Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REVIEW

1. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiano)


2. PPROSES BELAJAR MENGAJAR (Prof. Dr. Oemar Hamalik)

Nama Mahasiswa : DUMA ANGELIKA GULTOM

Nim : 2183111054

Dosen Pengampu : Dra. Rumasi Simaremare, M.Pd.

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

SEMESTER GENAP 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya
saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini merupakan laporan dari
Critical Book Review yang telah saya selesaikan sebagai salah satu tugas dari mata
kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang juga
merupakan salah satu dari 6 tugas KKNI pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan.

Berbagai halangan dan rintangan saya alami dalam penulisan makalah ini,
namun berkat bantuan doa, serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Rumasi Simaremare, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia yang sudah membimbing Kami.
Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua terhadap proses belajaran terhadap pembelajaran. Saya
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini
terdapat kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas. Oleh karena itu, saya sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan khusunya bagi saya yang menyusun makalah ini dan
akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Medan, 16 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review ...................................................... 1

B. Tujuan Penulisan Critical Book Review ..................................................................... 1

C. Manfaat Critical Book Review ........................................................................................ 2

D. Identitas Buku yang Direview ...................................................................................... 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU .................................................................................................. 4

A. Ringkasan Buku Utama ................................................................................................... 4

B. Ringkasan Buku Pembanding ..................................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................................29

A. Pembahasan Isi Buku .................................................................................................. 29

B. Kelebihan Dan Kekurangan Buku........................................................................... 30

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................32

A. Simpulan........................................................................................................................... 32

B. Saran .................................................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review

Critical Book Review (CBR) adalah pengkajian atau menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya
tulis yang dianalisis. Critical Book Review ini membahas tentang Perencanaan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk mengenal lebih dalam mengenai
Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia seringkali kita bingung
memilih buku referensi untuk kita baca dalam memahami proses belajar mengajar
dalam mendidik peserta didik kita. Dan juga terkadang kita hanya memilih satu buku
untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Misalnya dari segi analisis
bahasa dan pembahasan, serta konstruksi yang dimiliki buku tersebut seperti cover,
layout dan tata penulisan. Oleh karena itu penulis membuat Critical Book Review ini
untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok
bahasan tentang hakikat Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
yang sesungguhnya.

B. Tujuan Penulisan Critical Book Review

Adapun tujuan penulisan Critical Book Review ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk pemenuhan salah satu tugas dari 6 tugas kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia .
2) Untuk menambah ilmu pengetahuan mahasiswa tentang preses belajara
mengajar dalam pembelajaran.
3) Untuk meningkatkan kemampuan daya nalar mahasiswa dalam meringkas,
menganalisa, serta memberi kritik terhadap buku.
4) Memperkuat pemahaman pembaca terhadap teori atau pembahasan yang
terdapat dalam buku tersebut dan dapat mengaplikasikannya.

1
C. Manfaat Critical Book Review

Adapun manfaat penulisan Critical Book Review ini adalah sebagai berikut:

1) Sebagai rujukan dalam menyempurnakan sebuah buku dan mencari sumber


bacaan yang relevan.
2) Membuat saya sebagai penulis dan mahasiswa lebih terasah dalam mengkritisi
sebuah buku.
3) Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara meringkas,
menganalisa, serta menilai kelebihan-kekurangan yang dimiliki dari buku-
buku tersebut.

D. Identitas Buku yang Direview


1. Buku Utama

1) Judul : Belajar dan Pembelajaran


2) Edisi : Ketiga
3) Pengarang : Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiano
4) Penerbit : PT. RINEKA CIPTA
5) Kota Terbit : Jakarta
6) Tahun Terbit : 2006

2
7) ISBN : 979-518-823-2
8) Jumlah Halaman : 298 Halaman
2. Buku Utama

a) Judul : Proses Belajar Mengajar


b) Edisi : Ketujuh
c) Pengarang :-
d) Penerbit :-
e) Kota Terbit :-
f) Tahun Terbit : 2008
g) ISBN : 979-526-767-1
h) Jumlah Halaman : 238 Halaman

