Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Filsafat

Oleh:Widi Nugroho,NPM:1906352161,Kelas:MPKT A 07

Judul : Bab 2 “Filsafat”

Pengarang : Irmayanti Meliono dan Fristian Hadinata

Data publikasi : Modul MPKT A Tahun Ajaran 2019/2021,FMIPA Universitas Indonesia,Depok

Filsafat yang berasal dari kata philosophia berarti cinta kebijaksanaan sedangkan filsuf dapat diartikan
pencinta kebijaksanaan. Menurut Socrates, guru dari filsuf Plato, kebijaksanaan yang dimaksud di sini
bukan soal mengetahui banyak fakta atau mengetahui bagaimana caranya melakukan sesuatu.
Kebijaksanaan yang dimaksud itu adalah kemampuan untuk memahami hakikat (true nature) dari semesta
(universe) dan eksistensi manusia. Ada tiga bidang kajian filsafat yang menjadi dasar bagi ilmu
pengetahuan dalam aktivitasnya mencari pengetahuan. (1) Etika, yang berarti ilmuwan dituntut bertindak
secara etis dalam mencari maupun menerapkan pengetahuan. (2) Epistemologi yang menjadi dasar bagi
perolehan penetahuan. (3) Logika yang berguna memastikan kebenaran langkah-langkah perolehan
pengetahuan yang benar.

Berdasarkan sistematika permasalahannya, filsafat tebagi menjadi 3 bagian besar. (1) Ontologi, yaitu
cabang yang mengkaji ‘ada’ (being). Cabang yang dianggap sebagai cabang utama filsafat ini dibagi lagi
menjadi Ontologi (dalam arti khusus) dan metafisika. Metafisika membahas tentang keberadaan sesuatu
yang berada di luar jangkauan indera manusiawi. (2) Epistemologi mengkaji hakikat pengetahuan yang
ditelusuri lewat sumber pengetahuan, struktur pengetahuan, keabsahan pengetahuan, dan batas-batas
pengetahuan. (3) Aksiologi membahas tentang apa yang dilakukan manusia dan apa yang seharusnya
dilakukan manusia.Didalam filsafat sendiri terdapat beberapa aliran,yaitu: (1) rasionalisme yang
menegaskan bahwa semua pengetahuan bersumber dari akal, (2) empirisme yang menekakan pengalaman
sebagai sumber pengetahuan, (3) kritisisme yang dibangun Imanuel Kant yang mengritik rasionalisme dan
empirisme yang dianggap terlalu ekstrem dalam mengkaji pengetahuan manusia, (4) idealisme yang
berpendirian bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental ataupun proses-proses psikologis yag sifat
subyektif, (5) vitalisme yang meyakini bahwa hidup tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara mekanis, dan
(6) fenomenologi yang mengkaji penampakan dan memandang gejala kesedaran selalu saling terkait.Dalam
belajar filsafat dapat menggunakan metode analisis-sintesis. Menurut Kattsoff (2004), secara filosofis
analisis adalah mengumpulan semua pengetahuan yang dapat dikumpulkan oleh manusia untuk menyusun
suatu pandangan tentang dunia. Sedangkan sintesis dapat didefinisikan sebagai aktivitas menemukan
benang merah antarbagian yang dipilah berdasarkan kategori tertentu untuk kemudian menemukan
kesamaan makna.

Secara umum, disadari maupun tidak, filsafat digunakan manusia untuk mnyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Seseorang jadi dapat berpikir logis, kritis, luas, dan menyeluruh. Di sisi lain, berpikir filosofis
juga menyadarkan seseorang mengenai keterbatasan pengetahuannya sehingga ia menjadi rendah hati dan
siap menambah pengetahuannya. Dengan demikian, berpikir filosofis merupakan salah satu cara untuk
membangun keutamaan pengetahuan dan kebjiaksanaan dengan kekuatan-kekuatan yang dikandungnya.

Anda mungkin juga menyukai