Anda di halaman 1dari 9

Karakteristik masker gel peel off, Luthfiyana et al.

JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1

KARAKTERISTIK MASKER GEL PEEL OFF DARI SEDIAAN BUBUR


RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii)

Novi Luthfiyana1, Nurhikma1 dan Taufik Hidayat2


Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo
1

Tarakan, Kalimantan Utara


2
Pusat Teknologi Agroindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Pusat Pengetahuan Ilmu dan
Teknologi, Serpong Tangerang Selatan
*Korespondensi: luthfiyananovi@gmail.com
Diterima: 18 November 2018 /Disetujui: 4 April 2019

Cara sitasi: Luthfiyana N, Nurhikma, Hidayat T. Karakteristik masker gel peel off dari sediaan bubur rumput
laut (Eucheuma cottonii). Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 22(1): 119-127.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi bubur rumput laut E. cottonii terbaik pada
formulasi masker gel peel off. Bahan yang digunakan yaitu E. cottonii dan bahan baku sediaan masker.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pembuatan pembuatan bubur rumput laut E. cottonii dan
pembuatan sediaan masker gel peel off dengan penambahan bubur E. cottonii 0; 10; 15 dan 20% (b/v).
Bubur rumput laut E. cottonii dianalisis antioksidan dan perhitungan total mikroba. Sediaan masker
dianalisis sensori, stabilitas fisik, pH, lama sediaan mengering, viskositas dan homogenitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masker gel peel off dari sediaan bubur rumput laut terbaik pada konsentrasi 20%.
Bubur E. cottonii memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 137,35±0,35 μg/mL dan tidak ditemukan
mikroba. Nilai sensori terhadap produk 6-7 (suka-sangat suka). Karakteristik masker gel peel off memiliki
kestabilan fisik yang baik, terbukti tidak mengalami perubahan alfabet warna, bau dan perubahan tekstur
gel. Nilai pH sediaan masker gel peel off sesuai dengan SNI dan pH balance kulit normal manusia. Nilai
viskositas terbaik masker gel peel off sebesar 14.003 cps. Waktu yang dibutuhkan masker untuk mengering
rata-rata 25 menit dan homogenitas ditandai dengan tidak adanya agregasi partikel sekunder.

Kata kunci : antioksidan, bubur rumput laut, Eucheuma cottonii, gel, masker, peel off

Characteristics of Peel Off Gel Mask From Seaweed (Eucheuma cottonii) Porridge

Abstract
The aim of this study was to determine the best concentration of E. cottonii seaweed porridge in the
formulation of peel off gel masks. The main materials used in this study were E. cottonii and other basic
substances of peel off gel mask. The analytical methods used were the total microbial and antioxidant test
on the E. cottonii slurry preparation. Mask preparations were analyzed for physical stability, pH, duration of
preparation, drying, viscosity and homogeneity. The experimental design used was a Completely Random-
ized with four treatments by adding E. cottonii porridge 0; 10; 15 and 20% respectively with two replications.
The results showed that the best peel off gel mask was formulation with the addition 20% of E. cottonii. Mi-
crobes were not found in E. cottonii porridge. The antioxidant activity of E. cottonii porridge had IC50 value
of 137.35±0.35 μg/mL. Consumer acceptance of products through sensory testing in the category of likes.
The peel off gel mask has good physical stability, proven by no changes in color, odor as well as gel texture.
The pH value of the preparation of peel off gel mask is in line with SNI and pH balance of normal human
skin. The best viscosity value of peel off gel mask is 14,003 cps. The time needed for the mask to dry for an
average of 25 minutes and homogeneity is characterized by the absence of secondary particle aggregation.

Keywords: antioxidant, Eucheuma cottonii, gel, mask, peel off, seaweed porridge

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 119


JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1 Karakteristik masker gel peel off, Luthfiyana et al.

PENDAHULUAN menjadi produk kosmetika adalah rumput


Kulit wajah merupakan bagian penting laut. Rumput laut dapat diolah terlebih
dan mendapat perhatian lebih karena dahulu menjadi bubur sebelum dipergunakan
seringnya terpapar sinar ultraviolet, debu, sebagai bahan baku pembutan kosmetik.
polusi, radikal bebas bahkan sisa sisa make Bubur rumput laut banyak dieksplorasi
up yang tidak terangkat dengan sempurna, dalam dunia farmasi, industri dan kosmetik
sehingga mengakibatkan pori–pori kulit di antaranya yaitu perbandingan bubur
tersumbat, jerawat serta komedo. Masker rumput laut merah dan cokelat untuk
wajah peel off merupakan salah satu jenis pembuatan kosmetik (Luthfiyana et al. 2016;
perawatan kulit wajah yang populer, mudah Maharani et al. 2017; Yanuarti et al. 2017;
diaplikasikan dan tidak memberikan Dolorosa et al. 2017; dan Nurjanah et al. 2017).
efek ketergantungan terhadap produk. Nurjanah et al. (2015) menggunakan rumput
Vieira et al. (2009), menyatakan bahwa laut untuk pengembangan kosmetik, serta
kosmetik wajah dapat diperoleh dalam Hidayat et al. (2017) juga mengembangkan
berbagai bentuk sediaan, salah satunya teknologi tepat guna untuk produksi kosmetik
dalam bentuk masker wajah gel peel off. dari bubur rumput laut.
Yeom et al. (2011) melaporkan masker wajah Rumput laut juga bermanfaat untuk
peel off merupakan kosmetik perawatan kecantikan karena mengandung vitamin dan
kecantikan yang sangat populer untuk mineral yang dibutuhkan oleh kulit yaitu
meningkatkan kualitas kulit. vitamin B kompleks, vitamin C, magnesium,
Masker wajah peel off merupakan salah dan berbagai mineral lainnya yang membantu
satu jenis masker wajah yang mempunyai metabolisme sel kulit (Manivannan et al.
keunggulan dalam penggunaan yaitu dapat 2008). Pemakaian rumput laut dalam bentuk
dengan mudah dilepas atau diangkat seperti masker secara teratur bisa membuat kulit
membran elastis (Rahmawanty et al. 2015). halus dan bercahaya. Kulit pun akan terlihat
Masker wajah peel off mampu meningkatkan segar dan berseri, selain itu akan terlihat awet
hidrasi pada kulit, memperbaiki serta muda dan terhindar dari masalah jerawat
merawat kulit wajah dari masalah keriput, (Abdasah et al. 2009).
penuaan, jerawat dan dapat juga digunakan Ketersediaan rumput laut di Indonesia
untuk mengecilkan pori, membersihkan tahun 2013 mencapai 26.896.004 ton yaitu
serta melembabkan kulit serta bermanfaat 34% dari total rumput laut dunia. E. cottonii
dalam merelaksasi otot-otot wajah, sebagai menempati urutan pertama dunia sebanyak 8,3
pembersih, penyegar, pelembab dan pelembut juta ton (FAO 2015). Ketersediaan rumput laut
bagi kulit wajah (Vieira et al. 2009; Velasco kering di kota Tarakan mencapai 22.400 ton
2014; Grace et al. 2015). (DKP Tarakan 2015), melimpahnya rumput
Permintaan penggunaan bahan alam laut tersebut perlu untuk dimanfaatkan secara
sebagai bahan aktif dalam kosmetik saat optimal baik dalam bidang pangan maupun
ini berkembang sangat pesat. Singh et al. non pangan misalnya kosmetik. Pemanfaatan
(2011) menyatakan bahwa reaksi negatif tersebut dapat menjadi salah satu faktor
pada kulit karena campuran senyawa kimia, penunjang keberhasilan pembangunan yang
menyebabkan konsumen beralih ke produk serasi dan seimbang bagi masyarakat Tarakan,
kosmetik dari bahan alam. Grace et al. (2015), sejalan dengan visi KKP yaitu Indonesia
melaporkan bahwa pembuatan kosmetik dari penghasil produk kelautan dan perikanan
bahan alami lebih baik dibandingkan bahan terbesar (Imam 2016).
sintetis. Bahan sintetis dapat menimbulkan Beberapa peneliti telah banyak mengkaji
efek samping bahkan dapat merusak bentuk potensi E. cottonii sebagai bahan kosmetik
alami dari kulit. Dotulong et al. (2014), karena memiliki aktivitas antioksidan yang
menyatakan perlu dicari sumber-sumber tinggi dan mampu menangkal radikal bebas.
antioksidan alami yang relatif lebih aman. Karpanai et al. (2014), menyatakan bahwa
Bahan baku hasil perairan yang melimpah ekstrak methanol pada E. cottonii mengandung
dan berpeluang untuk dikembangkan senyawa flavonoid, fenol dan alkaloid yang

120 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Karakteristik masker gel peel off, Luthfiyana et al. JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1

berpotensi sebagai antioksidan dan mampu madu (natural honey). Bahan yang digunakan
menangkal aktivitas radikal peroksida (H2O2). dalam analisis antara lain akuades, etanol
Nurjanah et al. (2015) melaporkan aktivitas 95%, asam askorbat, serbuk 2.2-diphenyl-1-
antioksidan E. cottonii dengan IC50 105,04 picrylhydrazyl (DPPH) (merck), metanol p.a
μg/mL dan komponen aktif yang dihasilkan (merck), plate count agar (PCA), alkohol 70%.
antara lain flavonoid, fenol hidrokuinon dan Alat yang digunakan dalam penelitian
triterpenoid. Necas dan Bartosikova (2013), ini adalah timbangan digital (Tanita KD-
melaporkan bahwa E. cottonii mengandung 160), timbangan analitik tipe 210-LC (Adam,
nutrisi alami yaitu vitamin A, B1, B2, B12, Amerika Serikat), spektrofotometer UV-
C, D, E, F, K, mineral dan asam lemak yang Vis-1601 (Shimadzu, Jepang), pH meter
baik bagi tubuh. Dinding sel rumput laut E. tipe 510 (Eutech Instrument, Singapura),
cottonii mengandung polisakarida, meliputi homogenizer (Omni-Multimix Inc., Malaysia,
agar, alginat, karagenan dan bersifat sebagai sentrifugator (Kubota 5100, Jepang), alat-alat
pengemulsi, pengental, penstabil, dan gelas (Pyrex), pengaduk, pelumat (Philiphs),
pembentuk gel. aluminium foil, inkubator 37°C (Memmert),
Ketersediaan rumput laut E. cottonii counter.
yang melimpah di Indonesia, terutama di
kota Tarakan harus dimanfaatkan secara Prosedur Penelitian
optimal. Pengembangan produk rumput laut Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap
pada kosmetik salah satunya adalah masker pertama adalah preparasi sampel rumput laut
gel peel off, namun penelitian yang telah dan pembuatan bubur rumput laut E. cottonii.
dilakukan biasanya menggunakan metode Tahap ke dua adalah pembuatan sediaan
ekstraksi. Proses ekstaksi menghasilkan masker gel peel off.
limbah cair/padat, oleh karena itu pada Rumput laut E. cottonii diperoleh dari
penelitian ini menggunakan sediaan bubur hasil budidaya di Pantai Amal, Tarakan dalam
dari rumput laut E. cottonii. Sediaan bubur bentuk kering dan pada usia panen maksimum
dipilih karena cenderung lebih murah dalam 45 hari. Rumput laut dicuci dengan air tawar
proses pembuatanya, mudah diaplikasikan terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan
di masyarakat, aman bagi kulit karena garam atau pasir yang menempel. E. cottonii
tidak menggunakan pelarut kimia serta disimpan dalam wadah sterofoam selama
ramah lingkungan karena menggunakan proses pengangkutan menuju Laboratorium
seluruh bahan baku rumput laut, serta tidak Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
meninggalkan limbah (limbah dari bahan Universitas Borneo Tarakan.
baku maupun pelarut).
Pengembangan penambahan dan Preparasi bubur rumput laut E. cottonii
formula bubur E. cottonii dengan serangkaian Pembuatan bubur rumput laut mengacu
pengujian dilakukan agar diperoleh masker gel pada penelitian Luthfiyana et al. (2016),
peel off yang diterima oleh konsumen, stabil, dengan modifikasi. Pembuatan bubur
awet dan aman saat digunakan. Penelitian E. cottonii dilakukan melalui tahap pencucian,
ini bertujuan menentukan konsentrasi perendaman dan penirisan. Proses pencucian
penambahan bubur rumput laut E. cottonii E. cottonii bertujuan mendapatkan rumput
terbaik pada formulasi masker gel peel off. laut yang bersih, dibilas dan dilanjutkan
proses perendaman selama 12 jam. Proses
BAHAN DAN METODE pembuatan bubur dengan mencampurkan
Bahan dan Alat E. cottonii dan akuades dengan perbandingan
Bahan yang digunakan adalah rumput (1:1) b/v menggunakan blender.
laut merah E. cottonii. Bahan pembuatan
sediaan masker gel peel off antara lain polivinil Pembuatan sediaan masker gel peel off
glikol (PVA), carboxymetil metil selulosa Pembuatan sediaan masker gel peel
(CMC), propilen glikol (merck), metil paraben off mengacu pada penelitian Sulastri dan
(merck), propil paraben (merck), akuades dan Chaerunisaa (2017), dengan modifikasi.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 121


JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1 Karakteristik masker gel peel off, Luthfiyana et al.

PVA dikembangkan dalam akuades panas berkisar 1-7, dimana: (1) sangat tidak suka;
pada suhu 80°C dan diaduk hingga homogen (2) tidak suka; (3) agak tidak suka; (4) normal;
(L1). CMC dikembangkan dalam akuades (5) agak suka; (6) suka; (7) sangat suka. Uji
dingin pada suhu 27°C hingga mengembang sensori yang dilakukan menggunakan panelis
(L2). CMC yang telah mengembang dengan sebanyak 30 orang berusiausia 20-35 tahun,
sempurna, humektan yaitu propilen glikol dan mengacu pada metode (Carpenter et al. 2000).
bahan pengawet (metil paraben dan propil
paraben) dilarutkan dalam akuades panas Pengukuran pH
bersama dengan PVA, kemudian diaduk Pengukurun pH diawali dengan
hingga homogen (L3), ditambahkan zat aktif melakukan kalibrasi pH meter. Kalibrasi
(bubur rumput laut E. cottonii). Sediaan dilakukan menggunakan larutan buffer pH 4
masker yang tidak mengandung bubur dan pH 10. Pengukuran pH dilakukan dengan
rumput laut E. cottonii (F0), masker dengan mencelupkan elektroda ke dalam 1 gram
penambahan bubur E. cottonii 10% (F1), 15% sediaan masker gel peel off 10% (F1), 15% (F2)
(F2) dan 20% (F3). Madu ditambahkan ke dan 20% (F3) serta 0% (F0). yang diencerkan
dalam campuran basis sedikit demi sedikit dengan aquadest hingga mencapai 10 mL,
sambil diaduk hingga homogen pada suhu mengacu pada metode (Apriyanto et al. 1989).
60°C.
Pengukuran viskositas
Uji total mikroba Pengukuran viskositas dilakukan
Bubur rumput laut E. cottonii sebanyak menggunakan viskometer Brookfield spindel
10 g dimasukkan ke dalam garam fisiologis no. 6 Masker gel dimasukkan ke dalam wadah
kemudian dihomogenkan. Pengenceran gelas kemudian spindel yang telah dipasang
dilakukan sampai 10-3. Sampel sebanyak 1 diturunkan sehingga batas spindel tercelup ke
mL diinokulasikan pada cawan petri steril. dalam masker. Kecepatan alat dipasang pada
Media plate count agar (PCA) yang sudah 2; 4; 10; 20; kemudian dibalik 10; 4; 2 rpm
steril pada suhu 45-55°C dituangkan pada secara berturur-turut. Ketika jarum merah
cawan petri sebanyak 10-15 mL. Cawan yang bergerak telah stabil, kemudian dibaca
petri digerakkan dan dibiarkan memadat. dan dicatat skalanya (dialreading). Nilai
Inkubasi dilakukan pada suhu kamar selama viskositas (n) dalam centipoise (cps) diperoleh
48 jam. Jumlah koloni yang tumbuh dihitung dari hasil perkalian dialreading dengan faktor
sebagai total mikroba, mengacu pada metode koreksi khusus untuk masing-masing spindel,
(SNI 19-2897-1992). pengukuran viskositas mengacu pada metode
(Garg et al. 2010).
Aktivitas antioksidan
Uji aktivitas antioksidan dilakukan Uji waktu sediaan mengering
dengan metode DPPH mengacu pada Sampel masker gel peel off sebanyak 1
(Molyneux 2004). Metode tersebut didasarkan g dioleskan pada kulit punggung tangan.
pada kemampuan sampel yang digunakan Kecepatan mengering masker gel peel-off
dalam mereduksi radikal bebas stabil DPPH. ditandai hingga membentuk lapisan film
Persentase penghambatan aktivitas radikal dari masker gel peel off. Lamanya sediaan
bebas diperoleh dari nilai absorbansi sampel. masker untuk dapat mengering dapat
Persamaan regresi diperoleh dari hubungan dilihat menggunakan stopwatch, uji waktu
antara konsentrasi sampel dan presentase sediaan mengering mengacu pada metode
penghambatan aktivitas radikal bebas. (Shai et al. 2009).

Uji sensori Uji Homogenitas Fisik


Uji sensori merupakan uji penerimaan Masker yang akan diamati ditimbang
yang bertujuan untuk mengevaluasi daya sebanyak 1 gram dan dioleskan pada kaca
terima panelis terhadap produk yang objek yang bersih dan kering sehingga
dihasilkan. Skala hedonik yang dihasilkan membentuk suatu lapisan tipis. Kaca objek

122 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Karakteristik masker gel peel off, Luthfiyana et al. JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1

kemudian ditutup dengan kaca preparat. dan aman digunakan sebagai bahan aktif
Masker gel peel off menunjukkan susunan pembuatan sediaan masker gel peel off, karena
yang homogen apabila tidak terlihat adanya sesuai dengan standar yang disyaratkan SNI
butiran kasar, tekstur tampak rata dan tidak 16-4399-1996 yaitu maksimum 1,0 x102
menggumpal, uji homogenitas fisik mengacu koloni/gram.
pada metode (Ansel et al. 1989).
Aktivitas Antioksidan
Uji stabilitas Pengujian aktivitas antioksidan pada
Stabilitas masker dapat diketahui dengan sediaan bubur E. cottonii menggunakan
melakukan uji cycling test sebanyak 6 siklus. metode penangkapan radikal bebas DPPH
Masker disimpan pada suhu 4°C selama 24 jam (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) dengan
lalu dipindahkan kedalam oven bersuhu 40°C vitamin C sebagai pembanding. Nilai IC50
selama 24 jam. Waktu selama penyimpanan sediaan bubur E. cottonii (137,35±0,35 μg/
dua suhu tersebut dianggap satu siklus. mL) dan vitamin C (53,67±0,47% μg/mL).
Sediaan masker kemudian diamati perubahan Sediaan bubur E. cottonii memiliki aktivitas
warna, aroma dan perubahan tekstur gel, antioksidan lebih rendah bila dibandingkan
mengacu pada metode (Depkes RI 1995). dengan vitamin C. Sejalan dengan hasil
penelitian Luthfiyana et al. (2016), nilai IC50
Analisis Data dari sediaan bubur E. cottonii dari Serang
Data dianalisis berdasarkan metode (Steel Banten (127,23 ± 2,77) dan tergolong memiliki
dan Torrie 1993). Rancangan yang digunakan aktivitas antioksidan katagori sedang.
adalah rancangan acak lengkap dengan satu Aktivitas antioksidan vitamin C tergolong
faktor yaitu konsentrasi bubur rumput laut sangat kuat dengan IC50 vitamin C<100
E. cottonii serta terdiri dari dua kali ulangan. μg/ mL. Sediaan bubur E. cottonii memiliki
Selang kepercayaan yang digunakan adalah aktivitas antioksidan sedang karena nilai IC50
>50 μg/mL. Suatu senyawa dikatakan sebagai
95% untuk menyatakan perbedaan nyata. Jika
antioksidan sangat kuat jika memiliki nilai
dari hasil analisis ragam berbeda nyata, maka IC50 kurang dari 50 μg/mL, kuat untuk IC50
dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan. antara 50-100 μg/mL, sedang jika IC50 bernilai
Uji normalitas data sebelum dimasukkan 100-150 μg/mL dan lemah jika IC50 bernilai
kedalam perhitungan. Uji normalitas 150-200 μg/m (Molyneux 2004).
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov,
apabila hasil uji menunjukkan nilai signifikan Nilai pH
≥ 0,05 maka data dikatakan menyebar normal. Pengukuran nilai pH dilakukan untuk
Perhitungan uji sensori menggunakan analisis mengetahui pH suatu sediaan. Nilai pH
non parametrik yaitu uji Kruskal- Wallis keempat formula sediaan masker gel peel
menggunakan software Statistical Process for off berkisar 4,5 sampai 4,7. Hasil nilai pH
Social Science (SPSS) 16.0. keempat sediaan sesuai dengan rentang
pH kulit manusia. Tranggono dan Latifah
HASIL DAN PEMBAHASAN (2007), melaporkan rentang pH sediaan harus
Total Mikroba mengikuti pH kulit yang berkisar antara 4,5-
Mikroorganisme dapat tumbuh apabila 6,5. Hasil pengujian nilai pH disajikan pada
terdapat kandungan air pada produk dan Table 1.
terjadi proses lipolitik sehingga menyebabkan
bau. Kontaminasi mikroba dalam sediaan Nilai Viskositas
farmasi dapat menurunkan kualitas sediaan Konsentrasi humektan dalam formulasi
dengan terjadinya perubahan warna, bau, masker wajah gel peel off dapat berpengaruh
bercak-bercak miselium, kekeruhan warna, terhadap viskositas dan waktu pengeringan
perubahan pH (Djide 2003). Hasil uji total sediaan (Rahmawanty et al 2015). Hasil
mikroba sediaan bubur E. cottonii pada tiga pengukuran nilai viskositas sediaan masker
kali pengenceran dalam tiga kali ulangan gel peel off disajikan pada Table 1.
menunjukkan tidak terdapat koloni mikroba

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 123


JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1 Karakteristik masker gel peel off, Luthfiyana et al.

Hasil pengukuran nilai viskositas bila dibandingkan dengan masker yang


sediaan masker gel peel off menunjukkan mengandung bubur E.cottonii 10% (F1), 15%
bahwa keempat formulasi memiliki nilai (F2) dan 20% (F3). Penambahan bahan aktif
viskositas berkisar antara 12.300 -14.003 yaitu bubur E. cottonii memengaruhi PVA
cps. Rahmawanty et al. (2015), menyatakan dalam proses pengeringan masker. Slavtcheff
penambahan konsentrasi CMC dalam formula (2000), menyatakan bahwa persyaratan
masker gel peel off dapat meningkatkan waktu mengering sediaan masker gel peel off
viskositas. Hal tersebut karena CMC dalam selama 15 sampai 30 menit. Polivinil alkohol
air akan membentuk gel melalui struktur pada masker berperan dalam memberikan
heliks akibat adanya ikatan hidrogen, ion dan efek peel off karena memiliki sifat adhesive
rigiditas serta kekuatan gel yang bergantung sehingga dapat memebentuk lapisan film yang
pada konsentrasi CMC, pH dan suhu. mudah dikelupas setelah kering. Konsentrasi
pemberian PVA yang tepat merupakan faktor
Waktu Sediaan Mengering terpenting yang berpengaruh terhadap kinerja
Pengujian kecepatan waktu mengering pembentukan film dalam masker wajah peel
dalam sediaan masker gel peel off bertujuan off (Brick et al. 2014). Hasil pengujian waktu
mengetahui kecepatan masker membentuk cepat mengering disajikan pada Table 1.
film pada kulit. Beringhs et al. (2013)
melaporkan bahwa prinsip dari masker peel-off Homogenitas
berdasarkan kemampuan untuk membentuk Homogenitas merupakan parameter
film yang mudah dikelupas saat diaplikasikan untuk melihat efektifitas merata atau tidaknya
pada kulit. pencampuran bahan-bahan pada formula
Waktu kering dari keempat formula masker saat dioleskan. Hasil pengujian
masker gel peel off berkisar antara 23,05 homogenitas disajikan pada Figure 1.
sampai 25,15 menit. Sediaan masker yang Figure 1 menunjukkan bahwa masker gel
tidak mengandung bubur rumput laut peel off yang ditambahkan bubur rumput laut
E. cottonii (F0) lebih cepat mengering E. cottonii (0%, 10%, 15% dan 20%) adalah

Table 1 Characterization peel off gel formula


Peel off mask pH value Viscosity (cps) Dry time
(minutes)
F0 (E. cottonii 0%) 4.50±0.02 12.300±0.02 23.05±0.03
F1 (E. cottonii 10%) 4.55±0.02 13.500±0.02 24.35±0.02
F2 (E. cottonii 15%) 4.61±0.01 13.700±0.15 25.00±0.02
F3 (E. cottonii 20%) 4.70±0.02 14.003±0.03 25.15±0.01

Figure 1 Homogeneity of mask.

124 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Karakteristik masker gel peel off, Luthfiyana et al. JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1

Table 2 Sensory parameters of the peel off gel mask


Formulations + E. cottonii
Parameters
F0 F1 F2 F3
Colour 6.16±0.91 6.15±0.31 6.08±0.33 6.00±0.04
Smell 6.03±0.56 6.08±0.34 6.10±0.22 6.04±0.18
Texsture 6.73±0.18 6.80±0.08 6.76±0.50 6.88±0.33

homogen, tidak terdapat serat, gumpalan- Aroma merupakan salah satu parameter
gumpalan maupun perbedaan warna saat sensori yang melekat pada suatu produk
dioleskan pada kaca objek transparan. yang diamati dengan indera penciuman.
Armandany et al. (2016), melaporkan Kusumaningsih et al. (2011), melaporkan
bahwa homogenitas ditandai dengan bahwa fragrance atau pewangi dapat
tidak adanya agregasi partikel sekunder. menduplikasi aroma yang diinginkan.
Juwita et al. (2013), melaporkan bahwa Semakin tinggi jumlah persentase senyawa
homogenitas terjadi apabila zat aktif aromatik, maka diperoleh intensitas dan
bercampur denga basis sehingga tidak terjadi aroma yang tahan lama.
penggumpalan. Pemeriksaan homogenitas Tekstur merupakan parameter yang
dilakukan untuk melihat homogenitas sediaan sangat penting dalam sebuah produk
masker gel peel off pada saat dioleskan, yang kosmetik. CMC dalam air akan membentuk
ditandai dengan tidak adanya serat atau gel melalui struktur heliks akibat adanya ikatan
partakel (Voigt 1995). hidrogen, ion dan rigiditas serta kekuatan gel
yang bergantung pada konsentrasi CMC, pH
Stabilitas Sediaan Masker dan suhu.
Stabilitas keempat sedian masker gel peel
off tidak terjadi perubahan secara fisik. Warna, KESIMPULAN
bau dan tekstur gelnya tidak berubah setelah Masker gel peel off terbaik adalah
proses cycling test dan masih sama seperti sediaan dengan penambahan E. cottonii 20%.
siklus pertama. Mikroba tidak ditemukan pada sediaan bubur
E. cottonii. Kandungan aktivitas antioksidan
Karakteristik Sensori pada masker gel peel off tergolong sedang.
Hasil pengujian karakteristik sensori pada Penerimaan konsumen terhadap produk
masker gel peel off menunjukka nilai rata-rata melalui uji sensori berkisar antara normal
parameter warna, aroma dan tekstur pada sampai suka. Masker gel peel off memiliki
masker disajikan pada Table 2. Penambahan kestabilan fisik yang baik, terbukti tidak
bubur rumput laut konsentrasi 10-20% tidak mengalami perubahan warna, bau dan
memberikan pengaruh pada karakteristik perubahan tekstur gel. Nilai pH sediaan
sensori masker peel off. Karakteristik warna, masker gel peel off sesuai dengan SNI dan pH
aroma dan tekstur dapat diterima panelis balance kulit normal manusia.
berkisar antara 6,00±0,04 sampai 6,88±0,33
dengan katagori suka. DAFTAR PUSTAKA
Warna merupakan salah satu parameter Armadany FI, Hasnawati MS. 2017. Formulasi
pengamatan visual yang melekat pada suatu sediaan masker gel peel off antioksidan dari
produk. Warna dapat menjadi salah satu faktor ekstrak sari tomat (Solanum lycopersicum
penilaian dalam pemilihan suatu produk L. var. cucurbita) Majalah Farmasi, Sains,
oleh konsumen. Mitsui (1997), melaporkan dan Kesehatan. 1(2):29-32.
bahwa warna yang terbentuk pada suatu [BSN] Badan Standararisasi Nasional. 1992.
produk dipengaruhi oleh warna bahan-bahan Penentuan Total Mikroba: SNI No. 192897.
penyusunnya. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 125


JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1 Karakteristik masker gel peel off, Luthfiyana et al.

Beringhs AO, Rosa J, Stulzer HK. 2013. Green guna (TTG) rumput laut tropika sebagai
clay and Aloe vera peel-off facial maks: bahan baku kosmetik. Creative Research
Response surface metdhology apllied Journal. 3(1): 37-42.
to the formulation design. AAPS Pharm Imam M. 2016. Studi tentang pemberdayaan
Scitech. 14(1): 445–455. masyarakat petani rumput laut di
Birck CS, Degoutin N, Tabary V, Miri, Bacquet Kelurahan Pantai Amal Kecamatan
M. 2014. New crosslinked cast films based Tarakan Timur Kota Tarakan. Jurnal Ilmu
on poly (vinyl alcohol): Preparation and Pemerintahan. 4(1):64-77.
physico-chemical properties. eXPRESS Juwita NK, Djajadisastra J, Azizahwati.
Polymer Letters. 8(12): 941-952. 2011. Uji penghambatan tirosinase dan
Butler H. 2000. Poucher’s Perfumes, Cosmetics stabilitasfisik sediaan krim pemutih yang
and soaps, 10th Edition. London (UK): mengandungekstrak kulit batang nangka
Kluwer Academic Publishers. (Artocarpus heterophyllus). Jurnal Ilmu
Carpenter RP, Lyon DH, Hasdell TA. 2000. Farmasi. 8(3):17-21.
Guidelines for sensory analysis in food Kusumaningsih T, Desi SH, Andi M. 2004.
product development and quality control. Sintesis senyawa komponen parfum etil
2nd Ed. Maryland (US):Marylands Aspen p-Anisat dari Anetol. Jurnal Biofarmasi.
Publisher. 2(2): 58-63.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Luthfiyana N, Nurjanah, Nurilmala N, Anwar
1995. Formularium Kosmetika Indonesia E, Hidayat T. 2016. Rasio bubur rumput
(Cetakan I). Jakarta (ID): Departemen laut Eucheuma cottonii dan Sargassum sp.
Kesehatan RI. sebagai formula krim tabir surya. Jurnal
Djide N. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
Farmasi. Makassar (ID): Universitas 19(3): 183-195.
Hasanuddin. Maharani F, Nurjanah, Suwandi R, Anwar E,
Dolorosa MT, Nurjanah, Purwaningsih S, Hidayat T. 2017. Kandungan senyawa
Anwar E, Hidayat T. 2017. Kandungan bioaktif rumput laut Padina australis dan
senyawa bioaktif bubur rumput laut Eucheuma cottonii sebagai bahan baku
Sargassum plagyophyllum dan Eucheuma krim tabir surya. Jurnal Pengolahan Hasil
cottonii sebagai bahan baku krim Perikanan Indonesia. 20(1):10-17.
pencerah kulit. Jurnal Pengolahan Hasil Manivannan K, Thirumaran G, Karthikai
Perikanan Indonesia. 20(3): 633-644. DG, Anantharman P. 2008. Biochemical
Dotulong V, Widjanarko SB, Yunianta, compositionof seaweed from Mandapam
Mahamit LP. 2014. Antioxidant activity coastal region along southaest coast of
of three marine algae methanol extract India. American-Eurasian Journal of
collected from Nort Sulawesi waters. Botany. 1(2): 32-37.
Indonesia. International Journal of Science Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. New
and Enginering Investigation. 2(23): 26-30. York (US): Elsevier
[FAO] Food and Aquaculture Organization. Molyneux P. 2004. The use of stable free
2015. Fisheries and Aquaculture Statisctic. radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
Roma (IT): FAO Yearbook for estimating antioksidan activity.
Garg A, Deepika A, Garg S, Singla AK. 2010. Journal of Sciencesand Technology.
Spreading of semisolid formulation. USA: 26(2): 211-219.
Pharmaceutical Technology. Pp 84-104 Necas J, Bartosikova L. 2013. Carrageenan:
Grace FX, Darsika C, Sowmya KV, Suganya a review. Review Article. Veterinarni
K, Shanmuganathan S. 2015. Preparation Medicina. 7(8):187–205.
and evaluation of herbal peel off face Nurjanah, Nurilmala N, Anwar E, Luthfiyana
mask. American Journal of PharmTech N. 2017. Identification of bioactive
Research. 5(4): 33-336. compounds seaweed as raw sunscreen
Hidayat T, Nurjanah, Anwar E, Nurilmala cream. Proceedings of the Pakistan
M. 2017. Pengembangan teknologi tepat Academy of Sciences: Pakistan Academy

126 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Karakteristik masker gel peel off, Luthfiyana et al. JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1

of Sciences B. Life and Environmental kosmetik. Jakarta (ID): PT. Gramedia


Sciences. 54(4): 311-318. Pustaka.
Nurjanah, Nurilmala M, Hidayat T, Sudirjo F. Velasco, M. 2014. Short-term clinical of peel-
2016. Characteristics of seaweed as raw off facial mask moisturizers. International
materials for cosmetics. Aquatic Procedia. Journal of Cosmetic Science. 36: 355–360.
7: 177-180. Vieira RP, Fernandes AR, Kaneko TM,
Rahmawanty D, Yulianti N, Fitriana M. 2015. Consiglieri VO, Pinto CASO. 2009.
Formulasi dan evaluasi masker wajah Physical and physicochemical stability
peel-off mengandung kuersetin dengan evaluation of cosmetic formulations
variasi konsentrasi gelatin dan gliserin. containing soybean extract fermented
Media Farmasi. 12 (1): 17-32. by Bifidobacterium animalis. Brazilian
Shai A, Maibach HI, Baran R. 2009. Handbook Journal of Pharmaceutical Sciences. 45
of Cosmetic Skin Care. Second edition. (3):515-525.
London : Informa Healthcare Voigt R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi-
Singh I, Goyal A, Kumar S, Nagpal M, Arora Farmasi. Penerjemah: Soendani N. Edisi
S. 2011. Potential of novel drug delivery kelima. Yogyakarta (ID): Gajah Mada
systems for herbal drugs. Indian Journal of University Press.
Pharmaceutical Education and Research. Yanuarti R, Nurjanah, Anwar E, Hidayat
45(13): 225- 235. T. 2017. Profil fenolik dan aktivitas
Steel RGD, Torrie JH. 1991. Prinsip dan antioksidan dari ekstrak rumput laut
Prosedur Statistika. Sumantri B. Turbinaria conoides dan Eucheuma
penerjemah. Jakarta (ID): Gramedia cottonii. Jurnal Pengolahan Hasil
Pustaka Utama. Terjemahan dari Perikanan Indonesia. 20(2): 230-237.
Principlesand Procedures of Statistics. Yeom G, Yun DM, Kang YW, Kwon JS, Kang
Sulastri A, Chaerunnisa YH. 2016. Formulasi IO, Kim SY. 2011. Clinical efficacy of
masker gel peel off untuk perawatan kulit facial masks containing yoghurt and
wajah. Jurnal Farmaka. 14(3):17-26. Opuntia humifusa Raf. (F-YOP). J. cosmet
Tranggono, Retno Iswari, Latifah, Fatmah. Sci. 62(5): 505-514.
2007. Buku pegangan ilmu pengetahuan

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 127

Anda mungkin juga menyukai