3
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Ringkasan Buku Utama


1. Bab I Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan perilaku yang kompleks. Skinner misalnya, memandang


perilaku belajar dari segi perilaku teramati. Oleh karena itu, ia mengemukakan pentingnya
program pembelajaran. Gagne memandang kondisi internal belajar dan kondisi eksternal
beajar yang bersifat interaktif. Oleh karena itu guru seyogianya mengatur acara
pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase belajar dan hasil belajar yang dikehendaki.
Piaget memandang belajar sebagai perilaku berinteraksi antara individu dengan linkungan
sehingga perilaku berinteraksi antara individu dengan lingkungannya sehingga terjadi
perkembangan intelek individu. Rogers mengemukakan pentingnya guru memperhatikan
prinsip pendidikan dalam pembelajaran. Prinsip itu adalah bahwa pelajar memiliki
kekuatan menjadi manusia, belajar hal bermakna, menjadi bagian yang bermakna bgi diri,
bersikap terbuka, berpartisipasi secar bertanggungjawab, belajar secara berkesinambungan
dan dengan penuh kesungguhan. Belajar yang terjadi pada individu merupakan perilaku
kompleks, tindak interaksi antara pembelajar dan pembelajar yang bertujuan. Oleh karena
berupa akibat interaksi, maka belajar dapat didinamiskan. Pendinamisasian belajar terjadi
oleh pelaku belajar dan lingkungan pembelajar. Dinamika pembelajar yang bersifat
internal, terkait dengan peningkatan hirearki raah-ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotorik, kesemuanya itu terkait dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan dinamisasi
dari luar dapat berasal dari guru atau pembelajar diluarnya. Usaha guru mendinamisasikan
belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan siswa mnghadai bahan belaja, penciptaan
suasana belajar yang menyenangkan, mengoptimalkan media dan sumber belajar, dan
memaksimalkan peran sebagai pembelajar.

2. Bab II Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran

Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkapkan


batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran,
pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam

4
memilih tindakan yang tepat. Guru tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tapi
nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan
prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk
menunjang peningkatan belajar siswa. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan,
balikan dan penguatan, serta perbedaan individu. Oleh karena itu, pesan guru bukan
sebagai satu-satunya pembelajar tetapi sekedar pembimbing, fasilitator, dan pengarah.
Belajar berarti suatu keterlibatan langsung atau pemerolehan pengalaman individu yang
unik. Guru juga dituntut untuk memusatkan perhatian, menganalisis, dan
mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan perhatian dan motivasi belajar siswa,
keaktifan siswa, optimalisasi keterlibatan siswa, melakukan pengulangan-pengulangan
belajar, pemberian tantangan agar siswa bertanggung jawab, memberikan balikan dan
penguatan terhadap siswa, dan mengelola proses belajar sesuai dengan perbedaan
individual siswa.

3. Bab III Motivasi Belajar

Sebagai guru profesional, diharapkan guru memiliki kemampuan melakukan


penelitian secara sederhana agar dapat menemukan masalah-masalah belajar dan
memecahkan masalah belajar.

I. Pembahasan pada bab VIII

Pada bab ini, PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM. Kegiatan


pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada suatu kurikulum, dan dalam
proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum. Pada satu sisi,
guru adalah pengembang kurikulum. Pada sisi lain, guru adalah pembelajar siswa,
yang secara kreatif membelajarkan siswa sesuai dengan kurikulum sekolah. Hal itu
menunjukkan bahwa dalam tugas pembelajaran dipersyaratkan agar guru memahami
kurikulum.

5
Para ahli seperti Zais, Winecoff, Bondi, Tanner & Tanner telah mempelajari kurikulum.
Mereka mengemukakan prinsip dan teori yang berbeda-beda. Meskipun demikian
mereka juga mengemukakan hal-hal yang serupa. Mereka mengemukakan arti
kurikulum sebagai: jalan meraih ijazah, mata pelajaran dan isi pelajaran, rencana
kegiatan pembelajaran, hasil belajar yang direncanakan, dan pengalaman belajar.

Terbentuknya kurikulum tersebut dilandasi oleh berbagai landasan pemikiran seperti,


landasan filosofis, landasan sosial-budaya-agama, landasan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, landasan kebutuhan masyarakat, dan landasan perkembangan
mesyarakat. Sebagai suatu program, maka kurikulum terdiri dari beberapa komponen
penting, seperti tujuan, pengalaman belajar, organisasi pengalaman belajar, dan
evaluasi. Dalam tugas pengembangan guru berurusan dengan komponen-komponen
kurikulum, selanjutnya dalam pengembangan kurikulum. Di antara prinsip
pengembangan tersebut adalah (1) prinsip relevansi, (2) prinsip kontinuitas, dan (3)
prinsip fleksibilitas.

Para ahli kurikulum juga menemukan model-model pengembangan kurikulum. Di


antara model pengembangan kurikulum tersebut adalah model administratif, model
Roots Grass, model Beuachamp, model arah-terbalik Taba, dan model Rogers.
Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi
kurikulum. Pada sisi lain banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran itu sendiri
merupakan kurikulum terapan atau kurikulum dalam kegiatan. Hal ini berarti bahwa
pembelajaran dan kurikulum merupakan dua konsep yang tak terpisah.

Guru sebagai pembelajar mengetahui kondisi, situasi, dan bertanggung jawab atas
tercapainya hasil belajar. Pada sisi lain guru juga bertanggung jawab atas
keberlakuan dalam pembangunan kurikulum. Oleh karena itu, sewajarnya guru
berperan optimal dalam pengembangan kurikulum. Peran guru dalam pengembangan
kurikulum terwujud dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Perumusan tujuan
khusus pengajaran, Perencanaan kegiatan pembelajaran yang efektif, Pelaksanaan
program pembelajaran dalam pembelajaran sesungguhnya.

6
Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi memenuhi/memuaskan kebutuhan-
kebutuhan murid. Harapan-harapan murid terhadap pendidikan sekolah adalah belajar dan
sukses di sekolah, pertumbuhandan perkembangan kesehatan dan kemanusiaan,
kemampuan sosial, hubungan antara laki-laki dan perempuan, penyesuaian jabatan,
menemukan filsafat hidup, perkawinan dan kehidupan keluarga, persolan finance,
spending, dan security, pengertian dan perdamaian dunia, waktu senggang,pengertian atas
bangsa sendiri, dan warga negara yang aktif.

Banyak aspek dari pribadi murid yang perlu dikenal, diantaranya adalah latar
belakang masyarakat, latar belakang keluarga, tingkat intelegensi, hasil belajar, kesehatan
badan, hubungan-hubungan antar pribadi, hubungan-hubungan emosional, sifat-sifat
kepribadian, bermacam-macam minat belajar. Cara dan alat mengenal murid, guru dapat
menggunakab bermacam-macam alat seperti: cumulative record, anecdotal record,
percakapan-percakapan dan wawancara informal, observasi, angket, diskusi formal, tes,
projective techniques, sosiometri, konfersi antara orangtua dan guru, dan studi kasus (case
study).

1. Bab VII Tenaga Kependidikan (Guru)

Guru adalah suatu pekerjaan yang mulia dan telah merangsang banyak pemuda
yang berminat terjun kedalamnya. Namun guru bukanlah sembarangan pekerjaan karena
menjadi seorang guru memiliki syarat yaitu memerlukan keahlihan khusus, guru adalah
manusia pancasilais sejati, guru harus memiliki keahlian dalam mengajar, guru harus
memiliki kelakuan yang baik dan terintegrasi, guru harus memiliki mental dan badan yang
sehat, memiliki pemahaman dan wawasan yang luas, guru harus menjadi seorang warga
Negara yang baik, dan guru merupakan pendidikan yang berlangsung seumur hidup.

