Anda di halaman 1dari 7

BAHASA INDONESIA

“AUTOBIOGRAFI”

FITRI SAHADATUN NITA


H011191084

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Nama saya Fitri Sahadatun Nita, bisa di panggil dengan Fitri jika di sekolah, namun jika di
rumah saya biasa di panggil dengan Yi. Saya berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Alamat
asal saya di daerah terletak di Jln. Sultan Salahudin, RT/RW, 03/09, Kelurahan Dara, Kecamatan
Rasana’e Barat, Kota Bima. Rumahku tersebut terletak di pinggir pantai dan hanya berjarak
sekitar 500 m dari pusat tempat wisata yang bernama pantai Lawata. Jadi, jika ingin berwisata
ke pantai tersebut cukup dengan berjalan saja.

Saya lahir di Bima pada tanggal 17 Desember 2001 dan pastinya sekarang sudah
berumur 18 tahun dengan berzodiak Segitarius. Saya dilahirkan bukan di rumah sakit melainkan
di rumah sendiri dengan di bantu oleh seorang yang sudah biasa menangani proses kelahiran
secara tradisional. Di ceritakan bahwa saya lahir pada hari senin saat matahari mulai terbit.

Saya merupakan buah cinta dari pasangan suami istri, ayah yang bernama Abdullah dan
ibu yang bernama S.T. Aminah. Ayah merupakan seorang Tukang Batu yang bekerja setiap
minggunya dan hari Jum’at saja libur, pada tahun ini ayahku sudah berumur 57 tahun sehingga
beberapa waktu belakangan ini sudah tidak terlalu bekerja secara intens dan ibu merupakan
seorang ibu rumah tangga yang berumur 53 tahun. Saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara,
saudaraku yang pertama bernama Sudrahul dan saudariku yang kedua bernama Nurul Mifta
Hayatun. Saudaraku yang pertama merupakan seorang pegawai yang bekerja di suatu
peruasahaan swasta di Bima dan sekarang sudah berumur 25 tahun dan saudariku yang kedua
juga merupakan seorang pegawai swasta di Bima, sekarang sudah menginjak usia 23 tahun.
Saya dan kakak perempuanku tidur bersama di satu kamar, dengan selisih umur yang tidak
terlalu jauh saya dan dia begitu mudah untuk saling bertukar pakian satu sama lain dan jika
keluar rumah pasti selalu berdua.

Kedua orang tua kami mendidik kami dengan baik dan penuh dengan kasih saying. Saya
sangat beruntung dilahirkan di keluarga saya ini karena saya sangat merasakan tentang apa
yang namanya hidup sesungguhnya dengan segala tantangan dan rintangan yang di hadapi. Kita
selalu mendukung satu sama lain di saat duka maupun duka. Namun, tak sedikitpun masalah
yang di terpa dalam keluarga saya. Salah satunya yaitu pada saat saya duduk di bangku sekolah
menengah pertama, kondisi keuanganku sangat lemah saat itu dikarenakan ayah yang sepi
pekerjaan dan kakakku belum ada yang bekerja pada saat itu dikarenakan masih dalam jenjang
pendidikan, saudaraku yang pertama masih di bangku perkuliahan sementara yang kedua
masih di bangku sekolah menengah pertama, padahal di sisi lain terdapat tunggakan di Bank.
Bulan demi bulan di lalui dengan berat, fokusku terbagi menjadi dua antara sekolah dan
memikirkan hutang keluargaku hingga akhirnya kakakku yang kedua lulus dari sekolah
menengah pertamanya dan memilih untuk bekerja demi melunaskan hutang tersebut dan dari
situlah perekonomian keluargaku sedikit demi sedikit membaik dan kemudian di susul pula oleh
kakakku yang pertama yang mulai bekerja pula. Meskipun pekerjaan yang di lakoni oleh kedua
kakakku tidak terlalu besar penghasilannya, namun itu di rasa lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari dan di tambah lagi dengan ibuku yang cukup handal dalam
mengatur keuangan keluarga. Dari cerita tersebut saya menyadari bahwa setiap manusia pasti
memiliki ujian hidupnya masing-masing dan pastinya ada saat di mana kita merasakan
kebahagiaan. Yang dapat kita lakukan hanyalah do’a, ikhtiar dan sabar.

