Anda di halaman 1dari 31

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH

MANAJEMEN K3

DISUSUN OLEH

NAMA: JIHANI SAPUTRI POLOALO

NIM: 811418138

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga karena Karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Manajemen K3”
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Gorontalo, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

3. Tujuan ....................................................................................................... 2

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen K3 ........................................................................ 3
2. Landasan hukum Manajemen K3............................................................... 4

3. Tujuan penerapan Manajemen K3 ............................................................. 5

4. Manfaat penerapan Manajemen K3 ........................................................... 5

5. Kewajiban Penerapan Manajemen K3 ....................................................... 8

6. Penerapan Manajemen K3 di Perusahaan .................................................. 8

7. Tahap persiapan Manajemen K3 .............................................................. 11

8. Tahap pengembangan dan penerapan Manajemen K3 ............................ 12

9. Penilaian Penerapan Manajemen K3 ...................................................... 24

10. Audit Manajemen K3 ............................................................................ 24

11. Pengawasan Manajemen K3 ................................................................. 25

12. Sanksi Administratif Manajemen K3 .................................................... 25

13. Analisis Manajemen K3 ........................................................................ 26

KESIMPULAN .......................................................................................... 27
SARAN ........................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan skala kecepatan dan kedalaman industri yang terjadi pada setiap sektor
industri telah menghadapkan tingginya tingkat resiko yang terkandung dimana
akibat kecelakaan yang ditimbulkan juga akan semakin besar. Kecelakaan yang
merupakan suatu proses gagal berfungsinya sistem pengendalian unsur-unsur
kecelakaan dapat menimbulkan berbagai bentuk kerugian, yang tidak hanya
menimpa tenaga kerja akan tetapi juga dapat mempengaruhi kelangsungan
kegiatan industri dan kerusakan lingkungan serta bentuk kerugian lainnya.
Kondisi ini telah memberikan tekanan kepada para pelaku usaha yang memaksa
agar para Petugas K3 (Safety Officer / Safety Engineer) mampu bersungguh-
sungguh untuk melakukan upaya Pencegahan Kecelakaan (Accident Prevention)

Keberhasilan upaya Pencegahan Kecelakaan menuntut adanya jaminan


keterlibatan dari segenap unsur pimpinan dan seluruh tenaga kerja yang
terintegrasi dalam suatu kesatuan sistem yang terstruktur dan terukur berdasarkan
tanggung jawab yang dimiliki. Dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut
dibutuhkan adanya Petugas K3 (Safety Officer / Safety Engineer) yang kompeten
didalam melaksanakan tugasnya di bidang K3 guna membantu perusahaan dalam
menjamin pengelolaam penerapan dan pelaksanaan syarat-syarat K3 sebagaimana
tertuang dalam Prinsip Dasar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas


adalah sebagai berikut:

 Apa yang dimaksud dengan Manajemen K3?


 Bagaimana penerapan Manajemen K3 di perusahaan?

Manajemen K3 Page 1
C. TUJUAN
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai
berikut:

 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Manajemen K3.


 Untuk mengetahui bagaimana penerapan Manajemen K3 di perusahaan.

Manajemen K3 Page 2
BAB II
SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN SMK3
Dunia usaha saat ini mulai disibukkan dengan adanya sejumlah
persyaratan dalam perdagangan global, yang tentu akan menambah beban bagi
industri. Persyaratan tersebut adalah kewajiban melaksanakan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun
2003 pasal 87. Persyaratan ini sebenarnya sebuah kewajiban biasa, bukan beban
yang harus ditanggung setiap perusahaan. Kewajiban karena seharusnya sudah
diperhitungkan sebagai investasi perusahaan. Dianggap sebagai beban karena
belum seluruh perusahaan melakukannya.
Kemajuan teknologi kian berkembang pesat, namun di sisi lain turut
menjadi penyebab masalah pada keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah ini
harus sesegera mungkin diatasi, karena cepat atau lambat dapat menurunkan
kinerja dan produktivitas suatu perusahaan baik pada sumber daya maupun
elemen lainnya. Oleh karena itu sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05./1996.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sedangkan, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
SMK3 adalah standar yang diadopsi dari standar Australia AS4801 ini
serupa dengan Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS)
18001, standar ini dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga
standarisasi kelas dunia. SMK3 merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk
memenuhi tuntutan dan persyaratan yang ada dan berlaku yang berhubungan

Manajemen K3 Page 3
dengan jaminan keselamatan kerja dan kesehatan kerja. SMK3 merupakan sebuah
sistem yang dapat diukur dan dinilai sehingga kesesuaian terhadapnya menjadi
obyektif.
Berikut ini beberapa konsep dasar dan prinsip-prinsip SMK3, adalah sebagai
berikut:

1. Komitmen dan Kebijakan Organisasi harus membuat sebuah Kebijakan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan memastikan komitmennya dengan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Planning Organisasi merumuskan sebuah perencanaan/sasaran dan
program untuk mendukung Kebijakan K3 nya.
3. Implementation Untuk implementasi yang efektif, organisasi melakukan
pengembangan kemampuan dan mendukung segala kebutuhan mekanisnya
untuk mencapai Kebijakan K3 dan Sasaran dan Program K3 organisasi.
4. Checking Organisasi akan selalu melakukan pengecekan, memonitor dan
mengevaluasi kinerja K3 organisasi.
5. Review dan Continual Improvement Organisasi melakukan peninjauan
dan melakukan peningkatan yang berkelanjutan terhadap Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja nya.

