Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jagung manis atau yang lebih dikenal dengan nama sweet corn di
Indonesia memiliki permintaan yang cukup tinggi karena selain mempunyai
prospek yang cukup baik dibidang industri, jagung manis sebagai bahan pangan
dapat dipanen saat masih muda, biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar,
dikalengkan dan dibekukan atau didinginkan. Tiap 100 gram bahan basah jagung
manis terkandung 96 kalori, 3,5 gram protein , 1,0 gram lemak, 22,8 gram
karbohidrat, 3,0 mg K, 0,7 mg Fe, 111,0 mg P, 400 SI vitamin A, 0,15 mg vitamin
B, 12 mg vitamin C dan 76 % air (Pierce, 1987; Lorenzo and Maynar, 1988 dalam
Billi Stepanus, 2014).
Kebutuhan tanaman jagung manis dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Berdasarkan data dari BPS (2011), pada tahun 2008 - 2010, ekspor jagung manis
mengalami penurunan sebesar 17,25 % per tahun, sedangkan impor jagung manis
mengalami peningkatan sebesar 6,26 % per tahun. Hal ini menandakan bahwa
produksi jagung manis nasional masih belum dapat mencukupi permintaan pasar.
Di Indonesia produksi jagung manis masih sangat rendah. Banyak kendala
yang dihadapi dalam pengusahaan jagung manis, salah satunya adalah rendahnya
kesuburan tanah dan mahalnya harga pupuk kimia (anorganik). Di Indonesia,
daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di daerah Jawa Timur dan
Madura. Budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah
dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya (Marpaung, 2009).
Permintaan pasar terhadap jagung manis terus meningkat dan peluang
pasar yang besar belum dapat sepenuhnya dimanfaatkan petani dan pengusaha
Indonesia karena berbagai kendala. Produktivitas jagung manis di dalam negeri
masih rendah dibandingkan dengan negara produsen akibat sistem budidaya yang
belum tepat (Palungkun dan Asiani, 2004 dalam Nesya Ayunda, 2014). Oleh
karena itu setiap hari selalu ada permintaan akan jagung manis. Bagi para petani
komoditas ini merupakan harapan, karena nilai jualnya cukup tinggi. Jagung

1
manis biasanya dijual di supermarket atau restoran dengan harga lebih mahal
daripada jagung biasa. Jagung manis mengandung kadar gula yang relatif tinggi,
biasanya dipanen muda untuk direbus atau dibakar bahkan jagung manis semakin
banyak dikonsumsi dalam bentuk perkedel jagung manis, bahan pencampur
sayuran, bahan kue, bubur, susu dan lain sebagainya.
Selain nilai ekonomis yang tinggi di pasaran, karena rasanya yang manis,
faktor lain yang menguntungkan adalah masa produksi yang relatif lebih cepat.
Penanaman jagung manis lebih menguntungkan daripada jagung biasa karena
jagung manis mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan masa produksinya lebih
cepat. Tanaman jagung manis umumnya ditaman untuk dipanen muda yaitu 60 –
70 hari setelah tanam (bergantung varietas) atau pada saat masak susu (milking
stage). Proses pematangan merupakan proses perubahan gula menjadi pati
sehingga biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih
tinggi dan kadar pati lebih rendah.
Jagung manis dapat tumbuh pada daerah beriklim sedang sampai beriklim
tropik. Pertumbuhan terbaik didapatkan pada daerah beriklim tropik (Thompson
dan Kelly, 1957). Hal ini berarti bahwa usaha pengembangan jagung manis di
Indonesia mempunyai prospek yang cukup baik. Jagung manis sebagai bahan
pangan dipanen saat masih muda (genjah), biasanya dikonsumsi segar,
dikalengkan dan dibekukan atau didinginkan (Klingman, 1965).

B. Tujuan
Tujuan penyususnan proposal ini adalah untuk merencanakan usaha serta
mengetahui besaran kebutuhan dan estimasi keuntungan yang akan didapat dari
usaha tani jagung manis melalui perhitungan analisis usaha dan analisis kelayakan
finansial.

2
II. RENCANA USAHA

A. Teknologi Budidaya
1. Pengolahan Tanah
Lahan dibersihkan dari rumput dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian
dicangkul dengan kedalaman 15-20 cm lalu di gemburkan dan selanjutnya
diratakan. Berikan pupuk kandang ±7 hari sebelum tanam dengan dosis 2 ton/ha
dan ratakan diatas tanah. Pemberian pupuk kandang biasanya dilakukan
bersamaan dengan kegiatan pengolahan tanah.
Lahan yang akan dikelola seluas 500 m2, dengan asumsi kecepatan kerja
11 m2 perjam maka dibutuhkan 6 orang pekerja dengan jam kerja selama 8 jam
per hari.
2. Penanaman dan Bahan tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang diisi 1 butir
benih. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 80 cm, maka dalam luasan
500 m2 dibutuhkan 3125 benih. Benih yang digunakan haruslah benih bermutu
tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibrida) dan berdaya tumbuh > 90%.
Benih jagung manis yang saat ini beredar dan banyak digunakan oleh
petani adalah benih BISI Sweet dengan harga Rp.70.000,-/ bungkus seberat 250
gram. Selain itu ada pula Bibit jagung manis hibrida Bonanza F-1 dengan kisaran
harga Rp. 100.000,- /bungkus yang berisi 1750 biji dengan berat 350 gram (Nama
Dagang: Panah Merah).
Benih yang akan digunakan adalah Benih jagung manis hibrida Bonanza
F-1 sebanyak 3125 butir ditambah untuk cadangan untuk penyulaman sebanyak
10% maka dibutuhkan 2 bungkus benih.
3. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Tanaman yang tidak tumbuh dicabut, lalu disulam. Penyulaman bertujuan
untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau mati, dilakukan 7-10 hari sesudah
tanam (HST). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama
dengan sewaktu penanaman.

3
b. Penyiangan
Lakukan penyiangan sebanyak 3 kali, pertama dilakukan pada umur 2
minggu setelah tanam, yang kedua lakukan pada umur 42 HST dan yang ketiga
lakukan pada saat menjelang panen yaitu sekitar 60 HST. Penyiangan pada
tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan sedangkan setelah
tanaman agak tua penyiangan dapat dilakukan menggunakan alat seperti kored,
cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran
tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah.
Penyiangan dapat dilakukan oleh 2 orang pekerja, namun untuk
menghemat pengeluaran penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan
pemupukan.
c. Pemupukan
Dosis pemupukan sebenarnya bergantung kondisi lahan yang akan
ditanami. Namun, berikut adalah dosis pemupukan berdasarkan BPTP Riau
tentang Teknologi Budidaya Jagung Manis.
Tabel 1. Waktu Aplikasi dan Dosis Pemupukan pada Jagung

Pemupukan pertama dilakukan dengan tugal pada jarak 5 cm dari lubang


tanam, pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada jarak 10 cm dari lubang
tanam. Tutup kembali lubang setelah pupuk dimasukkan. Untuk luasan lahan 500
m2 dengan 8 jam kerja perhari, setiap kali pemupukan dapat dilakukan seorang
pekerja. Untuk menghemat pengeluaran, pada pemupukan dasar dapat dilakukan
bersamaan dengan penanaman.
d. Pengendalian OPT
Menurut beberapa sumber, untuk mencegah serangan hama pada awal
pertumbuhan tanaman, berikan Insektisida Furadan 3G pada lubang tanam dengan
dosis 20 kg/ha (9 gr/petak) pada saat tanam. Namun, benih Bonanza F-1 telah
disertai fungisisda dan insektisida sehingga tidak diperlukan lagi pemberian
insektisida tambahan.

