Anda di halaman 1dari 7

28 Nurhasanah et al.

Elemen gerakan pada pengupasan kulit ubi

ANALISIS ELEMEN GERAKAN PADA PROSES PENGUPASAN KULIT UBI DENGAN


MENGGUNAKAN STUDI GERAK DAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI
KERJA

MOVEMENT ELEMENT ANALYSIS ON “UBI” SKIN STRIPPING PROCESS BY USING


TIME AND MOTION STUDY TO INCREASE WORK EFFICIENCY
D Nurhasanah1a, W Mawarni1, dan A Ginantaka1
1 Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Ilmu Pangan Halal, Universitas Djuanda Bogor Jl.
Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35 Ciawi, Bogor 16720.
a Korespondensi: Deuis Nurhasanah, E-mail: deuisnurhasanah9.dn@gmail.com

(Diterima: 26-02-2016; Ditelaah: 27-02-2016; Disetujui: 09-03-2016)

ABSTRACT
SUKABI factory is a factory that its production process is still fairly manual process. The
problem is that the factory production target can only able to meet 75%. Work methods can be
revised to overcome these problems. The better work methods can be done through time and
motion studies. The purposes of this research is to design and apply new working method
which is more ergonomic, need shorter time and simple working method, improving the
working methods through more effective movements and improve efficiency on “ubi” skin
stripping operator. The results showed that through the improvement of working methods in
division process of “ubi” skin stripping of SUKABI factory which is done through combining the
movement of the left hand and right hand, the layout of production facilities as well as
eliminate the jumble waiting. Improvements made to accelerate the cycle time and standard
time can also increase the actual output, standard output, and efficiency.
Keywords: ergonomic, SUKABI, “ubi” peeling.

ABSTRAK
Pabrik SUKABI adalah pabrik yang proses produksinya masih terbilang manual. Permasalahan
yang ada ialah pabrik target produksi yang ada hanya dapat memenuhi 75%. Perbaikan
metode kerja di bagian pengupasan ubi dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah tersebut.
Perbaikan cara kerja yang dibuat ini dapat dilakukan melalui studi gerak dan waktu. Tujuan
pada penelitian yang dilakukan adalah merancang dan mengaplikasikan metode kerja baru
yang lebih ergonomis, mendapatkan metode kerja dan watu yang lebih singkat, memperbaiki
metode kerja dengan gerakan-gerakan yang lebih efektif, dan meningkatkan efisien pada
operator pengupasan kulit ubi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perbaikan metode
kerja di bagian proses pengupasan ubi di pabrik SUKABI yang dilakukan dengan
menggabungkan gerakan tangan kiri dan tangan kanan, tata letak fasilitas produksi, dan
mengeliminasi gerakan menunggu. Perbaikan yang dilakukan dapat mempercepat waktu siklus
dan waktu standar juga dapat meningkatkan output aktual, output standar, dan efisiensi kerja.
Kata kunci: ergonomis, pengupasan ubi, sukabi.

Nurhasanah D, W Mawarni, dan A Ginantaka. 2016. Analisis elemen gerakan pada proses
pengupasan kulit ubi dengan menggunakan studi gerak dan waktu untuk meningkatkan
efisiensi kerja. Jurnal Pertanian 7(1): 28-34.
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 1, April 2016 29