B. LANDASAN HUKUM SMK3


Undang-undang No.13 Tahun 2003: UU tentang Ketenaga Kerjaan, dalam
Pasal 87 ayat 1 mengamanatkan bahwa: Setiap Perusahaan wajib menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan Sistem Manajemen Perusahaan.
1. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang memuat
ketentuan-ketentuan pokok mengenai penerapan dan pelaksanaan syarat-syarat K3
2. Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun 2012, tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dalam Pasal 5 ayat 1 dan ayat 2
menyatakan bahwa: Setiap Perusahaan wajib menerapkan SMK3 bagi
Perusahaan:

Manajemen K3 Page 4
o Mempekerjakan pekerja / buruh paling sedikit 100 (seratus) orang,
atau
o Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi
3. Permenaker No.5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) organisasi dapat mengelola Kesematan dan Kesehatan Kerja
dengan mengontrol setiap kegiatan bisnis organisasi. Sebuah sistem yang praktis
dan masuk kedalam struktur organisasi, aktifitas perencanaan, tugas dan tanggung
jawab, proses dan sumber daya yang dikembangkan, penerapan, pencapaian,
peninjauan dan pemeliharaan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
organisasi.
C. TUJUAN PENERAPAN SMK3
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh; serta
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
D. MANFAAT PENERAPAN SMK3
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja, beberapa diantaranya adalah:
1. Melindungi Pekerja
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari
segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun pekerja adalah
asset perusahaan yang paling penting. Dengan menerapkan K3 angka kecelakaan
dapat dikurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini juga akan menguntungkan
bagi perusahaan, karena pekerja yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja akan bekerja lebih bersemangat dan produktif.

2. Patuh Terhadap Peraturan dan Undang-Undang

Manajemen K3 Page 5
Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundang-
undangan yang berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan exist. Karena
bagaimanapun peraturan atau perundang-undangan yang dibuat bertujuan untuk
kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku maka perusahaan akan lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan
citra baik perusahaan itu sendiri. Berapa banyak perusahaan yang melakukan
pembangkangan terhadap peraturan yang berlaku mengalami kebangkrutan atau
kerugian karena mengalami banyak permasalahan baik dengan karyawan,
pemerintah dan lingkungan setempat.
3. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau
supplier mereka untuk menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan
SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa
meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat. Para pekerja akan bekerja
secara lebih baik, karena mereka terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih
produktif. Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan
beroperasi secara penuh dan normal untuk menjamin kontinuitas supplai kepada
pelanggan. Tidak jarang pelanggan melakukan audit K3 kepada para pemasok
mereka untuk memastikan bahwa pekerja terlindungi dengan baik dan proses
produksi dilakukan secara aman. Tujuan mereka tidak lain adalah untuk
memastikan bahwa mereka sedang berbisnis dengan perusahaan yang bisa
menjamin kontinuitas supplai bahan baku mereka. Disamping itu dengan memiliki
sertifikat SMK3 atau OHSAS 18001 akan dapat meningkatkan citra perusahaan
sehingga pelanggan semakin percaya terhadap perusahaan tersebut.
4. Membuat Sistem Manajemen yang Efektif
Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen
keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif. Karena didalam SMK3 ataupun
OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya prosedur yang terdokumentasi, sehingga
segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan akan terorganisir, terarah, berada
dalam koridor yang teratur dan dilakukan secara konsisten.

Manajemen K3 Page 6
Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk
memudahkan pembuktian identifikasi akar masalah ketidaksesuaian. Sehingga
analysis atau identifikasi ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar menjadi
tidak terarah, yang pada akhirnya memberikan rekomendasi yang tidak tepat atau
tidak menyelesaikan masalah.
Dalam sistem ini juga dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan,
pengendalian, tinjau ulang, umpan balik, perbaikan dan pencegahan. Semua itu
merupakan bentuk sistem manajemen yang efektif. Sistem ini juga meminta
komitmen manajemen dan partisipasi dari semua karyawan, sehingga totalitas
keterlibatan line manajemen dengan pekerja sangat dituntut dalam menjalankan
semua program yang berkaitan dengan K3. Keterlibatan secara totalitas ini akan
memberikan lebih banyak peluang untuk melakukan peningkatan atau perbaikkan
yang lebih efektif bagi perusahaan.
Itulah beberapa manfaat dari sekian manfaat yang dapat diperoleh dari
penerapan SMK3. Semua manfaat penerapan SMK3 akan kembali kepada
perusahaan. Namun seringkali manfaat tersebut tidak pernah diukur secara
kuantitatif sehingga tidak terlihat benefit yang diperoleh dari penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja tersebut. Sistem pelaporan SMK3
yang banyak dilakukan adalah dalam bentuk pengukuran pencegahan kegagalan
dan bukan dalam bentuk pencapaian kesuksesan atau keberhasilan. Sehingga
manajemen hanya melihat K3 sebagai sistem support yang masih menjadi cost
center dan belum bisa berkontribusi kepada profit perusahaan.

Adapun manfaat lain SMK3 bagi organisasi adalah memberikan beberapa


keuntungan, diantaranya:

1. Tujuan inti penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (SMK3) adalah memberikan perlindungan kepada pekerja.
Bagaimanapun pekerja adalah aset Perusahaan yang harus dipelihara dan
dijaga keselamatannya

Manajemen K3 Page 7
2. Pengaruh positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka
kecelakaan kerja
3. Dalam menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan,
kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian kita tidak perlu
mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. Salah satu
biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan SMK3 adalah biaya premi
asuransi dan biaya kehilangan jam kerja
4. Meningkatkan kesadaran akan bahaya dan resiko dengan pemenuhan
persyaratan
5. Memenuhi kewajiban undang-undang dengan menunjukkan kesungguhan
dalam mengelola resiko
6. Memiliki image perusahaan yang baik dimata pemerintah, pelanggan,
karyawan dan masyarakat umumnya[3]

E. KEWAJIBAN PENERAPAN SMK3

1. Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100


(seratus) orang; atau
2. Perusahaan yang mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. (Ketentuan
mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan).
3. Penerapan SMK3 memperhatikan ketentuan peraturan perundang-
undangan serta konvensi atau standar internasional.

F. PENERAPAN SMK3 DI PERUSAHAAN


1. Penetapan kebijakan K3;
Pengusaha dalam menyusun kebijakan K3 paling sedikit harus:
a. melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:
 identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
 perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain
yang lebih baik;
 peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;

Manajemen K3 Page 8
 kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang
berkaitan dengan keselamatan; dan
 penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
b. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-
menerus; dan
c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh.
Muatan Kebijakan K3 paling sedikit memuat visi; tujuan perusahaan; komitmen
dan tekad melaksanakan kebijakan; dan kerangka dan program kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau
operasional.
2. Perencanaan K3
Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3:
 hasil penelaahan awal;
 identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;
 peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
 sumber daya yang dimiliki.
3. Pelaksanaan rencana K3;
Dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di bidang
K3, sarana, dan prasarana
a. Sumber daya manusia harus memiliki:
 kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan
 kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin
kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang
berwenang.
b. Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:
 organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;
 anggaran yang memadai, prosedur operasi/kerja, informasi, dan
pelaporan serta pendokumentasian, dan
 instruksi kerja.

Manajemen K3 Page 9
c. Dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan
persyaratan K3. Kegiatan tersebut adalah :
1. Tindakan pengendalian
2. perancangan (design) dan rekayasa;
3. prosedur dan instruksi kerja;
4. penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan;
5. pembelian/pengadaan barang dan jasa;
6. produk akhir;
7. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri; dan
8. rencana dan pemulihan keadaan darurat
d. Kegiatan 1 – 6 dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko.
e. Kegiatan 7 dan 8 dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi dan
analisa kecelakaan
f. Agar seluruh kegiatan tersebut bisa berjalan, maka harus:
1. Menunjuk SDM yang kompeten dan berwenang dibidang K3
2. Melibatkan seluruh pekerka/buruh
3. Membuat petunjuk K3
4. Membuat prosedur informasi
5. Membuat prosedur pelaporan
6. Mendokumentasikan seluruh kegiatan
g. Pelaksanaan kegiatan diintegrasikan dengan kegiatan manajemen perusahaan
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;
a. Melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan audit internal SMK3
dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten

b. Dalam hal perusahaan tidak mempunyai SDM dapat menggunakan pihak lain
c. Hasil pemantauan dilaporkan kepada pengusaha

d. Hasil tersebut digunakan untuk untuk melakukan tindakan pengendalian

Manajemen K3 Page 10
e. Pelaksanaan pemantauan & Evaluasi dilakukan berdasarkan peraturan
Perundang-undangan.

5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.

a. Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, dilakukan


peninjauan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi

b. Hasil peninjauan digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja

c. Perbaikan dan peningkatan kinerja dilaksanakan dalam hal :

a. terjadi perubahan peraturan perundang-undangan;


b. adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
c. adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
d. terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan;
e. adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
epidemiologi;
f. adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja;
g. adanya pelaporan; dan/atau
h. adanya masukan dari pekerja/buruh.

G. TAHAP PERSIAPAN SMK3

Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa tahapan


yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efeketif, karena SMK3
mempunyai elemen-elemen atau persyaratan-persyaratan tertentu yang harus
dibangun didalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem Manajemen K3 juga
harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara terus menerus didalam pelaksanaanya
untuk menjamin bahwa system itu dapat berperan dan berfungsi dengan baik serat
berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan.

Manajemen K3 Page 11
Untuk lebih memudahkan penerapan standar Sistem Manajemen K3,
berikut ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan dan langkah-langkahnya.
Tahapan dan langkah-langkah tersebut menjadi dua bagian besar.

Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan suatu


organisasi/perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah
personel, mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan kebutuahn sumber
daya yang diperlukan, adapun tahap persiapan ini, antara lain:

1. Komitmen manajemen puncak.


2. Menentukan ruang lingkup
3. Menetapkan cara penerapan
4. Membentuk kelompok penerapan
5. Menetapkan sumber daya yang diperlukan

H. TAHAP PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN SMK3

Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh


organisasi/perusahaan dengan melibatkan banyak personel, mulai dari
menyelenggarakan penyuluhan dan melaksakan sendiri kegiatan audit internal
serta tindakan perbaikannya sampai melakukan sertifikasi.

