Anda di halaman 1dari 14

PENUNTUN PRAKTIKUM

MANAJEMEN KUALITAS AIR

OLEH

TIM PENGAMPU MKA

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


UNIVERSITAS MATARAM
2019
MATERI I
PARAMETER KUALITAS AIR

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui kualitas air dalam kegiatan budidaya udang vaname.

II. DASAR TEORI


Parameter kualitas air merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
proses budidaya, dimana agar udang yang dipelihara dapat hidup dan tumbuh
dengan baik kondisi lingkungan haruslah berada dalam kisaran yang layak. Air
merupakan lingkungan yang berhubungan langsung dengan tubuh biota, sehingga
kualitas air sangat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan organisme yang
dibudidayakan (Panjaitan, 2012). Parameter kualitas air dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yakni faktor fisika, kimia dan biologi.

III. ALAT DAN BAHAN


No Alat Bahan
1 Termometer DO kit
2 pH meter Amonia kit
3 Secchi disc Nitrat kit
4 Botol Winkler Fosfat kit
5 Turbidimeter lugol
6 Erlenmeyer 100 ml Botol Sampel
7 Pipet tetes
8 Ember 5 liter

IV. PROSEDUR KERJA


a. Suhu
Suhu air diukur dengan thermometer alkohol dengan satuan ºC. Untuk
pengukuran temperatur di kedalaman tertentu dari suatu kolom air, digunakan
reserving thermometer, thermophone atau thermistor.
Ketelitian skala thermometer sebaiknya tidak kurang dari 0,1 ºC.
Termperatur air normal (± 27 ºC, untuk daerah tropik) dengan fluktuasi sekitar
3 ºC.

Prosedur kerja di lapangan:


1. Celupkan thermometer ke dalam badan perairan.
2. Tunggu 2-5 menit sampai menunjukkan nilai yang stabil.
3. Baca suhu yang tertera pada skala.
4. Ingat! Pembacaan suhu harus dilakukan di dalam badan perairan dengan
cara memegang tali thermometer.

b. Kecerahan

1
Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan yang diamati secara visual
dengan alat bantu “Secchi Disc”. Keadaan cuaca,kekeruhan air dan waktu
pengamatan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Kecerahan dapat
digunakan untuk menduga kepadatan plankton bila kekeruhan perairan
terutama disebabkan oleh plankton.
Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah antara
pukul 09.00-15.00 dan matahari tidak tertutup awan.

Prosedur kerja di lapangan:


1. Turunkan Secchi Disc sampai hampir tidak tampak, catat kedalamannya.
2. Turunkan sedikit lagi hingga tidak tampak, kemudian angkat secara
perlahan, begitu tampak, catat kedalamannya.
3. Rata-rata dari kedalaman tersebut merupakan nilai kecerahan, dinyatakan
dalam satuan centimeter.

c. Kekeruhan
Kekeruhan merupakan gambaran sifat optic air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan terdapat di
dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organic dan anorganik baik
tersuspensi maupun terlarut. Satuan kekeruhan yang diukur dengan metode
Nephelometric atau NTU ( Nephelometric turbidity unit)

Prosedur kerja
1. Siapkan alat turbidimeter. Hubungkan alat dengan sumber listrik. Nyalakan
dengan memencet ON
2. Ambil botol sampel dan masukan air sampel sebanyak garis pada botol
3. Masukan botol sampel yang telah terisi dalam lubang optic dan tutup dengan
penutupnya.
4. Pencet tombol run dan catat nilai yang tertera di layar
5. Setelah selesai buka lubang optic dan buang sampel pada tabung sampel.
Bersihkan tabung sampel dengan digosok dan keringkan baru dimasukkan
dalam ruang penyimpanannya.

d. CO2 bebas
Karbondioksida atau dikenal dengan nama zat asam arang dibutuhkan secara
tidak langsung oleh ikan. Dengan kata lain karbon dioksida dibutuhkan pada
proses fotosintesa fitoplankton dan penentu derajat keasaman (pH) pertairan.
Karbon dioksida bersenyawa dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3)
yang menghasilkan kondisi asam dalam perairan melalui disesiasi menjadi H+ dan
HCO3– reaksinya adalah sebagai berikut :

CO3 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3–  2H+ + CO3–

2
Ikan akan mengalami kesulitan pernapasan pada kadar karbondioksida
melebihi 15 ppm dan masih dapat hidup dengan meningkatkan oksigen terlarut di
dalam air.

