MAKALAH
MANAJEMEN K3
DISUSUN OLEH
NIM: 811418138
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga karena Karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Manajemen K3”
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
A. PENDAHULUAN
3. Tujuan ....................................................................................................... 2
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen K3 ........................................................................ 3
2. Landasan hukum Manajemen K3............................................................... 4
KESIMPULAN .......................................................................................... 27
SARAN ........................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan skala kecepatan dan kedalaman industri yang terjadi pada setiap sektor
industri telah menghadapkan tingginya tingkat resiko yang terkandung dimana
akibat kecelakaan yang ditimbulkan juga akan semakin besar. Kecelakaan yang
merupakan suatu proses gagal berfungsinya sistem pengendalian unsur-unsur
kecelakaan dapat menimbulkan berbagai bentuk kerugian, yang tidak hanya
menimpa tenaga kerja akan tetapi juga dapat mempengaruhi kelangsungan
kegiatan industri dan kerusakan lingkungan serta bentuk kerugian lainnya.
Kondisi ini telah memberikan tekanan kepada para pelaku usaha yang memaksa
agar para Petugas K3 (Safety Officer / Safety Engineer) mampu bersungguh-
sungguh untuk melakukan upaya Pencegahan Kecelakaan (Accident Prevention)
B. RUMUSAN MASALAH
Manajemen K3 Page 1
C. TUJUAN
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai
berikut:
Manajemen K3 Page 2
BAB II
SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN SMK3
Dunia usaha saat ini mulai disibukkan dengan adanya sejumlah
persyaratan dalam perdagangan global, yang tentu akan menambah beban bagi
industri. Persyaratan tersebut adalah kewajiban melaksanakan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun
2003 pasal 87. Persyaratan ini sebenarnya sebuah kewajiban biasa, bukan beban
yang harus ditanggung setiap perusahaan. Kewajiban karena seharusnya sudah
diperhitungkan sebagai investasi perusahaan. Dianggap sebagai beban karena
belum seluruh perusahaan melakukannya.
Kemajuan teknologi kian berkembang pesat, namun di sisi lain turut
menjadi penyebab masalah pada keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah ini
harus sesegera mungkin diatasi, karena cepat atau lambat dapat menurunkan
kinerja dan produktivitas suatu perusahaan baik pada sumber daya maupun
elemen lainnya. Oleh karena itu sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05./1996.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sedangkan, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
SMK3 adalah standar yang diadopsi dari standar Australia AS4801 ini
serupa dengan Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS)
18001, standar ini dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga
standarisasi kelas dunia. SMK3 merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk
memenuhi tuntutan dan persyaratan yang ada dan berlaku yang berhubungan
Manajemen K3 Page 3
dengan jaminan keselamatan kerja dan kesehatan kerja. SMK3 merupakan sebuah
sistem yang dapat diukur dan dinilai sehingga kesesuaian terhadapnya menjadi
obyektif.
Berikut ini beberapa konsep dasar dan prinsip-prinsip SMK3, adalah sebagai
berikut:
Manajemen K3 Page 4
o Mempekerjakan pekerja / buruh paling sedikit 100 (seratus) orang,
atau
o Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi
3. Permenaker No.5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) organisasi dapat mengelola Kesematan dan Kesehatan Kerja
dengan mengontrol setiap kegiatan bisnis organisasi. Sebuah sistem yang praktis
dan masuk kedalam struktur organisasi, aktifitas perencanaan, tugas dan tanggung
jawab, proses dan sumber daya yang dikembangkan, penerapan, pencapaian,
peninjauan dan pemeliharaan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
organisasi.
C. TUJUAN PENERAPAN SMK3
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh; serta
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
D. MANFAAT PENERAPAN SMK3
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja, beberapa diantaranya adalah:
1. Melindungi Pekerja
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari
segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun pekerja adalah
asset perusahaan yang paling penting. Dengan menerapkan K3 angka kecelakaan
dapat dikurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini juga akan menguntungkan
bagi perusahaan, karena pekerja yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja akan bekerja lebih bersemangat dan produktif.
Manajemen K3 Page 5
Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundang-
undangan yang berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan exist. Karena
bagaimanapun peraturan atau perundang-undangan yang dibuat bertujuan untuk
kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku maka perusahaan akan lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan
citra baik perusahaan itu sendiri. Berapa banyak perusahaan yang melakukan
pembangkangan terhadap peraturan yang berlaku mengalami kebangkrutan atau
kerugian karena mengalami banyak permasalahan baik dengan karyawan,
pemerintah dan lingkungan setempat.
3. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau
supplier mereka untuk menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan
SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa
meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat. Para pekerja akan bekerja
secara lebih baik, karena mereka terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih
produktif. Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan
beroperasi secara penuh dan normal untuk menjamin kontinuitas supplai kepada
pelanggan. Tidak jarang pelanggan melakukan audit K3 kepada para pemasok
mereka untuk memastikan bahwa pekerja terlindungi dengan baik dan proses
produksi dilakukan secara aman. Tujuan mereka tidak lain adalah untuk
memastikan bahwa mereka sedang berbisnis dengan perusahaan yang bisa
menjamin kontinuitas supplai bahan baku mereka. Disamping itu dengan memiliki
sertifikat SMK3 atau OHSAS 18001 akan dapat meningkatkan citra perusahaan
sehingga pelanggan semakin percaya terhadap perusahaan tersebut.
4. Membuat Sistem Manajemen yang Efektif
Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen
keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif. Karena didalam SMK3 ataupun
OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya prosedur yang terdokumentasi, sehingga
segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan akan terorganisir, terarah, berada
dalam koridor yang teratur dan dilakukan secara konsisten.
Manajemen K3 Page 6
Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk
memudahkan pembuktian identifikasi akar masalah ketidaksesuaian. Sehingga
analysis atau identifikasi ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar menjadi
tidak terarah, yang pada akhirnya memberikan rekomendasi yang tidak tepat atau
tidak menyelesaikan masalah.
Dalam sistem ini juga dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan,
pengendalian, tinjau ulang, umpan balik, perbaikan dan pencegahan. Semua itu
merupakan bentuk sistem manajemen yang efektif. Sistem ini juga meminta
komitmen manajemen dan partisipasi dari semua karyawan, sehingga totalitas
keterlibatan line manajemen dengan pekerja sangat dituntut dalam menjalankan
semua program yang berkaitan dengan K3. Keterlibatan secara totalitas ini akan
memberikan lebih banyak peluang untuk melakukan peningkatan atau perbaikkan
yang lebih efektif bagi perusahaan.
Itulah beberapa manfaat dari sekian manfaat yang dapat diperoleh dari
penerapan SMK3. Semua manfaat penerapan SMK3 akan kembali kepada
perusahaan. Namun seringkali manfaat tersebut tidak pernah diukur secara
kuantitatif sehingga tidak terlihat benefit yang diperoleh dari penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja tersebut. Sistem pelaporan SMK3
yang banyak dilakukan adalah dalam bentuk pengukuran pencegahan kegagalan
dan bukan dalam bentuk pencapaian kesuksesan atau keberhasilan. Sehingga
manajemen hanya melihat K3 sebagai sistem support yang masih menjadi cost
center dan belum bisa berkontribusi kepada profit perusahaan.
Manajemen K3 Page 7
2. Pengaruh positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka
kecelakaan kerja
3. Dalam menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan,
kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian kita tidak perlu
mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. Salah satu
biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan SMK3 adalah biaya premi
asuransi dan biaya kehilangan jam kerja
4. Meningkatkan kesadaran akan bahaya dan resiko dengan pemenuhan
persyaratan
5. Memenuhi kewajiban undang-undang dengan menunjukkan kesungguhan
dalam mengelola resiko
6. Memiliki image perusahaan yang baik dimata pemerintah, pelanggan,
karyawan dan masyarakat umumnya[3]
Manajemen K3 Page 8
kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang
berkaitan dengan keselamatan; dan
penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
b. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-
menerus; dan
c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh.
Muatan Kebijakan K3 paling sedikit memuat visi; tujuan perusahaan; komitmen
dan tekad melaksanakan kebijakan; dan kerangka dan program kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau
operasional.
2. Perencanaan K3
Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3:
hasil penelaahan awal;
identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;
peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
sumber daya yang dimiliki.
3. Pelaksanaan rencana K3;
Dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di bidang
K3, sarana, dan prasarana
a. Sumber daya manusia harus memiliki:
kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan
kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin
kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang
berwenang.
b. Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:
organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;
anggaran yang memadai, prosedur operasi/kerja, informasi, dan
pelaporan serta pendokumentasian, dan
instruksi kerja.
Manajemen K3 Page 9
c. Dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan
persyaratan K3. Kegiatan tersebut adalah :
1. Tindakan pengendalian
2. perancangan (design) dan rekayasa;
3. prosedur dan instruksi kerja;
4. penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan;
5. pembelian/pengadaan barang dan jasa;
6. produk akhir;
7. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri; dan
8. rencana dan pemulihan keadaan darurat
d. Kegiatan 1 – 6 dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko.
e. Kegiatan 7 dan 8 dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi dan
analisa kecelakaan
f. Agar seluruh kegiatan tersebut bisa berjalan, maka harus:
1. Menunjuk SDM yang kompeten dan berwenang dibidang K3
2. Melibatkan seluruh pekerka/buruh
3. Membuat petunjuk K3
4. Membuat prosedur informasi
5. Membuat prosedur pelaporan
6. Mendokumentasikan seluruh kegiatan
g. Pelaksanaan kegiatan diintegrasikan dengan kegiatan manajemen perusahaan
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;
a. Melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan audit internal SMK3
dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten
b. Dalam hal perusahaan tidak mempunyai SDM dapat menggunakan pihak lain
c. Hasil pemantauan dilaporkan kepada pengusaha
Manajemen K3 Page 10
e. Pelaksanaan pemantauan & Evaluasi dilakukan berdasarkan peraturan
Perundang-undangan.
Manajemen K3 Page 11
Untuk lebih memudahkan penerapan standar Sistem Manajemen K3,
berikut ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan dan langkah-langkahnya.
Tahapan dan langkah-langkah tersebut menjadi dua bagian besar.
Manajemen K3 Page 12
Komitmen manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata
tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati
dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan. Seluruh karyawan
dan staf harus mengetahui bahwa tanggung jawab dalam penerapan Sistem
Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja. Tetapi mulai dari manajemen
puncak sampai karyawan terendah. Karena itu ada baiknya manajemen membuat
cara untuk mengkomunikasikan komitmennya keseluruh jajaran dalam
perusahaannya. Untuk itu perlu dicari waktu yang tepat guna menyampaikan
komitmen manajemen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3.
Manajemen K3 Page 13
berpengalaman dalam menerapkan standar Sistem Manajemen K3 ini dan
mempunyai waktu yang cukup.
Manajemen K3 Page 14
Langkah 3. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan
Dalam proses penerapan ini maka peranan anggota kelompok kerja adalah:
Tanggung jawab dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh anggota kelompok
kerja adalah:
Manajemen K3 Page 15
e. Membuat bagan alir yang menjelaskan tentang keterlibatan unit
kerjanya dengan elemen yang ada dalam standar Sistem
Manajemen K3.
f. Bertanggung jawab untuk mengembangkan system sesuai dengan
elemen yang terkait dalam unit kerjanya. Sebagai contoh, anggota
kelompok kerja wakil dari divisi suber daya manusia bertanggung
jawab untuk pelatihan dan seterusnya.
g. Melakukan apa yang telah ditulis dalam dokumen baik diunit
kerjanya sendiri maupun perusahaan.
h. Ikut serta sebagai anggota tim audit internal.
i. Bertanggung jawab untuk mempromosikan standar Sistem
Manajemen K3 secara menerus baik di unit kerjanya sendiri
maupun di unit kerja lain secara konsisten serta bersama-sama
memelihara penerapan sistemnya.
Manajemen K3 Page 16
h. Mempunyai waktu cukup dalam membantu melaksakan proyek
penerapan standar Sistem Manajemen K3 di luar tugas-tugas
utamanya.
4. Jumlah anggota kelompok kerja.
Jika diperlukan, perusahaan yang berskala besar ada yang membentuk kelompok
kerja penunjang dengan tugas membantu kelancaran kerja kelompok kerja
penerapan, khususnya untuk pekerjaan yang bersifat teknis administrative.
Misalnya mengumpulkan catatan-catatan K3 dan fungsi administrative yang lain
seperti pengetikan, penggandaan dan lain-lain.
Manajemen K3 Page 17
Sumber daya disini mencakup orang/personel, perlengkapan, waktu dan
dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi
diluar tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan.
Perlengkapan adalah perlunya mempersiapkan kemungkinan ruangan tambahan
untuk menyimpan dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan
menyimpan data. Tidak kalah pentingnya adalah waktu.
Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama bagi orang yang terlibat
dalam penerapan, mulai mengikuti rapat, pelatihan, mempelajari bahan-bahan
pustaka, menulis dokumen mutu sampai menghadapi kegiatan audit assessment.
Penerapan Sistem Manajemen K3 bukan sekedar kegiatan yang dapat berlangsung
dalam satu atau dua bulan saja. Untuk itu selama kurang lebih satu tahun
perusahaan harus siap menghadapi gangguan arus kas karena waktu yang
seharusnya dikonsentrasikan untuk memproduksikan atau beroperasi banyak
terserap ke proses penerapan ini. Keadaan seperti ini sebetulnya dapat dihindari
dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik. Sementara dana yang di perlukan
adalah dengan membayar konsultan (bila menggunakan konsultan), lembaga
sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan karyawan diluar perusahaan.
Manajemen K3 Page 18
Penerapan Sistem Manajemen K3 adalah kegiatan dari dan untuk
kebutuhan personel perusahaan. Oleh karena itu harus dibangun rasa adanya
keikutsertaan dari seluruh karyawan dalam perusahan memlalui program
penyuluhan.
Manajemen K3 Page 19
Perlu juga dijelaskan oleh manajemen puncak tentang batas waktu kapan
sertifikasi sistem manajemen K3 harus diraih, misalnya pada waktu ulang
tahun perusahaan yang akan datang.Tentu saja pernyataan seperti ini harus
memperhitungkan kensekuensi bahwa sertifikasi diharapkan dapat diperoleh
dalam batas waktu tersebut. Hal ini penting karena menyangkut kredibilitas
manajemen dan waktu kelompok kerja.
Manajemen K3 Page 20
berulang-ulang. Untuk itu perlu dicari buku-buku yang baik dalam arti
ringkas sebagai tambahan dan bersifat memberikan pemahaman yang
terarah, sehingga setiap karyawan senang untuk membacanya.
Apabila memungkinkan buatlah selebaran atau bulletin yang bisa
diedarkan berkala selama masa penerapan berlangsung. Lebih baik lagi
jika selebaran tersebut ditujukan kepada perorangan dengan menulis nama
mereka satu per satu agar setiap orang merasa dirinya dianggap berperan
dalam kegiatan ini. Dengan semakin banyak informasi yang diberikan
kepada karyawan tentunya itu lebih baik biasanya masalah akan muncul
karena kurangnya informasi. Informasi ini penting sekali karena pada saat
melakukan assessment, auditor tidak hanya bertanya pada manajemen saja,
tetapi juga kepada semua orang. Untuk sebaiknya setiap orang benar-benar
paham dan tahu hubungan standar Sistem Manajemen K3 ini dengan
pekerjaan sehari-hari.
Manajemen K3 Page 21
Setelah melakukan peninjauan sistem maka kelompok kerja dapat menyusun
suatu jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan dapat disusun dengan mempertimbangkan
hal-hal berikut:
Manajemen K3 Page 22
Setelah semua dokumen selesai dibuat,maka setiap anggota kelompok kerja
kembali ke masing-masing bagian untuk menerapkan sistem yang ditulis. Adapun
cara penerapannya adalah:
Manajemen K3 Page 23
Ada lima penyelenggara audit eksternal Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang telah mendapatkan Surat Penunjukan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yaitu PT Sucofindo (Persero), PT Surveyor
Indonesia (Persero), PT. Jatim Aspek Nusantara (JAN), PT. Alkon Trainindo
Nusantara, dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) melakukan sertifikasi terhadap
Permenaker 05 /Men/1996. Namun untuk OHSAS 18001:1999 organisasi bebas
menentukan lembaga sertifikasi manapun yang diinginkan. Untuk itu organisasis
disarankan untuk memilih lembaga sertifikasi OHSAS 108001 yang paling tepat.
J. AUDIT SMK3
Manajemen K3 Page 24
K. PENGAWASAN SMK3
7. PP Nomor 50 Tahun 2012 ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (12
April 2013)
L. SANKSI ADMINISTRATIF
Manajemen K3 Page 25
1. teguran;
2. peringatan tertulis;
3. pembatasan kegiatan usaha;
4. pembekuan kegiatan usaha;
5. pembatalan persetujuan;
6. pembatalan pendaftaran;
7. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;
8. pencabutan ijin.
M. ANALISIS SMK3
Manajemen K3 Page 26
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Menyatakan Komitmen
2. Menetapkan Cara Penerapan
3. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan
4. Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan
5. Kegiatan Penyuluhan
6. Peninjauan Sistem
7. Penyusunan Jadwal Kegiatan
8. Pengembangan Sistem Manajemen K3
9. Penerapan Sistem
10. Proses Sertifikasi
SARAN
Manajemen K3 Page 27
DAFTAR PUSTAKA
http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/majalah-sdm-plus/64-edisi-133-januari-
2012/621-smk3-dan-langkah-penerapannya-di-perusahaan,diakses pada tanggal
22 maret 2016.
http://healthsafetyprotection.com/manfaat-penerapan-smk3/, diakses pada tanggal
19 maret 2016.
http://aswinsh.wordpress.com/tag/smk3/, diakses pada tanggal 19 maret 2016.
http://hopelmar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90&Itemi
d=116, diakses pada tanggal 20 maret 2016.PP Nomor 50 Tahun 2012