Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN SYOK ANAFILAKSI

No Kode :…./SOP/DD/III/2019
Terbitan :
No Revisi :
SOP Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

BLUD UPT Puskesmas Rawat ERTARINI,SKM


inap Durian depun Nip: 19640728 1984 12 2 001

1.Kebijakan Penatalaksanaan syok anafilaksi harus mengikuti instruksi kerja.


2.Tujuan Sebagai pedoman kerja melakukan tindakan pertolongan pertama
untuk pasien dengan syok anafilaksi di puskesmas.
3.Referensi a) Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia,
Depkes RI. Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat
Kesehatan Gigi tahun 1992.
b) Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus
Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
c) Eliastarn M., dkk, 1998, Penuntun Kedaruratan Medis, EGC,
Jakarta.
d) Masykur Rahmat., 2005, Makalah Tatalaksana Syok Anafilaksi
Pada Perawatan Gigi di Puskesmas
4.Ruang lingkup Instruksi kerja ini dipergunakan diPuskesmas

5.Definisi Syok Anafilaksi adalah salah satu manifestasi reaksi antara antibodi
dan alergennya yang menimbulkan penyakit alergi yang berat dengan
gejala-gejala sebagai berikut :
- Gejala Prodromal merupakan gejala dini gangguan
kardiovaskuler atau pulmoner atau gastrointestinal atau kulit,
berupa : perasaan tidak enak, lemah, gatal di hidung dan
palatum, bersin, kuping berdengung, dada rasa tertekan.
- Gejala Kardiovaskuler, berupa takikardi, palpitasi dan
hipotensi.
- Gejala Pulmoner berupa rhinitis, bersin, gatal hidung dan
palatum. Hal tersebut dapat diikuti spasme bronkus yang berat
dengan/atau tanpa batuk, edema larings yang menimbulkan
sesak, anoksia dan apnoe.
- Gejala Gastrointestinal berupa nausea, muntah, sakit perut
dan diare.
- Gejala Kulit berupa rasa gatal, artikaria dan angioedemia
Di samping gejala-gejala tadi, kadang-kadang pasien ngompol atau
langsung syok.
Diagnosis reaksi anafilatik mudah ditegakkan bila jelas adanya
hubungan antara masuknya alergen dan gejala.
Penatalaksanaan syok anafilaksi adalah tindakan untuk mengatasi
syok anafilaksi.
6.Langkah – langkah kerja A. Penanganan tindakan syok anafilaksi
1. Petugas membaringkan pasien dengan kaki lebih tinggi dari
kepala.
2. Petugas memberikan O2 dengan kecepatan aliran 2-4
liter/menit.
3. Petugas memberikan 0,25 cc adrenalin dalam larutan 1 : 1000
subkutan (s.c) yang dapat diulang setiap 15 menit menurut
beratnya gejala.
4. Petugas memberikan injeksi dexametason 50 mg iv/im.
5. Petugas memberikan diphenhydramin 1-2 mg/kg/BB im.
6. Petugas mengawasi perkembangan gejala prodromal dan
tekanan darah sesering mungkin, saluran nafas, nadi dan
kesadaran selama minimal 30 menit.
7. Bila tekanan darah sistolik telah mencapai 90-100 mm Hg,
maka penyuntikan ulang adrenalin tidak perlu dilakukan terlalu
cepat, tetapi sebaliknya diobservasi dahulu selama 5-10
menit.
8. Bila tekanan darah sistolik kurang dari 90 mm Hg, ulangi
injeksi adrenalin/epineprin 0,25-0,40 ml im/sc.
9. Petugas memeriksa kembali tekanan darah setelah 10-15
menit kemudian.
10. Jika tekanan darah sistolik > 90 mm Hg, pasien diobservasi.
11. Jika tekanan darah sistolik < 90 mm Hg, pasien dirujuk ke RS.
B. Mencatat tindakan perawatan pada buku Rekam Medik dan
Register.
6. Bagan Alir -
7.Hal-hal yang perlu -
diperhatikan

8.Unit Terkait -
9.Dokumen Terkait 1. Buku Rekam Medik
2. Buku Register
3. Formulir Resep
4. Formulir Keterangan Sakit
5. Slip Pembayaran

10.Rekaman Histori Tanggal Mulai


No Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
KAPING PULPA
No. Dokumen : …./SOP/DD/III/2019
No. Revisi :
DAFTAR Tanggal Terbit :
Halaman :
TILIK
BLUD UPT Puskesmas Rawat dr. DARWANTO
inap Durian depun Nip: 19640110 199903 1 004

No Kegiatan Ya Tidak Tidak


Berlaku
1 Apakah Petugas menyiapkan kapas dan povidone iodine 10% sebelum
melakukan tindakan?
2 Apakah Petugas menyiapkan bahan pelapis kavitas kalsium hidroksida,
semen zinc phospat dan bahan tumpatan sementara?
3 Apakah Petugas mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk
melakukan kaping pulpa?
4 Apakah Petugas menyiapkan sarana pelindung diri (masker dan sarung
tangan)dan memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi?
5 Apakah Petugas melakukan desinfeksi di sekitar gigi yang akan
dibersihkan karang giginya dengan povidon iodine 10%?
6 Apakah Petugas melakukan preparasi kavitas?
7 Apakah Petugas mengisolasi kavitas agar tetap kering?
8 Apakah Petugas mengaplikasikan bahan kaping pulpa (kalsium
hidroksid) setebal 0,2 – 0,3 mm pada dasar kavitas dengan
menggunakan plastis instrument?
9 Apakah Petugas membersihkan ekses-ekses atau kelebihan bahan
kaping pulpa dengan ekskavator?
10 Apakah Petugas mengaplikasikan semen zinc phosphate setebal 1 mm
di atas bahan kaping pulpa?
11 Apakah Petugas menutup kavitas dengan bahan tumpatan sementara
dan menginstuksikan pasien untuk menggigit?
12 Apakah Petugas merapikan tumpatan dan membersihkan ekses-
eksesnya?
13 Apakah Petugas memberikan resep analgetik, yang diminum bila gigi
terasa sakit dan memberikan instruksi setelah penumpatan?
14 Apakah Petugas mencatat tindakan perawatan pada buku Rekam Medik
dan Register?
CR = { Ya/ (Ya+ Tidak)} x 100% = ...................

Anda mungkin juga menyukai