adanya beberapa gerakan tidak efektif yang


PENDAHULUAN sebenarnya bisa dilakukan satu kali menjadi
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan dua kali. Hal ini menjadi penyebab tenaga
salah satu aspek terpenting dalam suatu kerja kelelahan yang berakibat produktivitas
industri. Performal kerja yang baik yang kerja menurun.
dihasilkan oleh sumber daya manusia secara Kondisi tersebut apabila dibiarkan terus
tidak langsung dapat menjadi faktor menerus akan menimbulkan cidera atau
pendukung dalam kemajuan suatu industri. nyeri pada bagian puggung. Oleh karena itu,
Selain SDM, fasilitas dan metode kerja pada harus ada upaya untuk melakukan perbaikan
suatu industri juga menjadi aspek terpenting kerja. Perbaikan pada metode kerja dan
yang berpegaruh terhadap kegiatan perancangan fasilitas kerja baru umumnya
produksi. Kedua aspek tetrsebut saling dapat berakibat pada penurunan waktu
mendukung dan berhubungan antara satu proses. Faktor yang begitu berpengaruh
sama lain dalam menciptakan suatu kondisi adalah perbedaan gerakan tangan kanan dan
kerja yang kondusif. tangan kiri (Susihono 2011). Oleh sebab itu,
Menurut Anwar (2011), sistem kerja perbaikan ini harus mempertimbangkan
terdiri dari empat komponen yaitu manusia, waktu yang diperlukan oleh operator dalam
bahan, fasilitas, dan lingkungan kerja seperti menyesuaikan kerjanya dengan prosedur
ruangan dan suasana di sekitar operator. baru karena dengan adanya perubahan
Untuk itu, pengaturan dari sistem kerja harus metode atau cara kerja sangat memerlukan
dimaksimalkan terutama untuk komponen waktu pembelajaran yang cukup sehingga
manusia karena manusia sebagai pusat kebiasaan yang dahulunya dikatakan nyaman
dalam sistem kerja dan memiliki peran dapat dirubah mengarah pada arti ergonomi
sebagai perencana dari suatu sistem kerja. yang sebenarnya bukan kenyamanan karena
SUKABI kepanjangan dari “Suka Ubi” kebiasaan (Susihono 2010).
adalah suatu inovasi yang menjadikan ubi Metode kerja yang efektif dan efisien
sebagai produk pertanian yang sangat dibutuhkan selama bekerja. Gerakan
menguntungkan bagi petani sehingga yang tidak efektif dan efisien dihilangkan
tercapainya kesejahteraan dan menjadikan supaya menghemat waktu pengerjaan dan
SUKABI pilihan cemilan dan oleh-oleh khas tenaga yang dikeluarkan. Hal tersebut bisa
Bogor. Banyaknya aneka makanan ringan di didukung dengan pengadaan sarana kerja
Indonesia menunjukkan bahwa produk yang mendukung dan evaluasi pada metode
tersebut sangat disukai oleh masyarakat kerja sebelumnya.
(Ginantaka dan Novitasari 2015). Pabrik Menurut Wignjosoebroto (2003),
Sukabi ini masih tergolong pabrik tradisional perbaikan pada metode kerja bisa dilakukan
yang segalanya manual, baik dari segi dengan analisis pada metode untuk mencari,
peralatan maupun cara kerjanya. Untuk itu, mengembangkan, dan menerapkan metode-
efisiensi kerja yang dihasilkan belum metode yang lebih efektif dan efisien,
maksimal. kemudian dilanjutkan dengan melakukan
Kondisi kerja dan waktu kerja dapat pengukuran waktu kerja untuk menentukan
menimbulkan resiko kesakitan kerja pada berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam
jangka waktu lama. Pada pabrik Sukabi melaksanakan metode kerja tersebut dan
operator pengupasan ubi jalar berpotensi menetapkan waktu standar yang sesuai
lebih besar mengalami kesakitan kerja. Hal dengan metode yang sudah diperbaiki.
tersebut karena fokus kerja yang lebih teliti Aktivitas menganalisis metode dan
dan gerakan kerja yang cepat. Punggung pengukuran waktu kerja ini tergabung dalam
membungkuk dalam kurun waktu lama, satu kesatuan yang disebut studi gerak dan
terdapat tekukan tajam di kaki dan kondisi waktu.
kaki yang statis membuat operator
pengupasan ubi jalar mudah mengalami
cedera otot. Di samping itu, disebabkan
30 Nurhasanah et al. Elemen gerakan pada pengupasan kulit ubi

