Tugas Disaster Mendadak
Tugas Disaster Mendadak
Oleh:
Beni Wibowo
Mahda Fanindha W 151001022
Mufid Asadullah 151001027
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) PEMKAB JOMBANG
2018/2019
1.1 Pendahuluan
Masyarakat Asia rentan akan bencana alam terutama Negeri kita Indonesia, di Indonesia
sendiri memiliki beberapa bencana buatan maupun alam seperti terorisme, pemanasan global,
gempa bumi, banjir, tanah longsor dan badai/angin puting beliung yang didukung juga oleh
pengundulan hutan, buang sampah sembarangan, peningkatan polusi, perusakan ekosistem dan
lain-lain.
Dari data BNPB di Indonesia dalam 2 tahun terakhir (2018-2019) didapatkan pada pada
tahun 2018 banjir 679 kali, tanah longsor 473 kali, puting beliung 804 kali, kekeringan 129
kali, kebakaran hutan dan lahan 370 kali, gempa bumi 23 kali, sinabung 58 kali dari total 2572
seluruh kejadian. Pada tahun 2019 banjir 53 kali, tanah longsor 55 kali, puting beliung 241 kali
dari total 241 seluruh kejadian dengan korban jiwa meninggal dan hilang 12, luka-luka 78,
2.1 Metode
2.1.1 Metode analisa : penulisan berdasarkan literatur review. Literature review merupakan
evaluasi kritis dan mendalam pada suatu pembahasan dalam penelitian sebelumnya
(Shumleworh, 2009). Penulis melakukan pencarian jurnal dan article melalui google
https://www.journals.elsevier.com/international-journal-of-disaster-risk-reduction .
3.1.1 Hasil : Kelompok mencari jurnal dan article sebanyak 15 jurnal/article di google
Integrated health education Dari penelitian ini Dalam situasi darurat dan dampak
in disaster risk reduction: mendapatkan data dari setelahnya, akibat kurangnya kesadaran
Lesson learned from T (Indonesian National dan pengetahuan yang terbatas akan
disease outbreak following Board for Disaster risiko kesehatan, membuat korban
natural disasters in Indonesia Management, BNPB) bencana selamat lebih rentan terhadap
1
dengan Kriteria penyakit menular (Pascapurnama et al.,
Bencana besar pada 2018).
tahun 2004-2016 yang
diikuti dengan
penyakit menular.
Process for integrating local Pada penelitian ini pengetahuan lokal dan adat adalah kunci
and indigenous knowledge mengimplementasikan untuk meningkatkan ketahanan
with science for hydro- dengan dua tahap dari masyarakat pulau pesisir dan kecil untuk
meteorological disaster risk Maret 2011 - Juni bahaya hidro-meteorologi dan dampak
reduction and climate 2012 dan dari Agustus perubahan iklim. Beberapa pengetahuan
change adaptation in coastal 2012 - April 2013 lokal pengamatan benda langit,
and small island dengan Negara yang pengamatan lingkungan, budaya material,
communities diteliti Indonesia, peraturan adat mengenai lingkungan dan
Filipina dan Timur terdapat juga yang berbasis agama, ritual
Leste, yang mana tradisional maupun legenda lagu
memiliki perubahan (Hiwasaki et al., 2014).
2 iklim, serta budaya
yang kaya dan
keaneragaman hayati,
dan penelitian ini
berfokus pada wilayah
pesisir dan pulau kecil,
tempat banyak
komunitas miskin
tinggal, dan yang
terutama terkena
dampak alam bahaya
dan perubahan iklim.