Pandangan modern seperti yang dikemukakan oleh Adams & Dickey bahwa peran
guru sesungguhnya sangat luas meliputi: guru sebagai pengajar, pembimbing, pemimpin,
ilmuwan, sebagai pribadi, penghubung, pembaru dan pembangun. Guru tidak pernah dari
yang namanya tanggung jawab yang meliputi: menuntut murid-murid belajar, membina
kurikulum sekolah, melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak dan
jasmaniah), member bimbingan kepada murid, melakukan diagnosis atau kesulitan-
kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar, menyelenggarakan

7
penelitian, mengenal masyarakat dan ikut serta secara aktif, menghayati dan mengamalkan
serta mengamankan pancasila, turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan
bangsa dan perdamaian dunia, turut menyukseskan pembangunan, dan tanggung jawab
meningkatkan peranan professional guru.

2. Bab VIII Perencanaan Pengajaran

Pengajaran adalah suatu usaha manusia yang bersifat kompleks, oleh sebab
banyaknya nilai-nilai dan faktor-faktor manusia yang turut terlibat di dalamnya. Guru yang
baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang
membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan belajar
sebelummya. Tahap- tahap perencanaannya adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan permulaan (preliminary planning),


Perencanaan ini sangat diperlukan bagi guru-guru baru dan guru yang baru
memulai tugasnya di suatu sekolah.
b. Perencanaan tahunan.
Berfungsi sebagai rencana jangka panjang (general long planing) untuk sekolah.
Disusun berdasarkan kurikulum course of studies yang memberikan bahan-
bahan pengetahuan tentang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi
murid pada setiap kelas.
c. Perencanaan untuk hari pertama
Perencanaan ini dibuat agar guru dapat menghadapi hari pertama dari tugasnya
secara efektif dan menimbulkan kesan.
d. Perencanaan terus-menerus
Perencanaan ini bersifat fleksibel, artinya setiap saat apabila perlu dapat
dirubah, dilengkapi atau dikurangi.
e. Perencanaan bersama
Menjadi tanggung jawab bersama dari semua guru, kepala sekolah, penilik dan
pengawas. Mereka bersama-sama di dalam suatu kelompok kerja menyusun
suatu renana yang luas yang dapat menjadi pegangan atau pedoman bagi semua
guru (resource unit).
f. Mengikutsertakan murid dalam perencanaan
g. Perencanaan jangka panjang

8
Merupakan suatu rencana dalam rangka melaksanakan rencana permulaan yang
bersifat umum. Rencana umum tersebut pada hakikatnya hanya berisi saran-
saran tentang kegiatan-kegiatan dan sumber-sumber bahan.
h. Perencanaan pengajaran unit.
i. Perencanaa harian dan mingguan
Merupakansuatu rencana pengajaran yang disusun untuk selama satu minggu,
dimana didalamnya berisi rencana harian untuk setiap mata pelajaran.
j. Rencana kerja harian
Terdiri atas dua kegiatan, yaitu resitas dan directed study yang saling
berhubungan dengan tujuan unit dan tujuan pembelajaran.

3. Bab IX Evaluasi Pengajaran


Evaluasi merupakan bagian penting dalam suatu system instruksional. Karena itu,
penialaian mendapat tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi pokok sebagai
berikut
a. Fungsi edukatif, bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keseluruhan
system dan/atau salah satu substansi pendidikan
b. Funngsi institusional, berfungsi mengumpulkan informasi akurat tentang input
dan output pembelajran disamping proses pembelajaran itu sendiri.
c. Fungsi diagnostic, berfungsi untuk mengetahui kesulitan masalah-masalah yang
dihadapi oleh siswa dalam poses pembelajaran .
d. Fungsi administrative, menyediakan data tentang kemajuan belajar siswa, yang
pada gilirannya berguna untuk memberikan sertifikasi untuk melanjutkan studi
lebih lanjut.
e. Fungsi kurikuler,, menyediakan data dan informasi yang akurat dan berdaya
guna bagipengembangan kurikulum.
f. Fungsi manajemen, bagian integral dalam system manajemen, hasil evaluasi
belajar berdaya guna sebagai bahan bagi pemimpin untuk membuat keputusan
manajemen pada semua jenjang menajemen.

Penentuan teknik evaluasi bergantung pada jenis informasi yang diharapkan,


apakah mengenai hasil perubahan tingkah laku (KAP) atau tentang operasi pelaksanaan
system instruksional. Itu sebabnya disarankan menggunakan suatu system tenkik evaluasi.

9
Sumber-sumber informasi meliputi: (1) hasil dan assessment terhadap siswa; (2) kuesioner
dan wawancara bagi siswa (likert scales, semantic differential technique, objectives rating,
komentar siswa dan wawancara); (3) observasi terhadap pelaksanaan system instruksional;
(3) observasi terhadap pelaksanaan system instruksional; (4) umpan balik dari staf pengajar
yng langsung terlibat dalam system instruksional; (5) umpan balikan dari orang-orang yang
berkaitan tak langsung dengan system instruksional.

4. Bab X Pengajaran Berbasis Motivasi

Sebagai seorang guru dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara: member
angka, pujian, hadiah, kerja kelompok, persaingan, tujuan dan level of aspiration,
penilaian, sarkasme, karya wisata dan ekskursi, film pendidikan dan belajar melalui
perkembangan teknologi yang ada.

5. Bab XI Pengajaran Berbasis Aktivitas

Disisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan mereka diam dan bersikap
pasif atau tidak aktif. Penggunaan aktivitas dalam pengajaran a) sekolah tradisional
menggunakan asas ini dalam bentuk mendengarkan, menulis, dan oral dalam hal-hal yang
sangat terbatas dan sekolah Maria Montessori, menggunakan asas ini dalam kegiatan
bermain dan mengenal benda-benda.

6. Bab XII Pengajaran Berbasisi Perbedaab Individual

Pengajaran tradisional menitikberatkan pada pengajaran klasikal. Guru mengajarkan


bahan yang sama dengan metode yang sama dengan penilaian yang sama kepada semua
siswa, dan dianggap akan menghasilkan hasil yang sama bagi semua siswa. Sekolah-
sekolah modern berpandangan sebaliknya. Mereka menganggap mustahil, kendatipun guru
mengajar suatu kelas namun yang melakukan belajar adalah individu-individu itu sendiri.
Cara melayani perbedaan individual yaitu: Akselerasi dalam program tambahan;
Pengajaran individual; Pengajaran unit; Kelas khusus bagi siswa yang cerdas; Kelas
remedi bagi para siswa yang lamban.

7. Bab XII Pengajaran Berbasis Lingkungan

Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antar individu dan lingkungan.
Lingkungan menyediakan rangsangan( stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu
memberikan respon terhadap lingkungan.Lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah
faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar

10
yang penting. Model pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk
pengajaran yang memadukan antar sekolah dengan masyarakat dengan cara membawa
sekolah kedalam masyarakat dan membawa masyarakat kedalam sekolah guna mencapai
tujuan pengajaran/pendidikan yang telah ditetapkan.

Model pengajaran berpusata pada masyarakat memberdayakan secara optimal


semua sumber masyarakat untuk kepentingan pembelajaran siswa. Masyarakat secara
keseluruhan memiliki bernagai dimensi seperti keluarga, pendidikan, tenologi, ekonomi,
politik, rekreasi, budaya, sosial, dan dimensi kehidupan lainnya. Dimensi-dimensi tersebut
masing-masing mengandung aspek-aspek manusiawi, kelembagaan,sistem kehidupan,
metode kerja, dan kondisi situasi dengan karakteristiknya tersendiri.

8. Bab XIV Pusat Belajar Modular

Suatu pusat belajara modular dikelas dapat ditentukan sebagai wahana yang
menyediakan pengalaman yang bersifat self contained dan self directed dimana para siswa
berinteraksi dengan materian dan memperolrh balikan langsung tentang belajar tersebut.
Pelaksanaan pusat belajar modular secara efektif berdasaran 3 prisip, yakni: (1) guru yang
bebas, (2) motivasi instrinsik, (3) balikan yang kontiniu.

Pengembangan suatu pusat belajar modular yaitu:

1. Tentukan apakah anda akan mengembangkan suatu pusat motivasi, suatu pusat
konsep, atau suatu pusat proses.
2. Mengembangkan tujuan pusat belajar.
3. Tentukan hambatan-hambatan yang mungkin ada sehubungan deengan tujuan
tersebut.
4. Meleksanakan penilaian terhadap pengetahuan para siswa yang terkait dengan
tujuan.
5. Menyusun daftar kegiatan sehubungan dengan tujuan dan material yang diperlukan
barkaitan dengan kegiatan-kegiatan tersebut.
6. Merencanakan evaluasi untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan pusat oleh
siswa.

9. Bab XV Pengajaran Berdasarkan Pengalaman

Pengajaran berdasarkan pengalaman melengkapi siswa dengan suatu alternatif


pengalaman belajar dengan menggunakan pendekatan kelas, pengarahan guru misalnya
metode ceramah. Strategi pengajaran ini menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif dengan personalisasi. Cara ini
mengarahkan para siswa kedalam eksplorasi yang alami dan investigasi langsung kedalam
suatu situasi pemecahan masalah/daerah mata pelajaran tertentu.

Pelaksanan teknik pengajaran berdasarkan pengalaman

11
a. Guru merumuskan secara saksama suatu rencana pengalaman belajar yang
bersifat terbuka.
b. Guru memberikan rangsangan dan motivasi pengenalan terhadap pemgalaman.
c. Siswa dapat bekerja secara individual/ bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil/ keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman.
d. Para siswa ditempatkan di dalam situasi-situasi nyata pemecahan masalah,
bukan dalam situasi pengganti.
e. Siswa aktif berpartisipasi didalam pengalaman yang tersedia.
f. Keseluruhan kelas menyajikan pengalaman yang telah dipelajari sehubungan
dengan mate pelajaran tersebut untuk memperluas belajar dan pemahaman guru
melaksanakan pertemuan yang membahas bermacam-macam pengalaman
tersebut.

10. Bab XVI Pengajaran Bedasarkan Inkuiri

Pengajaran Inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, sebab seorang siswa harus
menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya. Dalam Inkuiri,
seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan, melakukan eksperimen, dan mampu
melakukan proses mental berinkuiri adalah sebagai berikut.

a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami.


b. Merumuskan masalah-masalah
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis
d. Merancang pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen
e. Melaksanakan eksperimen
f. Mensisntesiskan pengetahuan
g. Memiliki sikap ilmiah.

Inkuiri berorientasi diskoveri menunjukkan pada situasi-situasi akademik dimana


kelompok-kelompok kecil siswa berupaya menemukan jawaban-jawaban atas topik-topik
inkuiri. Dalam situasi-situasi tersebut para siswa dapat menemukan konsep atau rincian
informasi. Para guru dalam pelaksanaan strategi inkuiri ini adalah sebagai konselor,
pembina, dan pengarah. Guru harus senantiasa siap memberikan bantuan kepada kelompok
dalam melaksanaan interaksi, mengungkapkan argumentasi, mengumpulkan bukti, dan
mengarahkan diskusi. Guru tidak melakukan atau memimpin kelompok dalam pertemuan-
pertemuan inkuiri, kecuali pada waktu pertemuan pendahulaun.

11. Bab XII Pengajaran Advokasi

Dalam rangka belajar advokasi, para siswa berpartisipasi dalam suatu debat antara
dua regu, yang masing-masing terdiri dari dua orang siswa. Namun gur dapat membuat
keputusan lain, misalnya ada suatu topik yag dianggap penting, guru menunjuk 4 orang

12
siswa untuk menyajikan debat dalam kelas tersebut. Dalam proses debat terdapat dua regu,
yakni regu yang mendukung suati kebijakan, dan regu lawannya adalah regu oposisi (
negatif). Masing-masing regu menyampaikan pendapatnya disertai dengan argumentasi,
bukti dan berbagai landasan, serta menunjukkan bahwa pandangan pihak lawannya
memiliki kelemahan sedangkan pandangan regunya sendiri ialah yang terbaik. Setiap regu
bertanggung jawab secara menyeluruh atas posisi regunya. Tanggung jawab berikutnya
adalah menyajikan Prima Fasie Case bagi posisi mereka.

Prima Fasia Case ini pada gilirannya merangsang kegiatan debat selanjutnya, jika
tidak maka berarti kelompok negatif dianggap menang dan debat berhenti. Pada waktu
menyampaikan Prima Fasie Case, pendukung perlu mengisolasikan isu-isu,
merumuskannya menjadi masalah yang dipertentangkan, dan kemudian mensubstansikan
masalah tersebut dengan bukti dan logika. Bila tidak ada kebutuhan untuk berubah, suatu
kebutuhan untuk berubah tetapi tidak ada metode untuk memecahkannya akan
menghasilkan kerugian yang sangat banyak dibandingkan dengan keuntungan, berarti tidak
ada kebutuhan untuk memperdebatkan proposisi.

12. Bab XVIII Pengajaran Dengan Bantuan Komputer

Pemberdayaan teknologi dalam pengajaran merupakan pemberdayaan unsur


kekuatan luar yang mengakibatkan materi pengajaran, bukan ditentukan berdasarkan
keputusan kurikuler, melainkan keputusan bergantung pada guru. Jenis teknologi yang
digunakan dalam pengajaran terdiri dari media audiovisual dan komputer. Media-media
tersebut paling efektif penggunaannya dalam pengajaran sebagai penunjang tujuan
instruksional khusus, baik tujuan kognitif maupun tujuan afektif. Sumber-sumber
audiovisual tersebut dipilih oleh guru tentunya tergantung pada dana yang tersedia, adanya
sumber-sumber setempat, dan kebutuhan pembelajaran para siswa sesuai dengan urutan
instruksional. Komputer menjadi suatu teknologi penting dalam masyarakat, karena
banyak digunakan dalam kegiatan bisnis, disekolah, dan dirumah. Pengajaran dasar-dasar
pemrograman dan pemecahan masalah dengan komputer adalah perluasan daripada
Computer Literacy. Proses ini bermanfaat karena untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis, logis, dan memecahkan masalah. Pengajaran yang diatur komputer
menunjuk pada perangkat lunak yang menjamin kemajuan siswa dalam uraian
instruksional yang terencana. Program ini mengukur keterampilan dan mencatat skor siswa
serta mengkorelasinya dengan para siswa lainnya.

13
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku

Belajar menurut buku utama yang ditulis oleh Dimyati dan Mudjiono (2006:7)
adalah tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sedangkan belajar menurut buku
pembanding yang ditulis oleh Hamalik (2008: 27) adalah suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses ataupun suatu kegiatan yang
mengubah tindakan dan perilaku setiap individu.

Kurikulum menurut buku utama yang ditulis oleh Dimyati dan Mudjiono
(2006:268) adalah wahana belajar-mengajar yang dinamis sehingga perlu dinilai dan
dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan sesuai dengan
perkembangan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan kurikulum menurut buku
pembanding yang ditulis oleh Hamalik (2008:1) suatu perencanaan yang menyeluruh
yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan yang memberikan
kesempatan secara luas bagi siswa. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat

14
disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu perencanaan yang menyeluruh yang
mencakup kegiatan dan pengalaman untuk mendukung proses belajar/mengajar
sehingga perlu dinilai dan dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan
sesuai dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat.

Motivasi menurut buku utama yang ditulis oleh Dimyati dan Mudjiono
(2006:80) adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia, termasuk perilaku belajar. Sedangkan motivasi menurut buku pembanding
yang ditulis oleh Hamalik (2008:158)merupakan perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan dan dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia, termasuk perilaku belajar.

B. Kelebihan dan Kekurangan

1. Buku Utama

a. Kelebihan

1) Dilihat dari aspek tampilan buku, buku utama yang ditulis oleh Dr.
Dimyati dan Drs. Mudjiona, judul buku yang tercantum pada sampul
dapat dengan jelas di lihat oleh pembaca, dan gambar yang di
cantumkan pada sampul sesuai dengan isi buku mengenai
pembelajaran dan belajar.

2) Dari aspek layout, tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
pada buku utama penggunaan font jelas, terdapat penulisan huruf
miring pada kata asing dan juga tata letak penulisan sangat terstruktur.

3) Dari aspek isi buku, pada buku utama isi pembahasan materi yang
dijelaskan oleh penulis tidak rancu dengan perikop atau judul yang
dibahas dan penulis juga mencantumkan sumber dari kajian materi isi
buku tersebut.

15
4) Dari aspek tata bahasa, buku tersebut menggunakan bahasa baku dan
mudah untuk dipahami serta dimengerti oleh pembaca.

b. Kekurangan

1) Dilihat dari aspek tampilan buku, buku utama yang ditulis oleh Dr.
Dimyati dan Drs. Mudjiona, memilikirona sampul yang gelap sehingga
gambar yang tercantum pada gambar terlihat samar-samar.

2) Dari aspek isi materi yang disampaikan terlalu banyak dan banyak
kalimat yang bertele-tele sehingga membuat bosan pembaca.

3) Dlihat dari aspek tata bahasa, buku tersebut meskipun penggunaan


bahasa pada buku ini sudah dikatakan cukup baik, akan tetapi masih
saja ada bagian atau kata istilah yang kurang dimengerti pembaca yang
dapat menyulitkan pembaca memahami maksud tulisan tersebut.

2. Buku pembanding

a. Kelebihan

1) Dari aspek tampilan buku, buku pembanding yang ditulis oleh Prof. Dr.
Oemar Hamalik memiliki tulisan judul buku yang jelas terlihat dan
penggunaan warna tidak mempengaruhi objek lain yang terdapat pada
buku.

2) Dari aspek layout, tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
pada buku pembanding ini menggunaan font jelas, terdapat penulisan
huruf miring pada kata asing dan juga tata letak penulisan sangat
terstruktur.

3) Dari aspek isi buku materi yang disampaikan jelas, lengkap, serta
materi yang disampaikan saling berkaitan dan sesuai dengan judul
buku.

16
4) Dari aspek bahasa, penggunaan bahasa baku namun mudah untuk
dipahami pembaca.

b. Kekurangan

1) Dari aspek tampilan buku, buku pembanding yang ditulis oleh Prof. Dr.
Oemar Hamalik, tidak mencantumkan gambar sehingga kita tidak
langsung dapat mengetahui apa kajian dari buku tersebut.

2) Pada tata bahasa, walaupun mudah untuk dipahami pembaca, namun


terdapat kata istilah yang sulit untuk dimengerti pembaca.

3) Dari aspek layout, tata letak serta tata tulis pada buku pembanding
tersebut pada penomoran telah sesuai dengan tata ejaan yang berlaku
namun karena terlalu banyak penomoran-penomoran yang digunakan
sehingga pembaca sulit mengenali penomoran sub-sub bab berapa
yang dibaca.

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan hal yang menarik dipelajari.


Perkembangan dialami dan dihayati oleh individu siswa. Sedangkan pendidikan
merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik bertindak
mendidik peserta didik. Tindak mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa
menjadi mandiri. Untuk dapat menjadi mandiri siswa harus belajar. Belajar merupakan
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami
oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar
tentang sesuatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.

17
B. Saran

Sebagai seorang pendidik kita perlu mempelajari atau memahami lebih dalam
mengenai pembelajaran yang akan kita terapkan kepada peserta didik kita supaya
proses belajar mengajar yang kita terapkan dapat berjalan efektif dan efisien.
Makalah Critical Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik yang membangun dari para pembaca agar dapat memperbaiki
penulisan makalah Critical Book Review berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. BUMI AKSARA

18

Anda mungkin juga menyukai