dalam beberapa waktu sampai 48 jam post partum, ini umumnya mungkin diikuti
dengan peningkatan stroke volume akibat dari peningkatan venosus return, bradicardi terlihat
selama waktu ini. Cardiac output akan kembali ke keadaan semula seperti sebelum hamil dalam
2 – 3 minggu.

4. Sistem Gastrointestinal / Pencernaan


Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, dikarenakan kurangnya makanan
berserat selama proses persalinana dan adanya rasa takut dari ibu karena perineum sakit, terutama
jika terdapat luka perineum. Namaun kebanyakan kasus sembuh secara spontan, dengan adanya
ambulasi dini dan dengan mengonsumsi makanan yang berserat. Jika tidak, dapat diberikan
supositoria biskodil per rektal untuk melunakan tinja. Defakasi harus terjadi dalam 3 hari post
partum.
Kerapkali dibutuhkan 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar
progesterone menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika
sebelum melahirkan diberikan enema.

5. sistem Hematologi
a. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor
pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma
akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga
meningkatkan faktor pembekuan darah.
b. Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama
persalinan dan tetap tinggi dalam beberapa postpartum. Jumlah sel darah putih normal rata
– rata pada wanita hamil kira – kira 12000/mm3. Selama 10 – 12 hari setelah persalinan
umumnya bernilai antara 20000 – 25000/mm3. Sel darah putih, bersama dengan
peningkatan normal pada kadar sedimen eritrosit, mungkin sulit diinterpretasikan jika terjadi
infeksi akut pada waktu ini.
c. Factor pembekuan, yakni suatu aktivasi factor pembekuan darah terjadi setelah persalinan.
Aktivasi ini, bersamaan dengan tidak adanya pergerakan, trauma atau sepsis, yang
mendorong terjadinya tromboemboli. Keadaan produksi tertinggi dari pemecahan fibrin
mungkin akibat pengeluaran dari tempat plasenta

6. Sistem Endokrin
a. Hormon placenta
Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-
7 post partum dan sebagai omset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.

b. Hormone pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusui, prolaktin
menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase konsentrasi
folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga di pengaruhi oleh faktor menyusui.
Sering kali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan
progesteron.
d. Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga aktifitas
prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mamae dalam
menghasilkan ASI.
e. Sistem Muskuloskeletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4- 8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu
untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.
Tulang – tulang sendi dan ikatan – ikatan sendi saat kehamilan secara gradual kembali ke
posisi normal selama 3 bulan. Otot – otot prut dan dasar panggul secara gradual juga
kembali seperti semula melalui pelatihan pasca melahirkan.
f. Sistem integument
1) Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan berkurangnya
hiperpigmentasi kulit
2) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan
menghilang pada saat estrogen menurun.

D. Involusi dan Subinvolusi masa nifas


a. Involusi
Involusi uteri merupakan pengecilan yang normal dari suatu organ setelah organ tersebut
memenuhi fungsinya, misalnya pengecilan uterus setelah melahirkan. Involusi uteri adalah
mengecilnya kembali rahim setelah persalinan kembali ke bentuk asal.
1) Ischemia pada myometrium disebut juga local ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus.
Kekurangan darah ini bukan hanya karena kontraksi dan retraksi yang cukup lama seperti
tersebut di atas tetapi disebabkan oleh pengurangan aliran darah yang pergi ke uterus di
dalam masa hamil, karena uterus harus membesar menyesuaikan diri dengan pertumbuhan
janin.
2) Autolysis adalah penghancuran jaringan otot uterus yang tumbuh karena adanya hyperplasi,
dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang 10 kali dan menjadi 5 kali lebih
tebal dari sewaktu masa hamil, akan susut kembali mencapai keadaan semula.
3) Aktifitas otot-otot adalah adanya retraksi dan kontraksi dari otot-otot setelah anak lahir, yang
diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya kontraksi dan retraksi
yang terus menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran darah di dalam uterus yang
mengakibatkan jaringan-jaringan otot tersebut menjadi lebih kecil.
b. Subinvolusi Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis pada sistem reproduksi pada masa
nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif. Subinvolusi dapat terjadi pada:
1) Subinvolusi uterus
2) Pucat, pusing, dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
3) Subinvolusi tempat plasenta
4) Subinvolusi ligament
5) Subinvolusi serviks
6) Subinvolusi lochea
7) Subinvolusi vulva dan vagina
8) Subinvolusi perineum
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nifas ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
yang lamanya 6 minggu. Masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu. (Saifudin, 2000 : 35). Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu Puerperium dini, Puerperium,
Remote puerperium. Involusi dan Subinvolusi masa nifas Involusi uteri adalah mengecilnya kembali
rahim setelah persalinan kembali ke bentuk asal. Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis
pada sistem reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif
Perubahan Fisiologis yang terjadi pada masa nifas yaitu : dari sistem Reproduksi, Sistem Perkemihan,
Sistem Kardiovaskuler, Sistem Gastrointestinal / Pencernaan, sistem Hematologi, Sistem Endokrin
dan Sistem integument.

B. Saran
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan
pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu postpartum
agar keadaan ibu dan janin tetap baik
DAFTAR PUSTAKA

Masiroh, S. (2013). Keperawatan Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta : Imperium

Walyani, E dan Purwoastuti, E. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui Yogyakarta :
Pustakabarupress

https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.co.id/2016/09/makalah-fisiologi-nifas.html
http://qonitafatma18.blogspot.co.id/2015/04/fisiologi-nifas-mata-kuliah- biologi.html

Anda mungkin juga menyukai