Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH EVOLUSI TUMBUHAN

OLEH :

TRI RAHMAETI

(143112620150001)

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA

2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam menyediakan mekanisme kehidupan yang begitu sempurna. Setelah bumi
terbentuk melalui tumbukan besar yang dikenal juga dengan “Big Bang” suhu bumi
saat itu sangat panas dan belum memungkinkan adanya kehidupan. Setelah jutaan tahun
kemudian, bumi berangsur-angsur menjadi dingin oleh proses pendinginan. Akibat
proses pendinginan, bagian luar bumi membeku membentuk lapisan kerak bumi atau
kulit bumi. Sedangkan bagian dalam bumi sampai saat ini masih dalam keadaan sangat
panas dan berpijar. Uap air yang terkumpul di udara kemudian ditumpahkan kembali
melalui hujan besar dan cekunngan-cekungan yang terbentuk di kerak bumi terisi air
dan menjadi samudra, lautan dan sungai-sungai.
Peran tumbuhan sebagai organisme autotrof sangat penting dalam sejarah kehidupan di
bumi. Evolusi tumbuhan telah terjadi sejak 3,5 milyar tahun yang lalu. Para ahli biologi
beranggapan bahawa dunia tumbuhan terbentuk sebagai perkembangan dari alga,
karena antara alga dan tumbuhan yang ada sekarang banyak memiliki persamaan, yang
menunjukkan dekatnya hubungan kekerabatan antara kedua kelompok organisme
tersebut. Persamaan-persamaan tersebut seperti dalam hal: adanya kloroplas (tempat
klorofil) yang berperan dalam proses fotosintesis, memiliki dinding sel yang tersusun
dari senyawa selulosa, serta dapat
menyimpan cadangan makanan dalam bentuk pati.
Pada fase awal perkembangan dunia tumbuhan, menunjukkan asal-usul tumbuhan dari
moyang yang hidup di perairan yang kemungkinan besar adalah alga hijau. Selama
perkembangannya terbentuk dua jalur evolusi. Satu jalur muncul sebagai tumbuhan
lumut dan jalur kedua sebagai tumbuhan berpembuluh yaitu tumbuhan paku.
Cabang lain dari pohon filogenetik muncul dari moyang yang sama seperti tumbuhan
paku membentuk bermacam-macam tumbuhan yang menghasilkan biji. Akhirnya
cabang evolusi tumbuhan biji berkembang lagi menjadi satu kelompok tumbuhan, yaitu
tumbuhan biji tertutup (Angisopermae: angio=tertutup). Kelompok tumbuhan ini sering
disebut juga tumbuhan bunga (anthophyta: anthos=bunga; phyta=tumbuhan) atau
tumbuhan berbiji (
spermatophyta).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses periode evolusi tumbuhan terjadi?
2. Bagaimana skala waktu geologi evolusi tumbuhan?
3. Bagaimana membedakan adaptasi struktural, kimiawi dan reproduksi antara
tumbuhan dan alga?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses periode evolusi tumbuhan terjadi
2. Untuk mengetahui bagaimana waktu geologi evolusi tumbuhan
3. Untuk mengetahui bagaimana Bagaimana membedakan adaptasi struktural,
kimiawi dan reproduksi antara tumbuhan dan alga
4. Untuk mengetahui pengelompokan tumbuhan berdasarkan filogeni
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menurut Campbell dkk (2003), berdasarkan catatan fosil yang ada, sejarah
adaptasi daratan oleh tumbuhan terdapat empat periode utama evolusi tumbuhan.
Periode tersebut merupakan radiasi adaptif yang mengikuti evolusi struktur bagi
peluang kehidupan di darat. Keempat periode adalah sebagai berikut:

a) Periode Pertama

Periode Pertama evolusi, yaitu selama masa Ordovisian, zaman Palaeozoikum,


sekitar 475 juta tahun yang silam, asal mula tumbuhan diduga berasal dari nenek
moyang akuatik (alga hijau). Adaptasi terhadap kehidupan darat (terrestrial)
dibuktikan oleh adanya sporopolenin dan gametangia berlapis yang melindungi
gamet dan embrio. Adaptasi ini terjadi pada bryofita yang merupakan tumbuhan
darat pertama. Bryofita atau tumbuhan lumut ini berkembang menjadi berbagai
variasi dalam kelompoknya. Sebagian besar briofita tidak memiliki jaringan
vaskuler (air dari lingkungan berdifusi dan diserap oleh sel) , namun beberapa
briofita memiliki pembuluh pengangkut air.

b) Periode Kedua
Periode kedua Evolusi tumbuhan ditandai oleh diversifikasi tumbuhan vaskuler
(tumbuhan berpembuluh) selama masa Devon sekitar 400 juta tahun silam.
Tumbuhan vaskuler awal ini merupakan tumbuhan tak berbiji, misalnya pada jenis
paku-pakuan serta kelompok tumbuhan tak berbiji lainnya.

