2018 - 11 - 09 Full Book Mikroplastik V3 Oke-Compressed PDF
2018 - 11 - 09 Full Book Mikroplastik V3 Oke-Compressed PDF
dalam
Seafood
dari Pantai Utara Jawa
Budi Widianarko
Inneke Hantoro
Budi Widianarko
Inneke Hantoro
Unika Soegijapranata
ii
Mikroplastik dalam Seafood dari Pantai Utara Jawa
ISBN : 978-602-6865-74-8
Desain Sampul : Andreas Dian Prasetyo
Perwajahan Isi : Inneke Hantoro
PENERBIT:
Universitas Katolik Soegijapranata
Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Duwur Semarang 50234
Website : www.unika.ac.id
Email Penerbit : ebook@unika.ac.id
Telpon : +62 24 8441 555 ext 1409
Fax : +62 24 8415 429
iii
KATA PENGANTAR
iv
memberikan ilustrasi yang lebih dapat dipahami. Lebih jauh, kasus yang
terjadi di pantai Semarang dapat digunakan untuk menjadi tumpuan
perubahan pandangan, sikap dan perilaku dalam menggunakan dan
mengelola sampah plastik terutama oleh mahasiswa sebagai salah satu
agen perubahan dalam masyarakat.
Penulis
v
1 PENDAHULU AN
1
1.1 Pencemaran Sampah Plastik di Pantai dan Laut
Isu mengenai polusi lautan oleh partikel mikroplastik telah membuka
mata banyak orang tentang potensi bahaya yang mengincar biota laut
dan manusia akibat pembuangan sampah plastik ke laut secara
mencapai 322 juta ton pada tahun 2015 (Plastics Europe, 2016).
Diperkirakan bahwa jumlah produksi ini akan meningkat 100 kali lipat
Diperkirakan sebesar 60-80% dari sampah yang ada di laut berasal dari
2
ultraviolet, panas, mikroba, dan abrasi fisik menjadi serpihan plastik
polimer plastik
lebih tinggi
Tekanan Mekanis
(Chiellini, 2001)
dengan besaran 0,48 – 1,29 juta metrik ton plastik/tahun. Jumlah ini
sangat minim, padahal di sisi lain tingkat polusi plastik Indonesia tinggi.
3
Maka perlu perlu dilakukan inventori dan karakterisasi dari cemaran
dibuang ke laut.
4
sangat kecil dan jumlahnya yang banyak di lautan membuat sifatnya
seperti ikan dan bivalvia, akibatnya polutan ini dapat masuk dalam
sistem rantai makanan (aquatic food chain). Dengan demikian
lebih jauh.
Di Jawa Tengah, ikan bandeng, ikan nila dan kerang darah merupakan
tiga jenis seafood yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan
306,1 ton dan 458 ton (Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian
5
adalah sampah plastik yang tidak tertangani dengan baik dan dibuang
cemaran plastik. Jaringan seafood tidak murni lagi atau berbeda dari
6
senyawa kimia yang ditambahkan selama pembuatannya dan
Bila mikroplastik masuk dan tercerna oleh biota laut maka yang
didalam tubuh biota tersebut juga dimungkinkan terdapat racun dari
7
mikroplastik sebagai kontaminan seafood tentu berdampak pada
8
2 MIKROPLASTIK: KEBERADAAN DAN AKUMULASI
9
2.1 Keberadaan Mikroplastik
Plastik merupakan bahan polimer yang dibentuk pada suhu dan
polivinil klorid (PVC) dan polistirin (PS)). Termoset tidak dapat melunak
setelah dibentuk (contoh: resin epoksi, poliurettan (PU), resin poliester,
antara lain ptalat, bisfenol A (BPA), polibrominat difenil eter (PBDE) dan
10
Mikroplastik pertama kali diidentifikasi keberadaannya pada sekitar
di lingkungan baik udara, tanah, air tawar, laut. Pada laut mikroplastik
dan pemecahan fisik. Lebih baru, industri mulai membuat plastik dalam
11
Tabel 2. Tabel Klasifikasi Mikroplastik Berdasarkan Bentuk
Busa Polistiren
berikut ini.