Keluargaku merupakan keluarga yang termasuk taat beragama setiap ada, dari kecil
saya selalu diajarkan oleh kedua orang tuaku untuk melaksanakan sholat kima waktu. Dan yang
mengajariku mengaji juga adalah ayahku, yang dengan sabar mengajariku dengan sepenuh hati.
Bahkan bukan hanya saya yang diajarkan melainkan anak-anak tetangga yang seumuran dan di
bawah usiaku yang diajarinya tanpa memungut biaya. Saya sangat terinpirasi dengan ayah dan
juga ibuku yang selalu taat beribadah sehingga jika ada masalah yang menerpa mereka tidak
kehilangan akal untuk mencari jalan keluar dan selalu sabar menghadapinya karena ada Allah
SWT. di hatinya.

Saya dan kelurgaku termasuk keluarga yang kompak. Kami sangat suka sekali menonton
pertandingan bulutangkis dalam event apapun baik tournament biasa seperti tournament
super 100 maupun yang bergengsi seperti olimpiade. Setiap pertandingan yang di tayangkan di
televisi itu merupakan saat di mana keluargaku berkumpul bersama untuk memberi dukungan
terhadap pemain Indonesia yang bermain. Dan bila pertandingan bulutangkis tidak ditayangkan
di televisi kita rela menonton secara langsung pertandingan bulutangkis di internet dengan
menggunakan paket data, saking memiliki antusias yang tinggi untuk menonton. Pebulutangkis
favoritku adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo yang merupakan pebulutangkis putra yang
berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon. Saya sangat mengidolakan dia karena permainan
yang ditunjukkannya sangat bagus, memiliki segudang prestasi dan dia memiliki jiwa kocak jika
sedang bermain sehingga penonton terhibur dengan apa yang dia lakukan misalnya berpura-
pura mengambil bola padahal bola tersebut keluar bidang permainan dan tak sedikit pula lawan
yang tersulut emosi akibat ulahnya tersebut.

Sebenarnya saya menyukai semua makanan dan saya tidak memiliki alergi terhadapa
makanan tertentu, dan hal itu yang sangat saya syukuri, saya bisa makan apa saja yang ada
asalkan bersih dan jelas asalnya. Namun, untuk lebih khusunya makanan kesukaanku adalah
sesuatu yang berkuah seperti bakso, pangsit, soto dan lain-lain karena rasanya yang gurih,
mengandung gizi yang tinggi, mudah didapatkan dan harganya sangat pas dikantong. Makanan
kesukaanku lainnya adalah salah satu jenis gorengan yaitu bakwan, karena teksturnya yang
sedikit kenyal yang di campur dengan berbagai Janis sayuran didalamnya. Akan terasa lebih
nikmat jika di makan bersama dengan saus kacang.

Saya mulai memasuki dunia pendidikan saat usiaku menginjak 6 tahun di SDN 57 Kota
Bima. Jarak dari rumah menuju sekolahku sekitar 1 km sehingga setiap pulang sekolah saya
memilih jalan kaki bersama teman-teman yang kebetulan tetangga rumah yang bersekolah di
SD yang sama denganku dengan waktu sekitar setengah jam dan hanya berangkat ke sekolah
saja yang di antar. Saat di sekolah dasar saya merupakan salah satu murid yang rajin, yang tidak
banyak ulah dan selalu dapat juara di kelas. Saya sudah mulai menunjukkan kecintaan saya di
dunia matematika yang di tunjukan dengan keikutsertaan saya dalam lomba matematika
tingkat Kota/Kabupaten Bima pada saat saya kelas 5 dan 6 SD. Jumlah siswa di kelas ku hanya
berjumlah 11 orang yang awalnya hanya 16 orang, berarti 5 orang memilih keluar karena
mengingat sekolahku bukan sekolah yang di bilang favorit di kotaku, namun saya dan orang
tuaku berpikir favorit atau tidaknya suatu sekolah tergantung pribadi kita yang menjalaninya,
jika kita menjalani pendidikan dengan serius dan tidak membuat kerusakan bagi diri sendiri dan
juga orang lain meskipun di sekolah yang tidak favorit itu akan membuat kita menjadi siswa
yang berintelektual dan pastinya menjadikan kita pribadi yang baik dan sebaliknya jika kita
sekolah di sekolah yang favorit namun kita tidak serius menjalaninya dan berbuat onar itu sama
saja membawa diri kita ke jalan yang tidak benar.