Fosil paku-pakuan
c) Periode Ketiga
Periode ketiga evolusi tumbuhan dimulai dengan kemunculan biji, yaitu struktur
yang melindungi embrio dari kekeringan dan ancaman perubahan lingkungan.
Kemunculan tumbuhan biji ini mempercepat perluasan kolonisasi tumbuhan di
daratan. Biji tumbuhan terdiri atas embrio dan cadangan makanan yang terlingdung
oleh suatu penutup. Tumbuhan vaskuler berbiji muncul kira-kira 360 juta tahun
yang lalu dengan kemunculan Gymnospermae (Bhs. Yunani: Gymnos = “terbuka”
atau “telanjang” ; spermae = benih atau biji). Gymnospermae, terdiri atas Konifer
dengan berbagai variasi jenisnya. Konifer dan paku-pakuan mendominasi
kehidupan di hutan belantara selama lebih dari 200 juta tahun.

Fosil konifer

d) Periode Keempat
Periode Keempat dalam evolusi tumbuhan terjadi pada masa Kreta, zaman
Mesozoikum sekitar 130 juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai dengan
kemunculan tumbuhan berbunga yang memiliki struktur reproduksi yang agak
rumit di mana biji dilindungi oleh ruangan yang disebut ovarium. Karena biji
terlindung sedemikian rupa maka kelompok ini disebut Tumbuhan berbiji tertutup
atau Angiospermae (Bahasa Yunani : Angion =“wadah”; spermae = benih atau
biji).
2.2 Waktu Geologi Yang Menceritakan Tentang Evolusi Tumbuhan

a) Zaman Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun yang lalu)


Arkeozpoikum artinya jaman kehidupan purba yang merupakan masa awal pembentukan
batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini
ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua. Batuan tertua
tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal muncul
kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikroorganisme (bakteri dan ganggang).
Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur
kira-kira 3.500.000.000 tahun.
Ilustrasi zaman arkeozoikum
b) Zaman Proterozoikum (2,5 milyar - 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya jaman kehidupan awal. Jaman Proterozoikum merupakan awal
terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari
organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak. Menjelang akhir masa ini organisme lebih
kompleks, jenis koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai
sebagai fosil sejati pertama. Zaman Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama
dikenal sebagai masa Pra-Kambrium.

Koral
c) Periode Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrian/Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di
Inggris, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Fosil yang umum
dijumpai dan penyebarannya luas adalah Alga, Sepon, Koral.

Fosil Yuknessia yaitu Makroalgae berdaun tipis seperti daun palem hijau menyerupai
rumput laut modern
d) Periode Ordovisium (500 - 440 juta tahun lalu)
Koral dan Alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari
mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai
menyebar.

Karang

e) Periode Silurian (440 - 410 juta tahun lalu)


Periode silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat
mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku).
f) Periode Devon (410-360 juta tahun lalu)
Periode Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran tumbuhan darat.
Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya.
g) Periode Karbon (360 - 290 juta tahun lalu)
Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-
rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk
satu masa daratan yang disebut Pangea.

F
F

h) Periode Perm (290 -250 juta tahun lalu)


“Perm” adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan
Grikgo primitif. Periode perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar,
Tribolit, banyak koral menjadi punah.
i) Periode Trias (250-210 juta tahun lalu)
Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan konifer menyebar. Benua Pangea bergerak
ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai
terbentuk di Pangea.
j) Periode Jura (210-140 juta tahun lalu)
Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu
ini. Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan
Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.
k) Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan.
l) Periode Tersier (65 - 1,7 juta tahun lalu)
Periode Tersier terdiri dari Epoch Miosin, Pliosin, Eosin dan Paleosin. Tumbuhan berbunga
pada Periode Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti
semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput. Pada Periode Tersier - Kuarter,
pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan
cuaca secara global.
m) Periode Kuarter (1,7 juta tahun lalu - sekarang)
Periode Kuarter terdiri dari kala/epoch Pleistosen dan kala/epoch Holosen. Epoch
Pleistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu.
Kemudian diikuti oleh Epoch Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Flora dan fauna
yang hidup pada Epoch Pleistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang
2.3 Beberapa kejadian utama evolusi tumbuhan (Sumber: Campbell, 2003) :

