1LaporanAkhir PDP TRI NGUDI WIYATNO S.T, M.T PDF
1LaporanAkhir PDP TRI NGUDI WIYATNO S.T, M.T PDF
1. IDENTITAS PENELITIAN
A. JUDUL PENELITIAN
Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)
Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 2 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula
2. IDENTITAS PENGUSUL
Perguruan
Program Studi/
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Bagian
Institusi
MUHAMAD
FATCHAN Sekolah
S.Kom, M.Kom Tinggi Teknik
6086543 0
Teknologi Informatika
Anggota Pengusul Pelita Bangsa
1
Luaran Tambahan
Prosiding dalam
1 pertemuan ilmiah terdaftar
Nasional
5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan
maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 13,600,000
Tahun 1 Total Rp. 13,600,000
Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan
HR Sekretariat/Administrasi
Analisis Data OB 1 500,000 500,000
Peneliti
P
Analisis Data HR Pengolah Data 1 1,000,000 1,000,000
(penelitian)
HR Sekretariat/Administrasi
Pengumpulan Data OB 1 750,000 750,000
Peneliti
6. HASIL PENELITIAN
A. RINGKASAN: Tuliskan secara ringkas latar belakang penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran
yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian.
Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman
namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di
setiap poin.
C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai
sesuai tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan
atau tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan
penelitian sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan
sejenisnya, serta analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.
Pengisian poin C sampai dengan poin H mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun
disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.
C. HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan secara ringkas hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai sesuai
tahun pelaksanaan penelitian. Penyajian dapat berupa data, hasil analisis, dan capaian luaran (wajib dan atau
tambahan). Seluruh hasil atau capaian yang dilaporkan harus berkaitan dengan tahapan pelaksanaan penelitian
sebagaimana direncanakan pada proposal. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel, grafik, dan sejenisnya, serta
analisis didukung dengan sumber pustaka primer yang relevan dan terkini.
1. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan industri yang semakin pesat menjadikan kebutuhan gas yang digunakan
untuk proses produksi juga semakin meningkat secara signifikan. Berdasarkan catatan PGN,
penyaluran gas alam selama periode Januari sampai Mei 2019 dibandingkan dengan tahun
lalu, volume pemakaiannya melonjak 43,5% selama periode yang sama. (finance
detik.com).
Selama 30 tahun terakhir, perkembangan industri keramik nasional menjadi salah satu
industri unggulan dalam negeri dan prospek industri keramik nasional memiliki peluang
cukup besar untuk jangka waktu yang cukup panjang.
Pada proses produksi keramik, penggunaan gas merupakan komponen yang paling
besar diantara komponen yang lainnya, karena dalam proses pembakaran keramik suhunya
mencapai 1.100 C. Industri keramik memanfaatkan gas sebagai bahan bakar untuk
pembakaran campuran bahan baku pada proses produksi untuk menghasilkan produk-
produk keramik yang berkualitas. Sifat gas yang tidak dapat diperbaharui dalam
pemakaiannya akan berdampak pada krisis kebutuhan gas karena semakin lama akan habis,
untuk mengantisipasi hal tersebut maka diperlukan suatu strategi dalam pemakaian gas yang
salah satunya adalah melakukan peningkatan efisiensi pemakaian gas.
Dalam upaya membantu pemerintah terhadap penggunaan gas maka perlu dilakukan
analisis efisiensi pemakaian gas pada proses produksi, dalam hal ini objek sampelnya pada
proses pembuatan keramik genteng berglazur yang menggunakan gas sebagai bahan bakar
kiln. Efisiensi pemakaian gas pada kiln dihitung dengan perbandingan antara kebutuhan
panas yang digunakan dalam proses pembakaran dengan panas yang dihasilkan dari bahan
bakar gas.
Luaran yang dihasilkan berupa aplikasi/sistem informasi yang berisi informasi
mengenai efisiensi pemakaian gas pada proses pembakaran, sistem informasi ini diharapkan
dapat digunakan sebagai informasi awal untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang
berhubungan dengan operasional kiln yang berhubungan dengan pemakaian gas guna
meningkatkan efisiensi pemakaian gas.
2. URAIAN SINGKAT PENELITIAN
Invensi ini adalah merancang aplikasi sistem informasi perhitungan efisiensi
pemakaian gas dengan menggunakan Microsoft excel, yang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan pemakaian gas yang tidak terkontrol yaitu tidak adanya sistem informasi
mengenai efisiensi pemakaian gas pada proses pembakarani keramik.
Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang bergerak di industri pembuatan keramik
gentebg berglazur yang menggunakan Kiln sebagai alat untuk pembakaran keramik.
Aplikasi ini di rancang agar personil di bagian produksi dapat dengan mudah mengetahui
tingkat efisiensi gas yang digunakan dalam proses pembakaran keramik.
Pada aplikasi sistem informasi ini, data yang diperlukan untuk diinput kedalam aplikasi
ini adalah :
1. Jumlah pemakaian gas per hari
2. Jumlah hasil produksi keramik per hari
dengan menginput data tersebut maka akan dapat diketahui secara uptodate efisiensi
pemakaian gas.
Output yang dihasilkan dari aplikasi ini adalah :
1. Pemakaian energi panas di Dryer
2. Pemakaian energi panas di Subdryer
3. Pemakaian energi panas di Preheating zone
4. Pemakaian energi panas di Firing zone
5. Panas Reaksi perubahan fase keramik
6. Panas yang terbuang
7. % Efiisiensi pemakaian Gas
Kiln ini terdiri dari 3 zone dengan suhu yang berbeda pada masing-masing zone, yaitu
: Zone preheating, Zone Firing, Zone cooling, seperti pada gambar 2
Setelah green Tile disusun pada kereta kiln, selanjutnya kereta tersebut akan masuk
ke dalam kiln, sehingga akan terjadi proses pembakaran green tile menjadi genteng
keramik.