Deconstructing the binary metodologi penelitian masyarakat adat terpacu pada ketua adat,
between indigenous and menggunakan dalam menanggapi strategi pengurangan
scientific knowledge in metode-metode yang resiko bencana di bentuk oleh ketua adat
disaster risk reduction: sesuai dengan budaya mereka dengan kebiasan pengalaman
Approaches to high impact yang terlibat dengan hidup, hubungan manusia dengan
weather hazards. adat istiadat yang hubungan alam, dan praktik kehidupan
berada di masyarakat sehari-hari masyarakat adat dalam
Kankanaey di menanggapi sebuah bencana, mereka
10
Wilayah Filipina memiliki cara-cara tersendiri dalam
Utara melihat suatu kondis yang akan terjadi
bencana misalnya membaca tanda-tanda
yang disampaikan oleh benda langit,
kemudian gerakan serangga dari pohon
untuk menurunkan permukaan seperti
dinding batu, perubahan perilaku hewan
dan gerakan burung yang migrasi(Balay-
As, Marlowe and Gaillard, 2018) .
Bridging the divide between metodologi penelitian anak-anak dan orang dewasa merupakan
studies on disaster risk ini menggunakan rentan terhadap bencana akan tetapi
reduction education and metode kuantitatif apabila anak-anak dan orang dewasa di
child-centred disaster risk sebagai pengumpulam beri sebuah pengetahuan dan ditunjang
11
reduction: a critical review data pada pendidikan dengan alat-alat maka mereeka akan bisa
pengurangan resiko memberikan perkembangan akan
bencana bencana, dalam diri anak-anak memiliki
pengetahuan tentang pengurangan resiko
bencana(Amri et al., 2018).
Involving children in Menganalisis anak-anak bisa di persiapkan dalam
disaster risk reduction: literature tentang meghadapi sebuah bencana dengan
12 theimportance of anak-anak partisipasi, kegiatan pengurangan resiko bencana,
participation kapasitas mereka bisa saling memelihara dan
perkembangan memobilisasi untuk kesiapsiagaan
mereka untuk bencana tidak hanya itu anak-anak juga
berpartisipasi dan bisa ditingkatkan pengembangan pribadi
kegiataan dan keterampilan, hungan interpersonal
pengurangan resiko melalui hubungan sosial antar anak-anak
bencana yang maupun masyarakat(Pfefferbaum,
melibatkan anak-anak. Pfefferbaum and Van Horn, 2018).
The Role of Religious Penelitian ini agama di wilayah Korea yaitu Kristen,
Beliefs and Institutions in menyajikan data dan budha dalam sebuah penelitian
Disaster Management : A kualitatif yang luas. membandingkan tentang manajemen
case Study Beberapa bencana dari ketiga agama tersebut
data,bagaimanapun, masing-masing agama memiliki budaya
adalah kuantitatif, berbeda-beda dalam menanggapi
seperti hasil survei bencana, seperti agama budha yang telah
atau data numerik mendukung manajemen bencana terpadu
lainnya. jadi seluruh umat budha bergantung
kepada kesatuan semua pemangku adat
dalam menghadapi sebuah bencana,
13 agama Kristen menurut mereka (agama
Kristen) bencana merupakan peringatan
atau pesan dari tuhan agama ini
diharuskan saling percaya untuk berdoa
kepada tuhan dan menuntut masyarakat
sekitar daerah unntuk mengirim bantun
bencana ke daerah yang lain, di korea
hamper 90% gereja berasis tanggap
bencana dengan gereja yang berada di
masyarakat, agama budha adalah agama
yang dianggap sebagai agamayang aling
berpengaruh atas prinsip-prinsip
pemulihan bencana(Ha, 2015).
Synergising Public Health wawancara kualitatif Penelitian ini mengarah ke manajemen
Concepts with the Sendai dianalisis resiko setelah terjadinya bencana stigma
Framework for Disaster Risk menggunakan analisis bencana pada masyarakat akan adanya
Reduction A Conceptual tematik kesiap siagaan harus ada di tingkat mikro
Glossary atau dalam lingkup keluarga. masyarakat
dapat membantu untuk memastikan
inisiatif bencana menanggapi kebutuhan
semua, dalam konteks kehidupan
mereka,sementara melibatkan masyarakat
14 dalam pengurangan risiko bencana dan
respon juga dapat meningkatkan sumber
daya yang memfasilitasi ketahanan
bencana. Aplikasi ini pendekatan
sosioekologi memfasilitasi tindakan
antar-sektoral, dan dibangun di atas
sumber daya fisik dan ekonomi
masyarakat untuk meningkatkan
ketahanan dan otonomi mereka(Phibbs et
al., no date).
15
4.1 Pembahasan
4.1.1 Pengertian Pengurangan Risiko Bencana
Resiko Bencana memiliki pengertian: potensi kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian,
luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Melihat pengertian tersebut,
maka kita sebenarnya sedang hidup bersama risiko bencana. Bencana yang setiap saat
bisa mengancam, mungkin tidak bisa dicegah, tapi kita bisa melakukan upaya
pengurangan risiko bencana. Oleh sebab itu, kita perlu memperkaya wawasan tekait
bagaimana konsep dasar dan pengertian pengurangan risiko bencana.
Pengurangan Resiko Bencana adalah konsep dan praktik mengurangi resiko-
resiko bencana melalui upaya-upaya sistematis untuk menganalisis dan mengelola
faktor-faktor penyebab bencana, termasuk melalui pengurangan keterpaparan
terhadap ancaman bahaya, pengurangan kerentaan penduduk dan harta benda,
pengelolaan lahan dan lingkungan secara bijak dan meningkatkan kesiapsiagaan
terhadap peristiwa-peristiwa merugikan (UNISDR, 2009). Pengurangan Resiko
Bencana merupakan rangkaian upaya yang dilakukan secara sistematis untuk
menganalisa risiko-risiko dampak bencana terhadap kehidupan dan penghidupan
manusia. (Bnpb, 2018)
Pengurangan risiko bencana (PRB) merupakan penyelenggaraan
penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana yang dimaksudkan untuk
mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul. Secara konseptual, PRB merupakan
wujudd dari perubahan paradigm penanggulangan bencana yakni dari pendekatan
konvensional kepada pendekatan holistik. Penanganan bencana tidak lagi
menekankan pada aspek tanggap darurat saja, tetapi secara keseluruhan manajemen
risiko. Perlindungan masyarakat dari ancaman bahaya merupakan wujud
perlindungan sebagai hak asasi rakyat dan penanggulangan bencana bukan lagi
menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab bersama anatara
pemerintah dan masyarakat (Efendi, Ferry dan Makhfudli, 2009).
4.1.2 Tujuan PRB
Menurut UNISDR, Disaster Risk Reduction (DRR) atau Pengurangan Risiko Bencana
(PRB) bertujuan untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam seperti
gempa bumi, banjir, kekeringan dan badai, melalui etika pencegahan.
1. Siput dan telur bunglon menetas dan apabila siput melihat bunglon muda di wilayah
berapa waktu dimungkinkan masuk periode hujan,
2. koloni semut berbaris membawa telur semut pergi dari tempat tinggalnya menandakan
terjadinya kekeringan,
3. langit berawan sepanjang pagi sekitar jam 13.00 dan langit mendung jam 16.00 dan
sampai malam, apabila ini berjalan terus menerus selama 3 minggu tanpa hujan
menandakan akan masuk periode kekeringan
4. tanaman dakwa dakwa berbunga menandakan akan datangnya kekeringan,
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
http://bpbd.rejanglebongkab.go.id/sosialisasi-pengurangan-resiko-bencana/ (Sosialisasi
Pengurangan Risiko Bencana (2014) Rustam Wahab
Keuntungan dan Kerugian PRB SEKTOR KESEHATAN
http://kawasan.bappenas.go.id/images/stories/RAN%20PRB.pdf
http://www.p2kp.org/pustaka/files/pedoman_prbbk_final_web_okt2013.pdf
Amri, A. et al. (2018) ‘Bridging the divide between studies on disaster risk reduction
education and child-centred disaster risk reduction: a critical review’, Children’s
Geographies. Taylor & Francis, 16(3), pp. 239–251. doi: 10.1080/14733285.2017.1358448.
Balay-As, M., Marlowe, J. and Gaillard, J. C. (2018) ‘Deconstructing the binary between
indigenous and scientific knowledge in disaster risk reduction: Approaches to high impact
weather hazards’, International Journal of Disaster Risk Reduction. Elsevier Ltd, 30(July
2017), pp. 18–24. doi: 10.1016/j.ijdrr.2018.03.013.
Bnpb (2018) Peringatan bulan prb nasional tahun 2018.
Chang, S. E. et al. (2018) ‘Community vulnerability to coastal hazards : Developing a
typology for disaster risk reduction’, Applied Geography. Elsevier Ltd, 91(December 2017),
pp. 81–88. doi: 10.1016/j.apgeog.2017.12.017.
Faivre, N. et al. (2017) ‘Translating the sendai framework into action : the EU approach to
ecosystem-based disaster risk reduction’, International Journal of Disaster Risk Reduction.
Elsevier Ltd. doi: 10.1016/j.ijdrr.2017.12.015.
Furuta, N. and Shimatani, Y. (2017) ‘Integrating ecological perspectives into engineering
practices – perspectives and lessons from Japan’, International Journal of Disaster Risk
Reduction. Elsevier Ltd. doi: 10.1016/j.ijdrr.2017.12.003.
Ha, K. (2015) ‘The Role of Religious Beliefs and Institutions in Disaster Management: A
Case Study’, pp. 1314–1329. doi: 10.3390/rel6041314.
Hiwasaki, L. et al. (2014) ‘Process for integrating local and indigenous knowledge with
science for hydro-meteorological disaster risk reduction and climate change adaptation in
coastal and small island communities’, International Journal of Disaster Risk Reduction.
Elsevier, 10, pp. 15–27. doi: 10.1016/j.ijdrr.2014.07.007.
Mcvittie, A. et al. (2017) ‘Ecosystem-based solutions for disaster risk reduction: lessons from
European applications of ecosystem-based adaptation measures’.
Mili, R. R., Hosseini, K. A. and Izadkhah, Y. O. (2017) ‘Developing a holistic model for
earthquake risk aseesment and disaster management interventions in urban fabrics’,
International Journal of Disaster Risk Reduction. Elsevier Ltd. doi:
10.1016/j.ijdrr.2017.10.022.
Ngwese, N. M. et al. (2018) ‘Traditional and local knowledge practices for disaster risk
reduction in Northern Ghana’, Sustainability (Switzerland), 10(3). doi: 10.3390/su10030825.
Pascapurnama, D. N. et al. (2018) ‘Integrated health education in disaster risk reduction:
Lesson learned from disease outbreak following natural disasters in Indonesia’, International
Journal of Disaster Risk Reduction. Elsevier Ltd, 29(March 2017), pp. 94–102. doi:
10.1016/j.ijdrr.2017.07.013.
Pfefferbaum, B., Pfefferbaum, R. L. and Van Horn, R. L. (2018) ‘Involving children in
disaster risk reduction: the importance of participation’, European Journal of
Psychotraumatology. Taylor & Francis, 9(sup2), p. 1425577. doi:
10.1080/20008198.2018.1425577.
Phibbs, S. et al. (no date) ‘Synergising Public Health Concepts with the Sendai Framework
for Disaster Risk Reduction : A Conceptual Glossary’, (December 2015), pp. 1–21. doi:
10.3390/ijerph13121241.
Sci, S. (2010) ‘Integrating disaster risk reduction and climate change adaptation : key
challenges — scales , knowledge , and norms’, (Cred). doi: 10.1007/s11625-010-0108-y.