Langkah 1. Menyatakan Komitmen

Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapan sebuah Sistem


Manajemen K3 dalam organisasi/perusahaan harus dilakukan oleh manajemen
puncak. Persiapan Sistem

Manajemen K3 tidak akan berjalan tanpa adanya komintmen terhadap system


manajemen tersebut. Manajemen harus benar-benar menyadari bahwa merekalah
yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan atau kegagalan penerapan
Sistem K3.

Manajemen K3 Page 12
Komitmen manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata
tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati
dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan. Seluruh karyawan
dan staf harus mengetahui bahwa tanggung jawab dalam penerapan Sistem
Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja. Tetapi mulai dari manajemen
puncak sampai karyawan terendah. Karena itu ada baiknya manajemen membuat
cara untuk mengkomunikasikan komitmennya keseluruh jajaran dalam
perusahaannya. Untuk itu perlu dicari waktu yang tepat guna menyampaikan
komitmen manajemen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3.

Langkah 2. Menetapkan Cara Penerapan

Dalam menerapkan SMK3, perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan


dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Konsultan yang baik tentu memiliki pengalaman yang banyak dan


bervariasi sehingga dapat menjadi agen pengalihan pengentahuan secara efektif,
sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat dalam proses penerapan
Sistem Manajemen K3.

2. Konsultan yang independen kemungkinan konsultan tersebut secara


bebas dapat memberikan umpan balik kepada manajemen secara objektif tanpa
terpengaruh oleh persaingan antar kelompok didalam organisasi/perusahaan.

3. Konsultan jelas memiliki waktu yang cukup. Berbeda dengan tenaga


perusahaan yang meskipun mempunyai keahlian dalam Sistem Manajemen K3
namun karena desakan tugas-tugas yang lain di perusahaan, akibatnya tidak punya
cukup waktu.

Sebenarnya perusahaan/organisasi dapat menerapkan Sistem Manajemen


K3 tanpa menggunakan jasa konsultan, jika organisasi yang bersangkutan
memiliki personel yang cukup mampu untuk mengorganisasikan dan
mengarahkan orang. Selain itu organisasi tentunya sudah memahami dan

Manajemen K3 Page 13
berpengalaman dalam menerapkan standar Sistem Manajemen K3 ini dan
mempunyai waktu yang cukup.

Beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk menggunakan jasa konsultan:

1. Pastikan bahwa konsultan yang dipilih adalah konsultan yang betul-


betul berkompeten di bidang standar Sistem manajemen K3, bukan konsultan
dokumen manajemen K3 biasa yang lebih memusatkan dirinya pada pembuatan
dokumen saja.

2. Teliti mengenai reputasi dari konsultan tersebut. Apakah mereka selalu


menepati janji yang mereka berikan, mampu bekerja sama, dan yang tidak kalah
penting adalah motivasi tim perusahaan. Kita dapat meminta informasi secara
identitas klien mereka.

3. Pastikan lebih dulu siapa yang akan diterjunkan sebagai konsultan


dalam proyek ini. Hal ini penting sekali karena merekalah yang akan berkunjung
ke perusahaan dan akan menentukan keberhasilan,jadi bukan nama besar dari
perusahaan konsultan tersebut. Mintalah waktu untuk bertemu dengan calon
konsultan yang mereka ajukan dan perusahaan boleh bebas menilainya.
Pertimbangan apakah tim perusahaan mau menerima dan dapat bekerjasama
dengannya.

4. Teliti apakah konsultan tersebut telah berpengalaman membantu


perusahaan sejenisnya sampai mendapat sertifikat. Meskipun hal ini bukan
menjadi patokan mutlak akan tetapi pengalaman menangani usaha sejenis akan
lebih baik dan mempermudah konsultan dalam memahami proses organisasi
perusahaan tersebut.

5. Pastikan waktu dari konsultan terkait dengan kesibukannya menagani


klien yang lain. Biasanya konsultan tidak akan berkunjung setiap hari melainkan
3-4 hari selama sebulan. Makan pastikan jumlah hari berkunjung konsultan
tersebut sebelum memulai kontrak kerja sama.

Manajemen K3 Page 14
Langkah 3. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan

Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja sebaiknya anggota kelompok


kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja. Biasanya manajer
unit kerja, hal ini penting karena merekalah yang tentunya paling bertanggung
jawab terhadap unit kerja yang bersangkutan.

1. Peran anggota kelompok.

Dalam proses penerapan ini maka peranan anggota kelompok kerja adalah:

a. Menjadi agen perubahan sekaligus fasilisator dalam unit kerjanya.


Merekalah yang pertama-tama menerapkan Sistem Manajemen K3
ini di unit-unit kerjanya termasuk merobah cara dan kebiasaan
lama yang tidak menunjang penerapan sistem ini. Selain itu mereka
juga akan melatih dan menjelaskan tentang standar ini termasuk
mnafaat dan konsekuensinya.
b. Menjaga konsistensi dari penerapan Sistem Manajemen K3,baik
melalui tinjauan sehari-hari maupun berkala.
c. Menjadi penghubung antara manajemen dan unti kerjanya.