3. RUMUS PERHITUNGAN :
1. EFISIENSI GAS
Rumus Efisiensi Gas adalah sebagai berikut :
𝑸𝟐
Effisiensi Kiln (η) . = …..….( 1 )
𝑸𝟏
Sumber: Smith, & Abbott. (2001). Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics (6th ed.). USA: Mc-Graw- Hill.
Keterangan :
Q2 = Pemakaian Gas Teoritis
Q1 = Pemakaian Gas Aktual
2. PANAS SENSIBEL
Rumus Panas Sensibel adalah sebagai berikut :
Q = ∑ 𝒎 ∫ 𝑪𝒑 𝒅𝒕 ……………….……..(2)
3. PANAS PENGUAPAN
Rumus panas penguapan kadar air adalah sebagai berikut :
Q = M x H1 ………………….……….(3)
Sumber: Smith, & Abbott. (2001). Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics (6th ed.). USA: Mc-Graw- Hill.
Keterangan :
Q = Panas Penguapan
M = berat kadar air
H1 = Konstanta Panas Penguapan air
Q = M x H2 ……………………………. ( 4 )
Dengan menggunakan rumus nomer (1), (2), (3), (4) dan data diatas, maka dihitung
pemakaian energi panas teoritis (Q1) sebagai berikut :
1. Dryer
Memanaskan green tile = 1.502.399 kkal
Memanaskan Kereta dryer = 542.690 kkal
Menguapkan kadar air green tile = 8.590.186 kkal
Total = 9.132.876 kkal
2. Sub Dryer
Memanaskan green tile = 1.148.893 kkal
Memanaskan Kereta kiln = 2.298.239 kkal
Total = 3.447.133 kkal
3. Kiln
Preheating Zone I ( 80C – 250C)
Memanaskan green tile = 3.004.798 kkal
Memanaskan kereta kiln = 6.010.780 kkal
Total = 9.015.577 kkal
71.386.937 kkal
Efisiensi Pemakaian Gas (Ref. Rumus no:1) = = 88,35 %
80.799.068 kkal
Dari hasil perhitungan selama bulan April 2019, rata-rata % Efisiensi pemakaian gas
sebesar 83,69%, hasil pengolahan data bulan April 2019 dapat dilihat pada grafik
efisiensi gas seperti pada gambar 9.
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
PENUTUP
Dari hasil “Uji Perancangan” dengan cara membandingkan antara perhitungan manual
dengan perhitungan program aplikasi yang sudah dibuat menunjukan nilai yang sama,
sehingga dapat disimpulkan bahwa program aplikasi dapat digunakan pada industri
keramik
D. STATUS LUARAN: Tuliskan jenis, identitas dan status ketercapaian setiap luaran wajib dan luaran tambahan (jika
ada) yang dijanjikan pada tahun pelaksanaan penelitian. Jenis luaran dapat berupa publikasi, perolehan kekayaan
intelektual, hasil pengujian atau luaran lainnya yang telah dijanjikan pada proposal. Uraian status luaran harus didukung
dengan bukti kemajuan ketercapaian luaran sesuai dengan luaran yang dijanjikan. Lengkapi isian jenis luaran yang
dijanjikan serta mengunggah bukti dokumen ketercapaian luaran wajib dan luaran tambahan melalui Simlitabmas
mengikuti format sebagaimana terlihat pada bagian isian luaran
Pada Laporan kemajuan ini , hasil dan luaran yang sudah dicapai adalah :
1. Luaran Wajib , status submit sudah terbit online.
Jurnal Nasional yang sudah diterbitkan secara online ke Jurnal Pelita Teknologi: Jurnal
Ilmiah Informatika, Arsitektur dan Lingkungan 14 (2) 2019 111-118. yang dapat
diakses secara online melalui https:// jurnal.pelitabangsa.ac.id/
2. Luaran Tambahan , status sudah terbit dan sudah diseminarkan
Jurnal Prosiding telah diseminarkan pada kegiatan SEMNASTEK 2019 yang
diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana. Jakarta pada
Bulan Juli 2019. dan sudah diterbitkan serta dapat diakses secara online melalui
https://jurnal.teknikunkris.ac.id/
3. Luaran Tambahan, status sudah diterima
Hak Kekayaan Intelektuak / HKI hasil penelitian, sudah diajukan ke
KEMENKUMHAM pada tanggal 12 November 2019 dan dinyatakan diterima dengan
nomor sertifikat 000164456,
E. PERAN MITRA: Tuliskan realisasi kerjasama dan kontribusi Mitra baik in-kind maupun in-cash (jika ada). Bukti
pendukung realisasi kerjasama dan realisasi kontribusi mitra dilaporkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Bukti
dokumen realisasi kerjasama dengan Mitra diunggah melalui Simlitabmas mengikuti format sebagaimana terlihat pada
bagian isian mitra
Tidak ada
F. KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN: Tuliskan kesulitan atau hambatan yang dihadapi selama melakukan
penelitian dan mencapai luaran yang dijanjikan, termasuk penjelasan jika pelaksanaan penelitian dan luaran penelitian
tidak sesuai dengan yang direncanakan atau dijanjikan.
Tidak ada
G. RENCANA TINDAK LANJUT PENELITIAN: Tuliskan dan uraikan rencana tindaklanjut penelitian selanjutnya dengan
melihat hasil penelitian yang telah diperoleh. Jika ada target yang belum diselesaikan pada akhir tahun pelaksanaan
penelitian, pada bagian ini dapat dituliskan rencana penyelesaian target yang belum tercapai tersebut.