4
Pengendalian hama selanjutnya dengan menyemprotkan insektisida Decis
2,5 EC dengan konsentrasi 2 ml/liter, larutan yang diberikan pada umur 15 HST,
27 HST dan 33 HST.
Adapun penyakit yang sering menyerang pertanaman jagung manis
adalah:
Penyakit Bulai : Disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis.
Penyakit bulai merupakan penyakit yang berbahaya bagi tanaman jagung karena
dapat menyebabkan gagal panen. Gejala serangan adalah pada tanaman umur 2-3
minggu, daun runcing dan kaku, pertumbuhan terhambat, warna daun kuning dan
terdapat spora berwarna putih pada sisi bawah daun. Pengendalian penyakit
dengan cara mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang, atau dengan
cara mencampur benih dengan fungisida berbahan aktif metalaxyl sesaat sebelum
tanam.
Penyakin bercak daun : Disebabkan oleh cendawan Helminthosporium sp.,
dengan gejala adanya bercak memanjang berwarna kuning dikelilingi warna
kecoklatan. Semula bercak tampak basah kemudian berubah warna menjadi coklat
kekuningan, dan akhirnya menjadi coklat tua. Pengendalian dnegan cara pergiliran
tanaman serta penyemprotan fungisida Daconil dan Difolatan.
Penyakit Gosong Bengkak : Disebabkan jamur Ustillago sp. yang
menyerang biji sehingga menyebabakna pembengkakan yang mengakibatkan
pembungkus menjadi rusak. Pengendalian dengan jalan mengatur irigasi dan
drainase, memotong bagian yang terserang dan dibakar, serta menggunakan benih
yang sudah dicampur fungisida Saromyl.
B. Panen dan Pascapanen
Panen jagung manis dilakukan sekitar umur 70-90 HST, dimana pada saat
tersebut, buah tanaman sudah dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri
daun dan kelobot sudah mengering (menguning), bila kelobot dibuka biji sudah
tampak kisut 100%, serta ada black layer pada daerah titik tumbuh. Namun panen
akan dilakukan bertahap melihat perkembangan buah pada saat itu, mulai dari
milk stage karena pada saat itu jagung sudah dapat diolah menjadi jagung rebus
atau bakar.

5
Tanaman jagung biasanya berbuah 2 tongkol jangung pertanaman, namun
dalam beberapa kasus salah satu buahnya akan kecil atau kurang sempurna.
Sehingga, total buah yang pasti akan dihasilkan adalah 3125 tongkol dan
ditambah minimal 20% dari buah kedua pun dapat dipanen yaitu sekitar 625
tongkol sehingga total buah yang akan dipanen adalah 3750 tongkol. Setiap
tongkol dihargai Rp. 1.000,-.
Langkah panen dapat dilakukan sebagai berikut :
 Kupas kelobot pembungkus buah dengan cara disobek dengan tangan.
 Lakukan penyortiran buah dengan cara memisahkan antara buah yang
normal dengan buah yang masih muda serta busuk. Buah yang muda
dipisahkan untuk kemudian dijemur, buah yang busuk dibuang.
 Masukkan buah normal ke dalam tempat yang sudah disiapkan, untuk
kemudian ditimbang dan dikirim ke pabrik.
C. Pemasaran
Produk yang dihasilkan berupa buah jagung segar yang akan dijual
langsung kepada para mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar kampus.
Sebelum pemanenan, dilakukan penawaran kepada calon pembeli untuk
menentukan jumlah tanaman yang akan dipanen. Apabila setelah jangka waktu
tertentu, jagung dilahan masih tersisa dan hampir memasuki masa penuaan maka
jagung akan segera dipanen dibuat berbagai olahan seperti bubur jagung, bakwan
jagung, dll.
D. SDM

Direktur
Joni Prasetyo

Manaj. Keuangan Manaj. Produksi Manaj. Pemeliharaan Manaj. Pengolahan Manaj. Pemasaran
Ai Rinawati Agung Sukarno Lathifatul Neriza Wahyu Triatmaja Ar Rum Nugraheni

6
Direktur merupakan penanggung jawab atas strategi perusahaan yg
meliputi penentuan dan pengarahan sasaran, pengadaan sumber daya, penilaian
pertumbuhan, dan kebijakan jangka panjang perusahaan serta memutuskan hal-hal
yang menyangkut proses produksi hingga pemasaran berdasarkan laporan tiap-
tiap manajer. Tugas manajer adalah mengelola setiap bidangnya seperti, manajer
keuangan bertugas mengelola keuangan usaha mulai dari pemasukan, pengeluaran
hingga aliran-aliran dana lain yang ada dalam proses produksi. Manajer Produksi
bertugas mengatur hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi mulai
penanaman hingga panen. Manajer Pemeliharaan bertugas mengatur pemeliharaan
tanaman selama masa produksi. Manajer Pengolahan bertanggung jawab atas
segala proses pengolahan yang terjadi setelah masa produksi. Sedangkan manajer
Pemasaran bertanggung jawab pada proses pemasaran produk.

7
III. ANALISIS USAHA TANI

A. Analisis Usaha
NO KOMPONEN JUMLAH SATUAN HARGA TOTAL
1 Biaya Tetap
a. Sewa Lahan 3 bulan 500 meter Rp 500.000 Rp 500.000
b. Cangkul 1 unit Rp 50.000 Rp 50.000
d. Kored/Parang 2 unit Rp 30.000 Rp 60.000
e. Sewa Sprayer 1 unit Rp 50.000 Rp 50.000
Total Biaya Tetap (FC) Rp 660.000
2 Biaya Variabel
a. Benih 2 bungkus Rp 100.000 Rp 200.000
b. Pupuk:
Organik 100 kg Rp 500 Rp 50.000
ZA 14 kg Rp 1.500 Rp 21.000
SP-36 10,5 kg Rp 2.000 Rp 21.000
KCl 1,75 kg Rp 4.000 Rp 7.000
c. Pestisida
Decis 2,5 EC 0,5 liter Rp 240.000 Rp 120.000
d. Tenaga Kerja
Pengolahan Lahan 6 HOK Rp 30.000 Rp 180.000
Penanaman 2 HOK Rp 30.000 Rp 60.000
Pemupukan Dasar 1 HOK Rp 30.000 Rp 30.000
Penyulaman 1 HOK Rp 30.000 Rp 30.000
Pemupukan Susulan 1 1 HOK Rp 30.000 Rp 30.000
Pemupukan Susulan 2 1 HOK Rp 30.000 Rp 30.000
Penyiangan 1(14 HST) 2 HOK Rp 30.000 Rp 60.000
Penyiangan 2 (42 HST) 2 HOK Rp 30.000 Rp 60.000
Penyiangan 3 (60 HST) 2 HOK Rp 30.000 Rp 60.000
Penyemprotan ke-1 1 HOK Rp 30.000 Rp 30.000
Penyemprotan ke-2 1 HOK Rp 30.000 Rp 30.000
Panen 5 HOK Rp 30.000 Rp 150.000
e. Lain-lain Rp 300.000
Total Biaya Variabel (VC) Rp 1.469.000
3 TOTAL BIAYA (TC) Rp 2.129.000
4 PENERIMAAN
Jagung 3750 buah Rp 1.000 Rp 3.750.000
Batang segar 5 ikat Rp 30.000 Rp 150.000
TOTAL PENERIMAAN (TR) Rp 3.900.000
5 KEUNTUNGAN Rp 1.771.000

8
B. Ratio Finansial
1. Keuntungan (π)
Keuntungan merupakan total penerimaan bersih. Keuntungan
dihitung dengan rumus:
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝜋) = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶
= 𝑅𝑝. 3.900.000 − 𝑅𝑝. 2.129.000
= 𝑅𝑝. 1.771.000
Keterangan:
TR : Total Penerimaan
TC : Total Biaya
Keuntungan yang didapat adalah Rp. 1.771.000,-
2. R/C Rasio
R/C Rasio merupakan nilai perbandingan antara total penerimaan
(revenue) dan total biaya (cost). Suatu usaha dinyatakan layak apabila nilai R/C
rasionya > 1.
𝑇𝑅
𝑅𝐶 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝑇𝐶
𝑅𝑝. 3.900.000
= = 1,83
𝑅𝑝. 2.129.000
Usaha tani jagung manis memiliki R/C Rasio 1,83 dan menunjukan bahwa
usaha ini layak diusahakan.

3. BEP
Nilai BEP merupakan titik impas dimana pendapatan dan modal sama
besar, atau keuntungan 0. BEP Produksi merupakan jumlah produksi yang
menyebabkan usaha mencapai titik impas, sedangkan BEP Harga merupakan nilai
harga yang menyebabkan usaha mencapai titik impas.
𝐹𝐶
a. BEP Produksi = 𝑃
𝑅𝑝. 660.000
= = 660 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑙
𝑅𝑝. 1.000 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑙
Jika lahan mampu menghasilkan 660 tongkol, usaha tani mencapai
titik impas. Artinya untuk mendapatkan keuntungan, harus
berproduksi lebih dari 660 kg.

9
𝐹𝐶
b. BEP Harga = 𝑌
𝑅𝑝. 660.000
= = 𝑅𝑝. 176 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑙
3750 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑙
Apabila jagung dijual seharga Rp. 176 per tongkol maka usaha tani
akan mencapai titik impas, sehingga apabila masih memungkinkan
jagung harus dijual lebih dari BEP harga. Semakin besar selisih harga
yang diterapkan maka semakin besar keuntungan yang akan didapat.
Keterangan ;
FC : Biaya tetap
P : Harga
Y : Produksi total
4. Produktivitas Modal
Produktivitas modal adalah seberapa besar modal menghasilkan, dalam hal
ini berlipat. Nilai Produktivitas modal harus lebih besar dibanding nilai suku
bunga bank karena apabila nilai Produktivitas lebih rendah, maka modal lebih
baik di simpan di bank saja.
𝜋
π/Crasio = 𝑇𝐶 × 100%
𝑅𝑝. 1. 771.000
= × 100%
𝑅𝑝. 2. 129.000
= 83 %
Produktivitas modal sebesar 83%, artinya modal dapat menghasilkan
hingga 83%.
5. Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja merupakan kemampuan usaha memberikan
upah kepada pekerja. Usaha ini dapat mengupahi tenaga kerja sebesar Rp.
156.000,-.
𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏
Produktivitas TK = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑻𝑲 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒄𝒖𝒓𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏

𝑅𝑝. 3.900.000
= = 𝑅𝑝. 156.000, −𝑝𝑒𝑟 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
25 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

10
6. Produktivitas Lahan
Produktivitas lahan adalah kemampuan lahan menghasilkan. Jika lahan
dijadikan usaha ini maka lahan dapat menghasilkan Rp. 7.800,- per m2 untuk
setiap musim tanam (3 bulan).
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
Produktivitas Lahan = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛
𝑅𝑝. 3.900.000
= = 𝑅𝑝. 7.800, −𝑝𝑒𝑟 𝑚2
500 𝑚2

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proses produksi jagung manis dimulai dari pengolahan lahan,
penanaman, pemeliharaan yang meliputi penyulaman, pengyiangan,
pemupukan dan pemberantasan hama hingga panen.
2. Total biaya yang digunakan adalah Rp. 2.129.000 termasuk Rp.
660.000 untuk biaya tetap dan Rp. 1.469.000,- untuk biaya variabel.
Keuntungan yang didapat mencapai 83% atau sekitar Rp. 1.771.000,-
3. Dari hasil analisis finansial, usaha ini dinyatakan layak untuk
diusahaklan dengan R/C rasio 1,83.
B. Saran
Untuk meningkatkan keuntungan yang diterima dapat dilakukan dengan
cara menekan biaya produksi misalnya dengan cara mengefisienkan tenaga
kerja, meningkatkan nilai jual produk dengan cara melakukan pengolahan
pasca panen, dll.

V. DAFTAR PUSTAKA
Octavianus A, Rizqi Sari Anggraini, Nasri Joni. 2010. Teknologi Budidaya
Jagung Manis. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau

11

Anda mungkin juga menyukai