OLEH
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui kualitas air dalam kegiatan budidaya udang vaname.
b. Kecerahan
1
Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan yang diamati secara visual
dengan alat bantu “Secchi Disc”. Keadaan cuaca,kekeruhan air dan waktu
pengamatan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Kecerahan dapat
digunakan untuk menduga kepadatan plankton bila kekeruhan perairan
terutama disebabkan oleh plankton.
Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah antara
pukul 09.00-15.00 dan matahari tidak tertutup awan.
c. Kekeruhan
Kekeruhan merupakan gambaran sifat optic air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan terdapat di
dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organic dan anorganik baik
tersuspensi maupun terlarut. Satuan kekeruhan yang diukur dengan metode
Nephelometric atau NTU ( Nephelometric turbidity unit)
Prosedur kerja
1. Siapkan alat turbidimeter. Hubungkan alat dengan sumber listrik. Nyalakan
dengan memencet ON
2. Ambil botol sampel dan masukan air sampel sebanyak garis pada botol
3. Masukan botol sampel yang telah terisi dalam lubang optic dan tutup dengan
penutupnya.
4. Pencet tombol run dan catat nilai yang tertera di layar
5. Setelah selesai buka lubang optic dan buang sampel pada tabung sampel.
Bersihkan tabung sampel dengan digosok dan keringkan baru dimasukkan
dalam ruang penyimpanannya.
d. CO2 bebas
Karbondioksida atau dikenal dengan nama zat asam arang dibutuhkan secara
tidak langsung oleh ikan. Dengan kata lain karbon dioksida dibutuhkan pada
proses fotosintesa fitoplankton dan penentu derajat keasaman (pH) pertairan.
Karbon dioksida bersenyawa dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3)
yang menghasilkan kondisi asam dalam perairan melalui disesiasi menjadi H+ dan
HCO3– reaksinya adalah sebagai berikut :
2
Ikan akan mengalami kesulitan pernapasan pada kadar karbondioksida
melebihi 15 ppm dan masih dapat hidup dengan meningkatkan oksigen terlarut di
dalam air.
3
V : Volume mL titran Na 2S 2O3
N : Normalitas titran
F : faktor volume (vol botol/vol botol-vol MnSO4
dan alkali iodida azida)
f. pH (Derajat Keasaman)
pH merupakan derajat keasaman suatu perairan atau gambaran dari
konsentrasi ion hidrogen. Nilai dari pH suatu perairan dapat diukur dengan pH
paper atau menggunakan pH pen digital.
Prosedur kerja di lapangan menggunakan pH meter:
1. Keringkan elektroda dengan kertas tisu selanjutnya bilas dengan air suling
2. Bilas elektroda dengan contoh uji
3. Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan
pembacaan yg tetap
4. Catat hasil pembacaan skala atau angka pd tampilan dari pH meter
g. Alkalinitas
Alkalinitas menggambarkan jumlah basa yang terkandung dalam air dan dapat
ditentukan dengan titrasi asam kuat. Garam-garam basa berasal dari kation Ca ==,
Mg , Na , K, NH4= dan Fe3+ atau Fe2= yang dapat bereaksi dengan karbonat (CO 3=),
bikarbonat (HCO3) ataupun hidroksil (OH-).
Prosedur Kerja di lapangan:
1. Pipet air sampel sebanyak 50 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 2 tetes indikator pp, bila:
a. terbentuk warna pink, lanjutkan ke-3
b. tidak berwarna, lanjutkan ke-4.
3. Titrasi dengan HCl atau H2SO4 0,02 N, hingga terjadi perubahan warna dari
pink menjadi tdk berwarna. Catat titran yg digunakan (A).
4. Tambahkan indikator BCG+MR sebanyak 3-4 tetes, kemudian titrasi dengan
titran yang sama hingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah
kebiruan. Catat volume titran yang digunakan (B)
Perhitungan:
a. Alkalinitas (karbonat) / (ppm CaCO3) =
A X N titran X 100/2 X1000
ml sampel
4
b. Alkalinitas Total / (ppm CaCO3)
(A+B) X N titran X 100/2 X 1000
ml sampel
5
MATERI II
DAYA DUKUNG
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui daya dukung kolam untuk melakukan budidaya.
6
Ro = Q (Coi-Co) + Po
Dimana, Ro = total konsumsi oksigen dalam system
Q = jumlah rata2 air masukke system (vol/hari)
Coi = konsentrasi DO dalam air masuk (mass/vol)
Co = konsentrasi DO dalam effeluent (mass/vol)
Po = tingkat tambahan DO dari alat di system (mass/vol)
Maka feed rate maksimum menjadi
Fr mo = +
Tahap 2
Penentuan maksimum biomas (Bmo) yang dapat ditampung oleh system agar
konsentrasi DO masih dalam kondisi yang diinginkan atau sesuai undang –
undang (3 ppm)
Bmo =
Contoh Soal
Dalam kolam ingin dilakukan pemeliharaan ikan koi, dan telah dilakukan
pengukuran beberapa parameter sbb. Tentukan berapa jumlah ikan yang
Bisa dibudidayakan.
Penyelesaian
Tahap 1
Estimasi maksimum feed rate (Fr mo)
Fr mo =
7
= 0.8 kg ikan
Jumlah biomasa yang ditebar :
Jumlah ikan = ( Bmo x Σ ikan dalam kg)/ SR
8
MATERI III
PENGENDALIAN AMMONIAK
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara mengontrol dan mengendalikan
kualitas air khususnya ammoniak.