Tidak ada
H. DAFTAR PUSTAKA: Penyusunan Daftar Pustaka berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan. Hanya
pustaka yang disitasi pada laporan akhir yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
1. Fundamentals of Heat and Mass Transfer. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17
Juli 2019 315 Kern, D.Q. 1950.
2. Ha, D., & Choi, S. (2016). Efficient Energy Management for Pyro-processing of Solids-
(1) Heat & Mass Balance and Evaluation. Journal of the Korean Society of Combustion,
21(1), 18-30.
3. Hasan, B., & Gomgom, S. (2015). ANALISIS ENERGI PADA SISTEM ROTARY
KILN DI PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO).
4. Heat Transfer 2nd Edition. USA: Mc Graw-Hill Hewitt, G. F., Shires, G. L., and Bott,
T. R. (1994)
5. Process Heat Transfer, New York : Mc Graw Hill McCabe, Warren L & Skith,J.C,
1999.
6. “Operasi Teknik Kimia”. Alih Bahasa Jasiji, E.Ir. Edisi ke-4. Penerbit Erlangga:
Jakarta. Mc Adams, W.H. (1954).
7. Smith, & Abbott. (2001). Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics (6th
ed.). USA: Mc-Graw- Hill
8. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta. Purwadi, PK. Metode Alternating Direction
Implicit Pada Penyelesaian Persoalan Perpindahan Kalor Konduksi Dua Dimensi
Keadaan Tak Tunak. SIGMA, Vol. 3, No.1, Januari 2000.
9. Wahyu, D., & Sumiati, R. (2012). Analisis Energi Pada Sistem Rotary Kiln Unit
Indarung Iv, Pt. Semen Padang. Jurnal Teknik Mesin, 6(2), 79-91.
10. Yusfaldin, Y. (2017). Analisis Konsumsi Energi Rotary Kiln# 1 pada Proses
Pengolahan Nikel Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan. Jurnal Geomine, 5(1).
Dokumen pendukung luaran Wajib #1
Target: accepted/published
Dicapai: Published
C. Keseimbangan Massa
Hukum kekekalan massa atau
dikenal juga sebagai hukum
Lomonosoy-Lavoisier adalah suatu
hukum yang menyatakan massa
dari suatu sistem tertutup akan
konstan meskipun terjadi berbagai Gambar 4. Hukum Lomonosov
macam proses didalam sistem Lavoisier
tersebut. Pernyataan yang umum
digunakan untuk menyatakan
hukum kekekalan massa adalah
massa dapat berubah bentuk tetapi D. Perhitungan Neraca Panas
tidak dapat diciptakan atau Perhitungan neraca panas
dimusnahkan. Pada volume kontrol dilakukan berdasarkan Hukum
sistem dimana massa bisa melewati PertamaTermodinamika atau biasa
batas sistem juga berlaku prinsip disebut hukum kekekalan energi.
yaitu jumlah massa masuk sama Hukum Pertama Termodinamika
dengan jumlah massa keluar. menyatakan bahwa “Jumlah kalor
Seperti pada Gambar.4 pada suatu sistem adalah sama
dengan perubahan energi di dalam
sistem tersebut ditambah dengan
usaha yang dilakukan oleh sistem”.
Dengan mengabaikan kerja (W) serta
energi kinetik dan energi potensial
material yang masuk dan keluar
sistem, maka persamaan Hukum
Pertama Termodinamika, menjadi :
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil perhitungan dapat
diketahui selama bulan April , rata-rata Arsana, M., Fathurrahman Malik, W. P.,
% Efisiensi pemakaian gas sebesar Alway, A., & Ma’sum, Z. (2013).
77,68 % Analisis Perpindahan Panas
dengan Konveksi Bebas Dan
% Efisiensi Gas - April 2019
Radiasi pada Penukar Panas Jenis
Pipa dan Kawat. Jurnal Teknik
100% Kimia, 7(1).
80%
Fundamentals of Heat and Mass
60% Transfer. New Jersey : John Wiley
40% & Sons, Inc. Seminar Nasional
Teknologi Fakultas Teknik
20%
Universitas Krisnadwipayana,
0% Jakarta 17 Juli 2019 315 Kern,
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 D.Q. 1950.
Ha, D., & Choi, S. (2016). Efficient
Gambar 1. Grafik % Efisiensi Gas Kiln
Energy Management for Pyro-
processing of Solids-(1) Heat &
Mass Balance and Evaluation.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Journal of the Korean Society of
Berdasarkan dari hasil penelitian yang Combustion, 21(1), 18-30.
dilakukan selama bulan April 2019 di Hasan, B., & Gomgom, S. (2015).
PT. XYZ, maka dapat disimpulkan Analisis Energi Pada Sistem
sebagai berikut : Rotary Kiln Di Pt. Semen Baturaja
1. Panas yang dihasilkan dari (Persero).
pembakaran gas untuk Heat Transfer 2nd Edition. USA: Mc
pembakaran keramik sebesar Graw-Hill Hewitt, G. F., Shires,
2.375.138.905 Kkal G. L., and Bott, T. R. (1994)
2. Panas yang dibutuhkan untuk Process Heat Transfer. New York : Mc
proses pembakaran keramik Graw Hill McCabe, Warren L &
sebesar 1.844.971.182 Kkal Smith, J.C. 1999.
3. Effisensi pemakaian gas pada “Operasi Teknik Kimia”. Alih Bahasa
proses pembakaran keramik Jasiji, E.Ir. Edisi ke-4. Penerbit
sebesar 77,68 %. Erlangga: Jakarta. Mc Adams,
Dengan tingat effisiensi sebesar W.H. (1954).
77,68 %, maka terindikasi bahwa terjadi
pemborosan pemakaian gas sehingga
Target: granted
Dicapai: Bersertifikat
1
DESKRIPSI INVENSI
1. BIDANG TEKNIK INVENSI
Invensi ini mengenai “Sistem Informasi Efisiensi Pemakaian Gas”, lebih khusus lagi,
invensi ini berhubungan dengan “Sistem Informasi Penyajian Data Efisiensi Pemakaian
Gas pada Industri Keramik” secara uptodate.
2
dengan operasional kiln yang berhubungan dengan pemakaian gas guna meningkatkan efisiensi
pemakaian gas.
3
4. URAIAN LENGKAP INVENSI
Proses utama dalam industri keramik adalah proses pembakaran dengan menggunakan
bahan bakar gas, Dalam proses pembakaran tersebut, terjadi reaksi perubahan fase dari bahan
baku tanah liat (Clay) menjadi keramik. Untuk melihat besarnya tingkat konsumsi energi dalam
menghasilkan setiap unit produk maka digunakan perhitungan intensitas energi.
Penelitian ini dilakukan di perusahaan produsen genteng keramik berglazur, yang dalam
proses pembakarannya menggunakan Tunnel Kiln dengan bahan bakar gas.
4.1. LANDASAN TEORI
1. STRUKTUR TUNEL KILN
Keramik dibakar pada Tunnel Kiln, dengan cara disusun pada kereta kiln jenis
single layer seperti pada gambar 1.,
Kiln ini terdiri dari 3 zone dengan suhu yang berbeda pada masing-masing zone, yaitu :
Zone preheating, Zone Firing, Zone cooling, seperti pada gambar 2.
4
2. ALIRAN ENERGI PADA TUNNEL KILN
Pada saat tunnel kiln beroperasi, energi panas yang dihasilkan dari burner berasal dari
pembakaran gas alam (CH4) dengan udara, hasil pembakaran tersebut menghasilkan energi
yang digunakan untuk reaksi pembakaran keramik, panas konveksi, panas radiasi, disupply
ke dryer menggunakan blower dan sebagian dari panas tersebut akan dihisap oleh chimney
fan untuk dikeluarkan melalui cerobong sebagai sisa panas yang berlebih. Sebagian panas
yang dihasilkan disitribusikan ke Dryer, Subdryer dan Preheating I yang digunakan untuk
pengeringan dan pemanasan awal keramik mentah (green tile), aliran panas pada kiln
seperti terlihat pada gambar 3.
BURNER
Setelah green Tile disusun pada kereta kiln, selanjutnya kereta tersebut akan masuk ke
dalam kiln, sehingga akan terjadi proses pembakaran green tile menjadi genteng keramik.
5
3. RUMUS PERHITUNGAN :
1. EFISIENSI GAS
Rumus Efisiensi Gas adalah sebagai berikut :
𝑸𝟐
Effisiensi Kiln (η) . = …..….( 1 )
𝑸𝟏
6
2. PANAS SENSIBEL
Rumus Panas Sensibel adalah sebagai berikut :
Q = ∑ 𝒎 ∫ 𝑪𝒑 𝒅𝒕 ……………….……..(2)
3. PANAS PENGUAPAN
Rumus panas penguapan kadar air adalah sebagai berikut :
Q = M x H1 ………………….……….(3)
Q = M x H2 ……………………………. ( 4 )
7
Keterangan :
Q = Panas Perubahan Fase
M = Berat Keramik
H2 = Konstanta perubahan fase keramik
8
2. Sheet kedua dan seterusnya
Nama sheet tersebut adalah “program01”. pada sheet “program01” berisi aplikasi
perhitungan efisiensi pemakaian gas untuk produksi bulan Januari 2019, dengan cara
melakukan input data pada “blok kuning” seperti pada gambar 5, data yang diinput adalah:
a. Pemakaian Gas aktual perhari
b. Hasil produksi per hari
9
Dari input data tersebut dalam sheet yang sama akan dapat diketahui :
1. Nilai % efisiensi pemakaian gas, seperti pada gambar 6
10
2. Jumlah panas yang terbuang , seperti pada gambar 7.
11
3. Grafik % efisiensi gas selama satu bulan berjalan, seperti pada gambar 8
12
4.3. HASIL UJI PERANCANGAN
Data diambil selama periode bulan April 2019, sebagai sample perhitungan menggunakan data
tanggal 1 April 2019, sebagai berikut :
- Pemakaian Gas CH4 (Q2) = 8.846,90 Nm3 = 80.799.068 kkal
= 6.343,3 kg = 396.453,3 mol
- Hasil Produksi = 28.056 pcs = 88.376 kg
- Kereta Dryer yang dipakai = 58 unit = 58.042 kg
- Kereta Kiln yang dipakai = 62 unit = 117.858 kg
- Temperatur Dryer = 35 - 120 C
- Temperatur Sub Dryer = 35 – 100 C
- Temperatur Preheating I = 80 – 250 C
- Temperatur Preheating II = 250 – 600 C
- Temperatur Fiing Zone = 600 – 1.100 C
Dengan menggunakan rumus nomer (1), (2), (3), (4) dan data diatas, maka dihitung pemakaian
energi panas teoritis (Q1) sebagai berikut :
1. Dryer
Memanaskan green tile = 1.502.399 kkal
Memanaskan Kereta dryer = 542.690 kkal
Menguapkan kadar air green tile = 8.590.186 kkal
Total = 9.132.876 kkal
2. Sub Dryer
Memanaskan green tile = 1.148.893 kkal
Memanaskan Kereta kiln = 2.298.239 kkal
Total = 3.447.133 kkal
3. Kiln
Preheating Zone I ( 80C – 250C)
Memanaskan green tile = 3.004.798 kkal
Memanaskan kereta kiln = 6.010.780 kkal
Total = 9.015.577 kkal
13
Preheating Zone II (250C – 600C)
Memanaskan Gas (CH4) = 1.176.642 kkal
Memanaskan green tile = 6.186.348 kkal
Memanaskan kereta kiln = 12.375.135 kkal
Total = 19.738.125 kkal
Firing Zone II ( 600C – 1100C)
Memanaskan Gas (CH4) = 1.680.9182 kkal
Memanaskan green tile = 8.837.640 kkal
Memanaskan kereta kiln = 17.678.764 kkal
Total = 28.197.322 kkal
Panas Reaksi keramik / perubahan fase = 1.855.904 kkal
71.386.937 kkal
Efisiensi Pemakaian Gas (Ref. Rumus no:1) = = 88,35 %
80.799.068 kkal
Dengan menggunakan metode perhitungan diatas maka effisiensi pemakaian gas selama bulan
April 2019 seperti pada tabel 1
14
8 73.372.667 77.157.362 95,09
9 69.066.151 81.142.604 85,12
10 66.529.083 81.284.438 81,85
11 72.173.784 83.091.272 86,86
12 73.536.143 81.700.074 90,01
13 68.150.013 84.387.999 80,76
14 58.055.125 64.990.771 89,33
15 71.458.794 82.830.870 86,27
16 63.103.887 73.837.259 85,46
17 66.766.690 83.738.352 79,73
18 54.024.038 76.531.771 70,59
19 62.604.189 79.664.336 78,58
20 67.478.860 77.804.057 86,73
21 55.444.153 80.122.397 78,10
22 69.271.289 82.297.011 84,17
23 67.617.092 81.712.654 82,75
24 62.737.387 77.154.286 81,31
25 60.919.098 82.171.493 74,14
26 62.545.916 78.016.661 80,17
27 62.815.874 79.675.318 78,84
28 56.769.466 68.550.713 82,81
29 69.088.119 78.746.104 87,74
30 69.742.479 80.913.342 86,19
Ttl 1.934.184.585 2.311.207.905 83,69
Dari hasil perhitungan selama bulan April 2019, rata-rata % Efisiensi pemakaian gas sebesar
83,69%, hasil pengolahan data bulan April 2019 dapat dilihat pada grafik efisiensi gas seperti pada
gambar 9.
15
Efisiensi gas - April 2019
100%
90%
80%
70%
60%
50%
%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
PENUTUP
Dari hasil “Uji Perancangan” dengan cara membandingkan antara perhitungan manual dengan
perhitungan program aplikasi yang sudah dibuat menunjukan nilai yang sama, sehingga dapat
disimpulkan bahwa program aplikasi dapat digunakan pada industri keramik.
16
ABSTRAKSI
SISTEM INFORMASI EFISIENSI PEMAKAIAN GAS PADA INDUSTRI KERAMIK
Abstrak – Petumbuhan Industri yang semakin pesat menjadikan pemakaian gas untuk kebutuhan
proses produksi juga meningkat secara signifikan, sehingga apabila hal ini tidak diantsipasi maka
akan terjadi krisis gas industi, untuk mengantisipasi terjadinya krisis kebutuhan gas industri maka
salah satunya diperlukan adanya strategi peningkatan efisiensi dalam pemakaian gas. Selama 30
tahun terakhir, perkembangan industri keramik nasional menjadi salah satu industri unggulan
dalam negeri dan prospek industri keramik nasional memiliki peluang cukup besar untuk jangka
waktu yang cukup panjang. Saat ini, harga gas yang disalurkan ke industri keramik dinilai masih
mahal. Harga gas yang tinggi dan tidak merata menyebabkan biaya operasional menjadi tinggi.
Pada proses produksi keramik, penggunaan gas yang digunakan untuk pembakaran di dalam Kiln
merupakan komponen biaya yang paling besar diantara komponen biaya yang lainnya, sehingga
sangat diperlukan sistem informasi yang dapat mengetahui tingkat efisiensi penggunaan gas. Pada
penelitian ini telah dihasilkan program aplikasi sitem informasi perhitungan efisiensi pemakaian
gas pada industri keramik dengan menggunakan Microsoft Excel. Dari hasil uji coba program
aplikasi dengan menggunakan data bulan April 2019 diketahui efisiensi pemakaian gas sebesar
83,69 %, gas yang terbuang sebesar 2.311.207.905 Nm3 , diharapkan sistem informasi ini
bermanfaat bagi industri yang menggunakan gas sebagai bahan bakarnya .
17
DAFTAR PUSTAKA
Fundamentals of Heat and Mass Transfer. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc. Seminar Nasional
Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019 315 Kern,
D.Q. 1950.
Ha, D., & Choi, S. (2016). Efficient Energy Management for Pyro-processing of Solids-(1) Heat
& Mass Balance and Evaluation. Journal of the Korean Society of Combustion, 21(1), 18-
30.
Hasan, B., & Gomgom, S. (2015). ANALISIS ENERGI PADA SISTEM ROTARY KILN DI PT.
SEMEN BATURAJA (PERSERO).
Heat Transfer 2nd Edition. USA: Mc Graw-Hill Hewitt, G. F., Shires, G. L., and Bott, T. R. (1994)
Process Heat Transfer, New York : Mc Graw Hill McCabe, Warren L & Skith,J.C, 1999.
“Operasi Teknik Kimia”. Alih Bahasa Jasiji, E.Ir. Edisi ke-4. Penerbit Erlangga: Jakarta. Mc
Adams, W.H. (1954).
Smith, & Abbott. (2001). Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics (6th ed.). USA:
Mc-Graw- Hill
Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta. Purwadi, PK. Metode Alternating Direction Implicit
Pada Penyelesaian Persoalan Perpindahan Kalor Konduksi Dua Dimensi Keadaan Tak
Tunak. SIGMA, Vol. 3, No.1, Januari 2000.
Wahyu, D., & Sumiati, R. (2012). Analisis Energi Pada Sistem Rotary Kiln Unit Indarung Iv, Pt.
Semen Padang. Jurnal Teknik Mesin, 6(2), 79-91.
Yusfaldin, Y. (2017). Analisis Konsumsi Energi Rotary Kiln# 1 pada Proses Pengolahan Nikel
Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan. Jurnal Geomine, 5(1).
18
BAB II
MANUAL BOOK
SISTEM INFORMASI EFISIENSI PEMAKAIAN GAS
PADA INDUSTRI KERAMIK
19
Cara Instal Program :
Program Sistem Informasi Pemakaian Gas terdiri dari beberapa “sheet”, yaitu :
1. Sheet 1 : Judul Program : Berisi Penjelasan Judul Ptrogram
2. Sheet 2 : Definisi : Berisi Penjelasan tentang Efisiensi Pemakaian Gas
3. Sheet 3 : Prosedur : Berisi Tata cara penggunaan program aplikasi
4. Sheet 4 : Basic Calculation : Bersisi Konstanta yang digunakan dalam perhitungan
5. Sheet 5-16 : Program01 – Program12
Berisi :
a. Input Data : Menjelaskan data yang harus diinput
b. Green Tile dan Kereta Kiln : Menjelaskan Jumlah kereta yang digunakan
c. Energi Panas Gas : Menjelaskan Jumlah Energi panas yang dihasilkan Gas
d. Energi Panas Teoritis : Menjelaskan Jumlah Energi teoritis yang digunakan
e. % Efisiensi Gas : Menjelaskan Nilai Efisiensi Gas
6. Sheet 17 : Resume : Menjelaskan Data Hasil Efisiensi Gas perbulan selama satu tahun
20
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
SURAT PENCATATAN
CIPTAAN
Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dengan ini menerangkan:
Pencipta
Nama : Ir.Tri Ngudi Wiyatno,MT, M. Fatchan, S.Kom, M.Kom.,
Alamat : Jl.Trembesi C19 No15, Kompas Indah, Tambun Selatan, Bekasi,
Jawa Barat, 17510
Kewarganegaraan : Indonesia
No Nama Alamat
1 Ir.Tri Ngudi Wiyatno,MT Jl.Trembesi C19 No15, Kompas Indah, Tambun Selatan
2 M. Fatchan, S.Kom, M.Kom. Fakultas Teknik , Universitas Pelita Bangsa , Cikarang - Bekasi
Target: terdaftar
Dicapai: Submited
Abstrak. Pada proses produksi keramik terdapat beberapa tahapan proses yang harus dilalui,
salah satunya adalah proses pembakaran di dalam kiln yang merubah bahan mentah (clay)
menjadi produk keramik, proses pembakaran ini terjadi di dalam kiln yang temperatur
bakarnya sekitar 1.080-1.100°C. Proses ini dapat terjadi karena adanya gas (LNG) dan udara
yang disemburkan melalui burner, dalam proses pembakaran salah satunya terjadi laju
perpindahan panas yaitu perpindahan panas secara konveksi dan konduksi. Kiln terdiri dari
beberapa Zona, yang ditetapkan berdasarkan distribusi temperatur permukaan kiln. Zona
tersebut terdiri dari zona preheating, zona firing, zona rapid cooling, zona cooling. Untuk
mengetahui besarnya perpindahan panas yang terjadi di satu zona, maka digambarkan sebuah
distribusi temperatur dan equivalent thermal circuit dari perpindahan panas tersebut.
Penelitian ini menganalisa besarnya laju perpindahan panas secara konduksi dan konveksi
yang terjadi di zona firing dari bagian dalam kiln ke bagian luar kiln melalui dinding kiln, dari
hasil penelitian didapat laju perpindahan panas dari dalam kiln ke luar kiln melalui dinding kiln
sebesar 208.511,52 kkal/ hari .
Abstract. In the ceramic production process there are several stages of the process that must
be passed, one of which is the combustion process in the kiln that converts raw materials into
ceramic products, this combustion process occurs in a kiln with a temperature of around 1080
° C. This process can occur because of the presence of gas (LNG) and air that is sprayed through
the burner. Heat transfer that occurs in the kiln is convection and conduction heat transfer. The
kiln consists of several zones, which are determined based on the surface temperature
distribution of the kiln. The zone consists of preheating zones, firing zones and cooling zones.
To find out the amount of heat transfer that occurs in one zone, a temperature distribution and
the equivalent thermal circuit of the heat transfer are described. This study analyzes the
amount of conduction and convection heat transfer rates that occur in the firing zone from the
inside of the kiln to the outside of the kiln through the kiln wall, from the results of the heat
transfer rate from the kiln to the outside of the kiln through the kiln wall of 161,553.36 kcal /
the day.
1. PENDAHULUAN
Penggunaan perpindahan panas dalam sebuah industri sangat penting. Dalam sebuah industri perpindahan
panas dapat berupa pemanasan atau pembakaran dan saat pengeringan bahan baku. Pengaturan untuk
melakukan perpindahan panas dalam industri diperlukan untuk menjaga mutu dari bahan itu sendiri.
Dalam proses produksi keramik dilakukan beberapa tahapan proses, salah satunya yaitu proses pembakaran di
dalam kiln yang merubah bahan mentah (clay) menjadi produk keramik, proses pembakaran ini terjadi didalam
308
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019
sebuah kiln yang temperatur bakarnya sekitar 1.080-1.100°C. Proses ini dapat terjadi karena adanya gas (LNG)
dan udara yang disemburkan melalui burner.
PT.XYZ memproduksi genteng keramik berglazur yang dalam proses pembakarannya menggunakan Tunnel Kiln,
Kiln tersebut terbuat dari bata tahan api yang dilapisi dengan “insulating brick”yang berfungsi sebagai isolasi
untuk menahan panas yang terjadi pada saat proses pembakaran dimana bata tahan api ini memiliki kemampuan
tahan panas yang baik.
Dalam proses pembakaran di dalam kiln terjadi proses perpindahan panas secara alamiah baik secara konduksi,
konveksi dan radiasi.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menghitung laju perpindahan panas pada dinding Tunnel kiln .
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Proses berlangsung steady state
b. Tunnel Kiln berlangsung normal
c. Pembakaran gas dengan udara berlangsung sempurna.
d. Perpindahan panas dari flame burner diabaikan
e. Perhitungan laju perpindahan panas dari dinding ke lingkungan di Zona Firing.
f. Perpindahan radiasi diabaikan.
Dari Latar Belakang ini maka akan dilakukan analisa perpindahan jumlah panas yang terjadi secara konveksi dan
konduksi dari dalam hingga ke luar kiln pada zone firing dengan suhu bagian dalam 1080°C yang dalam prosesnya
melewati hambatan yaitu dinding isolasi bata tahan api.
2. LANDASAN TEORI
Perpindahan panas
Perpindahan panas didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari satu tempat ke tempat lainnya yang
disebabkan perbedaan temperatur antara tempat tersebut. Bila dalam suatu sistem terdapat gradien
temperatur atau bila dua sistem yang temperaturnya berbeda disinggungkan maka akan terjadi perpindahan
energi yang disebut panas (heat). Energi ini tidak dapat diukur atau diamati secara langsung tetapi arah
perpindahan dan pengaruhnya dapat diamati dan diukur.
Pada umumnya terdapat tiga proses perpindahan panas yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Ilmu perpindahan
panas tidak hanya membahas bagaimana energi itu berpindah dari suatu bagian ke bagian lainnya tetapi juga
meramalkan laju perpindahan energi pada suatu kondisi-kondisi tertentu.
Perpindahan panas merupakan fenomena alam yang seringkali kita dapatkan pada kehidupan sehari- hari.
Sebelum lebih jauh membahas perpindahan panas, akan dibahas terlebih dahulu beberapa istilah:
1. Fluks Kalor (Q)
Fluks Kalor (Q) didefinisikan sebagai besarnya laju perpindahan kalor persatuan luas bidang normal
terhadap arah perpindahan kalor.
2. Konduktivitas Panas (k)
Konduktivitas Panas (k) merupakan konstanta kesetaraan, yang merupakan karakteristik thermal dari
material atau benda.
Konduksi
Konduksi adalah proses perpindahan panas jika panas mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ketempat yang
suhunya lebih rendah, dengan media penghantar panas tetap. Jika pada suatu benda terdapat gradient
temperatur, maka pada benda tersebut terjadi perpindahan energi dari bagian temperatur tinggi kebagian
temperatur rendah. Besarnya fluks kalor yang berpindah berbanding lurus dengan gradient temperature pada
benda tersebut. Dengan memasukan konstanta kesetaran yang disebut sebagai konduktivitas Panas, didapat
persamaan berikut yang disebut juga hukum Fourier tentang konduksi panas.
309
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019
x = tebal dinding
T2 = Temperatur dinding dalam
T1 = Temperatur dinding luar
Tanda minus (-) untuk menunjukan arah perpindahan kalor terjadi dari bagian temperatur tinggi kebagian
temperatur rendah.
Kondukstivitas panas Material dapat dilihat pada Tabel 1.
Konveksi
Yaitu perpindahan panas yang terjadi antara permukaan padat dengan fluida yang mengalir disekitarnya, dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida (cairan/gas). Proses ini terjadi pada permukaan padat, cair dan
gas. Perpindahan panas konveksi tergantung dari viskositas fluida disamping ketergantungannya terhadap sifat-
sifat termal fluida, seperti: konduktivitas termal, kalor spesifik, dan densitas. Hal ini disebabkan karena viskositas
mempengaruhi laju perpindahan energi di daerah dinding. Seperti persamaan dibawah ini, yang disebut
berdasarkan hukum Newton.
Berikut tabel 2. yang menyajikan data berupa koefisien perpindahan panas secara konveksi.
310
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019
T0
T3
T1 T2
Gambar 1. Proses Perpindahan Panas Konveksi dan Konduksi pada Bidang Datar
(Sumber : Termodinamika Teknik, Erlangga )
Pada sisi kiri terjadi perpindahan panas secara konveksi dari fluida panas ke permukaan dinding sebelah kiri.
Perbedaan temperatur pada permukaan kanan dan kiri ini menyebabkan terjadinya perpindahan panas secara
konduksi dari permukaan kiri ke permukaan kanan. Kemudian temperatur permukaan kanan menjadi lebih
panas dari fluida yang ada si sebelah kanan, sehingga terjadilah perpindahan panas secara konveksi dari
permukaan dinding sebelah kanan ke fluida yang berada disampingnya.
Maka Aliran panas dari fluida kiri ke fluida kanan melalui bidang datar dapat ditulis sbb:
Tunnel Kiln
Dinding Tunnel Kiln terbuat dari bahan refraktori yang merupakan suatu bahan tahan terhadap suhu tinggi yang
berbentuk bata dan bubuk (powder), yang tidak meleleh atau melebur pada suhu tinggi. Dalam industri,
refraktori adalah sebagai bahan anorganik dalam konstruksi peralatan yang digunakan untuk memanaskan,
membakar, atau melebur bahan industri.
Bahan-bahan yang terdapat dalam refraktori, biasanya merupakan senyawa oksida logam yang memiliki daya
tahan terhadap suhu tinggi, sifat-sifat refraktori diantaranya:
Titik lebur.
Kebanyakan refraktori komersial melunak secara berangsur dalam jangkauan suhu yang cukup luas dan tidak
mempunyai titik cair yang tajam,karena biasanya terdiri dari berbagai mineral. Refraktori untuk dinding kiln,
biasanya refraktori melunak secara berangsur akibat adanya aksi kimia yang disebabkan berbagai kondisi pada
Kiln .