Saya memiliki dua orang sahabat baik saat di SD yaitu Putri Wulandari dan Mar’atun
Sholihah. Mereka berdua adalah orang yang paling mengerti tentangku, di dalam suasana
apapun mereka selalu di sampingku suka maupun duka. Seperti di saat hujan turun saat pulang
sekolah dan otomatis saya tidak bisa pulang mereka selalu setia menemaku menunggu hujan
reda padahal rumah mereka berdua terletak di samping sekolah tersebut yang jika berjalan
hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja dan jika hujan turun mereka tentu saja bisa
pulang dengan menggunakan tas sebagai payungnya. Dan pengalaman yang sering terjadi juga
di saat saya lupa uang jajan mereka selalu ada untuk meminjamkan uang mereka kepada saya
meskipun hanya seribu, dua ribu. Namun, jangan anggap dalam persahabatan ini tidak terjadi
pertengkaran di dalamnya, kita sering sekali mengalami yang namanya saling diam hanya
karena pihak lain yang mengadu domba persahabatan kita bertiga dan ingin memisahkannya.
Tapi dengan rasa persahabatan kita yang kuat kita kembali berbaikan lagi seperti tidak terjadi
masalah apa-apa. Saya sangat bersyukur mendapatkan sahabat seperti mereka karena tanpa
mereka pastinya tidak ada pengalaman menarik yang terukir saat di bangku sekolah dasar.

Pada saat umurku menginjak 13 tahun, saya mulai bersekolah di MTsN 1 Kota Bima.
Jarak antara rumahku dengan sekolah yaitu sekitar 1,5 km dan setiap harinya saya di antar
jemput oleh ayahku ataupun saudara laki-lakiku. Alasanku masuk sekolah yang bernuansa
islamiyah seperti MtsN 1 Kota Bima ini adalah karena sekolah ini merupakan sekolah dengan
taraf pendidikan yang terbaik di Kota Bima dan dapat mendidik saya menjadi siswi yang bukan
hanya berintelektual tapi juga mempunyai pengetahuan agama yang baik. Cara para guru
mengajarpun sangat bagus, banyak sekali tekhnik-tekhnik pengajaran yang sedikit bebrbeda
dari biasanya dan itu sangat saya sukai, kita di tuntut bukan untuk mendapatkan hasil namun
kita di tuntut untuk bagaimana menikmati suatu proses karena jika kita menikmati proses
hasilnyapun akan mengikuti dan berbuah baik pada akhirnya. Ada seorang guru yang
menurutku sangat unik, karena dia memiliki semacam rotan, jika seorang muris melakukan
kesalahan dia tidak segan-segan untuk memukul tangan siswa tersebut dengan rotan yang di
milikinya. Dan saya pun pernah beberapa kali menerima pukulannya karena terlambat masuk
pada saat mata pelajaran guru tersebut, namun menurutku hal itu adalah tanda bahwa dia
sayang kepada dan ingin merubah sifat para muridnya menjadi lebih baik lagi.

Pada saat masa sekolah di sini saya mulai menyadari lebih kemampuan pada diri saya
yaitu kemampuan dalam pelajaran matematika. Dalam berhitung saya merasa senang dan
pelajaran matematika adalah pelajaran yang saya tunggu-tunggu tiap minggunya.

