Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN KEUANGAN

BAB 4 “LAPORAN AKUNTAN”

OLEH :

 Ni Luh Asri Yusti Pratiwi (17106009)


 Dewa Boby Putra Atmika (17106022)
 I Wayan Temu Negara (17106029)
 Made Yoga Maheswara Arda Chandra (17106025)

POLITEKNIK PARIWISATA BALI

KEMENTRIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

TAHUN AKADEMIK 2020


BAB 4

LAPORAN AKUNTAN

4.1 JENIS-JENIS PENDAPAT AKUNTAN

Menurut SA 700 (IAPI, 700) dan SA (IAPI, 705) yang berlaku untuk audit atas laporan
keuangan tahun 2013, opini auditor dibagi menjadi dua :

1. Opini tanpa modifikasi (unmodified opinion)


2. Opini dengan modifikasi (modified opinion)
a. Opini tanpa modifikasi diberikan jika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku (SAK ETAP/SAK berbasis
IFRS).
b. Opini dengan modifikasi diberikan jika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak
bebas dari (mengandung) salah saji material.

Laporan Auditor berdasarkan SA 700


Laporan auditor harus dalam bentuk tertulis, berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Judul
b. Pihak yang dituju
c. Paragraph pendahulu
d. Tanggung jawab manajeman atas laporan keuangan
e. Tanggung jawab auditor
f. Opini auditor
g. Tanggung jawab pelaporan lainnya
h. Tanda tangan auditor
i. Tanggal laporan auditor
j. Alamat auditor

Laporan Auditor Berdasarkan SA 705

Dampak yang pervasif terhadap laporan keuangan adalah dampak yang menurut pertimbangan
auditor :
(i) Tidak terbatas pada unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuangan
(ii) Jika dibatasi, merupakan suatu proporsi yang substansial dari laporan keuangan
(iii) Dalam hubungannya dengan pengungkapan, bersifat fundamental bagi pemahaman
pengguna laporan keuangan

Opini Modifikasi

Terdapat tiga jenis modifikasi terhadap opini auditor:

1. Opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion)


2. Opini tidak wajar (adverse opinion)
3. Opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer opinion)

Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Audito harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika

a. Memperoleh bukti audit yang cukup tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian,
baik secara individual maupun secara agresi
b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini,
tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang
tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapi tidak
pervasif.

Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat, menyompulakn bahwa kesalahan individual maupun agresi
adalah material dan pervasive terhadap laporan keuangan.

Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Opinion)

Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor tidak memperoleh bukti audit
yang cukup yang cukup dan tepat yang mendasari opini, yang kemungkian kesalahan penyajian
tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada dapat bersifat material dan pervasive.

Standar Audit (SA) 570 tentang Kelangsungan Usaha


SA 570 ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan yang
berkaitan dengan penggunaan asumsi kelangsungan usaha untuk masa depan yang dapat di
prediksi manajemen bertanggung jawab melakukan penilaian atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya.

Jika auditor menyimpulkan bahwa penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat
sesuai dengan kondisinya, tetapi terdapat suatu ketidakpastian material, maka auditor harus
menentukan apakah laporan keuangan :

a. Menjelaskan secara memadai peristiwa atau kondisi utama yang dapat menyebabkan
keraguan signifikan atau kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya dan rencana menajemen untuk menghadapi peristiwa atau kondisi tersebut
b. Mengungkap secara jelas bahwa terdapat ketidakpastian material yang terkait dengan
peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan
entitas untu mempertahankan kelangsungan usahanya dan, oleh karena itu, entitas
tersebut kemungkinan tidak mampu untuk merealisasikan asetnya dan melunasi
liabilitasnya dalam kegiatan bisnis normal.

Berikut ini beberapa contoh yang dapat menyebabkan keraguan signifikan tentang asumsi
kelangsungan usaha :

 Posisi liabilitas bersih atau liabilitas lancar bersih.


 Pinjaman dengan waktu pengembalian tetap mendekati jatuh temponya tanpa prospek
yang realistis atas pembaruan atau pelunasan atau pengandalan yang berlebih pada
pinjaman jangka pendek untuk mendanai asset jangka panjang.
 Indikasi penarikan dukungan keuangan oleh kreditor.
 Arus kas operasi yang negative, yang diindikasikan oleh laporan keuangan historis atau
prospektif.
 Rasio keuangan yang buruk
 Kerugian oprasi yang substansial atau penurunan signifikan dalam nilai asset yang
digunakan untuk menghasilkan arus kas.
 Deviden yang sudah lama terutang atau yang tidak berkelanjutan.
 Ketidakmampuan untuk melunasi kreditur pada tanggal jatuh tempo.
 Ketidak mampuan untuk mematuhi persyaratan perjanjian pinjaman.
 Perubahan transaksi dengan pemasok, yaitu dari transaksi kredit menjadi transaksi tunai
ketika pengiriman.
 Ketidak mampuan untuk memperoleh pendanaan untuk pengembangan produk baru yang
esensial atau investasi esensial lainnya.

4.2 KESIMPULAN AUDIT DAN PELAPORAN

Pelaporan Audit ketika Pengungkapan Ketidakpastian Material Sudah Memadai

Berikut ini merupakan suatu ilustrasi paragraph penekanan ketika auditor meyakini bahwa
pengungkapan dalam laporan keuangan sudah memadai:

Paragraf Penekanan Suatu Hal

Tanpa menyatakan pengecualian atas pendapat kami, kami membawa perhatian saudara pada
catatan x atas laporan keuangan yang mengindikasi bahwa perusahaan mengalami rugi bersih
sebesar Rpxx untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X1 dan, pada tanggal
tersebut, liabilitas lancar perusahaan melampaui total asetnya Rpyy. Kondisi tersebut, bersama
dengan hal-hal lain sebagaimana dijelaskan dalam Catatan X, mengidentifikasi adanya suatu
ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan
Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Pelaporan Audit Bila Pengungkapan Ketidakpastian Material Tidak Memadai

Berikutini disajikan suatu ilustrasi tentang paragraph-paragraf yang relevan bila suatu opini wajar
dengan pengecualian dinyatakan:

Basis untuk Opini dengan Pengecualian

Perjanjian pendanaan Perusahaan telah jatuh tempo dan jumlah yang terutang harus dilunasi pada
tanggal 19 Maret 20x1. Perusahaan masih belum mampu untuk menegosiasi kembali atau
memperoleh pendanaan pengganti. Situasi ini mengidentifikasi adanya suatu ketidakpastian
material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya, dan oleh karena itu, Perusahaan kemungkinan tidak
dapat merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan bisnis normal.

Opini Wajar dengan Pengecualian

Menurut pendapat kami, kecuali untuk pengungkapan yang tidak lengkap atas informasi yang
dirujuk dalam paragraph Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian, Laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan tanggal 31
Desember 20xo, serta kinerja keuangan dan arus kas terkait untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

Berikut ini disajikan suatu ilustrasi tentang paragraph-paragraf yang relevan bila suatu opoini tidak
wajar dinyatakan :

Basis untuk Opini Tidak Wajar

Perjanjian pendanaan Perusahaan sudah jatuh tempo dan jumlah yang terutang harus dilunasi pada
tanggal 31 Desember 20xo. Perusahaan masih belum mampu untuk menegosiasi kembali atau
memperoleh pendanaan pengganti, dan sedang mempertimbangkan untuk menyatakan pailit.

Opini Tidak Wajar

Menurut pendapat kami, karena tidak diungkapkannya informasi yang dirujuk dalam paragraph
Basis untuk opini Tidak Wajar, laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan
Perusahaan tanggal 31 Desember 20Xo, serta kinerja keuangan dan arus kas terkait untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akntansi Keuangan di Indonesia.

Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha yang Tidak Tepat

Jika laporan keuangan telah disusun dengan menggunakan basis kelangsungan usaha tetapi,
menurut pertimbangan auditor, penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam laporan keuangan
olej manajemen tidak tepat, maka ketentuan dalam paragarf 21 berlaku bagi auditor unuk
menyatakan suatu opini tidak wajar, tanpa memperhatikan apakah laporan keuangan mencatumkan
atau tidak mencantumkan pengungkapan tentang ketidaktepatan penggunaan asumsi kelangsungan
usaha oleh manajemen.
Laporan Auditor Independen tentang Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia
terhadap Kelangsungan Hidup Entitas

Komite Standar Profesional Akuntan Publik, di bulan maret 1998 telah mengeluarkan
Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) 30.01 yang berjudul “Laporan Auditor
Independen tentang Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia terhadap Kelangsungan
Hidup Entitas” yang berlaku efektif untuk laporan audit yang diterbitkan setelah tanggal 2 maret
1998.

Dalam hal ini auditor perlu memperimbangkan tiga hal :

1. Kewajiban auditor untuk memberikan saran bagi kliennya dalam mengungkapkan


dampak kondisi ekonomi tersebut (jika ada) terhadap kemampuan entitas di dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Pengungkapan peristiwa kemudian yang mungkin timbul sebagai akibat dari kondisi
ekonomi tersebut.
3. Modifikasi laporan auditor bentuk baku jika memburuknya kondisi ekonomi tersebut
berdampak terhadap kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
4.3 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM
MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

Dalam PSA No.30(IAPI,2011:341.1-342.7 antara lain dinyatakan

1. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu kurang
dari satu tahun.

2. Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan


entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas dengan cara
Sbb :

a. Mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam perencanaan,


pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dapat mengidentifikasi tentang adanya
kesangsian besar mengenai entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahan.

b. Auditor yakin terdapat kesangsian besar mengenai entitas dalam mempertahankan


kelangsungan hidup perusahan dan ia harus :

· Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi dampak dan


kondisi peristiwa tersebut.

· Menentukan apakah rencana tersebut dapat efektif dilaksanakan.

c. Setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor mengambil kesimpulan apakah ia masih


memiliki kesangsian besar mengenai entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup
perusahan.

3. Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi dan peristiwa yang akan
datang

4. Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk
mengidentifikasi jika menunjukkan kesangsian besar mengenai entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Brikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau peristiwa tersebut :

(a) Prosedur analitik

(b) Review terhadap peristiwa kemudian.

(c) Review terhadap kepatuhan tentang syarat-syarat utang dan dalam perjanjian penarikan
utang

(d) Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite, atau panitia
penting yang dibentuk

(e) Permintaan keterangan kepada penasehat hukum entitas tentang perkara pengadilan,
tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara pengadilan yang melibatkan entitas
tersebut.

(f) Konfirmasi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dan pihak ke-3
mengenai rincian perjanjian penyedian atau pemberi bantuan keuangan.

5. Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang di identifikasi secara


keseluruhan, auditor masih merasa terdapat kesangsian besar mengenai entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor harus mempertimbangkan rencana
manajemen. Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan manajemen dapat meliputi :

(i) Rencana untuk menjual asset

(ii) Rencana penarikan utang atau restruksisasi utang

(iii) Rencana untuk mengurangi atau penundaan pengeluaran

(iv) Rencana untuk menaikkan modal pemilik

Jika informasi keuangan prospektif sangat signifikan bagi rencana manajemen, auditor harus
meminta kepada manajemen tentang informasi tersebut dan harus mempertimbangkan cukup
atau tidak dukungan terhadap asumsi signifikan yang melandasi informasi itu. Auditor harus
menaruh perhatian khusus atas asumsi yang :

1. Material bagi informasi keuangan prospektif


2. Rentan atau mudah sekali berubah

3. Tidak konsisten dengan trend masa lalu.

6. Apabila auditor tidak menemukan kesangsian terhadap laporan yang ia audit, maka auditor
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.

7. Apabila auditor menyangsikan usaha suatu entitas tertentu dalam mempertahan


kelangsungan hidunya dan mengevaluasi rencana manajemen. Jika rencana manajemen tidak
dapat mengurangi kondisi negatif yang akan terjadi maka auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat

Anda mungkin juga menyukai