Abstrak
Bimbingan dan konseling merupakan bagian sekolah yang berperan penting dalam menangani
siswa. Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok. Pada kenyataan di lapangan, beban kerja bimbingan konseling tidak hanya terpaku pada
pelanggaran siswa, namun bidang pelayanan bimbingan dan konseling lebih luas dari itu. Objek penelitian
pengembangan ini yaitu bimbingan dan konseling pada SMP N 1 Sawahlunto, yang memiliki tugas
tambahan yaitu : bagian bimbingan konseling harus memiliki sebuah informasi yang mampu mencakup
informasi konseling dari pelanggaran siswa. Tujuan dari pembangunan sistem informasi bimbingan dan
konseling adalah untuk meningkatkan efektivitas kerja, menghemat waktu dan energi dari guru bimbingan
dan konseling di SMP N 1 Sawahlunto. Sistem informasi bimbingan dan konseling dikembangkan dengan
berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MongoDB untuk basis data. Hasil
pengembangan sistem ini memberi kemudahan kerja guru bimbingan dan konseling untuk mengolah data
dan perhitungan data pelanggaran siswa untuk dibaca guru bimbingan dan konseling dalam mengambil
tindakan dan pembaharuan data.
Kata kunci : Bimbingan dan konseling, Sistem Informasi, SMP N 1 Sawahlunto, PHP dan MongoDB
67
Vol. 4 No. 1 April 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: 2338-2724
68
Vol. 4 No. 1 April 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: 2338-2724
dalam suatu organisasi. Sistem ini data yang sangat cepat jika dibandingkan
memanfaatkan perangkat keras dan perangkat dengan non key-value seperti RDBMS.
lunak komputer, prosedur manual, model
manajemen dan basis data. 2.3. Bimbingan Konseling
Menurut Prof. Dr. Jogiyanto H.M Definisi yang diungkapkan oleh Miller,
(2005:692) sistem informasi dapat yaitu “Bimbingan adalah proses bantuan
didefenisikan sebagai suatu sistem di dalam terhadap individu untuk mencapai pemahaman
suatu organisasi yang merupakan kombinsai diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, melakukan penyesuaian diri secara maksimum
prosedur-prosedur dan pengendalian yang kepada sekolah, keluarga, serta masyarakat”.
ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi
penting, memproses tipe transaksi rutin 2.4. Context Diagram
tertentu, memberi sinyal kepada manajemen Context Diagram merupakan alat bantu
dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian perancangan sistem secara global yang
internal dan eksternal yang penting dan memperhatikan sistem secara umum dan
menyediakan suatu dasar informasi untuk bagian-bagian dari subsistem yang terlibat
pengambilan keputusan yang tepat. dalam sistem secara keseluruhan, keterkaitan
dan interaksi antar subsistem. Berikut context
2.2. MongoDB diagram sistem yang rancang.
MongoDB merupakan sebuah sistem basis
data yang berbasis dokumen (Document
Oriented Database) dan termasuk sistem basis
data yang menganut paham NoSQL. NoSQL
singkatan dari Not Only SQL, artinya sebuah
sistem basis data tidak hanya harus
menggunakan perintah SQL untuk melakukan
proses manipulasi data.
MongoDB tidak memiliki tabel, kolom,
dan baris. Pada MongoDB yang ada hanyalah
Gambar 1. Context Diagram
koleksi dan dokumen. Dokumen yang terdapat
Keterangan:
dalam mongoDB dapat memiliki atribut yang
a. Sistem dengan Guru BK
berbeda dengan dokumen lain walaupun berada
Guru BK mencari informasi melalui
dalam satu koleksi. Hal ini tidak dapat
sistem dan sistem memberikan dan
dilakukan dalam RDBMS, dimana sebuah baris
menyediakan informasi tentang
dalam tabel tidak mungkin memiliki kolom
bimbingan dan konseling. Kemudian
yang berbeda dengan baris yang lain jika
guru BK mengimput data masalah
berada dalam satu tabel.
siswa seperti pelanggaran, bimbingan
MongoDB merupakan sistem basis data
lalu sistem memprosesnya.
yang menggunakan konsep key-value, artinya
b. Sistem dengan Siswa
setiap dokumen dalam mongodb pasti memiliki
Sistem memberikan informasi
key. Hal ini berbeda dalam RDBMS yang bisa
permasalahan kepada siswa seperti
tidak menggunakan primary key ketika
pelanggaran siswa dan bimbingan.
membuat sebuah tabel. Sehingga walaupun kita
c. Kepala Sekolah
membuat sebuah dokumen tanpa menggunakan
Kepala sekolah menerima laporan data
primary key, tapi secara otomatis mongodb
siswa yang melakukan pelanggaran.
memberinya sebuah key. Penggunaan konsep
key-value sangat berperan penting, karena hal
ini membuat mongodb menjadi sistem basis
69
Vol. 4 No. 1 April 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: 2338-2724
3. Pembahasan
3.1 Halaman Login
Halaman ini merupakan halaman pembuka
pada program aplikasi bimbingan dan
konseling berbasis web di SMP N 1
Sawahlunto. Terdapat menu login yang
berfungsi untuk guru bimbingan dan konseling,
dimana guru BK diberikan hak akses peng-
input-an data kelas, siswa, wali kelas, jenis
pelanggaran dan data pelanggaran siswa.
Gambar 4. Halaman Input Kelas
70
Vol. 4 No. 1 April 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: 2338-2724
71
Vol. 4 No. 1 April 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: 2338-2724
4.2 Saran
Setelah selesainya perangkat lunak
bimbingan dan konseling dengan menggunakan
database MongoDB maka saran yang akan
disampaikan yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, MongoDB Documentation
Release 2.6.0, MongoDB Inc., New
York.
Bin Ladjamudin A, 2005, Analisa dan Desain
Sistem Informasi, Graha Ilmu,
Jakarta.
Dewi, Ima kusuma, 2008, Bimbingan Belajar
dan Koseling Terhadap Siswa,
Yogyakarta.
Fitri, Mega Orina,________,Trend Penggunaan
NoSQL untuk Basis Data Non
Gambar 15. Surat Pemanggilan Wali Murid Relasional, Makasar, Makasar.
Jogiyanto, H.M, 2005, “ Pengantar Sistem
4. Penutup Informasi “, Andi offset:
4.1 Kesimpulan Yogyakarta.
Berdasarkan penjelasan dan pembahasan Julisman, Agung, 2015, Bikin Aplikas Android
yang dilakukan dalam penelitian perangkat dengan Angular Mobile Mongo DB,
lunak bimbingan dan konseling dapat Yogyakarta: Penerbit Lokomedia,
disimpulkan bahwa dengan adanya sistem Yogyakarta.
Kadir, Abdul, 2003, Pengenalan Sistem
72
Vol. 4 No. 1 April 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: 2338-2724
73