Prosedur kerja di lapangan:


1. Ambil contoh air dengan botol BOD (jangan sampai terjadi gelembung udara),
tutup kembali.
2. Memasukan 50 ml air sampel ke dalam l abu Erlenmeyer dengan perlahan-
lahan, jangan sampai ada terdapat gelembung udara
3. Tambahkan 3 tetes indikator PP (Phenolphptalain)
4. Jika larutan berubah warna menjadi merah muda (rose) berarti tidak terdapat
kandungan CO2 bebas
5. Jika larutan tetap tidak berwarna (bening), titrasi dengan 1/44 N NaOH hingga
warna larutan berubah menjadi merah muda. Catat banyaknya larutan 1/44 N
NaOH yang digunakan (C ml)
6. Hitung CO2 dengan menggunakan rumus:
1 ml 1/44 N NaOH = 1 mg CO2
Kandungan CO2 bebas = 1000/50 x C x 1 mg/L

e. Oksigen Terlarut (DO)


Oksigen terlarut adalah jumlah mg/l gas yang terlarut dalam air. Oksigen
terlarut dalam air dapat berasal dari hasil proses fotosintesa oleh fitoplankton atau
tanaman air lainnya, dan difusi dari udara.
Kadar oksigen dalam air dapat ditentukan dengan dua cara yaitu dengan
cara titrasi (atau titrimetri) dan dengan penggunaan alat ukur elektronik yang
disebut DO-meter.
Prosedur kerja di lapangan:
1. Ambil contoh air dengan botol BOD (jangan sampai terjadi gelembung
udara), tutup kembali.
2. Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 mL alkali iodida azida dengan ujung pipet
tepat di atas permukaan larutan
3. Tutup segera dan homogenkan ( bolak-balik botol ± 20 x. biarkan
beberapa saat hingga endapan coklat terbentuk sempurna)
4. Biarkan gumpalan mengendap 5 menit sampai 10 menit
5. Tambahkan 1 mL H2SO4 pekat, tutup dan homogenkan hingga endapan
larut sempurna
6. Pipet 50 mL air contoh, masukkan ke dalam erlenmeyer 150 mL
7. Titrasi dengan Na2S2O3 dengan indikator amilum sampai warna biru tepat
hilang.
8. Hitung DO dengan menggunakan rumus:
DO (mg/l) = v x N x 8000 x F
50

3
V : Volume mL titran Na 2S 2O3
N : Normalitas titran
F : faktor volume (vol botol/vol botol-vol MnSO4
dan alkali iodida azida)

f. pH (Derajat Keasaman)
pH merupakan derajat keasaman suatu perairan atau gambaran dari
konsentrasi ion hidrogen. Nilai dari pH suatu perairan dapat diukur dengan pH
paper atau menggunakan pH pen digital.
Prosedur kerja di lapangan menggunakan pH meter:
1. Keringkan elektroda dengan kertas tisu selanjutnya bilas dengan air suling
2. Bilas elektroda dengan contoh uji
3. Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan
pembacaan yg tetap
4. Catat hasil pembacaan skala atau angka pd tampilan dari pH meter