Porositas
Porositas berkaitan langsung dengan berbagai sifat fisika bata lainnya, termasuk ketahanan terhadap serangan
kimia. Makin tinggi porositas suatu bata, makin mudah bata tersebut dipenetrasi oleh fluks cair dan gas. Untuk
setiap jenis bata tertentu, bata yang porositasnya paling rendah adalah yang paling keras dan paling tinggi
konduktivitas termal dan kapasitas kalornya.
Ketahanan terhadap perubahan suhu
Bata yang mempunyai ekspansi termal paling rendah dan teksturnya paling kasar, sangat tahan terhadap
perubahan termal yang berlangsung mendadak dan juga paling sedikit mengalami regangan
311
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019
Selain terbuat dari refraktori, dinding kiln juga dilapisi dengan isolator berupa “ insulating brick”, yang terbuat
dari ceramics fiber.
Struktur Tunnel Kiln
Kiln yang digunakan di PT.XYZ adalah type Tunnel Kiln dengan jenis konstruksi single layer. Tunnel kiln tersusun
dalam 4 zona pembakaran dengan suhu yang berbeda pada masing-masing zona, 4 zona pembakaran tersebut
meliputi : Zona preheating, zona firing, zona rapid cooling dan zona cooling , masing masing zona memiliki
temperatur yang berbeda beda, seperti pada Gambar 1.
Spesifikasi Kiln :
Spesifikasi kiln yang ada pada PT.XYZ adalah sbb :
Type : Gas Fired Tunnel Kiln
Kiln Length : 121 meter
Preheating Zone : 29,6 meter
Firing Zone : 25,7 meter
Cooling Zone : 65,7 meter
Kiln Inside Width : 4,3 meter
Loading Effective hight : 1,0 meter
Tebal dinding kiln : 0,45 meter
Fuel : Natural Gas
Firing Temperataur : 1.080 – 1.100 C
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT XYZ, yang memproduksi genteg keramik yang dalam prosesnya menggunakan
Tunnel Kiln untuk pembakaran keramik tersebut. Penelitian ini akan melakukan analisa laju perpindahan panas
yang terjadi di dalam kiln secara konveksi dan konduksi
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini secara berurutan adalah sebagai berikut:
Studi Pustaka
Mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan penulisan penelitian dan mengutip hal-hal yang penting
yang diperlukan dalam penulisan ini. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai
konsep perpindahan panas didalam kiln.
Pengambilan Data
Adapun data-data yang dibutuhkan dilapangan untuk penelitian ini adalah:
312
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019
Proses perpindahan panas yang terjadi pada kiln merupakan gabungan dari proses perpindahan panas konveksi
dan konduksi, karena panas yang berasal dari bagian dalam akan mengalami pergerakan ke dinding kiln secara
koveksi melalui udara, selanjutnya didalam dinding kiln akan mengalami proses perpindahan panas secara
konduksi dan selanjutnya akan mengalami perpindahan panas secara konveksi dari dinding luar kiln ke udara
luar . Data yang digunakan untuk menghitung perpindahan panas gabungan konveksi dan konduksi dari dalam
kiln ke dinding luar kiln di zona firing menggunakan rumus (3):
313
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019
Karena dinding kiln terdiri dari 3 lapis dengan material yang berbeda maka dicari nilai dari dg cara:
Jadi laju panas yang terjadi pada dinding kiln di zone firing sebesar = 208.511,52 kkal/ hari
5. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Arsana, M., Fathurrahman Malik, W. P., Alway, A., & Ma’sum, Z. (2013). Analisis Perpindahan Panas dengan
Konveksi Bebas Dan Radiasi pada Penukar Panas Jenis Pipa dan Kawat. Jurnal Teknik Kimia, 7(1).
Aditya, G., Suryanto, A., & Darmanto, S. (2012). MODIFIKASI PLAT PENYERAP KALOR MATAHARI DAN ALAT
PENDUKUNGNYA UNTUK PROSES PENGERINGAN “PLAT GALVANIS DAN PLAT SENG
GELOMBANG”(MODIFICATION OF SOLAR HEAT ABSORBER PLATE AND SUPPORT TOOLS FOR DRYING PROCESS)
(Doctoral dissertation, D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik).
Budiman, A., & Syarief, A. (2014). Analisis Perpindahan Panas dan Efisiensi Efektif High Pressure Heater (HPH) di
PLTU Asam-asam. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam, 3(2), 76-82.
Cengel, Yunus. 2006. Heat Transfer 2nd Edition. USA: Mc Graw-Hill
Hewitt, G. F., Shires, G. L., and Bott, T. R. (1994) Process Heat Transfer, CRC Press, Boca Raton, Florida.
Holman, J.P. 1987. Heat Transfer. New York : Mc Graw Hill
Incropera, F.P., and Dewitt, D.P. 2002. Fundamentals of Heat and Mass Transfer. New Jersey : John Wiley & Sons,
Inc.
314
Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 17 Juli 2019
Kern, D.Q. 1950. Process Heat Transfer. New York : Mc Graw Hill
McCabe, Warren L & Smith, J.C. 1999. “Operasi Teknik Kimia”. Alih Bahasa Jasiji, E.Ir. Edisi ke-4. Penerbit
Erlangga: Jakarta.
Mc Adams, W.H. (1954). Heat Transmission. Edisi ke 3. McGraw-Hill, New York
Moran, M. J., & Shapiro, H. N. (2004). Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Purwadi, PK. Metode Alternating Direction Implicit Pada Penyelesaian Persoalan Perpindahan Kalor Konduksi
Dua Dimensi Keadaan Tak Tunak. SIGMA, Vol. 3, No.1, Januari 2000
315
Scanned by CamScanner