Ada banyak sekali kisah-kisah yang terukir baik suka maupun duka saatku bersekolah di
MTsN 1 Kota Bima. Misalkan saja saat pertama aku masuk, aku sedikit merasa tidak percaya diri
karena kebanyakan dari teman-temanku berasal dari sekolah dasar yang cukup terkenal di Kota
Bima sedangkan aku, sekolahku saja tidak banyak yang mengetahuinya. Namun, sedikit demi
sedikit aku menyadari bahwa semua orang memiliki kesempatan berkompetisi yang sama dan
jika hanya berlarut-larut dengan ketidakpercayaan diriku hanya membuatku semakin tertinggal.
Dari situlah aku mulai memacu diriku agar lebih bersemangat belajar dan hasilnya pun terbukti
dengan aku yang selalu masuk 3 besar menjadi juara kelas selama bersekolah, sering di utus
untuk mengikuti lomba dan puncaknya adalah saya termasuk dalam 10 lulusan terbaik siswa-
siswi MTsN 1 Kota Bima angkatan 2016. Saat bersekolah di sini saya juga mulai menyadari
bahwa saya menyukai olahraga volley dan itu menjadi hobbyku sampai sekarang, saat
pengambilan nilai dalam olahraga tersebut saya selalu mendapatkan nilai yang cukup tinggi.
Saat bersekolah dulu jika pada saat suatu mata pelajaran tidak ada guru saya dan teman-
temanku memilih untuk bermain bekel, kebiasaan itu mulai ada sejak kelas 8, namun di
tinggalkan saat ingin memasuki kelas 9 karena pada suatu ketika saya dan teman-temanku
kepergok sedang main oleh salah satu guru dan kita langsung saja di beri hukuman dengan
mengetok kepala kita satu per satu dan dari situlah kita berhenti bermain. Terdapat pula alasan
lainnya yaitu jika bermain bekel kuku jari kita yang digunakan untuk bermain akan menipis
karena disebakan oleh gesekan antara kuku dengan lantai saat kita mengambil batu.

Pada saat umurku menginjak 16 tahun, saya mulai memasuki sekolah menengah
pertama, saya bersekolah di SMAN 1 Kota Bima, yang merupakan sekolah terfavorit yang
berada di Kota Bima. Jarak dari rumahku menuju sekolah cukup jauh yaitu berjarak sekitar 5
km, sehingga setiap berangkat sekolah selalu di antar dan pulangnya bisa menggunakan
kendaraan umun yang di sebut Bemo, di jemput, dan sering pula di antar pulang oleh teman
yang arah rumahnya searah dengan rumahku. Saya di SMA memilih jurusan di bidang sains
karena saya merasa mampu dalam hal tersebut dan saya senang jika mempelajarinya, karena
dari masa MTs saya jatuh cinta dengan pelajaran biologi. Dalam biologi kita bisa mengetahui
tentang sistem tubuh kita, alam sekitar, bumi beserta isinya dan masih banyak lagi hal-hal
lainnya yang jika di pahami dengan baik kita tidak akan henti-hentinya mengucap syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan kita. Dan Alhamdulillah dengan do’a dan
usaha saya berhasil masuk ke kelas unggulan dalam jurusan IPA.
Nama kelasku pada waktu SMA yaitu DEVOXID, dengan jumlah siswa 14 murid dan siswi
20 murid, jadi totalnya yaitu berjumlah 34 murid. Kelas saya dikenal akan kekompakannya di
SMA terbukti dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang kita adakan secara mandiri oleh hanya
anggota kelas saja misalnya yaitu jika ada yang berulang tahun wajib hukumnya kita memberi
kejutan terhadap teman yang berulang tahun yang sebelumnya biaya untuk pemberian kejutan
tersebut di kumpulkan oleh seluruh anggota kelas, yang pastinya sesuai dengan keikhlasan
masing-masing dalam menyumbang. Selain itu, kegiatan lainnya yaitu setiap ada waktu luang
kita akan menyempatkan untuk berlibur minimal ke Pantai terdekat, pada hari kemerdekaan
tahun 2018 kelas saya membuat kegiatan seperti di kampong-kampung dalam perayaan hari
kemerdekaan dengan mengadakan lomba-lomba yang kental dengan hari kemerdekaan seperti
lomba kelereng, balap karung, makan kerupuk, karaoke, dan pukul air. Yang semua pesertanya
merupakan berasal dari kelas kita sendiri dan satu orang minimal wajib mengikuti satu macam
lomba. Meskipun orang lain menganggap ini sedikit kekanak-kanakan namun, kita menganggap
ini merupakan kegiatan yang sangat positif yang akan semakin menumbuhkan jiwa
kebersamaan antar anggota kelas.