g. Alkalinitas
Alkalinitas menggambarkan jumlah basa yang terkandung dalam air dan dapat
ditentukan dengan titrasi asam kuat. Garam-garam basa berasal dari kation Ca ==,
Mg , Na , K, NH4= dan Fe3+ atau Fe2= yang dapat bereaksi dengan karbonat (CO 3=),
bikarbonat (HCO3) ataupun hidroksil (OH-).
Prosedur Kerja di lapangan:
1. Pipet air sampel sebanyak 50 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 2 tetes indikator pp, bila:
a. terbentuk warna pink, lanjutkan ke-3
b. tidak berwarna, lanjutkan ke-4.
3. Titrasi dengan HCl atau H2SO4 0,02 N, hingga terjadi perubahan warna dari
pink menjadi tdk berwarna. Catat titran yg digunakan (A).
4. Tambahkan indikator BCG+MR sebanyak 3-4 tetes, kemudian titrasi dengan
titran yang sama hingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah
kebiruan. Catat volume titran yang digunakan (B)
Perhitungan:
a. Alkalinitas (karbonat) / (ppm CaCO3) =
A X N titran X 100/2 X1000
ml sampel

4
b. Alkalinitas Total / (ppm CaCO3)
(A+B) X N titran X 100/2 X 1000
ml sampel

5
MATERI II
DAYA DUKUNG

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui daya dukung kolam untuk melakukan budidaya.

II. DASAR TEORI


Daya dukung kolam adalah kemampuan kolam untuk mendukung
kehidupan biota akuatik dan organisme lainnya yang juga hidup dalam badan
kolam. Penentuan daya dukung kolam dapat dilakukan dengan cara
mengetahui kapasitas kolam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan
budidaya biota akuatik. Besarnya kapasitas tersebut di suatu tempat
dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada di kolam
tersebut. Kapasitas kolam dan sumber daya akan menjadi faktor pembatas
dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesuai.
III. ALAT DAN BAHAN
No Alat Bahan
1 Termometer DO kit
2 pH meter Amonia kit
3 Secchi disc Nitrat kit
4 Botol Winkler Fosfat kit
5 Turbidimeter lugol
6 Erlenmeyer 100 ml Botol Sampel
7 Pipet tetes
8 Ember 5 liter

IV. PROSEDUR KERJA

Perhitungan Daya Dukung Kolam Berdasarkan Kadar Oksigen


Terlarut
Tahap 1
Perhitungan Maximum Feed rate (Fr max) yang tidak merubah kandungan
oksigen yang diinginkan
Fr mo=
Dimana Ro = total konsentrasi oksigen dalam system kolam (Volume/1)
Komponennya terdiri dari Ro-Rr+RBOD +RNOD
Rr = Respirasi oleh udang atau ikan yang dipelihara
(mass/wkt)
RBOD = Penguraian bahan organic (mass/wkt)
RNOD = Konsumsi oksigen proses nitrifikasi (mass/wkt)
FOC = Konsumsi oksigen untuk menguraikan /unit pakan (berat/wkt)

Secara praktis Ro dapat dihitung dengan rumus sbb:

6
Ro = Q (Coi-Co) + Po
Dimana, Ro = total konsumsi oksigen dalam system
Q = jumlah rata2 air masukke system (vol/hari)
Coi = konsentrasi DO dalam air masuk (mass/vol)
Co = konsentrasi DO dalam effeluent (mass/vol)
Po = tingkat tambahan DO dari alat di system (mass/vol)
Maka feed rate maksimum menjadi

Fr mo = +
Tahap 2
Penentuan maksimum biomas (Bmo) yang dapat ditampung oleh system agar
konsentrasi DO masih dalam kondisi yang diinginkan atau sesuai undang –
undang (3 ppm)

Bmo =

% BW = persentase jumal pakan rata2 yang diberikan pada berat individu/unit

Contoh Soal
Dalam kolam ingin dilakukan pemeliharaan ikan koi, dan telah dilakukan
pengukuran beberapa parameter sbb. Tentukan berapa jumlah ikan yang
Bisa dibudidayakan.