2. Tanggung jawab dan tugas anggota kelompok kerja.

Tanggung jawab dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh anggota kelompok
kerja adalah:

a. Mengikuti pelatihan lengkap dengan standar Sistem Manajemen


K3.
b. Melatih staf dalam unit kerjanya sesuai kebutuhan.
c. Melakukan latihan terhadap sistem yang berlangsung dibandingkan
dengan sistem standar Sistem Manajemen K3.
d. Melakukan tinjauan terhadap sistem yang berlangsung
dibandingkan dengan sistem standar Sistem Manajemen K3.

Manajemen K3 Page 15
e. Membuat bagan alir yang menjelaskan tentang keterlibatan unit
kerjanya dengan elemen yang ada dalam standar Sistem
Manajemen K3.
f. Bertanggung jawab untuk mengembangkan system sesuai dengan
elemen yang terkait dalam unit kerjanya. Sebagai contoh, anggota
kelompok kerja wakil dari divisi suber daya manusia bertanggung
jawab untuk pelatihan dan seterusnya.
g. Melakukan apa yang telah ditulis dalam dokumen baik diunit
kerjanya sendiri maupun perusahaan.
h. Ikut serta sebagai anggota tim audit internal.
i. Bertanggung jawab untuk mempromosikan standar Sistem
Manajemen K3 secara menerus baik di unit kerjanya sendiri
maupun di unit kerja lain secara konsisten serta bersama-sama
memelihara penerapan sistemnya.

3. Kualifikasi anggota kelompok kerja.

Dalam menunjukan anggota kelompok kerja sebenarnya tidak ada ketentuan


kualifikasi yang baku. Namun demikian untuk memudahkan dalam pemilihan
anggota kelompok kerja, manajemen mempertimbangkan personel yang:

a. Memiliki taraf kecerdasan yang cukup sehingga mampu berfikir


secara konseptual dan berimajinasi.
b. Rajin dan bekerja keras.
c. Senang belajar termaksud suka membaca buku-buku tentang
standar Sistem Manajemen K3.
d. Mampu membuat bagan alir dan menulis.
e. Disiplin dan tepat waktu.
f. Berpengalaman kerja cukup didalam unit kerjanya sehingga
menguasai dari segi operasional.
g. Mampu berkomunikasi dengan efektif dalam presentasi dan
pelatihan.

Manajemen K3 Page 16
h. Mempunyai waktu cukup dalam membantu melaksakan proyek
penerapan standar Sistem Manajemen K3 di luar tugas-tugas
utamanya.
4. Jumlah anggota kelompok kerja.

Mengenai jumlah anggota kelompok kerja dapat bervariasi tergantung dari


besar kecilnya lingkup penerapan biasanya jumlah penerapan anggota kelompok
kerja sekitar delapan orang. Yang pasti jumlah anggota kelompok kerja ini harus
dapat mencakup semua elemen sebagaimana disyaratkan dalam Sistem
Manajemen K3. Pada dasarnya setiap anggota kelompok kerja dapat merangkap
dalam working group,dan working group itu sendiri dapat saja hanya sendiri dari
satu atau dua orang. Kelompok kerja akan diketuai dan dikoordinir oleh seorang
ketua kelompok kerja, biasanya dirangkap oleh manajemen representatif yang
ditunjuk oleh manajemen puncak.

Di samping itu untuk mengawal dan mengarahkan kelompok kerja maka


sebaiknya dibentuk panitia pengarah (Steering Committee), yang biasanya terdari
dari para anggota manajemen. Adapun tugas panitia ini adalah memberikan
arahan, menetapkan kebijakan, sasaran dan lain-lain yang menyangkut
kepentingan organisasi secara keseluruhan. Dalam proses penerapan ini maka
kelompok kerja penerapan akan bertanggung jawab dan melaporkan Panitia
Pengarah.

5. Kelompok kerja penunjang.

Jika diperlukan, perusahaan yang berskala besar ada yang membentuk kelompok
kerja penunjang dengan tugas membantu kelancaran kerja kelompok kerja
penerapan, khususnya untuk pekerjaan yang bersifat teknis administrative.
Misalnya mengumpulkan catatan-catatan K3 dan fungsi administrative yang lain
seperti pengetikan, penggandaan dan lain-lain.

Langkah 4. Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan

Manajemen K3 Page 17
Sumber daya disini mencakup orang/personel, perlengkapan, waktu dan
dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi
diluar tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan.
Perlengkapan adalah perlunya mempersiapkan kemungkinan ruangan tambahan
untuk menyimpan dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan
menyimpan data. Tidak kalah pentingnya adalah waktu.

Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama bagi orang yang terlibat
dalam penerapan, mulai mengikuti rapat, pelatihan, mempelajari bahan-bahan
pustaka, menulis dokumen mutu sampai menghadapi kegiatan audit assessment.
Penerapan Sistem Manajemen K3 bukan sekedar kegiatan yang dapat berlangsung
dalam satu atau dua bulan saja. Untuk itu selama kurang lebih satu tahun
perusahaan harus siap menghadapi gangguan arus kas karena waktu yang
seharusnya dikonsentrasikan untuk memproduksikan atau beroperasi banyak
terserap ke proses penerapan ini. Keadaan seperti ini sebetulnya dapat dihindari
dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik. Sementara dana yang di perlukan
adalah dengan membayar konsultan (bila menggunakan konsultan), lembaga
sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan karyawan diluar perusahaan.

