Anda di halaman 1dari 7

PERADILAN

BY:
NURUL AISYAH
XI MIPA 1
PERADILAN DALAM ISLAM
1. Pengertian peradilan

 secara bahasa peradilan disebut dengan al-qadha yang


memiliki makna:
 al-faraghyang berartiputus atau selesai
 Al-adaa’ berartimenunaikan/membayar
 Al-hukm berarti mencegah/menghalangi

sedangkan secara istilah peradilan memiliki


makna :

 Kekuasaan yang sudah diketahui atau kekuasaan yang


mengadili dan memutuskan perkara
 Menyelesaikan perkara pertengkaran untuk
melenyapkan gugatan-gugatan dan untuk mengakhiri
pertengkarandengan hukum-hukum syarak yang dipeti
dari Al-qur’an dan sunnah
peradilan adalah institusi yang bertugas
menyampaikan keputusan hukum yang bersifat
mengikat. Institusi ini juga berfungsi menyelesaikan
perselisihan yang terjadi di antara sesama anggota
masyarakat . Baik antara anggota masyarakat,aparat
pemerintah,khalifah,pejabat,dan juga pegawai negeri
Dasar Hukum Peradilan
 Allah berfirman dalam Q.S Shad ayat 26 yang berarti
“hai Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu
khalifah(penguasa) di muka bumi, maka berilah
keputusan(perkara) diantaraaa manusia dengan adil
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu,karena ia
akan menyesatkan kamu dari dari jalan
Allah.sesungguhnya orang-orang dari jalan Allah akan
mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan
hari perhitungan”
 Rasulullah saw bersabda “apabila dua orang
berselisih datang menghadap kepadamu, janganlah
segera kamuputusi salah satu diantara mereka
Sebelum engkau mendenarkan pengakuan dari pihak
yang lain,maka engkau akan tahu bagaimana engkau
harus memberi keputusan (H.R Tirmidzi dan Ahmad)
Tugas Dan Fungsi Lembaga
Peradilan
lembaga peradilan memiliki fungsi utama untuk
menciptakan ketertiban,keamanan,dan ketentraman
masyarakat melalui tegaknya hukum dan
keadilan.peradilan islam mempunyai fungsi yang sangat
mulia,antaranya:
 Menyelesaikan perkara sengketa yang terjadi
diantara manusia
 Mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan hak
jama’ah
 Menyelesaikan perselisihan yang terjadi
antara rakyat dan penguasa
 Menetapkan sanksi dan melaksanakannya atas setiap
perbuatannya yang melanggar hukum
Unsur-unsur Peradilan Islam
Unsur-unsur peradilan Islam disebut juga
dengan rukun qadha’. Secara bahasa, rukun yaitu
bagian yang kuat, yang berfungsi menahan sesuatu.
Secara istilah, rukun berarti bagian tertentu yang
mesti dari sesuatu, karena terwujudnya sesuatu itu
mesti dengan adanya bagian itu. Jadi, rukun qadha’
(unsur-unsur peradilan) yaitu apa yang menunjukkan
eksistensi peradilan itu, baik berupa perkataan
maupun perbuatan.
Dalam peradilan setidaknya ada 6 unsur, yaitu :
Hakim, hukum, mahkum bihi (hak), mahkum alaihi
(terhukum), mahkum lahu (pemenang perkara), dan
putusan.
Prinsip-prinsip Peradilan
a. Istiqlal al-qodlo (kemerdekaan kehakiman)
Kekuasaan kehakiman itu merdeka/berdiri
sebagai lembaga kekuasaan tersendiri. Tujuannya
adalah untuk menjaga peradilan agar tidak terkena
pengaruh atau dengan kata lain untuk menghindari
adanya turut campur dua kekuasaan lain ; legislatif
dan eksekutif. Ini adalah hal yang bagus dan rasional
dalam tatanan hukum. Prinsip ini sudah ada sejak masa
Rasulullah SAW hidup.
b. Al-Musawah amamal qodlo’ (kesamaan di hadapan
hukum)
Kebanyakan orang beranggapan bahwa prinsip
kemerdekaan, persaudaraan dan persamaan itu tidak
dikenal sebelum meletusnya revolusi Prancis pada
akhir abad ke-18 M. Padahal sebenarnya prinsip itu
telah di kemukakan baik dalam Al-Qur’an, hadist, dan
ucapan Khulafa’ur Rasyidin sejak abad ke-7 M. Dalam
mengadili, Rasulullah SAW selalu bersikap sama
diantara pihak yang berselisih. Begitu juga yang
dilakukan oleh para Khulafa’ur Rasyidin.
c. Majjaniyatul qodlo’ (peradilan gratis)
Di negara-negara Islam, sejak dulu tidak pernah
ada qodli yang boleh memungut biaya dari orang yang
berperkara ke pengadilan. Hal ini untuk menunjukkan
kedermawanan dan tidak adanya sikap tamak dalam
diri sang Hakim/qodli. Pemerintahan Islamlah yang
menggaji mereka (para qodli).
Prinsip seperti ini tidak di kenal oleh negara-negara
Eropa kecuali setelah revolusi Prancis. Akan tetapi,
dengan adanya prinsip ini bukan berarti orang yang
berperkara tidak menyerahkan uang sama sekali ke
pengadilan. Undang-undang positif mengharuskan
penyerahan sedikit biaya untuk mengurus
(administrasi) perkara yang diajukan.
d. At-taqodli ‘ala darojatain aw al isti’naf (upaya
hukum naik banding)
Berdasarkan prinsip ini , orang berperkara yang
telah mendapatkan keputusan hukum atas suatu kasus
dipengadilan tingkat pertama, boleh mengajukan
kasus itu lagi ke pengadilan yang lebih tinggi alias naik
banding untuk mendapatkan keputusan hukum lagi
atas kaum tersebut.
e. Al-qodlo’ fil Islam yaqumu ‘ala nidhomi al-qodli al-
fard (kehakiman Islam menerapkan aturan hakim
tunggal)
Dalam sistem peradilan Islam, yang memutuskan
perkara diantara manusia adalah seorang qodli saja.
Dalam kondisi ada kebutuhan, Fuqoha’
memperbolehkan sang hakim di dampingi beberapa
Ulama’ sebagai pendamping yang akan memberikan
sumbangan pendapat pada hakim. Akan tetapi mereka
(ulama’) tidak boleh ikut campur dalam memutuskan
hukum atau kasus yang disidangkan. Pendapat mereka
hanya sebagai pertimbangan seperlunya bagi hakim.
Jadi yang memutuskan hukum tetap sang hakim/qodli
itu sendiri.
e. Al-qodlo’ fil Islam yaqumu ‘ala nidhomi al-qodli al-
fard (kehakiman Islam menerapkan aturan hakim
tunggal)
Dalam sistem peradilan Islam, yang memutuskan
perkara diantara manusia adalah seorang qodli saja.
Dalam kondisi ada kebutuhan, Fuqoha’
memperbolehkan sang hakim di dampingi beberapa
Ulama’ sebagai pendamping yang akan memberikan
sumbangan pendapat pada hakim. Akan tetapi mereka
(ulama’) tidak boleh ikut campur dalam memutuskan
hukum atau kasus yang disidangkan. Pendapat mereka
hanya sebagai pertimbangan seperlunya bagi hakim.
Jadi yang memutuskan hukum tetap sang hakim/qodli
itu sendiri.
Wilayah Peradilan
Dalam peradilan setidaknya ada 6 unsur, yaitu
hakim,hukum,mahkum bihi(hak),mahkum
alaihi(terhukum),mahkum lahu(pemenang perkara),dan
putusan.
dalam fikih islam, ada tigabentuk wilayah
peradilan :
1. Wilayah al-qadha
yaitu lembaga peradilan dengan kekuasaan
menyalesaikan berbagai kasus.

Hikmah Peradilan
hikmah peradilan antara lain sbb:
 Terciptanya keadilan dalam masyarakat
 Terciptanya perdamaian
 Terwujudnya aparatur pemerintahan yang jujur
 Terpeliharanya kehidupan bagi setiap orang dan alam
lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai