Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pembimbing :
Fatqurrohman, M. Pd
Kelompok 2 :
Dosen Pembimbing :
Fatqurrohman, M. Pd
Kelompok 2 :
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Teori Ring.
Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya penyusun mendapat
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-
dalamnya kami sampaikan Bapak Fatqurrohman, M.Pd, selaku dosen mata kuliah
Teori Ring dan rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan
untuk makalah ini.
Demikian makalah ini dibuat semoga bermanfaat.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
PENUTUP ............................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Isomorfisma Ring
1.3.2 Untuk mengetahui teorema-teorema Isomorfisma Ring
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
elemen nol dari S. Jadi ker(f) = {x ϵ R : f(x) = 0S} dengan 0S merupakan elemen
nol dari S.
Sebelum membahas Teorema Isomorfisma Ring Pertama, berikut ini akan dibahas
karakteristik ring kuosien dikaitkan dengan konsep homomorfisma ring.
Sebelum membahas Teorema Isomorfisma Ring Pertama, berikut ini akan
dibahas karakteristik ring kuosien dikaitkan dengan konsep homomorfisma ring
Teorema 6.1.1 Setiap ring kuosien dari ring R merupakan bayangan homomorfik
dari ring R.
Bukti: Misalkan S adalah sebarang ideal di dalam ring R dan R/S adalah ring
kuosien dari ring R oleh ideal S. Didefinisikan pemetaan f dari ring R ke ring
kuosien R/S sebagai berikut:
f : R → R/S, dengan f(a) = S + a, ∀ a ∈ R.
Dengan definisi ini, maka untuk sebarang a, b R berlaku:
f(a + b) = S + (a+ b)
= (S + a) + (S + b)
= f(a) + f(b)
dan
f(ab) = S + ab
= (S + a) (S + b)
= f(a) f(b).
Jadi f merupakan homomorfisma ring.
Selanjutnya jika S + a merupakan sebarang elemen di R/S, maka a merupakan
elemen di R dan berlaku f(a) = S + a. Ini berarti f pemetaan surjektif. Jadi f
merupakan suatu epimorfisma (homomorfisma surjektif) dari ring R pada ring
kuosien R/S.
Selanjutnya akan dibahas Teorema Isomorfisma Ring Pertama sebagai
generaliasasi dari Teorema Isomorfisma Grup Pertama.
Teorema 1. (Teorema Isomorfisma Ring Pertama)
Setiap bayangan homomorfik dari suatu ring isomorfik dengan suatu ring
kuosien.
Bukti: Misalkan R dan S suatu ring dan f : R → S suatu homomorfisma ring.
Misalkan juga I = ker(f) dan R’ = im(f). Jelas bahwa I merupakan ideal dari R
dan R’ merupakan subring dari S. Akibatnya R/I merupakan ring kuosien.
3
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa ring kuosien R/I isomorfik dengan ring
R’ = im(f).
Untuk membuktikan ini, yang pertama didefinisikan
𝜙 : R/I → R’ dengan 𝜙 (I + a) = f(a).
Dalam rangka membuktikan bahwa 𝜙 suatu pemetaan, diambil sebarang (I + a),
(I + b) di R/I dengan I + a = I + b. Akibatnya
I + a = I + b ⟹ ( a – b) 𝜖 I
⟹ f(a – b) = 0
⟹ f(a) – f(b) = 0
⟹ f(a) = f(b)
⟹ 𝜙 (I + a) = 𝜙 (I + b).
Sekarang misalkan (I + a) dan (I + b) sebarang dua koset di dalam ring kuosien
R/I, maka berlaku
𝜙 [(I + a) + (I + b)] = 𝜙 [I + (a + b)]
= f (a + b)
= f (a) + f (b)
= 𝜙 (I + a) + 𝜙 (I + b)
Dan
𝜙 [(I + a) (I + b)] = 𝜙 [I + (ab)]
= f (ab)
= f (a) f (b)
= 𝜙 (I + a) 𝜙 (I + b)
Ini berarti 𝜙 merupakan homomorfisma ring.
Untuk membuktikan bahwa 𝜙 pemetaan satu-satu, diambil sebarang (I + a) dan (I
+ b) di R/I dengan 𝜙 (I + a) = 𝜙 (I + b). Akibatnya
𝜙 (I + a) = 𝜙 (I + b) ⟹ f (a) = f (b)
⟹ f (a) – f (b) = 0
⟹ f (a - b) = 0
⟹ (a - b) 𝜖 I
⟹I+a=I+b
Sekarang ditunjukkan bahwa 𝜙 pada (surjektif), untuk ini diambil sebarang
𝑎′ 𝜖 𝑅 ′ = 𝑖𝑚(𝑓). Karena f merupakan homomorfisma ring dan ring 𝑅 pada 𝑅 ′ =
𝑖𝑚(𝑓) maka terdapat elemen 𝑎 di R sedemikian hingga f (a) = 𝑎′ , tetapi f (a)
4
merupakan peta dari elemen (I + a) di dalam R/I, sehingga diperoleh 𝑎′ = 𝑓(𝑎) =
𝜙 (𝐼 + 𝑎).
Dengan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa 𝜙 merupakan isomorfisma
ring dari ring kuoisen R/ ke 𝑅 ′ = 𝑖𝑚(𝑓). Dengan kata lain, ring kuoisen R/I
isomorfik dengan ring 𝑅 ′ = 𝑖𝑚(𝑓), dituliskan dengan R/I ≅ 𝑖𝑚(𝑓).
Ini berarti S merupakan ideal dari T, yang akibatnya T/S merupakan ring kuosien.
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa T/S merupakan ideal dari R/S. Jika (S + a)
sebarang elemen di T/S, maka
(S + a) ∈ T/S ⇒ 𝑎 𝜖 𝑇
⇒𝑎𝜖𝑅
⇒ (𝑆 + 𝑎) 𝜖 R/S
Ini berarti T/S merupakan subset dari R/S.
Sekarang misalkan (S + a) dan (S + b) sebarang dua elemen di T/S, maka berlaku
(S + a), (S + b) 𝜖 T/S ⇒ a,b 𝜖 T
⇒ (a - b) b 𝜖 T dan ab 𝜖 T
5
⇒ (S + (a - b)) 𝜖 T/S dan (S + ab) 𝜖 T/S
⇒ [(S + a) – (S + b)] 𝜖 T/S dan [(S + a) (S + b)] 𝜖 T/S
Ini berarti T/S merupakan subring dari R/S.
Selanjutnya untuk membuktikan bahwa T/S merupakan ideal dari R/S, diambil
sebarang elemen (S + a) di T/S dan sebarang (S + r) di R/S, sehingga diperoleh
(S + a) 𝜖 T/S dan (S + r) 𝜖 R/S ⇒ a 𝜖 T dan r 𝜖 R
⇒ ar 𝜖 T dan ra 𝜖 T
⇒ (S + (ar)) 𝜖 T/S dan (S + ra) 𝜖 T/S
⇒ [(S + a) (S + r)] 𝜖 T/S dan [(S + r) (S + a)] 𝜖 T/S
Ini berarti T/S merupakan ideal dari R/S dan akibatnya
𝑅/𝑆
merupakan ring kuosien
𝑇/𝑆
Sekarang didefinisikan pengawanan f dari ring kuosien R/S ke ring kuosien R/T
sebagai berikut:
f : R/S → R/T dengan f (S + r) = T + r, ∀ r 𝜖 R
untuk membuktikan bahwa f suatu pemetaan, diambil sebarang (S + a) dan (S + b
) di R/S dengan (S + a) = (S + b ), akibatnya
(S + a) = (S + b ) ⇒ (a – b ) 𝜖 S
⇒ (a – b ) 𝜖 T
⇒T+a=T+b
⇒ f (S + a ) = f (S + b).