No Alat Bahan
1 Termometer Fosfat kit
2 pH meter Amonia kit
3 Botol sampel Nitrat kit
4 Timbangan
9
Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada
dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas
dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang
tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya,
1991). Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,
polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk
terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air. Keberadaan senyawa
fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan.
Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan
terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air
tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop),
sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat
berbahaya bagi kelestarian ekosistem perairan.
Prosedur Kerja di lapangan:
1) Mengambil sampel air yang dengan menggunakan pipet 2,0 yang telah
disaring, lalu memasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Menambahkan 2,0 ml H3BO3 1%, lalu mengaduknya.
3) Menambahkan 3,0 ml larutan pengoksid fosfat (campuran antara Asam sulfat
2,5 M, asam ascorbic & ammonium molybdate) lalu mengaduknya. Dan
biarkan satu jam, agar terjadi reaksi yang sempurna.
4) Membuat larutan blanko dari 2,0 ml akuades. Dengan melakukan prosedur b
dan c.
5) Memilih program pengukuran fosfat pada alat spektrofotometer
6) Memasukkan ke dalam kuvet larutan blanko yang telah dibuat kemudian
memasukkan kuvet ke alat Spektrofotometer kemudian menekan “Zero”
7) Setelah itu memasukkan kuvet yang berisi contoh air yang telah dipreparasi
kemudian menekan “Read”
8) Mencatat nilai fosfat yang diperoleh dalam satuan mg/L
b. Nitrit
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat
(nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu,
nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada
10
perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari
0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit
menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang
memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah.
Prosedur Kerja di lapangan:
1) Saring air sampel sebanyak 25-50 ml dengan kertas saring
2) Pipet 10 ml air sampel yang telah disaring masukkan ke dalam gelas piala
3) Tambahkan 0,2 ml (+4 tetes) diazotizing reagent, aduk, biarkan 2 – 4 menit
4) Tambahkan 0,2 ml ned, aduk, biarkan 10 menit agar terbentuk warna merah
(pink) dengan sempurna.
5) Buat larutan blanko dari 10 ml akuades, lakukan prosedur 3 dan 4
6) Buat satu seri larutan standart nitrit-n dengan konsentrasi (ppm) sebagai
berikut 0,025; 0,05; 0,01; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08 dari larutan standar 1 ppm
dengan pengenceran yang tepat dengan menggunakan pipet dan labu takar.
Lakukan prosedur 3 dan 4
7) Dengan larutan blanko dan pada panjang gelombang 543 nm, set
spektrofotometer pada absorbance = 0,000, kemudian ukur sampel dan larutan
standart
8) Untuk menentukan konsentrasi nitrit-nitrogen, buat grafik atau persamaan
regresi (y = ax + b) dari laruran standart. Sumbu x sebagai konsentrasi (ppm)
nitrit nitrogen dan sumbu y sebagai nilai absorbance (a) atau transmitter (t).
Nilai a atau t air sampel diplotkan pada grafik atau disubstitusikan dalam
persamaan regresi, sehingga diperoleh kadar nitrit-nitrogen di perairan.
c. Nitrat
Nitrat (NO3) adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah
senyawa yang stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesis
protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang
tinggi dapat mengakumulasi pertumbuhan ganggang yang tak terbatas sehingga
air kekurangan oksigen terlarut dan menyebabkan kematian pada ikan. Kadar
nitrat secara alamiah biasanya agak rendah, namun kadar nitrat dapat menjadi
tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk dan mengandung
nitrat (Alaerts dan Santika, 1987).
11
Prosedur Kerja di lapangan:
1) Saring 25 – 50 ml air sampel dengan kertas saring
2) Ambil sampel sebanyak 5 ml masukkan ke dalam gelas piala
3) Tambahkan 0.5 ml brucine aduk
4) Tambahkan 5 ml H2S04 pekat aduk
5) Setelah itu didiamkan dan dilakukan spektrofotometer dengan gelombang 410
nm (catat data)
6) Pembuatan standar, yaitu diambil 5 ml NO3 dan dimasukkan ke dalam labu
ukur, tambahkan akuades sebnyak 100 ml serta dikocok hingga rata.
Kemudian ambil 25 ml serta ditetesi dengan 0.5 brucine, dan 5 ml H2SO4
didiamkan dan dispektro dengan gelombang 410 nm.
7) Untuk blanko, pertama diambil akuades sebanyak 25 ml, kemudian ditetesi
dengan 0.5 brucine, dan 5 ml H2SO4. Didiamkan dan dispektrofotometri.
d. Amonia
Ammonia merupakan hasil katabolisme protein yang diekskresikan oleh
organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat organic oleh
bakteri. Ammonia di dalama air terdapat dalam bentuk tak terionisasi (NH3) atau
bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4) atau ion ammonium (Dinas Perikanan,
1997 dalam Umroh, 2007).
T= ℃
12
LEMBAR HASIL PENGAMATAN
Kelompok:
Kelas:
Asisten:
NO PARAMETER HASIL
1 Ketinggian Air
2 Suhu
3 Kecerahan
4 Kekeruhan
5 Salinitas
6 Alkalinitas
7 pH
8 Nitrat
9 Nitrit
10 Fosfat
11 Amonia
12 Plankton
13 Bakteri
14 CO2 Bebas
15 Oksigen Terlarut
Asisten
Nim.
13