1. Karofita
Selama beberapa dekade ahli sistematik telah mengakui bahwa alga hijau
protista fotosintetik yang paling dekat kekerabatannya dengan tumbuhan.
Terdapat keanekaragaman yang sangat besar pada alga hijau, sehingga
penelitian terbaru menfokuskan pada kelompok organisme akuatik yang
merupakan kerabat alga terdekat bagi kingdom tumbuhan. Sekarang banyak
sekali bukti yang mengarah pada alga hijau yang disebut karofita. Dengan
membandingkan ultrastruktur sel, biokimia dan informasi hereditas (DNA dan
RNA serta produk proteinnya) para peneliti telah menemukan homologi antara
karofita dan tumbuhan diantaranya, yaitu :
a) Kesamaan DNA kloroplas alga hijau karofita dengan tumbuhan
b) Kesamaan biokimiawi, yaitu komponen selulosa penyusun dinding sel
dan komposisi enzim peroksisom pada alga dan tumbuhan
c) Kemiripan dalam mekanisme mitosis dan sitokinesis, yaitu adanya
organel-organel mikrotubul, mikrofilamen aktin dan vesikula pada
proses pembelahan sel.
d) Kemiripan dalam ultra struktur sperma
e) Adanya hubungan kekerabatan (genetik) berdasarkan kesamaan gen dan
RNA.

Karofita yang diwakili oleh ganggang karangan (Characeae) menunjukkan


bahwa karofita dan tumbuhan memiliki nenek moyang yang sama. Karofita
modern umumnya hidup di perairan dangkal, sementara karofita primitif diduga
juga telah hidup di air dangkal yang mudah terancam kekeringan. Seleksi alam
terjadi sehingga alga ini bertahan hidup di laut dangkal. Perlindungan terhadap
embrio yang berkembang di dalam gametangia merupakan cara adaptasi
terhadap kekeringan, dan ternyata cara ini berguna pada saat mereka hidup di
darat. Sejumlah karofita kuno yang hidup pada sekitar saat daratan pertama kali
dihuni, kemungkinan telah menempati habitat dangkal yang dapat mengalami
kekeringan. Seleksi alam telah memungkinkan karofita beradaptasi dengan
melindungi gamet dan embrio pada gametangia.
Ganggang hijau Cyanobacter
Choleochaete

2. Briofita
Briofita menunjukkan adaptasi penting yang pertama kali membuat
perpindahan ke daratan menjadi mungkin. Karakteristik yang dimilik briofita
di mana gamet berkembang dalam gametangia, pembuahan sel telur dan embrio
yang berkembang dalam organ betina. Dengan kondisi ini, briofita tidak
sepenuhnya terbebaskan dari habitat perairan nenek moyangnya. Oleh karena,
briofita memerlukan air untuk bereproduksi (sperma memiliki flagel untuk
berenang ke sel telur). Sebagian besar briofita tidak memiliki jaringan
pembuluh angkut, sehingga terjadi proses imbibisi dalam mengambil air dan
proses difusi dalam penyebaran air ke seluruh tubuhnya lambat. Briofita tidak
memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin yang menyokong tumbuhan tinggi
di daratan. Meskipun dapat merentang secara horizontal di atas permukaan
tanah, briofita selalu menempati profil yang rendah. Sebagian besar tingginya
hanya 1-2 cm, dan yang paling besarpun kurang dari 20 cm. Terdapat tiga divisi
pada briofita yaitu :
a) Divisi Lumut Daun (Divisi Bryofita)
Lumut daun merupakan bryofita yang sangat dikenal, tumbuhan lumut
ini hidup berkelompok seperti hamparan yang lunak yang bersifat
menyerap air. Masing-masing tumbuhan memiliki rhizoid (rhiza= akar;-
oid= mirip) sebagai alat untuk melekat pada substrat. Lumut daun
mempunyai bagian yang mirip akar, mirip daun dan mirip batang.
Bagian “akar”, “batang”, dan “daun” ini memang berbeda strukturnya
dengan akar, batang, dan daun sejati pada tumbuhan tinggi. Namun
bagian “daun” –nya dapat menyelenggarakan fotosintesis. Lumut daun
berukuran kecil (pendek), meski demikian, hamparan Sphagnum (lumut
gambut) yang sangat tebal dapat menutupi kira-kira 3 % permukaan
bumi kita. Sphagnum yang mati di tanah yang basah menyimpan karbon
organik yang tak mudah diuraikan oleh mikroba
b) Divisi Lumut hati (Divisi Hepatofita)
Lumut hati banyak tumbuh di hutan tropika yang sarat dengan
keanekaragaman Disebut lumut hati karena tubuhnya terdiri dari
beberapa lobus yang mengingatkan kita pada lobus hati. Siklus hidupnya
mirip dengan lumut daun yaitu memiliki fase seksual dan aseksual.
Secara aseksual dengan membentuk Gemmae yang terdapat di
dalam”mangkuk” dan kemudian akan terpental ke luar dari mangkuk
oleh tetesan air hujan.
c) Divisi Lumut tanduk (Anthoserofita)
Lumut ini disebut lumut tanduk karena sporofitnya membentuk kapsul
yang memanjang mirip tanduk. Berdasarkan penelitian asam nukleat
diperoleh bukti bahwa lumut tanduk merupakan kelompok bryofita yang
paling dekat kekerabatannya dengan tumbuhan vaskuler. Ketiga divisi
bryofita tersebut telah berhasil hidup di darat dan beradaptasi selama
lebih dari 450 juta tahun. Bahkan diyakini bahwa pada 50 juta tahun
pertama sejak lahirnya komunitas darat, lumut merupakan satu-satunya
tumbuhan yang mendominasi daratan.

Contoh Bryofita
3. Tumbuhan vaskuler tak berbiji

Cooksonia
Tumbuhan awal
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa adaptasi briofita terhadap kehidupan
darat meliputi gametangia, embrio, dan spora berdinding sporollenin. Stomata
juga dievolusikan pada briofita dan beberapa briofita memiliki kutikula yang
mirip dengan kutikula tumbuhan vaskuler. Tumbuhan memiliki asal usul dari
monofiletik dari alga hijau. Tumbuhan vaskuler menambahkan adaptasi baru
terhadap kehidupan darat pada adapatasi yang telah berkembang sebelumnya
pada briofita.
Tubuh sebagian besar tumbuhan vaskuler berdiferensiasi menjadi system akar
di bawah permukaan tanah, yang menyerap air dan mineral dan system tunas
batang dan daun di atas pemukaan tanah, tempat fotosintesis berlangsung.
Kedua jaringan penghantar system pembuluh disebut xylem dan floem.
Adaptasi darat penting yang lain adalah lignin yang tertanam keras dalam
matriks selulosa dinding sel yang memberikan sokongan mekanis.
Fosil tumbuhan vaskuler yang tertua adalah Cooksonia, yang jika dibandingkan
dengan briofita hanya memperlihatkan dua perubahan penting. Pertama,
sporofit merupakan tahap dominan pada tumbuhan vaskuler awal, sedangkan
gametofit tahapan dominan pada briofita. Kedua, sporofit pada Cooksonia
bercabang dan menyebabkan meningkatnya jumlah sporangia dan spora yang
dapat dihasilkan. Tiga divisi dalam tumbuhan vaskuler tak berbiji adalah :

a) Divisi Lycophyta (likofita)


Paku likofita berevolusi selama masa Devon dan mendominasi daratan
selama masa Karbon. Pada masa itu, divisi Lycophyta berevolusi
menjadi dua kelompok yaitu:(1) Kelompok yang berevolusi menjadi
pohon berkayu dengan diameter batang 2 meter dan tinggi lebih dari 40
meter. (2) Kelompok yang tetap berukuran kecil, berbentuk herba (tak
berkayu), contohnya Lycopodium (paku “lumut”, “paku kawat”, ”pinus
tanah”). Spesies Lycophyta raksasa mendominasi rawa Karboniferous
selama jutaan tahun, dan kemudian punah ketika terjadi perubahan suhu
di bumi dan rawa-rawa mengering pada akhir periode Karbon. Spesies
Lycophyta yang berukuran kecil hidup dekat permukaan tanah di dasar
hutan atau hidup sebagai epifit pada pohon lain. Penyebarannya mulai
dari hutan beriklim sedang hingga hutan tropika.

b) Divisi Sphenophyta (paku ekor kuda)