Sekarang diambil sebarang (S + a) dan (S + b ) di R/S, maka
f [(S + a ) + (S + b)] = f [S + (a + b)]
= T + (a + b)
= (T + a) + (T + b)
= f (S + a ) + f (S + b)
dan
f [(S + a ) (S + b)] = f [S + (ab)]
= T + (ab)
= (T + a) (T + b)
= f (S + a ) f (S + b)
Jadi f homomorfisma ring dan ring kuosien R/S ke ring kuosien R/T.
Jika (T + a) sebarang elemen di ring kuosien R/T, maka a elemen di R.
6
Akibatnya terdapat koset (S + a) di ring kuosien R/S sedemikian hingga f(S + a) =
T + a. Ini berarti pemetaan f surjektif.
Sejauh ini kita telah menunjukkan bahwa f merupakan epimorfisma
(homomorfisma surjektif) dari R/S ke R/T, atau R/T merupakan bayangan
homomorfik dari R/S. Dengan menggunakan Teorema Isomorfisma Ring
Pertama, untuk melengkapi bukti teorema ini tinggal dibuktikan bahwa kernel dari
epimorfisma f adalah T/S.
Berdasarkan definisi kernel, maka diperoleh
Ker (f) = {(S + a) 𝜖 R/S | f (S + a) = T + 0}
= {(S + a) 𝜖 R/S | T + a = T}
= {(S + a) 𝜖 R/S | a 𝜖 T}
= T/S
Berdasarkan Teorema Isomorfisma Ring Pertama dapat disimpulkan
𝑅/𝑆
𝑅/𝑇 ≅
𝑇/𝑆
7
(𝑎 + 𝑀) 𝜖 𝑁/𝑀, (𝑏 + 𝑀) 𝜖 𝑁/𝑀
⇒ 𝑎 𝜖 𝑁, 𝑏 𝜖 𝑁
⇒ 𝑎 − 𝑏 𝜖 𝑁, 𝑎𝑏 𝜖 𝑁 ∴ 𝑁 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
⇒ 𝑎 − 𝑏 𝜖 𝑅, 𝑎𝑏 𝜖 𝑅 ∴𝑁⊂𝑅
⇒ (𝑎 − 𝑏) + 𝑀 𝜖 𝑅/𝑀, (𝑎𝑏) + 𝑀𝜖 𝑅/𝑀
⇒ (𝑎 + 𝑀) − (𝑏 + 𝑀)𝜖 𝑅/𝑀 , (𝑎 + 𝑀). (𝑏 + 𝑀) 𝜖 𝑅/𝑀
Jika (𝑎 + 𝑀) adalah peubah di N/M dan ( r + M ) adalah elemen peubah di R/S
maka
(𝑎 + 𝑀)(𝑟 + 𝑀) 𝜖 𝑁/𝑀, (𝑟 + 𝑀)(𝑎 + 𝑀) 𝜖 𝑁/𝑀
⇒ (𝑎 + 𝑀) 𝜖 𝑁/𝑀, ( 𝑟 + 𝑀) 𝜖 𝑅/𝑆
⇒ 𝑎 𝜖 𝑁, 𝑟 𝜖 𝑅
⇒ 𝑎𝑟 𝜖 𝑁, 𝑟𝑎 𝜖 𝑁 ∴ 𝑁 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
⇒ (𝑎𝑟) + 𝑀 𝜖 𝑁/𝑀 𝑑𝑎𝑛 (𝑟𝑎) + 𝑀 𝜖 𝑁/𝑀
⇒ (𝑎 + 𝑀), (𝑟 + 𝑀) 𝜖 𝑁 𝑑𝑎𝑛 (𝑟 + 𝑀), (𝑎 + 𝑀) 𝜖 𝑁/𝑀
Jadi N / M adalah ideal di R/S
8
⇒ (𝑎 + 𝑀)𝜙. (𝑏 + 𝑀)𝜙
Terbukti surjektif
9
Contoh Soal
Tunjukan bahwa Grup (Z2,+) dan (H = {-1, 1}, .) adalah merupakan
Isomomorfisma !
Daftar Cayley Grup (Z2,,+) dan (H = {-1, 1})
+ 0 1 . -1 1
0 0 1 -1 1 -1
1 1 0 1 -1 1
Dari tabel di atas menunjukkan kedua grup (Z2,,+) dan (H, .) bahwa Jumlah dari
sebarang dua unsur di (Z2,+) berkorespodensi pada hasil kali kedua unsur yang
bersesuaian di (H, .), sehingga terdapat korespodensi 1 – 1 dari kedua tabel
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kedua Grup memiliki struktur yang sama.
Jadi kedua Grup tersebut dikatakan Isomorfik. Sekarang akan ditunjukan bahwa
pemetaan p : (Z2,+) → (H, .) untuk setiap a, b 𝜖 Z2.
Dari tabel diketahui pemetaan p(0) = 1 dan p(1) = -1, sehingga
p (a + b) = p (a) . p (b)
p (0 + 1) = p (0) . p (1)
p (1) = 1 . -1
-1 = -1
Jadi terbukti bahwa p : (Z2,+) → (H, .) suatu Homomorfisma yang pemetaannya
bijektif, sehingga merupakan Isomorfisma.
Latihan Soal
Misalkan 𝐺 = (ℝ+ ,× ) dan 𝐺′′ = (ℝ, +). Buktikan pemetaan 𝜙 ∶ 𝐺 → 𝐺′′ yang di
definisikan oleh 𝜙 (𝑥) = log 𝑥 merupakan isomorfisma !
Jawaban :
Akan ditunjukkan bahwa 𝜙 homomorfisma terlebih dahulu
Ambil sebarang 𝑥, 𝑦 𝜖 𝐺, sehingga
𝜙 (𝑥) = log 𝑥
𝜙 (𝑦) = log 𝑦
𝜙 (𝑥 × 𝑦) = log 𝑥𝑦
= log 𝑥 + log 𝑦
10
= 𝜙 (𝑥) + 𝜙 (𝑦)
Jadi 𝜙 (𝑥 × 𝑦) = 𝜙 (𝑥) + 𝜙 (𝑦)
Berarti 𝜙 merupakan homomorfisma
Sekarang akan ditunjukkan bahwa 𝜙 injektif
Ambil sebarang 𝑥, 𝑦 𝜖 𝐺, sehingga
Jika 𝜙 (𝑥) = 𝜙 (𝑦) maka log 𝑥 = log 𝑦 ⟺ 𝑥 = 𝑦
Jadi 𝜙 (𝑥) = 𝜙 (𝑦) ⟺ 𝑥 = 𝑦
Berarti 𝜙 bersifat injektif
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa 𝜙 bersifat surjektif
Ambil sebarang 𝑥 ′ 𝜖 𝐺 ′′ , pilih 𝑥 𝜖 𝐺, sehingga 𝜙 (𝑥) = 𝑥 ′
Ambil 𝑥 = 10𝑥′ maka 𝜙 (𝑥) = 10 log 10𝑥′ = 𝑥′
Jadi ∀ 𝑥 ′ 𝜖 𝐺 ′′ , ∃ 𝑥 𝜖 𝐺, 𝑥 = log 10𝑥′ ∋ 𝜙 (𝑥) = 𝑥′
Ini berarti 𝜙 bersifat surjektif
Dapat disimpulkan bahwa 𝜙 merupakan isomorfisma
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isomorfisma Ring adalah Homomorfisma Ring yang bersifat bijektif.
Dikatakan bijektif bila fungsi tersebut injektif (fungsi satu-satu) dan surjektif
(fungsi pada).
Adapun teorema isomorfisma ring sendiri perumuman dari teorema
isomorfisma grup. Terdapat 2 teorema isomorfisma ring yaitu Teorema
Isomorfisma Ring Pertama dan Teorema Isomorfisma Ring Kedua.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah kami belum sempurna, untuk itu kami
mengharap kontribusi pembaca untuk memberi masukan pada makalah kami,
guna untuk perbaikan pada makalah-makalah kami selanjutnya.
12
DAFTAR RUJUKAN
13