Disamping itu juga perlu dilihat apakah dalam penerapan Sistem


Manajemen K3 ini perusahaan harus menyediakan peralatan khusus yang selama
ini belum dimiliki. Sebagai contoh adalah: apabila perusahaan memiliki
kompresor dengan kebisingan diatas rata-rata, karena sesuai dengan persyaratan
Sistem Manajemen K3 yang mengharuskan adanya pengendalian resiko dan
bahaya yang ditimbulkan, perusahaan tentu harus menyediakan peralatan yang
dapat menghilangkan/mengurangi tingkat kebisingan tersebut. Alat pengukur
tingkat kebisingan juga harus disediakan, dan alat ini harus dikalibrasi. Oleh
karena itu besarnya dana yang dikeluarkan untuk peralatan ini tergantung pada
masing-masing perusahaan.

Langkah 5. Kegiatan Penyuluhan

Manajemen K3 Page 18
Penerapan Sistem Manajemen K3 adalah kegiatan dari dan untuk
kebutuhan personel perusahaan. Oleh karena itu harus dibangun rasa adanya
keikutsertaan dari seluruh karyawan dalam perusahan memlalui program
penyuluhan.

Kegiatan ini harus diarahkan untuk mencapai tujuan,antara lain:

 Menyamakan persepsi dan motivasi terhadap pentingnya


penerapan Sistem Manajemen K3 bagi kinerja perusahaan.
 Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi,manajer,staf
dan seluruh jajaran dalam perusahaan untuk bekerja sama dalam
menerapkan standar system ini.

Kegiatan penyuluhan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya


dengan pernyataan komitmen manajemen, melalui ceramah, surat edaran atau
pembagian buku-buku yang terkait dengan Sistem Manajemen K3.

1. Pernyataan Komitmen Manajemen.

Dalam kegiatan ini, manajemen mengumpulkan seluruh karyawan dalam


acara khusus. Kemudian manajemen menyampaikan sambutan yang isinya,
antara lain:

a. Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi kelangsungan


dan kemajuan perusahaan.
b. Bahwa Sistem Manajemen K3 sudah banyak diterapkan di
berbagai Negara dan sudah menjadi kewajiban perusahaan-
perusahaan di Indonesia.
c. Bahwa manajemen telah memutuskan serta mengharapkan
keikutsertaan dan komitmen setiap orang dalam perusahaan sesuai
tugas dan jabatan masing-masing.
d. Bahwa manajemen akan segera membentuk tim kerja yang dipilih
dari setiap bidang didalam perusahaan.

Manajemen K3 Page 19
Perlu juga dijelaskan oleh manajemen puncak tentang batas waktu kapan
sertifikasi sistem manajemen K3 harus diraih, misalnya pada waktu ulang
tahun perusahaan yang akan datang.Tentu saja pernyataan seperti ini harus
memperhitungkan kensekuensi bahwa sertifikasi diharapkan dapat diperoleh
dalam batas waktu tersebut. Hal ini penting karena menyangkut kredibilitas
manajemen dan waktu kelompok kerja.

1. Pelatihan awareness Sistem Manajemen K3.

Pelatihan singkat mengenai apa itu Sitem Manajemen K3 perlu dilakukan


guna memberikan dan menyamakan persepsi dan menghindarkan kesimpang
siuran informasi yang dapat memberikan kesan keliru dan menyesatkan.
Peserta pelatihan adalah seluruh karyawan yang dikumpulkan di suatu tempat
dan kemudian pembicara diundang untuk menjelaskan Sistem Manajemen K3
secara ringkas dan dalam bahasa yang sederhana, sehingga mampu
menggugah semangat karyawan untuk menerapkan standar Sistem
Manajemen K3. Kegiatan awareness ini bila mungkin dapat dilakukan secara
bersamaan untuk seluruh karyawan dan disampaikan secara singkat dan tidak
terlalu lama.

Dalam awareness ini dapat disampaikan materi tentang :

a. Latar belakang dan jenis Sistem Manajemen K3 yang sesuai


dengan organisasi.
b. Alasan mengapa standar Sistem Manajemen K3 ini penting
bagi perusahaan dan manfaatnya.
c. Perihal elemen, dokumentasi dan sertifikasi secara singkat.
d. Bagaimana penerapannya dan peran setiap orang dalam
penerapan tersebut.
e. Diadakan tanya jawab.
2. Membagikan bahan bacaan.
Jika pelatihan awareness hanya dilakukan sekali saja,namun bahan
bacaan berupa buku atau selebaran dapat dibaca karyawan secara

Manajemen K3 Page 20
berulang-ulang. Untuk itu perlu dicari buku-buku yang baik dalam arti
ringkas sebagai tambahan dan bersifat memberikan pemahaman yang
terarah, sehingga setiap karyawan senang untuk membacanya.
Apabila memungkinkan buatlah selebaran atau bulletin yang bisa
diedarkan berkala selama masa penerapan berlangsung. Lebih baik lagi
jika selebaran tersebut ditujukan kepada perorangan dengan menulis nama
mereka satu per satu agar setiap orang merasa dirinya dianggap berperan
dalam kegiatan ini. Dengan semakin banyak informasi yang diberikan
kepada karyawan tentunya itu lebih baik biasanya masalah akan muncul
karena kurangnya informasi. Informasi ini penting sekali karena pada saat
melakukan assessment, auditor tidak hanya bertanya pada manajemen saja,
tetapi juga kepada semua orang. Untuk sebaiknya setiap orang benar-benar
paham dan tahu hubungan standar Sistem Manajemen K3 ini dengan
pekerjaan sehari-hari.