Kelompok sphenophyta dikenal sebagai paku ekor kuda ( horse tail),
contohnya Equisetum. Tumbuhan paku ini termasuk kelompok
tumbuhan vaskuler primitif yang telah menghuni daratan sejak masa
Devon.Kelompok ini mendominasi daratan pada masa karbon, beberapa
spesies diantaranya mencapai tinggi 15 meter. Paku ekor kuda yang
bertahan hingga masa kini adalah genus tunggal. Equisetum dengan
kira-kira 15 spesies yang tersisa. Hidup di bumi belahan utara hingga
daerah tropika di tepian aliran sungai. Paku ekor kuda merupakan paku
homospora.Tumbuhan yang terlihat adalah generasi sporofit.
Pembelahan meiosis terjadi di dalam sporangia dan menghasilkan spora
haploid. Gametofit berkembang dari spora, berukuran sangat kecil
hanya beberapa millimeter saja.

c) Divisi Pterophyta (Pakis)


Divisi ini sangat beranekaragam, dikenal sebagai “pakis” dengan jumlah
spesies lebih dari 12.000 spesies yang hidup hingga masa kini. Jumlah
spesies sterbanyak terdapat di daerah tropika, tetapi ada beberapa
spesies yang hidup di daerah beriklim sedang. Daun pakis berukuran
besar, berbeda dengan daun lycophyta. Diduga bentuk daun mengalami
evolusi, setiap daun pakis yang disebut megafil kemungkinan berasal
dari beberapa daun-daun kecil yang berdekatan. Daun pakis merupakan
daun majemuk, ketika masih muda menggulung dan ujungnya
membentuk seperti ujung biola, dan kemudian berangsur sempurna
seiring dengan membukanya gulungan daun tersebut. Ada pohon pakis
yang berukuran besar yang hidup di daerah tropika, misalnya “pakis
haji”.

4. Gymnospermae
Gymnospermae kemungkinan merupakan keturunan dari progymnosperma
yang pada mulanya tumbuhan tak berbiji. Akan tetapi pada akhir masa Devon,
biji telah dievolusikan. Evolusi biji dikaitkan dengan megasporangium di mana
pada tumbuhan berbiji bukanlah suatu ruangan, akan tetapi sebaliknya
merupakan struktur berdaging padat yang disebut nusellus. Pada tumbuhan
berbiji, keseluruhan struktur integumen, megasporangium, dan megaspore
membentuk ovul yang disebut bakal biji. Di dalam bakal biji tersebut, gametofit
betina berkembang di dalam dinding megaspore dan disuplai makanan oleh
nusellus. Jika tejadi pembuahan, maka zigot akan berkembang menjadi embrio
sporofit dan disebut biji. Ketika biji lepas dari integument, biji dapat dorman
sampai pada kondisi yang memungkinkan biji berkecambah.
Dalam sejarah kehidupan, pembentukan superkonteinen Pangea pada masa
premium, telah menimbulkan perubahan dramatis pada flora dan fauna. Banyak
yang menghilang, dan banyak yang muncul sebagai pengganti. Perubahan
dominasi pun terjadi baik di lautan maupun di daratan. Seperti likofit, paku
ekor kuda dan pakis digantikan oleh gymnospermae yang lebih cocok dengan
iklim kering. Sampai saat ini terdapat empat divisi gymnospermae yang tetap
bertahan hidup yaitu :
a) Cycadophyta
Cycadophyta adalah kelompok tumbuhan yang anggotanya berbeda satu
sama lainnya. Salah atu contohnya adalah Cycas yang tubuhnya
menyerupai tanaman palem. Sebagian besar dari kelompok ini hidup di
daerah tropis dan subtropics. Pada umumnya anggota Cycadophyta
adalah tanaman yang berukuran besar, beberapa jenis dapat mencapai
tinggi sampai 18 meter atau lebih. Batangnya tertutup oleh dasar dari
daun yang gugur. Daun Cycadophyta yang fungsional mengelompok
berupa roset yang ada di ujung batang sehingga menyerupai tanaman
palem. Struktur reproduksinya berupa daun-daun mereduksi yang
mendukung sporangia dan mengelompok pada suatu aksis membentuk
struktur seperti kerucut. Strobilus jantan dan betina berada pada tanaman
yang berbeda sehingga penyerbukannya lewat angin.
b) Ginkgophyta
Salah satu anggotanya adalah Ginkgo biloba, tanaman ini mudah
dikenali karena bentuk daunnya seperti kipas dengan tulang daunnya
yang bercabang menggarpu. Tingginya dapat mencapi 30 meter atau
lebih, tanaman ini bersifat desiduos, daunnya berubah menjadi berwarna
keemasan sebelum gugur. Gynkgophyta mempunyai ovulum dan
mikrosporangia yang terdapat pada individu yang berlainan.
Ovulumnya berpasangan pada ujung cabang pendek dan ketika masak
menghasilkan biji yang berdaging.
c) Coniferophyta
Pinus merupakan marga yang paling popular diantara anggota
Gymnospermae lainnya. Pinus mempunyai susunan daun yang unik,
yaitu pada saat serupa semaian mempunyai susunan daun spiralis dan
berupa daun tunggal. Akan tetapi ketika berumur satu atau dua tahun
daun yang berupa jaru terebut berubah menjadi tersusun dalam suatu
berkas atau fasikulus. Setiap fasikulus terdiri dari satu sampai delapan
daun jarum tergantung jenisnya. Dilihat dari struktur anatomisnya daun
pinus sangat cocok untuk tumbuh di daerah kering. Beberapa cirinya
adalah sebagai berikut : epidermisnya tertutup oleh kutikula tebal,
epidermisnya tebal dan rapat, hipodermisnya tersusun oleh sel-sel yang
berdinding tebal, selain itu stomatanya tenggelam. Pinus seperti anggota
Conifer lainnya menghasilkan strobilus jantan dan betina pada satu
pohon. Biasanya strobilus jantan tmbuh pada cabang yang lebih rendah
daripada cabang strobilus betina. Pada beberapa jenis pinus kedua jenis
strobilus ini tumbuh pada cabang yang sama dengan strobilus betina
tumbuh dekat ujung cabang. Strobilus betina mempunyai ukuran lebih
besar dan kompleks daripada strobilus jantan. Meskipun beberapa
anggota Conifer lain tidak mempunyai daun jarum dan berbeda dalam
system reproduksinya tetapi Conifer merupakan kelompok yang relatif
homogen.
d) Gnetophyta
Divisi ini meliputi 3 genera yaitu Gnetum, Epedhra, Welwitschia.
Gnetum mempunyai 30 jenis meliputi tumbuhan yang berupa pohon dan
merambat dengan daun yang tebal dan besar seperti kulit, menyerupai
daun tumbuhan dikotil. Tumbuh di daerah tropis. Ephedra meliputi 35
jenis, pada umumnya berupa tumbuhan semak dengan daun kecil seperti
sisik dan batang bersambungan satu sama lainnya. Tumbuh didaerah
kering atau gurun. Welwitschia merupakan tumbuha berpembuluh
paling aneh. Sebagian besar tubuhnya teertanam dalam tanah berpasir.
Bagian yang muncul di atas tanah berupa cakram besar berkayu
berbentuk konkaf dengan dua daun yang berbentuk pita. Cabang yang
menghasilkan strobilus tumbuh dari jaringan meristem yang ada di
bagian tepi cakram. Banyak ditemukan di gurun. Anggota Gnetophyta
mempunyai karakteristik seperti tumbuhan Angiospermae, misalnya
antara strobilusnya dengan bunga majemuk pada Angiospermae, adanya
trakea di dalam xilemnya, serta tidak adanya arkegonia pada Gnetum
dan Welwitschia.

5. Angiospermae
Saat ini angiospermae merupakan tumbuhan yang paling beraneka ragam dan
tersebar luas. Saat ini dikenal 250.000 spesies angiospermae, dan ditempatkan
dalam divisi tunggal yaitu Anthophyta. Anthophyta terdiri atas dua kelas yaitu
monokotiledon dan dikotiledon.
a) Kelas Monokotiledon
Ciri : mempunyai satu kotiledon, akarnya serabut, batang biasanya tidak
bercabang dan tidak membesar karena tidak mempunyai kambium,
berkas pembuluh pada batang tersebar atau tidak teratur. Daunnya
memiliki pertulangan sejajar atau melengkung.
Tumbuhan yang termasuk ke dalam golongan ini banyak berperan
dalam kehidupan manusia. Makanan pokok seperti beras/padi, jagung
dan sagu termasuk anggota tumbuhan monokotil. Buah-buahan seperti
salak, siwalan, dan pinang termasuk anggota kelompok ini. Tanaman
hias contohnya anggrek gladiol, lili, dan bunga bakung. Contoh lainnya
adlaah genjer (limnocharis flava), talas ( Colocasia esculenta), dan
anggrek kasut lurik (Paphiopedilum tonsum).
b) Kelas Dikotil
Ciri: mempunyai dua kotiledon atau daun biji didalam embrio, akarnya
tunggang, batang mempunyai kambium, pada tumbuhan berkayu dapat
terlihat adanya aktivitas kambium melalu pembesaran diameter batang.
Berkas pembuluh pada batang tersusun dalam lingkaran mengelilingi
empulur ditengahnya. Daunnya memiliki pertulangan daun menjala,
menyirip atau menjari. Bagian bunga umumnya kelipatan 4 atau 5.
Selama masa evolusi angiospermae, xilem merupakan bagian yang lebih
terspesialisasi. Xilem diduga berkembang dari sel-sel trakeid yang pada
gymnospermae berperan menghantarkan air. Pada angiospermae, sel trakeid
berkembang menjadi sel-sel yang lebih pendek, dan lebih luas yang disebut
unsur pembuluh. Unsur pembuluh membentuk saluran yang bersambung yang
lebih terspesialisasi. Xilem diperkuat dengan serat (fiber) yang juga
berkembang dari trakeid.
Selain spesialisasi xilem, faktor terbesar perkembangan angiospermae adalah
evolusi bunga. Bunga memiliki tingkat efisiensi reproduksi yang sangat tinggi
pada tumbuhan. Bunga adalah tunas yang mampat dengan empat lingkaran daun
yang termodifikasi menjadi kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.
Kemunculan radiasi tumbuhan berbunga, menyebabkan bentang alam bumi
berubah secara dramatis. Nenek moyang angiospermae masih belum dipastikan,
tetapi hasil analisis kladistik pada ciri homolog menunjukkan gimnospermae
dari divisi Gnetophyta sebagai kerabat paling dekat dengan angiospermae. Fosil
tertua angiospermae ditemukan pada batuan awal masa Kretaseus yang berusia
sekitar 130 juta tahun.

2.3 Adaptasi struktural, kimiawi dan reproduksi yang memungkinkan tumbuhan mendiami
daratan

Semua tumbuhan, adalah eukoriota multiseluler yang merupakan autotrof fotosintetik.


Akan tetapi, tidak semua organisme dengan karakteristik seperti ini disebut tumbuhan,
karakteristik tersebut juga berlaku bagi beberapa alga termasuk alga laut cokelat raksasa yang
diklasifikasikan sebagai protista. Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terbuat dari
selulosa, dan tumbuhan menyimpan kelebihan karbohidrat dalam bentuk pati. Akan tetapi ,
karakteristik yang sama dimiliki juga oleh sejumlah alga. Bahkan tumbuhan memiliki lebih
banyak lagi persamaan karakteristik dengan kerabat terdekat tumbuhan dari kelompok alga,
yaitu alga hijau. Sebagai contoh, kloroplas alga hijau dan tumbuhan mengandung klorofil b
sebagai suatu pigmen asesoris fotosintetik. Cara yang dapat kita lakukan untuk membedakan
tumbuhan dengan alga multiseluler, pertama yang kita definisikan sebagai tumbuhan hampir
semuanya merupakan organism daratan, meskipun beberapa tumbuhan, seperti teratai, telah
kembali secara sekunder ke air selama evolusinya. Hidup di darat menimbulkan permasalahan
yang sangat berbeda dibandingkan dengan hidup di air, dan kumpulan adaptasi structural,
kimiawi Dan reproduksi terhadap kehidupan darat inilah yang membedakan tumbuhan dari
alga.

Di habitat darat, sumber daya yang diperlukan organisme fotosintetik tersedia di dua
tempat yang sangat berbeda, cahaya dan karbon dioksida sebagian besar tersedia di atas
permukaan tanah, sementara air dan nutrien mineral sebagian besar ditemukan dalam tanah
dengan demikian, tumbuh tumbuhan yang kompleks menunjukan derajat spesialisasi struktural
yang beraneka ragam pada organ-organ berada di tanah , yaitu akardan di atas permukaan tanah
tunas yang akan menjadi daun, pada sebagian besar tumbuhan, pertukaran karbondioksida dan
oksigen antara atmosfer dan bagian dalam yang berfotosontetik terjadi melalui stomata (daun
mulut) yaitu pori mikroskopik yang melalui permukaan daun.

Adaptasi darat struktur tumbuhan dilengkapi dengan adaptasi kimiawi. Sebagai contoh
bagian tumbuhan yang berada diatas permukaan tanah pada sebagian besar tumbuhan, seperti
daun, memiliki suatu lapisan berlilin yang disebut kutikula (cuticle) yang membantu mencegah
terjadinya kehilangan air secara berlebihan, yang merupakan masalah utama pada kehidupan
tumbuhan di darat. Lilin pada kutikula adalah contoh produk sekunder, dinamakan demikian
karena senyawa tersebut tidak dihasilkan oleh jalur metabolisme utama yang sama pada semua
tumbuhan. Asam amino yang disintesis oleh tumbuhan adalah contoh produk primer, seperti
juga halnya selulosa. Produk primer adalah produk jalur metabolisme yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan semua tumbuhan. Produk sekunder disintesis oleh cabang
samping jalur metabolisme utama dan menghasilkan senyawa-senyawa yang esensial bagi
kelangsungan hidup tumbuhan .tetapi bukan merupakan yang terpenting bagi kebutuhan
metabolik dasarnya. Seperti fotosintesis. Sintesis asam amino, dan produksi selulosa. Sebagian
besar produk sekunder sangan khas bagi spesies tumbuhan atau kelompok spesies tertentu,
seperti famili tumbuhan.

Banyak di antara produk sekunder membantuu melindungi tumbuhan terhadap


kerusakan yang berlebihan oleh herbovora. Sebagai contoh tumbuhan dari famili milkweed
menghasilkan glikosida kardiak. Racun yang rasanya sangat tidak enak bagi vertebrata dan
mengganggu fungsi jantung vertebrata herbivora jika dikonsumsi. Produk sekunder lain seperti
lilin pada kutikula tersebar lebih luas pada kingdom tumbuhan. Contoh lain produk sekunder
sebagai adaptasi kehidupan darat adalah lignin, yaitu bahan yang mengeraskan dinding sel
jaringan “ berkayu” pada tumbuhan.

Suatu produk sekunder yang secara khusus penting dalam perjalanan evolusioner
tumbuhan kedarat adalah sporopollen, yaitu suatu polimer yang resiten terhadap hampir semua
jenis kerusakan lingkungan. Pada kenyataannya, catatan fosil tumbuhan sebagian besar ada
berkat ketahanan sporopollenin, lignin, dan bahan –bahan berkutikula. Sporopollen muncul
pertama kali bukan pada tumbuhan, karena sporopollen juga ditemukan pada dinding zigot
yang resisten pada beberapa alga. Tetapi sporopollen merupakan yang paling kuat di antara
semua bahan yang silibatkan oleh tumbuhan untuk meningkatkan reproduksi di darat, tempat
resintensi terhadap lingkungan yang keras merupakan tantangan yang sangat menentukan.
Tumbuhan memiliki sporopollenin pada dinding sporanyadan pada tumbuhan yang meiliki
polen juga memiliki sporopollenin dalam selubung butir polen yang berstektur (asal nama
sporopollenin). Disini kita melihat suatu keadaan saling mempengaruhi antara adaptasi struktur,
kimiawi, dan reproduksi untuk kehidupan darat kemudian kita akan mengkaji adaptasi
reproduksi yang barangkali paling berperan dalam pendefenisian kingdom tumbuhan.

BAB III
KESIMPUAN

Sebagaimana hewan, tumbuhan juga melakukan evolusi selama masa kehidupannya di


bumi. Evolusi tumbuhan dimulai dari tingkat yang paling rendah (protista) sampai tumbuhan
sejati (tngkat tinggi). Evolusi tumbuhan sejalan dengan skala waktu pembentukan geologi.
Dimulai pada periode pertama, masa ordovisian zaman palaeozoikum ditandai dengan
munculnya tumbuhan pertama di darat yaitu bryofita yang mempunyai kekerabatan yang dekat
dan diyakini sebagai nenek moyang tumbuhan darat yaitu alga hijau. Pada periode kedua, masa
devon ditandai dengan diversifikasi tumbuhan berpembuluh. Periode ketiga, ditandai dengan
kemunculan tumbuhan berbiji terbuka. Lalu yang terakhir pada periode keempat ditandai denga
munculnya kelompok tumbuhan berbiji terbuka.

Perjalanan evolusi tumbuhan menjadi hal terpenting karena fungsi utamanya dalam
menyokong kehidupan di bumi sebagai organisme autotrof yang mampu memproduksi
makanan sendiri dan sebagai penyedia energi untuk organisme heterotrof. Evolusi tumbuhan
juga bepengaruh dalam skala waktu geologi bumi.

DAFTAR PUSTAKA
http://dauzbiotekhno.blogspot.com/2012/12/asal-mula-tumbuhan-vaskuler-dan.html?m=1

https://mahmuddin.wordpress.com/2012/08/27/asal-usul-kelompok-tumbuhan/

http://diarycastleonline.blogspot.com/2014/04/evolusi-tumbuhan.html?m=1

http://khafifawaid.blogspot.com/2011/12/waktu-geologi-tumbuhan.html?m=1

https://tamioktari13.wordpress.com/2012/10/12/evolusi-tumbuhan-secara-umum/

Anda mungkin juga menyukai