Pada saat SMA kelas satu saya aktif mengikuti pembinaan untuk olimpiade biologi dan
terhitung sudah dua kali saya mengikuti lomba pada saat kelas satu. Namun seiring dengan
berjalannya waktu kesibukan pun makin bertambah pada saat kelas 2 saya sudak sedikit jarang
untuk mengikutinya lagi karena jarak antara tempat tinggal dengan sekolah yang jauh dan guru
Pembinanya pun sudah berbeda dan cara mengajarnya pun saya rasa tidak cocok dengan cara
belajar saya. Dan sejak saat itulah saya memutuskan untuk berhenti dalam pembinaan biologi
lagi.

Pada saat kelas 3 SMA semua anggota kelas sudah mulai membicarakan tentang p
semua anggota kelas sudah mulai membicarakan tentang perguruan tinggi mana yang akan di
pilih nantinya, saya pun demikian. Namun pada saat itu saya sedikit pesimis untuk dapat
melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, karena mengingat perekonomian yang lemah
dan biaya untuk kuliah pun di rasa tidak sedikit. Namun, di dunia ini tidak ada yang tidak
mungkin semua bisa saja terjadi asalka rajin berdo’a dan usaha yang giat. Sehingga dari situ
saya memutuskan untuk mengambil kesempatan untuk mendaftar di jalur SNMPTN karena saya
lolos verifikasi 40% sebagai siswa terbaik yang dapat mendaftar di jalur SNMPTN. Dan saya pun
mengambil kesempatan itu, yaitu sebagai pendaftar jalur SNMPTN dengan mengambil pilihan
pertama di Unhas dengan jurusan matematika. Karena saya menyadari kemampuan diri saya
terdapat dalam pelajaran tersebut dan biayanya pun tidak terlalu besar seperti jurusan
kedokteran, farmasi dan lain-lain.

Selain menyiapkan segala kebutuhan untuk UN saya juga menyiapkan berkas-berkas


sebagai pendaftar SNMPTN dan atas saran dari para guru-guru, mereka juga menyuruhku untuk
mengurus beasiswa bidikmisi, untuk meringankan biaya. Sebenarnya, saya sedikit ragu akan
tindakan yang saya lakukan ini karena sebelumnya kedua orang tua saya menyuruh saya untuk
langsung bekerja saja dan tidak usah berepot-repot kuliah. Namun, pada saat itu saya
menganut sistem jalani saja dulu, karena kesempatan untuk mendaftar jalur ini banyak orang
yang menginginkan sedangkan saya melepaskannya saja, itu sungguh tidak mensyukuri rezeki
dari Tuhan menurut saya.

Sehari sebelum ujian sekolah berlangsung merupakan waktu untuk perngumuman jalur
SNMPTN, setiap murid wajib mengecek namanya masing-masing apakah lolos atau tidak. Dan
pada saat saya mengecek, tangan saya sedikit gemetar dan jantung pun berdebar dan itu hilang
seketika saat layar ponsel memancarkan sinar hijau yang tandanya saya dinyatakan lolos. Rasa
bersyukur tidak henti-hentinya saya panjatkan karena Unhas sudah ada digenggaman dan yang
dilakukan hanyalah focus pada ujian sekolah dan ujian nasional.

Dan selang sebulan kemudian saya berangkat ke Makassar untuk melakukan registrasi
ulang dengan menggunkan kapal laut bersama dengan teman-teman saya yang lainnya yang
juga lulus di Unhas. Terdapat 3 tahap registrasi dan di tambah satu dengan registrasi bidikmisi.
Setiap tahap registrasi saya lalui dengan penuh semangat, karena ini adalah awal hidup yang
sesungguhnya. Dan sekitar pada bulan Juli merupakan waktu pengumuman untuk penerima
bidikmisi, dan setelah mengeceknya tak henti-hentinya lagi saya mengucapkan syukur karena
saya keterima sebagai mahasiswa penerima bidikmisi. Dan di sinilah saya sekarang dengan
kehidupan baru, teman baru, tempat tinggal baru, dan semuanya baru.

TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai