Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI PERPAJAKAN

LAPORAN KEUANGAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

1. 05 (1807341046) Ni Kadek Dwi Sukmayanti

2. 06 (1807341047) Ni Putu Melyana Ika Yanti

3. 07 (1807341048) Kadek Wulan Dwi Lestari

4. 18 (1807341059) Amara Noor Halizah

5. 22 (1807341063) Anak Agung Ayu Cantika P

6. 31 (1807341072) Ni Putu Nanda Wulandari

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2020
3. 1 LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL

Setiap pertanggungjawaban diidentifikasikan sebagai laporan kegiatan apapun yang dilakukan


dalam bentuk periode tertentu. Kewajiban menyampaikan pertanggungjawaban
mengutang,memperutangkan, dan menyetor pajak yang terutang pada periode tertentu inilah
yang dituangkan dalam surat pemberitahuan (SPT) untuk periode “Masa Pajak” atau “Tahun
Pajak” sehingga terdapat SPT Masa dan SPT Tahunan. Pada akuntansi komersial, penyusunan
laporan keuangan komersial didasarkan pada asumsi-asumsi.

Perbedaan Konsep Laporan Keuangan Fiskal dengan Komersial

Adapun perbedaan konsep laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal
terdapat pada:

1. Konsep penghasilan atau pendapatan. Menurut IAI (2007:13) yang dimaksud


dengan penghasilan adalah “Kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atu penurunan kewajiban yang
menyebakan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”
Konsep penghasilan dari sudut pandang fiskal tidak jauh berbeda dengan konsep
akuntansi, yaiut: Segala tambahan kemampuan ekonomis yang diterima oleh Wajib
Pajak, baik berasal dari Indonesia atau luar Indonesia yang dikonsumsi atau menambah
kekayaan Wajib Pajak dengan nama serta dalam bentuk apapun. Fiskal membagi
penghasilan kedalam 3 kelompok yang sesuai dengan UU No 36 Tahun 2008 Pasal 4
Tentang Pajak Penghasilan, yaitu:

Penghasilan yang merupakan Objek Pajak Penghasilan

1. Penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan Final

2. Penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak Penghasilan


2 Pengelompokan penghasilan tersebut akan berakibat adanya perbedaan mengenai konsep
3 penghasilan antara SAK dan Fiskal. Penghasilan yang bukan objek pajak berarti atas
4 penghasilan tersebut tidak dikenakan pajak (tidak menambah laba fiskal), lebih jelasnya
5 tentang pengelompokkan penghasilan tersebut diuraikan dalam UU No 36 Tahun 2008
6 Pasal 4 ayat 1,2 & 3 Tentang Pajak Penghasilan.

7 2. Konsep beban. Menurut IAI (2007:13) beban diartikan sebagai “Penurunan manfaat
8 ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya
9 aktiva atau adanya kewajiban sehingga menyebabkan turunnya ekuitas yang tidak
10 menyangkut pembagian kepada penanam modal. Sedangkan dari sisi fiskal , beban
11 merupakan biaya untuk menagih, memperoleh, dan memelihara penghasilan yang terkait
12 langsung dengan perolehan penghasilan.
13 3. Konsep penyusutan dan nilai persediaan :
14 a. Konsep penyusutan: perbedaan utamanya terletak pada penentuan umur aktiva dan
15 metode penyusutan yang digunakan. Akuntansi menetapkan bahwa umur aktiva
16 berdasarkan umur sebenarnya meskipun dalam menentukan umur tidak terlepas dari
17 tafsiran judgement. Adapun metode penyusutan dalam akuntansi meliputi:
18 1. Straight line method (metode garis lurus), dimana pembebanan dihasilkan selama
19 umur manfaat asset jika residu tidak mengalami perubahan nilai.

20 2. Diminishing balance method (metode garis menurun), menghasilkan pembebanan


21 yang menurun selama umur manfaat aset.

22 3. Sum of the unit method ( metode jumlah unit), menghasilkan pembebanan yang menurun
23 selama umur manfaat aset.

24 Sementara itu ketentuan perpajakan hanya menentukan dua metode penyusutan yang
25 berdasarkan berdasarkan pasal UU No 36 tahun 2008 pasal 11 tentang Pajak Penghasilan, yaitu
26 metode garis lurus dan saldo menurun yang dilakukan secara konsisten.
27 b. Konsep persediaan:
28 Menurut undang-undang pajak penghasilan Indonesia, persediaan dan penggunaannya untuk
29 menghitung harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang menggunakan metode rata-
30 rata atau FIFO, dimana harus dilakukan dengan konsisten.

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43
44 3.2 LAPORAN KEUANGAN FISKAL

45 Akuntansi komersial mengenal adanya konsep dasar entitas sehingga jelas unit kegiatan manakah
46 yang merupakan sasaran tujuan pelaporan. Ketentuan perpajakan mempunyai kriteria tentang
47 pengukuran dan pengakuan komponen yang terdapat dalam laporan keuangan. Pengukuran
48 tersebut tidak selamanya sejalan dengan prinsip akuntansi komersial, karena terdapat
49 argumentasi dari motivasi laporan keuangan fiscal untuk memperkecil erosi potensi pengenaan
50 pajak dan memberikan dorongan.

51 Laporan keuangan fiskal mencakup:

52  Neraca fiskal

53  Perhitungan laba rugi dan perubahan laba ditahan

54  Penjelasan laporan keuangan fiskal

55  Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal

56  Ikhtisar kewajiban pajak

57 Menyesuaikan Laporan Keuangan Fiskal dengan Komersial

58 Untuk menyesuaikan perbedaan dalam laporan keuangan komersial dan laporan


59 keuangan fiskal maka dilakukan koreksi fiskal. Ada dua cara untuk membuat laporan
60 keuangan fiskal, yaitu:

61 1. Pendekatan terpisah dimana Wajib Pajak mencatat semua transaksi atau informasi
62 berdasarkan prinsip pajak untuk menghitung PPh terutang dan berdasarkan prinsip
63 akuntansi keperluan komersial.
64 2. Extra compatible approach dimana Wajib Pajak membukukan semua transaksi
65 berdasarkan prinsip akuntansi dimana pada akhir tahun Wajib Pajak melakukan
66 koreksi laporan keuangan komersial agar sesuai dengan Undang-Undang Pajak
67 Penghasilan sehingga dapat digunakan untuk menghitung PPh terutang.
68 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan komersial memiliki
69 kaitan yang erat dengan laporan keuangan fiskal karena laporan keuangan komersial
70 merupakan dasar yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan rekonsiliasi
71 fiskal.

72 Proses Laporan Keuangan Fiskal

73 Laporan Keuangan--------Rekonsiliasi Fiskal--------Laporan Keuangan Fiskal

74

75 Kertas Kerja Laporan Keuangan (worksheet)

76

77 Buku Besar-----------------------------------------Buku Tambahan

78

79 Jurnal

80

81 Dokumen Dasar

82 CONTOH PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN

83 Pada tanggal 04 Januari 2018, Pak Budi mendirikan PT Manajemen Keuangan Network
84 yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa Akuntansi Keuangan, kursus & training
85 akuntansi, dan pajak dengan setoran modal awal sebesar Rp 80.000.000.

86 Aset dan kewajiban, serta pendapatan dan beban PT Manajemen Keuangan Network
87 selama periode tahun 2018 adalah sebagai berikut:

88  Utang usaha = Rp 12.200.000


89  Piutang usaha = Rp 31.350.000
90  Kas = Rp 53.050.000
91  Pendapatan honor = Rp 263.200.000
92  Tanah = Rp 80.000.000
93  Beban lain-lain = Rp 12.950.000
94  Beban kantor = Rp 63.000.000
95  Bahan habis pakai = Rp 3.350.000
96  Beban gaji = Rp 131.700.000
97 Dari data-data tersebut, dapat dibuat laporan keuangan laba rugi sederhana untuk tahun
98 berjalan yang berakhir pada 31 Desember 2018, sebagai berikut:

99

100

101

102

103
104 Dan berikut ini bentuk laporan posisi keuangan / neraca per 31 Desember 2018:

105

106 Dengan menggunakan data-data dari PT Manajemen Keuangan Network seperti pada
107 contoh pembuatan Laporan Laba Rugi di atas, dengan tambahan data sebagai berikut:

108  Pak Budi melakukan investasi tambahan sebesar Rp 50.000.000 selama periode
109 berjalan.
110  Pak Budi juga menarik uang sebesar Rp 30.000.000 untuk keperluan pribadi.
111  Cara sederhananya hampir sama seperti membuat laporan laba rugi dan neraca,
112 yakni kita hitung saldo tiap elemen, kemudian sajikan sesusai format laporan.
113  Dan hasilnya…
114 
115
116 Ringkasan arus kas untuk kas PT Manajemen Keuangan Network untuk tahun yang
117 berakhir pada 31 Desember 2018 sebagai berikut:

118
119

120

121

122

123

124

125
126 Saldo kas per 04 Januari 2018 adalah Rp 72.050.000
127 Dari data-data tersebut, maka kita dapat membuat laporan arus kas PT Manajemen
128 Keuangan Network untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2018 sebagai berikut:

129
130

131

132

133

134

135

136

137

138
139 DAFTAR PUSTAKA

140 Waluyo, Akuntansi Pajak Edisi 2. Jakarta : Lembaga Penerbit Salemba Empat

141 Sukrisno Agoes/Estralita Trisnawati. Akuntansi Perpajakan Edisi 3. Lembaga Penerbit


142 Salemba Empat

143 https://manajemenkeuangan.net/laporan-keuangan/

Anda mungkin juga menyukai