Langkah 6. Peninjauan Sistem

Kelompok kerja penerapan yang telah dibentuk kemudian mulai


bekerja untuk meninjau sistem yang sedang berlangsung dan kemudian
dibandingkan dengan persyaratan yang ada dalam Sistem Manajemen K3.
Peninjauan ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan meninjau
dokumen prosedur dan meninjau pelaksanaan.
1. Apakah perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten
prosedur atau instruksi kerja dari OHSAS 18001 atau Permenaker
05/men/1996.
2. Perusahaan belum memiliki dokumen, tetapi sudah menerapkan sebagian
atau seluruh persyaratan dalam standar Sistem Manajemen K3.
3. Perusahaan belum memiliki dokumen dan belum menerapkan persyaratan
standar Sistem Manajemen K3 yang dipilih.

Langkah 7. Penyusunan Jadwal Kegiatan

Manajemen K3 Page 21
Setelah melakukan peninjauan sistem maka kelompok kerja dapat menyusun
suatu jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan dapat disusun dengan mempertimbangkan
hal-hal berikut:

1. Ruang lingkup pekerjaan. Dari hasil tinjauan sistem akan menunjukan


beberapa banyak yang harus disiapkan dan berapa lama setiap prosedur itu
akan diperiksa, disempurnakan, disetujui dan diaudit. Semakin panjang
daftar prosedur yang harus disiapkan, semakin lama waktu penerapan yang
diperlukan.
2. Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja penerapan.
Kemampuan disini dalam hal membagi dan menyediakan waktu. Seperti
diketahui bahwa tugas penerapan bukanlah satu-satunya pekerjaan para
anggota kelompok kerja dan manajemen representative. Mereka masih
mempunyai tugas dan tanggung jawab lain diluar penerapan standar
Sistem Manajemen K3 yang kadang-kadang juga sama pentingya dengan
penerapan standar ini. Hal ini menyangkut kelangsungan usaha perusahaan
seperti pencapaian sasaran penjualan,memenuhi jadwal dan taget produksi.
3. Keberadaan proyek. Khusus bagi perusahaan yang kegiatanya berdasarkan
proyek (misalnya kontraktor dan pengembangan), maka ketika menyusun
jadwal kedatangan asesor badan sertifikasi, pastikan bahwa pada saat
asesor datang proyek yang sedang dikerjakan.

Langkah 8. Pengembangan Sistem Manajemen K3

Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam tahap pengembangan Sistem


Manajemen K3 antara lain mencakup dokumentasi, pembagian kelompok,
penyusunan bagan air, penulisan manual Sistem Manajemen K3, Prosedur,dan
instruksi kerja.

Langkah 9. Penerapan Sistem

Manajemen K3 Page 22
Setelah semua dokumen selesai dibuat,maka setiap anggota kelompok kerja
kembali ke masing-masing bagian untuk menerapkan sistem yang ditulis. Adapun
cara penerapannya adalah:

1. Anggota kelompok kerja mengumpulkan seluruh stafnya dan menjelaskan


mengenai isi dokumen tersebut. Kesempatan ini dapat juga digunakan
untuk mendapatkan masukan-masukan dari lapangan yang bersifat teknis
operasional.
2. Anggota kelompok kerja bersama-sama staf unit kerjanya mulai mencoba
menerapkan hal-hal yang telah ditulis. Setiap kekurangan atau hambatan
yang dijumpai harus dicatat sebagai masukan untuk menyempurnakan
system.
3. Mengumpulkan semua catatan K3 dan rekaman tercatat yang merupakan
bukti pelaksanaan hal-hal yang telah ditulis. Rentang waktu untuk
menerapkan system ini sebaiknya tidak kurang dari tiga bulan sehingga
cukup memadai untuk menilai efektif tidaknya sistem yang telah
dikembangkan tadi. Tiga bulan ini sudah termasuk waktu yang digunakan
untuk menyempurnakan system dan memodifikasi dokumen.

Dalam praktek pelaksanaannya, maka kelompok kerja tidak harus menunggu


seluruh dokumen selesai. Begitu satu dokumen selesai sudah mencakup salah satu
elemen standar maka penerapan sudah dapat dimulai dikerjakan. Sementara
proses penerapan sistem berlangsung, kelompok kerja dapat tetap melakukan
pertemuan berkala untuk memantau kelancaran proses penerapan system ini.
Apabila langkah-langkah yang terdahulu telah dapat dijalankan dengan baik maka
proses system ini relative lebih mudah dilaksanakan. Penerapan sistem ini harus
dilaksanakan sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan audit internal. Waktu tiga
bulan ini diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk rekaman
tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan penyempurnaan sistem serta
modifikasi dokumen.

Langkah 10. Proses Sertifikasi

Manajemen K3 Page 23
Ada lima penyelenggara audit eksternal Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang telah mendapatkan Surat Penunjukan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yaitu PT Sucofindo (Persero), PT Surveyor
Indonesia (Persero), PT. Jatim Aspek Nusantara (JAN), PT. Alkon Trainindo
Nusantara, dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) melakukan sertifikasi terhadap
Permenaker 05 /Men/1996. Namun untuk OHSAS 18001:1999 organisasi bebas
menentukan lembaga sertifikasi manapun yang diinginkan. Untuk itu organisasis
disarankan untuk memilih lembaga sertifikasi OHSAS 108001 yang paling tepat.

I. PENILAIAN PENERAPAN SMK3

1. Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen


yang ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan
2. Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib melakukan
penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
3. Hasil audit sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3

J. AUDIT SMK3

Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;


a. pembuatan dan pendokumentasian rencana K3;
b. pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak;
c. pengendalian dokumen;
d. pembelian dan pengendalian produk;
e. keamanan bekerja berdasarkan SMK3;
f. standar pemantauan;
g. pelaporan dan perbaikan kekurangan;
h. pengelolaan material dan perpindahannya;
i. pengumpulan dan penggunaan data;
j. pemeriksaan SMK3; dan
k. pengembangan keterampilan dan kemampuan

Manajemen K3 Page 24
K. PENGAWASAN SMK3

1. Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat, provinsi


dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

2. Pengawasan SMK3 meliputi:

a. pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;


b. organisasi;
c. sumber daya manusia;
d. pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3;
e. keamanan bekerja;
f. pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan SMK3;
g. pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri;
h. pelaporan dan perbaikan kekurangan; dan
i. tindak lanjut audit.

3. Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3 terhadap


pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

4. Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara terkoordinasi dengan pengawas


ketenagakerjaan
5. Hasil pengawasan digunakan sebagai dasar dalam pembinaan

6. Perusahaan yang telah menerapkan SMK3, wajib menyesuaikan dengan


ketentuan PP Nomor 50 Tahun 2012 ini paling lama 1 (satu) tahun

7. PP Nomor 50 Tahun 2012 ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (12
April 2013)

L. SANKSI ADMINISTRATIF

Sesuai Pasal 190 UU No. 13/03, Pelanggaran Pasal 87 dikenakan sanksi


administratif, berupa:

Manajemen K3 Page 25
1. teguran;
2. peringatan tertulis;
3. pembatasan kegiatan usaha;
4. pembekuan kegiatan usaha;
5. pembatalan persetujuan;
6. pembatalan pendaftaran;
7. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;
8. pencabutan ijin.

M. ANALISIS SMK3

Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian


dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif. SMK3 digunakan sebagai patokan dalam
menyusun suatu sistem manajemen yang berfokus untuk mengurangi dan
menekan kerugian dalam kesehatan, keselamatan dan bahkan properti.

Menyadari keberadaan SMK3 dalam upaya pencegahan kecelakaan yang


merupakan bagian dari perlindungan tenaga kerja dan masyarakat secara luas,
diharapkan perusahaan dapat menerapkan SMK3 guna menciptakan tempat kerja
yang aman, tenaga kerja selamat dan sehat serta meningkatnya produktivitas
perusahaan secara berkelanjutan.

Diharapkan melalui penerapan sistem ini perusahaan dapat memiliki


lingkungan kerja yang sehat, aman efisien dan produktif. SMK3 bertujuan untuk
mengidentifikasi penyebab dan potensi kecelakaan kerja sebagai acuan dalam
melakukan tindakan mengurangi risiko. Selain itu, penerapan SMK3 membantu
pimpinan perusahaan agar mampu melaksanakan standar K3 yang merupakan
tuntutan masyarakat nasional dan internasional.

Manajemen K3 Page 26
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian


dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.

Adapun langkah penerapannya di perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan Komitmen
2. Menetapkan Cara Penerapan
3. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan
4. Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan
5. Kegiatan Penyuluhan
6. Peninjauan Sistem
7. Penyusunan Jadwal Kegiatan
8. Pengembangan Sistem Manajemen K3
9. Penerapan Sistem
10. Proses Sertifikasi

SARAN

Semua perusahaan wajib memberikan perlindungan bagi para pekerjanya.


Agar pekerja bisa tenang saat melakukan pekerjaannya dan selalu merasa di
lindungi. Jika ada perusahaan yang tidak memberikan perlindungan bagi
pekerjanya sebaiknya secepat di laporkan kepada pihak yang terkait agar segera di
tindak lanjuti. Karen pekerja adalah sesuatu yang yang sangat penting dalam
proses berjalannya perusahaan.

Manajemen K3 Page 27
DAFTAR PUSTAKA

http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/majalah-sdm-plus/64-edisi-133-januari-
2012/621-smk3-dan-langkah-penerapannya-di-perusahaan,diakses pada tanggal
22 maret 2016.
http://healthsafetyprotection.com/manfaat-penerapan-smk3/, diakses pada tanggal
19 maret 2016.
http://aswinsh.wordpress.com/tag/smk3/, diakses pada tanggal 19 maret 2016.
http://hopelmar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90&Itemi
d=116, diakses pada tanggal 20 maret 2016.PP Nomor 50 Tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai