0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan1 halaman
Tugas mata kuliah ini membahas dua teori komunikasi massa yaitu Teori Spiral of Silence dan Teori Agenda Setting. Teori Spiral of Silence menjelaskan tentang bagaimana pendapat minoritas cenderung bungkam karena takut diisolasi, sedangkan Teori Agenda Setting menjelaskan pengaruh agenda media dalam membentuk agenda publik dan kebijakan. Kedua teori dijelaskan lewat contoh kasus intoleransi agama di Indonesia dan pengalihan isu penyelundup
Tugas mata kuliah ini membahas dua teori komunikasi massa yaitu Teori Spiral of Silence dan Teori Agenda Setting. Teori Spiral of Silence menjelaskan tentang bagaimana pendapat minoritas cenderung bungkam karena takut diisolasi, sedangkan Teori Agenda Setting menjelaskan pengaruh agenda media dalam membentuk agenda publik dan kebijakan. Kedua teori dijelaskan lewat contoh kasus intoleransi agama di Indonesia dan pengalihan isu penyelundup
Tugas mata kuliah ini membahas dua teori komunikasi massa yaitu Teori Spiral of Silence dan Teori Agenda Setting. Teori Spiral of Silence menjelaskan tentang bagaimana pendapat minoritas cenderung bungkam karena takut diisolasi, sedangkan Teori Agenda Setting menjelaskan pengaruh agenda media dalam membentuk agenda publik dan kebijakan. Kedua teori dijelaskan lewat contoh kasus intoleransi agama di Indonesia dan pengalihan isu penyelundup
Mencari suatu isu / masalah dimasyarakat dan hubungkan dengan Teori Kebungkamman (Spiral of Silence) dan Teori Agenda Setting.
1. Teori Spiral of Silence.
Teori Spiral of Silence atau Teori Kebungkaman secara bahasa, Spiral berarti perputaran dan silence adalah kesunyian. Teori ini adalah salah satu dari teori komunikasi massa dan komunikasi politik, yang mana teori ini menyatakan bahwa masyarakat dapat mengucilkan atau mengisolasi pendapat sebuah kelompok yang dianggap minoritas, sehingga kelompok minoritas tersebut memilih untuk tetap diam dan tidak menyuarakan pendapatnya. Contoh kasus yang ada di Indonesia adalah kasus intoleransi antar umat beragama tepatnya yang terjadi di Jawa Timur, dimana MUI Jatim mengimbau umat muslim di daerah nya untuk tidak mengucapkan selamat natal kepada umat nasrani. Seperti yang kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat di Indonesia, dan Indonesia adalah negara dengan pemeluk Islam terbanyak di dunia, sehingga umat Islam di Indonesia termasuk dalam kelompok mayoritas. Banyak umat Islam yang setuju dengan pendapat MUI tersebut, namun kam minoritas yang tidak setuju memilih untuk tetap bungkam. Minoritas ini beranggapan, bahwa jika ia mengungkapkan hal-hal yang bertentangan atau kontra di pikiran masyarakat maka yang terjadi adalah tidak didengar, diacuhkan, kemungkinan yang lebih parah adalah bullying. Kelompok minoritas lebih cenderung menghindari terjadinya konflik yang akan dihadapi karena ketakutan akan hal-hal yang akan terjadi dimasa depan.
2. Teori Agenda Setting.
Teori Agenda Setting ialah agenda media mempengaruhi agenda publik, kemudian agenda publik mempengaruhi agenda kebijakan. Hal-hal yang ditayangkan dan diberitakan media massa menjadi pengetahuan publik, sehingga luas di perbincangkan dan diperdebatkan dalam forum publik (agenda publik). Agenda media memicu perhatian publik, kemudian dikembangkan. Isu-isu besar akan bertahan lama, isu-isu minor akan timbul sesaat kemudian akan dilupakan. Beberapa media acap kali memanfaatkan efek ini guna menutupi isu-isu yang merugikan media tersebut atau penguasa media tersebut. Isu yang menonjol kemudian memicu opini publik, yakni sentimen kolektif dari sebuah populasi terhadap subjek tertentu. Dan spiral keheningan adalah respon dari pergeseran opini orang lain. Contoh kasus di Indonesia, adalah berita mengenai penyelundupan motor Harley yang dilakukan oleh maskapai Garuda Indonesia, sehingga merugikan negara. Namun, media mengalihkan isu penyelundupan tersebut dengan berita mengenai prostitusi yang dilakukan antara pramugari dengan Direktur Maskapai itu sendiri. Dengan adanya pengalihan isu tersebut, media mengubah fokus masyarakat dari masalah inti ke masalah yang lain.