Singkatan Nilai Unit


% BW 1.5 Kg pakan/kg ikan
Q 4 1/jam
Coi 7.0 Ppm
Co 4.0 Ppm
Po 0 Kg/jam
FOC 0.22 Kg O2/Kg pakan

Penyelesaian
Tahap 1
Estimasi maksimum feed rate (Fr mo)
Fr mo =

= 0.553 . 10-3 kg pakan/jam


Tahap 2
Estimasi system biomas (S mo)
S mo = Fr mo / %BW
Maka B mo =

7
= 0.8 kg ikan
Jumlah biomasa yang ditebar :
Jumlah ikan = ( Bmo x Σ ikan dalam kg)/ SR

8
MATERI III
PENGENDALIAN AMMONIAK

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara mengontrol dan mengendalikan
kualitas air khususnya ammoniak.

II. DASAR TEORI


Amoniak merupakan kandungan unsur dalam suatu perairan yang mana
dihasilkan oleh proses degradasi sisa pakan dan feses yang dikeluarkan
ikan/udang. Limbah pakan ikan menimbulkan pencemaran perairan serta
meningkatkan kadar N,P,K yang pada akhirnya terjadi eutrofikasi atau
penyuburan (Wardojo, 1975). Kegiatan budidaya intensif khususnya udang sangat
dipengaruhi oleh kualitas air. Amoniak akan menjadi faktor pembatas kesuksesan
budidaya udang.
Dengan pengendalian amoniak dalam suatu perairan maka akan sangat
diharapkan kegiatan budidaya dapat berhasil. Pengendalian amoniak dapat
menggunakan agen hayati, seperti tanaman air dan/atau senyawa kimia, seperti
karbon/arang aktif.

III. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:

No Alat Bahan
1 Termometer Fosfat kit
2 pH meter Amonia kit
3 Botol sampel Nitrat kit
4 Timbangan

IV. PROSEDUR KERJA


a. Fosfat
Fosfat merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk
hidup. Fosfat terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan
senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat
pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air
dan tanah di mana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis
dan mengendap di sedimen. Fosfor juga merupakan faktor pembatas.

9
Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada
dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas
dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang
tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya,
1991). Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,
polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk
terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air. Keberadaan senyawa
fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan.
Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan
terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air
tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop),
sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat
berbahaya bagi kelestarian ekosistem perairan.
Prosedur Kerja di lapangan:
1) Mengambil sampel air yang dengan menggunakan pipet 2,0 yang telah
disaring, lalu memasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Menambahkan 2,0 ml H3BO3 1%, lalu mengaduknya.
3) Menambahkan 3,0 ml larutan pengoksid fosfat (campuran antara Asam sulfat
2,5 M, asam ascorbic & ammonium molybdate) lalu mengaduknya. Dan
biarkan satu jam, agar terjadi reaksi yang sempurna.
4) Membuat larutan blanko dari 2,0 ml akuades. Dengan melakukan prosedur b
dan c.
5) Memilih program pengukuran fosfat pada alat spektrofotometer
6) Memasukkan ke dalam kuvet larutan blanko yang telah dibuat kemudian
memasukkan kuvet ke alat Spektrofotometer kemudian menekan “Zero”
7) Setelah itu memasukkan kuvet yang berisi contoh air yang telah dipreparasi
kemudian menekan “Read”
8) Mencatat nilai fosfat yang diperoleh dalam satuan mg/L

b. Nitrit
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat
(nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu,
nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada

10
perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari
0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit
menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang
memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah.
Prosedur Kerja di lapangan:
1) Saring air sampel sebanyak 25-50 ml dengan kertas saring
2) Pipet 10 ml air sampel yang telah disaring masukkan ke dalam gelas piala
3) Tambahkan 0,2 ml (+4 tetes) diazotizing reagent, aduk, biarkan 2 – 4 menit
4) Tambahkan 0,2 ml ned, aduk, biarkan 10 menit agar terbentuk warna merah
(pink) dengan sempurna.
5) Buat larutan blanko dari 10 ml akuades, lakukan prosedur 3 dan 4
6) Buat satu seri larutan standart nitrit-n dengan konsentrasi (ppm) sebagai
berikut 0,025; 0,05; 0,01; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08 dari larutan standar 1 ppm
dengan pengenceran yang tepat dengan menggunakan pipet dan labu takar.
Lakukan prosedur 3 dan 4
7) Dengan larutan blanko dan pada panjang gelombang 543 nm, set
spektrofotometer pada absorbance = 0,000, kemudian ukur sampel dan larutan
standart
8) Untuk menentukan konsentrasi nitrit-nitrogen, buat grafik atau persamaan
regresi (y = ax + b) dari laruran standart. Sumbu x sebagai konsentrasi (ppm)
nitrit nitrogen dan sumbu y sebagai nilai absorbance (a) atau transmitter (t).
Nilai a atau t air sampel diplotkan pada grafik atau disubstitusikan dalam
persamaan regresi, sehingga diperoleh kadar nitrit-nitrogen di perairan.

c. Nitrat
Nitrat (NO3) adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah
senyawa yang stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesis
protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang
tinggi dapat mengakumulasi pertumbuhan ganggang yang tak terbatas sehingga
air kekurangan oksigen terlarut dan menyebabkan kematian pada ikan. Kadar
nitrat secara alamiah biasanya agak rendah, namun kadar nitrat dapat menjadi
tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk dan mengandung
nitrat (Alaerts dan Santika, 1987).

11
Prosedur Kerja di lapangan:
1) Saring 25 – 50 ml air sampel dengan kertas saring
2) Ambil sampel sebanyak 5 ml masukkan ke dalam gelas piala
3) Tambahkan 0.5 ml brucine aduk
4) Tambahkan 5 ml H2S04 pekat aduk
5) Setelah itu didiamkan dan dilakukan spektrofotometer dengan gelombang 410
nm (catat data)
6) Pembuatan standar, yaitu diambil 5 ml NO3 dan dimasukkan ke dalam labu
ukur, tambahkan akuades sebnyak 100 ml serta dikocok hingga rata.
Kemudian ambil 25 ml serta ditetesi dengan 0.5 brucine, dan 5 ml H2SO4
didiamkan dan dispektro dengan gelombang 410 nm.
7) Untuk blanko, pertama diambil akuades sebanyak 25 ml, kemudian ditetesi
dengan 0.5 brucine, dan 5 ml H2SO4. Didiamkan dan dispektrofotometri.

d. Amonia
Ammonia merupakan hasil katabolisme protein yang diekskresikan oleh
organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat organic oleh
bakteri. Ammonia di dalama air terdapat dalam bentuk tak terionisasi (NH3) atau
bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4) atau ion ammonium (Dinas Perikanan,
1997 dalam Umroh, 2007).

Prosedur Kerja di lapangan:


1) Gunakan tes kit untuk mengukur amonia, ingat bahwa yang terukur adalah
TAN
2) Ukur suhu dan pH air
Hitung kadar ammonia menggunakan rumus Albert (1973) :
NH3 = [TAN]/(1 + 10^pka-pH)

dimana pKa dapat dicari dengan rumus Emerson (1975):


pKa = (0.09018+2729.92)/(T + 273)

T= ℃

12
LEMBAR HASIL PENGAMATAN

Kelompok:
Kelas:
Asisten:

NO PARAMETER HASIL
1 Ketinggian Air
2 Suhu
3 Kecerahan
4 Kekeruhan
5 Salinitas
6 Alkalinitas
7 pH
8 Nitrat
9 Nitrit
10 Fosfat
11 Amonia
12 Plankton
13 Bakteri
14 CO2 Bebas
15 Oksigen Terlarut

Asisten

Nim.

13

Anda mungkin juga menyukai