MATERI DAN METODE data dilakukan dengan cara menguraikan


operatoran yang dilakukan menjadi elemen-
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan
elemen gerakan berdasar pada aturan
Januari 2016 di Pabrik SUKABI Kabupaten
gerakan dasar Therblig melalui 2 tahap, yaitu
Ciawi. Alat-alat yang digunakan untuk
sebelum dan sesudah dilakukannya
penelitian ini di antaranya jam henti
perbaikan. Melakukan pengukuran waktu
(stopwatch), lembar pengamatan (time study
dan jarak yang dibutuhkan operator untuk
form), dan alat hitung (calculator). Penelitian
setiap satu unit produk dan pencatatan
ini dilakukan dengan langkah-langkah yaitu:
terhadap jumlah ubi yang dihasilkan pada
identifikasi masalah, studi pustaka,
proses pengupasan sebagai output.
penentuan tujuan penelitian, pepersamaanan
hipotesa, identifikasi variabel dan parameter, Pengukuran Waktu
pengumpulan data, analisis data, pengujian
hipotesa kemudian penarikan kesimpulan. Pengukuran waktu dilakukan dengan metode
Parapeneliti pendahulu telah banyak jam henti sebagai sarana untuk mengukur
melakukan penelitian mengenai studi gerak berapa lama waktu yang diperlukan operator
dan waktu, di antaranya penelitian yang dalam menyelesaikan operatorannya
dilakukan oleh Sukma (2013) dan Alifia et al. sehingga dapat mengoptimalkan operatoran
(2010). Sukma (2013) melakukan penelitian dengan mengevaluasi gerakan-gerakan yang
mengenai analisis pengukuran waktu kerja tidak efektif. Jumlah tenaga kerja yang
dengan pengukuran metode kerja secara berada pada bagian pengupasan adalah
langsung yang dilakukan di bagian sebanyak 4 orang. Pengukuran waktu dalam
pengemasan PT. Japfa Comfeed Indonesia penyelesaian untuk setiap satu unit produk
Tbk. Hasil yang diperoleh adalah antara terhadap operator dilakukan pada batas
metode jam henti dan work sampling dari waktu 15 menit dengan jam kerja 5 jam yang
segi pengambilan data terdapat perbedaan, dimulai pada pukul 08.00-12.00 WIB dengan
jam henti menggunakan stopwatch, waktu 3 hari dalam seminggu.
sedangkan metode work sampling dilakukan
secara acak berdasarkan tabel acak. Dampak Pengukuran Pendahuluan
yang ditimbulkan pada operator lebih banyak Data yang telah diperoleh kemudian diuji
pada metode jam henti karena dilakukan pada keseragaman dan kecukupan datanya.
terus menerus tidak seperti pada metode Lalu dilakukan perhitung waktu siklus, waktu
work sampling yang dilakukan hanya pada normal, waktu standar, output standar, dan
saat berkunjung. Namun, dari segi biaya efisiensi kerja. Setelah dilakukan perbaikan
metode jam henti lebih sedikit memakan pada metode kerja, lalu dibuat kurva belajar,
biaya dibanding dengan menggunakan dan setelah itu dilakukan pengukuran waktu
metode work sampling. kemudian diuji dan dihitung lagi seperti
Alifia et al. (2010) melakukan penelitian langkah-langkah sebelumnya, pengujian
mengenai perbaikan metode kerja pada hipotesis dilakukan menggunakan uji t tidak
bagian pemotongan singkong menggunakan berpasangan pada tingkat kepercayaan 95%.
studi gerak dan waktu. Perbaikan yang Langkah-langkah proses hasil pengukuran
dilakukan adalah dengan melakukan pendahuluan adalah sebagai berikut.
perbaikan pada metode kerja dengan i. mengelompokkan hasil pengukuran yang
merubah tata letak, penggabungan gerakan telah diperoleh ke dalam beberapa
tangan kiri dan tangan kanan serta subgrup dan dihitung rata-rata tiap
mengeleminasi atau menghilangkan gerakan subgrup.
menunggu dan memegang untuk memakai.
Variabel yang diteliti pada penelitian ini ……………(1)
adalah waktu standar dan gerakan tangan Keterangan: x adalah harga rata-rata dari
kanan dan tangan kiri, sedangkan untuk subgrup ke-1; k adalah harga banyaknya subgrup
parameternya adalah waktu penyelesaian yang terbentuk
pada setiap satu unit produk. Pengumpulan
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 1, April 2016 31

ii. menghitung rata-rata dari masing-masing Langkah kedua adalah menghitung waktu
rata-rata subgrup normal
= ……………(2) Wn = Ws x p ………………(7)
Dan langkah terakhir adalah menghitung
iii. menghitung standar deviasi dari waktu waktu baku
penyelesaian Wb = Wn + 1 …………………(8)
) / N-1 ………………(3)
Keterangan: N adalah jumlah pengamatan
pendahuluan yang telah dilakukan; x adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
waktu penyelesaian yang teramati selama
pengukuran pendahuluan yang telah dilakukan. Analisis yang dilakukan mencakup analisis
elemen gerakan tangan kiri dan tangan
iv. pengujian keseragaman data kanan. Pada awalnya tempat pisau berada di
Keseragaman data terjadi jika semua data sebelah kiri, sedangkan tempat
berada diantara Batas Kontrol Atas (BKA) penampungan awal ubi di sebelah kanan,
dan Batas Kontrol Bawah (BKB)/dua batas tangan kiri menunggu tangan kanan
kontrol.
mengambil ubi dan pisau setelah proses
BKA = +3 …………………(4a)
pengupasan tangan kiri pun menunggu
BKB = -3 ………………(4b)
tangan kanan meletakkan ubi yang telah
v. pengujian kecukupan data dikupas ke penampungan sementara.
Pengujian kecukupan data dilakukan Perbaikan dilakukan dengan tujuan untuk
dengan mengetahui batas-batas kontrol di mengurangi proses menunggu pada tangan
atas yang merupakan batas apakah subgrup kiri dengan memindahkan tempat
“seragam” atau tidak. Oleh karena semua penampungan ubi awal (yang belum
rata-rata subgrup berada dalam batas dikupas) ke sebelah kiri agar memudahkan
kontrol, maka semua harga yang ada dapat tangan kiri untuk menjangkaunya.
digunakan untuk menghitung banyaknya Pada metode sebelum perbaikan, ubi yang
pengukuran yang diperluka, melalui telah dikupas (25 buah ubi) disimpan ke
persamaan: penampungan sementara dan setelah penuh
baru dibawa ke penampungan akhir untuk
masuk ke tahap selanjutnya. Perbaikan
…………….(5) dilakukan dengan menempatkan tempat
penyimpanan akhir ke dekat tempat
- apabila diperoleh N’ ≤ N, maka jumlah
pengupasan.
data sudah cukup.
Hal ini berguna bagi operator karena
- apabila diperoleh N’ > N, maka jumlah
selain harus berjalan untuk menyimpan ke
data belum cukup.
penampungan akhr juga dapat menghemat
waktu dan tenaga operator karena operator
Perhitungan Waktu Baku
bisa langsung menyimpan ubi yang telah
Waktu baku merupakan waktu yang dikupas ke penampungan akhir dalam jumlah
dibutuhkan oleh seorang operator yang yang besar (dalam penelitian ini ditambah
memiliki tingkat kemampuan rata‐rata untuk menjadi 150 buah ubi). Dengan
menyelesaikan operatoran (Febriana et al. dipindahkannya tempat penampungan awal
2013). Jika keseragaman dari semua data ubi ke sebelah kiri maka gerakan tangan kiri
telah dikehendaki, maka langkah selanjutnya yang menunggu tangan kanan mengambil
yang harus dilakukan adalah mengolah data ubi dapat dihilangkan.
tersebut sehingga mendapatkan waktu baku.
Untuk mencari waktu baku, langkah
pertama adalah menghitung waktu siklus
rata-rata.
Ws = …………………..(6)
32 Nurhasanah et al. Elemen gerakan pada pengupasan kulit ubi

Pengukuran Waktu data baik sebelum maupun sesudah


perbaikan berada diantara batas kontrol atas
Pengukuran Pendahuluan (waktu dan bawah. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam menit) semua data waktu penyelesaian baik sebelum
maupun sesudah perbaikan telah seragam.
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Siklus ke i+
1 2 3 4 5
I
0 3 2 3 3 4
5 3 2 3 3 3
10 2 3 3 3 3
15 3 3 2 3 3
… ... ... ... ... ...
95 3 3 2 3 3
Gambar 1. Grafik pengendali
i. Pengumpulan data dalam subgrup (sampel
sebanyak 4 subgrup) v. Pengujian kecukupan data
Dengan menggunakan persamaan (5)
Tabel 2. Subgrup dan waktu penyelesaian dapat diperoleh hasil N’ = 6.736. Hasil yang
Waktu diperoleh menunjukan bahwa dari
Subgrup Rata-rata keseluruhan data sebanyak 16 telah cukup.
penyelesaian
1 3 2 3 3 2,75 Terbukti dari besarnya jumlah pengukuran
2 4 3 2 3 3 yang diperlukan untuk tingkat kepercayaan
3 3 3 2 3 2,75 95% dan tingkat ketelitian 5% lebih kecil
4 3 3 3 3 3 dari jumlah pengukuran pendahuluan (N’<N).
Jumlah 11,5 Semuanya dihitung dalam menit.

Dengan menggunakan persamaan (1) Waktu Baku


diperoleh rata-rata dari pengukuran Semua data yang didapat telah memiliki
pendahuluan sebesar 11,5. keseragaman yang dikehendaki dan
ii. Menghitung waktu rata-rata jumlahnya telah memenuhi tingkat
Waktu rata-rata ini didapat dari keyakinan dan ketelitian yang diinginkan,
jumlah pada Tabel 2 dibagi dengan maka langkah selanjutnya yang dilakukan
banyaknya subgrup seperti pada persamaan adalah menghitung waktu dari semua data
(2). Hasil yang diperoleh adalah: x = 2.875 yang terkumpul dengan metode hitung siklus
iii. Menghitung standar deviasi rata-rata, hitung waktu normal, dan terakhir
Setelah didapatkan hasil perhitungan hitung waktu baku. Pengukuran dilakukan
waktu rata-rata, selanjutnya dengan karena di dalam melakukan operatoran
persamaan (3) diperoleh hasil sebesar 0,5 dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak
sebagai standard deviasi. dapat dihindari baik faktor dari dalam
iv. Pengujian keseragaman data maupun dari luar perusahaan (Rinawati et al.
Dengan persamaan (4a) dan (4b) yang 2012).
telah ditulis sebelumnya, maka hasil yang
diperoleh adalah BKA = 4.375 dan BKB = Tabel 3. Hasil perhitungan
1.375. Waktu siklus Waktu Waktu
Uji keseragaman data dilakukan dengan rata-rata normal baku
membagi data waktu penyelesaian ke dalam 2,875 2,875 3,875
subgrup yang mana masing-masing subgrup
terdiri dari 4 buah data kemudian dihitung Pada perhitungan waktu normal, harga p-
BKA dan BKB. Dari hasil perhitungan dapat nya sebesar 1, angka tersebut didapat karena
diketahui bahwa semua rata-rata subgrup operator melakukan operatorannya dengan
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 1, April 2016 33

wajar. Selain itu, diperoleh waktu siklus


dengan persamaan (6) dan waktu normal
dengan persamaan (7) sebesar 2,875 ini KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
karena p tadi yang bernilai 1 yang Pada penelitian ini dapat diperoleh
menyebabkan tidak ada pengaruh dari waktu kesimpulan bahwa dengan merancang
siklus ke waktu normal. Waktu baku yang fasilitas kerja baru dapat mengurangi
didapat dengan persamaan (8) adalah beberapa elemen gerakan yang sama
sebesar 3,875. sehingga menghasilkan waktu standar
sebesar 2,875 dengan perolehan waktu baku
Meningkatan Produktivitas sebesar 3,875.
Dengan adanya perbaikan-perbaikan Saran yang dianjurkan sebagai tindak
tersebut menyebabkan operator dapat lanjut dari penelitian ini adalah perlu adanya
menghasilkan output yang lebih besar dari penelitian lebih lanjut terhadap pengaruh
sebelum perbaikan. Output aktual perhari psikologis operator yang berpengaruh pada
mengalami peningkatan yang signifikan motivasi kerja untuk bisa meningkatkan
setelah dilakukan perbaikan kerja. Pada efisiensi kerja.
operator 1 output yang dihasilkan meningkat
sebesar 10 buah, pada operator 2 sebesar 12
buah, pada operator 3 sebesar 14 buah, dan DAFTAR PUSTAKA
pada operator 4 sebesar 12 buah. Jika pada Alifia R et al. 2010. Perbaikan metode kerja di
saat sebelum perbaikan pabrik hanya bagian pemotongan singkong dengan
mencapai total produksi 80 buah, maka menggunakan studi gerak dan waktu.
setelah dilakukan perbaikan pada metode Jurnal Teknologi Pertanian 5 (2) : 95-105
kerja total produksi bisa meningkat sebesar Anwar. 2011. Perbaikan metode kerja untuk
40% sehingga total produksi sehari rata-rata meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
dapat menghabiskan 128 buah ubi. Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh,
Dengan peningkatan yang signifikan pada Aceh Besar.
output aktual dan output standar, maka hal Febriana N et al. 2013. Analisis pengukuran
tersebut akan mempengaruhi peningkatan waktu kerja dengan metode
produktivitas untuk masing-masing operator. pengukuran kerja secara tidak langsung
Besarnya tingkat efisiensi kerja dari masing- pada bagian pengemasan di PT Japfa
masing operator dapat dilihat pada Tabel 4. Comfeed Indonesia Tbk. Jurnal Industri 4
Tabel 4. Peningkatan produktivitas sebelum (1): 66 – 73.
dan sesudah perbaikan Ginantaka A dan D Novitasari. 2015. Analisis
dan desain sistem pengukuran preferensi
Sebelum perbaikan konsumen produk keripik pisang
Keterangan Operator Lampung. Jurnal Agro Industri 1(2) : 60-
1 2 3 4 68.
Jumlah buah 20 19 21 20 Rinawati D et al. 2012. Penentuan waktu
Sesudah perbaikan standar dan jumlah tenaga kerja optimal
Jumlah Buah 30 31 35 32 pada produksi batik cap. Universitas
Peningkatan 50% 63% 66% 60% Diponegoro, Semarang.
Produktivitas Sukma N. 2013. Analisis pengukuran waktu
kerja dengan metode pengukuran kerja
Tabel 4 menunjukkan bahwa secara langsung pada bagian pengemasan.
produktivitas operator meningkat setelah Universitas Brawijaya, Malang.
dilakukan perbaikan kerja. Pada operator 1 Susihono W. 2010. Analisis postur kerja di
produktivitas meningkat sebesar 50%, Pada perusahaan X dengan pendekatan NIOSH
operator 2 sebesar 63%, pada operator 3 Equation dan REBA. Proceeding Seminar
sebesar 66% dan pada operator 4 sebesar Nasional Ritektra 2010. Fakultas Teknik
60%. UNIKA Atmajaya. Hal 95 s/d 98. Jakarta
34 Nurhasanah et al. Elemen gerakan pada pengupasan kulit ubi

Susihono W. 2011. Analisis micromation Industri. Jurusan TI dan Manajemen FE


study guna menurunkan keluhan UMM. Hal 239-245. Malang.
muskuloskeletal operator. Proceeding Wignjosoebroto S. 2003. Ergonomi studi
Seminar Nasional Teknik dan Manajemen gerak dan waktu. Edisi Pertama. Guna
Widya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai