Anda di halaman 1dari 5

A.

Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data karakteristik responden ditinjau
berdasarkan usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, diagnosa medis. Usia yang paling
banyak terkena kanker adalah usia >45 tahun. Usia >45 tahun termasuk dalam kategori
lansia awal atau dewasa akhir. Seseorang akan mengalami penurunan fungsi organ ketika
memasuki usia tua. Semakin bertambah usia seseoarang maka akan mengalami perubahan
fisik sehingga rentan terhadap berbagai penyakit. Semakin bertambah usia maka akan
terjadi perubahan pola tidur. Kualitas tidur berkaitan erat dengan penyakit dan kesehatan
yang buruk (Marlina, 2019).
Karakteristik responden juga dilihat dari diagnosa medis yaitu kanker serviks,
kanker ovarium dan kanker endometrium. Kanker serviks merupakan urutan kedua
tertinggi didunia yang terjadi pada wanita, sedangkan kanker ovarium menempati ukuran
ke enam diantara 10 kanker wanita. Meskipun kanker ovarium tidak memilki tingkat
insidensi yang sangat tinggi, namun penyakit ini merupakan penyebab kematian akibat
kanker paling umum ke 8, karena lokasinya yang jauh didalam rongga panggul dan gejala
awal yang sulit untuk dibedakan dengan penyakit lainnya. Kanker endometrium sering
terjadi pada usia 40-74 tahun sekitar 25% didiagnosis padausia 75 tahun atau lebih.
Pada tingkat pendidikan, rata-rata tingkat pendidikan responden adalah SMP (90%).
Tingginya tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuan seseorang
untuk mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah kesehatan seperti mencari perawatan
dan pengobatan. Pada pasien dengan pendidikan yang rendah cenderung memiliki
informasi dan pemahaman yang kurang dalam mengatasi kesehatan (Zurmelli, Bayhakki
dan Utami, 2015 dikutip oleh Nurani, Rochmawati, Nurchayati (2019). Status pernikahan,
didapatkan dalam penelitian ini semua responden mayoritas berstatus menikah (100%).
Rata-rata pekerjaan responden adalah IRT sebesar 100%, hal ini didukung oleh penelitian
Tarwan (2010) dalam Adipo (2014) bahwa mayoritas pasien dengan kanker merupakan ibu
rumah tangga.
2. Rata-Rata Kualitas Tidur pada Pasien Kanker Sebelum Intervensi Murotal Al-
Qur’an Surat Ar-Rahman.
Pada ketiga pasien mengalami penurunan kualitas tidur. Kualitas tidur di pengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya yaitu usia. Semakin bertambah usia maka semakin
cenderung mengalami kualitas tidur yang buruk. Hal ini dikarenakan usia bias membuat
terjadinya penurunan fungsi fisiologis sehingga kualitas tidur yang dirasakan berkurang.
Hal ini disebabkan karena terdapat peningkatan latensi tidur, sedangkan efisiensi tidur
menurun sehingga seseorang akan terbangun lebih awal dan sulit untuk memulai tidur
kembali. Hal tersebut dikarenakan proses degenerative yang berdampak pada penurunan
fungsi fisiologis organ dan juga terjadi perubahan fungsi neurotransmitter yang dapat
mempengaruhi sekresi hormone melatonin pasda otak yang mengatur irama sirkadian
(Umami & Priyatno, 2013 dikutip oleh Nurani, Rochmawati, Nurchayati (2019).
3. Rata-Rata Kualitas Tidur pada Pasien Kanker Sesudah Intervensi Murotal Al-
Qur’an Surat Ar-Rahman.
Murotal Al-Qur’an Surat Ar-Rahman diberikan selama 15 menit dan dilakukan
selama 3 hari dan dilakukan pada waktu sesudah magrib. Terapi murotal Al-Qur’an
termasuk satu terapi music yang memiliki nilai spiritual dan memberikan efek relaksasi
karena hormon endorphin yang diaktifkan sehingga mampu membuat rileks. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Zahrofi (2014) yang dikutip oleh Nurani, Rochmawati,
dan Nurchayati (2019) yang mengatakan bahwa murotal Al-Qur’an mampu memberikan
ketenangan yang dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan sehingga kualitas tidur
yang awalnya buruk dapat menjadi baik. Suara Murotal yang lambatakan mengetarkan
organ timpani, kemudian getaran diteruskan hingga organ korti yang diubah dari system
konduksi ke system saraf melalui nervus audiotorius (N VIII) sebagai impuls elektris.
Impuls elektris tersebut dilanjutkan ke korteks audiotorius yang jaras [pendengaran
berlanjut ke system limbik ke korteks limbik (Ganong, 2012). Jaras pendengaran pada
koteks limbik dilanjutkan ke hipokampus yang berbatasan dengan amigdala dimana
merupakan tempat tingkat bawah sadar kemudian akan mengaktifkan dan mengendalikan
saraf otonom (Guyton dan Hall, 2014 dikutip oleh Nurani, Rochmawati dan Nurchayati
(2019).
4. Pengaruh Murotal Al-Qur’an Surat Ar-Rahman terhadap Kualitas Tidur pada
Pasien Kanker
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji t-test berpasangan
diperoleh nilai p value=0,003 (p < 0,05) yang berarti ada perbedaan kualitas tidur sebelum
dan sesudah diberikan intervensi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
intervensi murotal Al-qur’an terhadap kualitas tidur pasien kanker di Ruang Onkologi
Kebidanan Rambang 2.2 RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aprilini, Mansyur dan Ridfah (2019) yang mengatakan
adanya pengaruh intervensi murotal Al-Qur’an dengan kualitas tidur. Murotal Al-Qur’an
surah Ar-Rahman akan merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan hormone endorphin,
yaitu membuat seseorang merasa bahagia, sehingga amigdala akan merangsang keaktifan
sekaligus pengendalian saraf otonom yang terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis.
Berdasarkan prinsip kerjanya terapi murotal Al-qur’an merupakan salah sau jenis
terapi suara. Efek yang ditimbulkan dari terapi suara adalah efek psikologis dan efek
neurologis. Lantunan irama tersebut memperbaiki fisiologis saraf-saraf sehingga perbaikan
mekanisme tubuh lansia terjadi, selain itu perbaikan kualitas tidur ini juga disebabkan
karena adanya peningkatan kerja saraf parasimpatis. Peningkatan kerja saraf parasimpatis
menyebabkan terjadinya keseimbangan antara kedua saraf otonom. Hal ini membuat
prinsip dasar dari timbulnya respon relaksasi. Saraf parasimpatis berfungsi untuk
memperlambat denyut jantung. Rangsangan saraf otonom yang terkendali akan
menyebabkan sekresi epinefrin dan norepinefrin oleh medulla adrenal menjadi terkendali
pula, sehingga dapat menghambat pembentukan angiotensin yang selanjutnya dapat
menurunkan tekanan darah (Oktora, Purnawan, dan Achiriyati, 2019).
Mendengarkan murotal Al-Qur’an merupakan suatu bentuk kegiatan yang
memberikan efek relaksasi dan ketenangan dalam tubuh. Al-Qu’an sendiri mempunyai
unsurmeditasi, autosugesti, dan relaksasi baik dibaca atau pun didengarkan. Efek ini
selanjutnya akan memberikan respon emosi positif yang sangat berpengaruh dalam
mendatangkan emosional positif. Emosional positif selanjutnya ditransmisikan ke system
limbic dan korteks serebral dengan tingkat koneksitas yang kompleks antara batang otak
hipotalamus-prefronttal kiri dan kanan hipokampus amigdala. Transmisi ini menyebabkan
keseimbangan antara antara sintesis dan sekresi neurotransmitter seperti GABA (Gama
Amino Butiric Acid) dan antagonis GABA oleh hipokampus dan amigdala, dopamine,
serotonin, dan noreepineprin yang diproduksi oleh prefrontal, asetilkolin, endorphin oleh
hipotalamus, terkendali oleh ACTH sehingga mempengaruhi keseimbangan korteks
adrenal dan mensekresi kortisol, kadar kortisol normal mampu berperan sebagai stimulator
terhadap respon ketahanan tubuh imunologik baik spesifik maupun non spesifik (Fatimah,
dan Noor, 2015).
5. Hambatan Selama Melakukan Intervensi di Ruangan
Hambatan selama melakukan intervensi terapi murotal Al-Qur’an surat Ar-Rahman yaitu
kondisi lingkungan yang tidak kondusif.

Dapus
Aprilini, M., Mansyur, .Y dan Ridfah,A. (2019). Efektivitas mendengarkan murottal Al-
Qur’an dalam menurunkan tingkat Insomnia Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Islami, 5
(2): 146-154.
Marlina,N.W. (2019). Efektivitas terapi murottal Al-Qur’an secara audio visual terhadap
Kualitas tidur lansia dengan insomnia dipanti werdha budi dharma umbulharjo
Yogyakarta. Naskah Publikasi. Yogyakarta.

Ganong, W.F. (2012). Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.

Fatimah,F.S., dan Noor, Z. (2015).Efektivitas mendengarkanMurottal Al-Qur’an terhadap


Derajat Insomnia pada Lansia di Selter Dongkelsari Sienam Yogyakarta. Journal
Ners And Midwifery Indonesia.

Oktora, S.P.D., Purnawan, I dan Achiriyati, D. (2019). Pengaruh Terapi Murotal Al-
Qur’an Terhadap Kualitas Tidur Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata
Cilacap. The soedirman Jornal of Nursing, 11 (3).

Nurani,R.D., Rochmawati, E., Nurchayati. (2019). Efektifitas Terapi murottal Al-Qur’an


terhadap kualitas tidur Pada Pasien Hemodialisa. Jurnal Heealth of Studies, 3 (2): 78-85.

Anda mungkin juga menyukai