Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM

KERJA UNIT LABORATORIUM

LOGO RS X

RS X
Jl.
MEDAN – INDONESIA
2017
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN..........................................................................................................
II. LATAR BELAKANG.....................................................................................................
III. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS................................................................................
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN......................................................
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN......................................................................
VI. SASARAN......................................................................................................................
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.....................................................................
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.......................
IX. PENCATATAN, PELAPORTAN DAN EVALUASI KEGIATAN.................................
KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA UNIT LABORATORIUM
RS X

I. PENDAHULUAN

Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945. Ahli teknologi laboratorium
sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai
peranan penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya Pelayanan
laboratorium.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang laboratorium klinik
terkait asesmen pasien dalam pelayanan laboratorium juga terjadi pergeseran orientasi pelayanan
laboratorium yang berfokus pada pasien (patient oriented) salah satunya dengan pelayanan
laboratorium terintegrasi dan pelayanan yang bersifat adekuat, teratur dan nyaman tersedia untuk
memenuhi kebutuhan pasien dan mengutamakan keselamatan pasien (patient safety).
Perangkat hukum yang mengatur penyelenggaraan pelayanan laboratorium dapat dilihat dari
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/Menkes/Per/III/2010 tertanggal 25 Maret 2010 tentang
Laboratorium Klinik , Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.370 / Menkes / SK /
XII / 2007 tertanggal 27 Maret 2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan dan Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar, Depkes, 2008.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik. Rumah Sakit Umum
C adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis 4 (empat)
spesialistik dasar dan 4 (empat) spesialistik penunjang.
Sarana adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba oleh
panca indra dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan (umumnya) merupakan bagian dari
suatu gedung ataupun bangunan gedung itu sendiri.
Prasarana adalah benda maupun jaringan / instalasi yang membuat suatu sarana yang ada bisa
berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Unit Laboratorium adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan
pelayanan laboratorium di Rumah Sakit.
Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar dipergunakan sebagai pedoman bagi
ahli teknologi laboratorium dalam menyelenggarakan pelayanan laboratorium di Rumah Sakit
untuk melaksanakan praktek laboratorium yang benar (Good laboratory Practice/GLP).
Pelayanan laboratorium adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien terutama untuk menunjang
upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan pasien dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Spesimen klinik adalah bahan yang berasal dari tubuh manusia untuk tujuan diagnostik,
penelitian, pengembangan, pendidikan, dan/atau analisis lainnya, termasuk new-emerging dan re-
emerging, dan penyakit infeksi berpotensi pandemik.
Pemeriksaan teknik sederhana adalah pemeriksaan laboratorium menggunakan alat fotometer,
carik celup, pemeriksaan metode rapid, dan/atau mikroskopik sederhana yang memenuhi standar
sesuai ketentuan yang berlaku.
Pemeriksaan teknik automatik adalah pemeriksaan laboratorium menggunakan alat automatik
yang memenuhi standar sesuai ketentuan yang berlaku mulai dan tahap melakukan pengukuran
sampel sampai dengan pembacaan hasil.
Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali
pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Formulir pemeriksaan laboratorium adalah formulir yang berisikan tentang jenis
pemeriksaan di unit laboratorium yang disarankan oleh dokter sesuai kebutuhan pasien untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan pasien.
Ahli teknologi laboratorium adalah tenaga kesehatan dan ilmuwan berketrampilan tinggi
yang melaksanakan dan mengevaluasi prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai
sumber daya.

II. LATAR BELAKANG

Berbagai upaya hukum yang dilakukan dalam memberikan perlindungan menyeluruh kepada
masyarakat sebagai penerima pelayanan, dan ahli teknologi laboratorium sebagai pemberi
pelayanan telah dilakukan, seperti yang telah disebutkan didepan tentang peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pelayanan laboratorium di rumah sakit seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat cepat, harus seimbang dengan
perkembangan hukum.
Dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi landasan hukum yang mengatur
penyelenggaraan praktik laboratorium yang benar agar dapat berjalan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perlu adanya Program Kerja Unit
Laboratorium RS X.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan Umum
Pelayanan laboratorium harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan
menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya.

2. Tujuan Khusus
1. Menyusun suatu sistem pemberian pelayanan laboratorium yang efisien, efektif,
berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan pasien.
2. Menetapkan pembiayaan pelayanan laboratorium yang relatif terjangkau kepada pasien
yang benar-benar membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan
kebutuhan medis.
3. Membuat upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan laboratorium yang
diberikan kepada pasien dengan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik dan benar.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Pokok :
1. Pemeliharaan rutin sarana dan penyediaan prasarana yang memadai di unit laboratorium.
2. Penyediaan fasilitas peralatan sesuai dengan kebutuhan perkembangan medis dan yang
disertai dengan pemeliharaan fasilitas peralatan secara berkala.
3. Penyediaan sumber daya manusia dengan pengembangan staf yang memadai.
4. Penyediaan jenis pelayanan sesuai dengan permintaan pemeriksaan oleh tenaga medis
dengan adanya perkembangan informasi parameter pemeriksaan untuk mendiagnosa
penyakit.
5. Mempererat hubungan kerja sama antara pihak farmasi, pihak suplier dan laboratorium
luar yang mendukung program pendidikan dan pelatihan.
6. Menetapkan semua standar prosedur operasional yang bersifat administratif, pelayanan
dan profesi berfokus pada pasien (Patient-Oriented) dan keselamatan pasien (Patient
Safety).

Rincian Kegiatan :
a. Internal
1. Sarana dan prasarana yang memenuhi standar dalam memberikan pelayanan
kepada pasien sehingga persiapan baik fisik dan mental pasien tidak
mengalami kendala.
2. Penanganan spesimen yang memenuhi standar mulai dari mengenal berbagai
jenis spesimen, persiapan pasien secara umum, faktor pada pasien yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan, pengambilan spesimen, pemberian identitas,
pengolahan spesimen, penyimpanan dan pengiriman spesimen.
3. Pengujian kualitas air secara rutin .
4. Pengujian kualitas reagen/antigen-antisera-media.
5. Mengkalibrasi peralatan laboratorium, sampai dengan menguji ketelitian-
ketepatan.
6. Mencatat hasil pemeriksaan, interpretasi hasil sampai dengan pelaporan sesuai
standar.
b. Eksternal
1. Mengikuti secara periodik program pemantapan mutu eksternal (PME) yang
bersifat nasional dalam rangka menilai penampilan sesaat Unit Laboratorium RS
X.
2. Kerja sama yang berkesinambungan dengan laboratorium luar yang memiliki
Sertifikat Akreditasi.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Penyediaan sarana yang sesuai dengan standar pelayanan minimal unit laboratorium.
2. Penyediaan prasarana yang mendukung unit laboratorium.
3. Pemberdayaan sumber daya manusia yang memadai berupa :
 Sistem Penugasan
a. Penyusunan Organisasi Unit laboratorium..
b. Pembuatan uraian tugas dokter spesialis patologi klinik selaku kepala unit
laboratorium dan para ahli teknologi laboratorium.
c. Penerbitan surat pengangkatan, rincian kewenangan klinis (RKK), dan surat
penugasan.
d. Penyusunan visi, misi, falsafah, nilai, dan tujuan unit laboratorium.

 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


a. Untuk ahli teknologi laboratorium terdiri dari :
1) Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan (PAM-AK)
2) Akademi Analis Kesehatan (AAK)
3) Akademi Analis Medis (AAM)
4) Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK)
b. Untuk pekerjaan penunjang terdiri dari :
1) Operator Komputer yang memahami pelayanan laboratorium.
2) Tenaga Administrasi.
4. Pelayanan laboratorium yang memperhatikan pengelolaan spesimen, pelayanan laboratorium
klinik yang sesuai dengan standar kompetensi, dan melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan laboratorium secara berkesinambungan.
5. Penyediaan peralatan minimal yang harus dipenuhi sesuai dengan standar pelayanan minimal
unit laboratorium.
6. Penganggaran dana untuk pembenahan sarana, prasarana, sumber daya manusia, pelayanan
laboratorium, dan peralatan untuk meningkatkan mutu pelayanan unit laboratorium yang
bersifat patient oriented and patient safety.

VI. SASARAN

1. Unit laboratorium harus mampu mengembangkan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium


yang update untuk mendukung pelayanan laboratorium selama 24 jam.
2. Pelayanan laboratorium rumah sakit memiliki kerja sama dengan laboratorium diluar
rumah sakit yang memiliki sertifikat akreditasi yang senantiasa menjamin mutu
pelayanan.

3. Pemberian informasi kepada pasien yang akan dirujuk ke laboratorium diluar rumah sakit
bila ada hubungan (kerja sama) antara tenaga medis yang merujuk dengan pelayanan
laboratorium diluar rumah sakit tersebut.

4. Harus disediakan penanganan mengenai pengelolaan limbah khusus yang berbahaya


untuk menjamin keamanan petugas, pasien, keluarga dan pengunjung.

5. Peralatan yang terjamin mutunya seiring perkembangan teknologi dalam bidang


kebutuhan medis atau kesehatan dan harus selalu dilakukan pemeliharaan peralatan
secara berkala.

6. Harus disediakan tempat penyimpanan spesimen yang memperhatikan stabilitas dan


sistem pengiriman spesimen dalam bentuk yang relatif stabil.

7. Melakukan pencatatan dan pelaporan lengkap terkait segala kegiatan di pelayanan unit
laboratorium dan tersedia ruang khusus yang memadai dan aman untuk menyimpan
dokumen dan arsip laporan hasil pemeriksaan laboratorium pasien dan kebutuhan
dokumen lainnya terkait pelayanan laboratorium.

8. Melakukan kegiatan pemeriksaan laboratorium sesuai permintaan dokter baik untuk


pasien rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

9. Melaksanakan standar prosedur operasional yang berlaku di unit laboratorium baik dalam
pelayanan kebutuhan pasien maupun keselamatan dan keamanan dalam bekerja.

10. Mendapat pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru dan penggunaan bahan
berbahaya yang baru.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
JADWAL KEGIATAN TAHUN 2017
NO KEGIATAN TRIWULAN KETERANGAN
I II III IV
1. Pemeliharaan rutin sarana dan penyediaan prasarana yang + + + + Sumber dana RS X
memadai di unit laboratorium.
2. Penyediaan fasilitas peralatan sesuai dengan kebutuhan + + + + Sumber dana RS X
perkembangan medis dan yang disertai dengan pemeliharaan
fasilitas peralatan secara berkala.
3. Penyediaan sumber daya manusia dengan pengembangan staf + + + + Sumber dana RS X
yang memadai
4. Penyediaan jenis pelayanan sesuai dengan permintaan + + + + Sumber dana RS X
pemeriksaan oleh tenaga medis dengan adanya
perkembangan informasi parameter pemeriksaan untuk
mendiagnosa penyakit.
5. Mempererat hubungan kerja sama antara pihak farmasi, + + + +
pihak suplier dan laboratorium luar yang mendukung
program pendidikan dan pelatihan.
6. Menetapkan semua standar prosedur operasional yang + + + +
bersifat administratif, pelayanan dan profesi berfokus pada
pasien (Patient-Oriented) dan keselamatan pasien (Patient
Safety).
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

1. Setiap pelaksanaan kegiatan di unit laboratorium dibuat pelaporannya oleh ahli


teknologi laboratorium yang diketahui oleh kepala unit laboratorium.
2. Ahli teknologi laboratorium akan mengumpulkan, mencatat, dan mengelompokkan
data-data yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan dalam program yang akan dievaluasi
oleh dokter spesialis patologi klinik selaku kepala unit laboratorium.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Dokter spesialis patologi klinik selaku kepala unit laboratorium melakukan analisa dari
data-data yang berkaitan dengan program kerja sehingga dapat digunakan sebagai
acuan perbaikan pelaksanaan kegiatan untuk program kerja berikutnya
2. Dokter spesialis patologi klinik selaku kepala unit laboratorium membuat laporan
pertanggungjawaban hasil analisa untuk rekomendasi ke Direktur RS X agar dapat
ditindaklanjuti

Medan, 01 Juni 2016


Kepala Unit Laboratorium

dr.. PK

Anda mungkin juga menyukai