12
Tabel 3. Jenis mikroplastik yang banyak ditemukan dan densitasnya
Polyurethane 1,2
al., 2015) dan Korea Selatan (Lee et al., 2013). Di Indonesia, terutama
13
sebelah barat daya dari perairan laut Sumatra keberadaan mikroplastik
pelabuhan.
potensi besar dalam sektor perikanan dimana pada triwulan akhir tahun
2015 total produksi hasil laut Indonesia mencapai 14,79 juta ton
14
2.2 Bioakumulasi Mikroplastik
(Wright et al, 2013 dalam Lusher & Peter, 2017). Polimer yang lebih
padat dari air laut misalnya PVC akan mengendap sedangkan yang
15
Tabel 4. Jenis Plastik, Berat Jenis serta Aplikasinya
Jenis Plastik Aplikasi Umum Gravitasi Spesifik*
kotak pendingin,
Polistirin (Luas) pelampung, gelas 1,01-1,05
Resin poliester+serat
tekstil, pelampung
kaca >1,35
Air Jernih 1
*Specific gravity adalah rasio densitas dari bahan pada air murni
bersuhu 4°C
lautan Pasifik Utara dan rata-rata ditemukan 2,1 partikel dalam setiap
16
mikroplastik pada ikan yang dijual di pasar di California (USA) dan
Makassar (Indonesia).
kembung , ikan layang, ikan herring, ikan dari jenis Carangidae dan juga
dan monofilament.
endulis yang ada di area pantai di China, baik yang ditangkap langsung
17
kerang-kerangan yang diambil dari perairan di Brazil dan menunjukkan
termasuk air dan sedimen. Akibatnya berbagai jenis cemaran yang ada
18
3 MIKROPLASTIK DALAM SEAFOOD
19
3.1 Ikan Bandeng
bandeng disajikan pada tabel yang ada di bawah ini. Data yang
PSM yaitu fragmen, fiber, film, dan monofilament. Dari dua batch
batch 2 20%
batch 1 30%
20
pengukuran cemaran PSM yang ada pada air, sedimen, serta ikan
1 5,77±3,89 0-13
Air
2 6,00±3,74 0-12
(partikel/L)
1&2 5,86 ± 3,70 0-13
1 4,32±3,33 0-12
Sedimen
2 4,75±7,50 0-16
(partikel/kg)
1&2 3,90±5,45 0-16
1 4,03±4,11 0-16
Bandeng
2 2,70±2,66 0-10
(partikel/sampel)
1&2 3,36±1,02 0-16
21
batch 2 batch 1
0%
fragmen
17%
6%
film
13%
94%
fiber
69%
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada batch 1 dan batch 2
jenis PSM yang paling tinggi adalah fiber, sedangkan jenis paling
(Gambar 3).
22
fragmen film fiber
13%
bening 33%
7%
50%
coklat 33%
1%
13%
biru 17%
22%
0%
merah 17%
16%
25%
hitam 0%
54%
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa pada air, jenis dan warna dari PSM
23
batch 2 batch 1
fragment 5%
10%
film 84%
65%
fiber 11%
25%
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada batch 1 dan batch 2
bentuk PSM yang paling banyak adalah film, sedangkan jenis paling
24
fiber fragmen film
0%
bening 0%
0%
14%
coklat 67%
69%
14%
biru 0%
12%
43%
hitam 0%
0%
29%
merah 33%
19%
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa dalam sedimen, jenis dan
warna PSM yang paling banyak ditemukan adalah film coklat dan yang
paling sedikit ditemukan adalah fiber bening, fragmen bening, dan film
bening.
25
batch 2 batch 1
0%
fragmen
17%
6%
film
13%
94%
fiber
69%
yang paling tinggi adalah fiber, sedangkan jenis paling sedikit adalah
26
fragmen film fiber
bening 13%
33%
7%
50%
coklat 33%
1%
13%
biru 17%
22%
0%
merah 17%
16%
25%
hitam 0%
54%
warna dari PSM yang paling banyak ditemukan adalah fiber hitam dan
di bawah ini.
27
Tabel 6. Keragaman Bentuk dan Ukuran PSM dalam Sampel Air
69.542,19 492.057,96
801,90 2.271,69 593,23
( ±65.846,20), (±702.878,03),
1 (±824.83), (±1.307,63), (±427,09),
9.089,52- 9.694,52-
172,12-2.512,64 275,49-5.792,64 190,55-1.390,21
177.076,24 1.998.139,92
409,44 1.052.498,70
2.294,21
(± 4,39), (±1.337.338,6),
2 - - (±1.279,96),
406,34- 106.857,52-
591,47-5.792,64
412,55 1.998.139,90
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada batch 1 dan batch 2 untuk
mikroplastik jenis fragment memiliki rata-rata panjang 172.12 sampai
28
Tabel 7. Keragaman Jenis dan Ukuran PSM dalam Sampel Sedimen
Panjang (µm) Luas (µm2) Panjang (µm) Panjang (µm) Luas Area (µm2)
No Batch
Mean(±SD), Mean(±SD), Mean(±SD), Mean(±SD), Mean(±SD),
Range Range Range Range Range
29
3.1.11 Ukuran PSM dalam Ikan Bandeng
Hasil dari pengukuran panjang dan luas area dari PSM dalam ikan bandeng dari tambak di kawasan Pantai
30
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada batch 1 dan batch 2
31
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 8. Jenis PSM yang diidentifikasi dalam air, sedimen, dan ikan
bandeng. (a) monofilament, (b) film, (c) fiber dan (d) fragmen.
Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa dalam air, sedimen, serta
32
Transform Infra Red (FTIR) Spectrometer. Contoh hasil pengamatan
33
3.2 Kerang
40%
30%
20%
10%
0%
Batch 1 Batch 2
34
3.2.2 PSM dalam Air, Sedimen, dan Kerang Darah
Kontaminasi PSM dalam Kerang Darah dan media hidupnya (air dan
Tabel 9. menunjukkan rata- rata jumlah PSM dalam air dan sedimen
35
3.2.3 Proporsi Bentuk PSM dalam Air, Sedimen dan Kerang
Darah
Proporsi bentuk PSM dalam sampel air dan sedimen sebagai media
100%
90% 89% 82%
80%
70%
Persentase (%)
60%
fiber
50%
40% fragmen
30% film
20%
8% 10%
10% 2% 9%
0%
batch 1 batch 2
PSM dalam sampel air batch 1 dan 2 adalah fiber, film, dan fragmen.
36
70%
60% 59%
fiber
Persentase (%)
50% 48%
fragmen
40% 28%
30% 27% 24% film
20% 14%
10%
0%
Batch 1 Batch 2
37
100% 94%
89%
90%
80%
70%
Persentase (%)
60%
fiber
50%
fragmen
40%
film
30%
20%
10%
10% 1% 1% 5%
0%
Batch 1 Batch 2
terbesar dari kedua batch, dan jenis fragmen memiliki jumlah paling
PSM yang ditemukan dalam sampel air, sedimen dan Kerang Darah
memiliki sebaran bentuk dan warna masing-masing. Proporsi bentuk
PSM dalam ketiga jenis sampel tersebut ditampilkan dalam Gambar 14,
15 dan 16.
38
100%
91%
90%
79%
80%
69%
70%
Persentase (%) 60% hitam
50% bening
40%
31% merah
30%
biru
20% 5% 16%
10% 9% 0%
0% 0% 0% 0%
0%
fiber fragmen film
Pada Gambar 14. ditunjukkan bahwa untuk PSM bentuk fiber dan
100% 89%
90%
80% hitam
80%
Persentase (%)
39
Proporsi PSM dalam sedimen berdasarkan bentuk (Gambar 15) yang
120%
100%
100%
100% 91%
Persentase (%)
80%
hitam
60%
merah
40%
bening
20%
0%
5% 0% 0% 0%
4%
0%
fiber fragmen film
Warna
Gambar 16. menunjukkan warna terbanyak pada bentuk PSM fiber dan
40
Tabel 10. Sebaran Ukuran PSM dalam Air
No Fiber Fragmen Film
Batch Panjang (µm) Panjang (µm) Luas (µm2) Panjang (µm) Luas (µm2)
mean ± SD, mean ± SD, rata-rata±SD (Rata-rata ± SD (Rata-rata±SD,
range range range range) range)
Dari Tabel di atas terlihat bahwa fiber merupakan PSM dengan ukuran
2.
PSM dengan ukuran terpanjang pada pada batch 1dan 2 adalah fiber.
41
Tabel 12. Sebaran Ukuran PSM dalam Kerang Darah
Sama dengan yang ditemukan dalam sampel air dan sedimen, dalam
Kerang Darah (Tabel 8) pada batch 1 dan 2 jenis PSM fiber memiliki
ukuran terpanjang.
18 dan 19).
42
Air
43
Sedimen
44
Kerang darah
Dari Gambar 17 dapat diketahui bahwa salah satu PSM dalam sampel
45
komponen Nylon 11. Untuk sampel sedimen, (Gambar 18) salah satu
(a) (b)
Gambar 20. PSM Bentuk Fiber dalam Air pada Perbesaran 100x
46
(a) (b)
Gambar 21. PSM Bentuk Fragment dalam Air pada Perbesaran 100x
(a) (b)
Gambar 22. PSM Bentuk Film dalam Air pada Perbesaran 100x
47
(a) (b)
Gambar 23. PSM Bentuk Fiber dalam Sedimen pada Perbesaran 100x
sampel air.
(a) (b)
48
(c) (d)
Gambar 24. PSM Bentuk Fiber dalam Karang Darah pada Perbesaran
100x
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 26. PSM Bentuk Film dalam Karang Darah pada Perbesaran
100x
49
3.3 Nila
100,5 100
100
99,5
99
98,5
98
%
97,5 97
97
96,5
96
95,5
1 2
Batch
Gambar 27. Persentase Sampel Ikan Nila Hitam yang Tercemar PSM
batch 2 hanya 97% dari total ikan nila hitam yang terdeteksi
mengandung PSM.
50
Tabel. 13. Cemaran PSM dalam Air, Sedimen dan Sampel Ikan
Mean±SD Range
yang ditemukan pada batch 1 air, sedimen, dan ikan nila lebih banyak
dibandingkan dengan batch 2. Nilai standar deviasi ikan nila dan air
batch 1. Jumlah PSM terbanyak yang ditemukan dalam ikan nila pada
batch 1 yaitu 18 partikel. Pada sampel air, jumlah yang banyak
51
PSM pada sedimen paling banyak terdeteksi di batch 2 dengan jumlah
11 partikel.
3.3.1 Sebaran Bentuk PSM dalam sampel Air, Sedimen dan Ikan
Nila
Sebaran PSM berdasarkan bentuk yang ditemukan pada air, sedimen
70
58,7
60 54,54
50
40 36,37
%e
28,26 Batch 1
30
Batch 2
20
13,04
10 4,54 4,54
0
0
fiber fragmen film monofilamen
Jenis PSM
52
70
61,9 62,5
60
50
40
%
30 26,2 Batch 1
20 Batch 2
20 17,5
11,9
10
0
fiber fragmen film
Jenis PSM
80
70
70
60
50
29
40 25
%
Batch 1
30
Batch 2
20 11 14
11
10 5
4
0
Fiber Fragmen Film Monofilamen
Jenis PSM
53
Berdasarkan Gambar 28 di atas diketahui bahwa persentase dan
jumlah PSM bentuk fiber dan film dalam air paling banyak ditemukan
menunjukkan bahwa persentase dan jumlah PSM bentuk fiber dan film
Contoh dari bentuk-bentuk PSM yang ditemukan dalam air pada batch
54
2
yang ditemukan dalam sampel air yakni fiber, fragmen, film, dan
monofilamen. Pada batch 1, tidak ditemukan adanya PSM jenis
monofilamen.
55
Berdasarkan Tabel 15 diatas diketahui terdapat tiga (3) bentuk PSM
yang ditemukan dalam sampel sedimen yakni fiber, fragment dan film.
Hitam pada batch 1 dan batch 2 disajikan dalam Tabel 16 berikut ini.
Tabel 16. Bentuk PSM yang Ditemukan dalam Sampel Ikan Nila Hitam
teridentifikasi dalam sampel ikan nila hitam, yakni terdiri dari fiber,
56
3.3.3. Sebaran PSM dalam Air, Sedimen dan Ikan Nila
Berdasarkan Warna
Sebaran PSM berdasarkan warna yang ditemukan dalam sampel air,
sedimen dan ikan nila hitam dapat dilihat pada Gambar 31-33.
14
14
12 11
10 9
8 7 7
6 6
6
4 Batch 1
2 2
2 1 1 1 1 Batch 2
0 0 00 0
0
Transparan
Transparan
Hijau
Merah
Biru
Putih
Hitam
Hitam
Hitam
Fiber Fragmen Film Monofilamen
57
12
12 11
10 9
8 7 7 77 7
6 5
4 3 3 Batch 1
2
2 1 1 Batch 2
00
0
Biru
Biru
Putih
Hitam
Hitam
Transparan
Transparan
Cokelat
Fiber Fragmen Film
70
70
60
50
40
30 25
22
20 13 Batch 1
7 74 10
10 Batch 2
0 0 11 00 22 32
0
Transparan
Transparan
Transparan
Hijau
Merah
Merah
Merah
Hitam
Hitam
58
Berdasarkan Gambar 31 di atas diketahui bahwa warna fiber yang
fragmen pada batch 1. Pada PSM bentuk film, warna yang terdeteksi
adalah warna transparan dengan jumlah paling tinggi di batch 1.
1 sedimen adalah warna transparan dan hitam. Warna fiber biru tidak
terdeteksi dalam hasil pengujian. Pada PSM bentuk fragmen, warna
3.3.2 Sebaran Ukuran PSM dalam sampel Air, Sedimen dan Ikan
Nila
Sebaran bentuk dan ukuran PSM dalam sampel air, sedimen dan ikan
59
Tabel 17. Ukuran Masing-masing Bentuk PSM dalam Sampel Air
Panjang (µm) Panjang (µm) Luas (µm2) Panjang (µm) Luas (µm2) Panjang (µm)
Batch
mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD
range range range range range range
Berdasarkan hasil pengujian sampel air diketahui ukuran masing-masing PSM yang ditemukan ada air. PSM
yang ditemukan pada sampel air, untuk bentuk fiber lebih pendek pada sampel bulan pertama dibanding
sampel bulan kedua. Sementara itu PSM bentuk fragmen dan film ditemukan ukuran yang lebih panjang dan
60
Tabel 18. Ukuran Masing-masing Bentuk PSM dalam Sampel Sedimen
Berdasarkan pengujian sampel sedimen di atas diketahui hanya terdapat tiga (3) bentuk PSM yang teridentifikasi
yaitu film, fiber dan fragment. Ukuran PSM yang terdapat di sedimen, baik panjang dan luasnya, dari pengukuran
61
Tabel 19. Ukuran Masing-masing Bentuk PSM dalam Sampel Ikan Nila
Batch Fiber Film Fragment Monofilament
Panjang (µm) Panjang (µm) Luas (µm2) Panjang (µm) Luas (µm2) Panjang (µm)
mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD
range range range range range range
1 1.761,67 517,9 80.352,8 506.987 167.354,9 1.339,6
Berdasarkan Tabel 19 di atas diketahui bahwa untuk PSM bentuk fiber, fragment, film, dan monofilament yang
ditemukan pada sampel ikan dari bulan pertama memiliki ukuran yang lebih besar dibanding sampel pada bulan
kedua. Untuk luas PSM bentuk fragmen dan film pada ikan nila yang ditemukan di bulan kedua lebih besar
62
3.3.3 Identifikasi Awal Mikroplastik Menggunakan Fourier
Transfer Infra Red (FTIR) Spectrometer
dibawah ini.
Pada pengujian PSM dalam sampel air, dipilih satu contoh yang telah
Gambar 34. PSM Bentuk Fragmen yang Ditemukan dalam Sampel Air
63
Gambar 35. Hasil Pengujian FTIR pada PSM dalam Sampel Air
Sedimen
64
Gambar 37. Hasil Pengujian FTIR pada PSM dalam Sampel Sedimen
Pada pengujian sampel ikan nila, dipilih satu contoh yang telah diamati
Gambar 38. PSM Bentuk Fiber yang Ditemukan dalam Sampel Ikan
Nila
65
Gambar 39. Hasil Pengujian FTIR pada PSM dalam Sampel Ikan Nila
Baik pada sampel air, sedimen, maupun ikan nila, partikel yang diduga
66
4 PENUTUP
67
4.1 Evaluasi Risiko Mikroplastik
Di negeri ini, pencemaran pantai dan laut oleh logam berat dan
pencemaran itu maka reaksi yang mucul hanya sesaat. Hasil penelitian
(2015) terungkap bahwa sedini tahun 1970 sudah ada laporan ilmiah
Indonesia yang dalam Konferensi Kelautan PBB 8 Juni 2017 di New York
Indonesia berkomitmen untuk mengurangi sampah platik di laut
68
Sebenarnya yang ditawarkan oleh Jambeck dkk (2015) hanyalah sebuah
data yang lebih tepat dan akurat diperlukan studi oleh masing-masing
Dwiyanti, salah satu anggota kelompok kerja penyusun rencana aksi ini
(Kompas, 13/9/2017). Mengingat mendesaknya keadaan, yang
69
Sampai saat ini, mikroplastik memang belum ditetapkan sebagai
mengandung mikroplastik.
70
sebagai “benda lain”, meskipun jika nantinya terbukti memiliki daya
lingkungan pantai dan laut –maka yang harus segera ditetapkan oleh
pemerintah adalah nilai action level (AL) untuk kadar mikroplastik
71
(1) konsentrasi maksimum suatu senyawa yang secara legal
menimbulkan efek
adalah
72
Salah satu metode penetapan standar yang ideal menurut Barnett
atau nilai tertentu dari distribusi semua nilai cemaran yang ditemukan.
Batas batas (limit) aman, misalnya, dapat ditetapkan pada nilai mean
73
sampel (Gambar 41). Distribusi yang biasanya digunakan adalah
Mikroplastik
menjadi SVIS (statistically verifiable ideal standard). Dalam hal ini SVIS
74
values for appropriate summary statistics or parameters of a
contamination distribution).
dimana
n = ukuran sampel
p = persentil ke X
75
Prosedur diagnostik atau fitting ini meliputi langkah-langkah sebagai
berikut
Kolmogorov-Smirnov.
Setelah ditemukan model distribusi peluang yang terbaik maka dapat
76
yang mengonsumsi seafood. Menariknya, nilai AL tidak hanya dapat
maju.
77
DAFTAR PUSTAKA
78
Barnett, V. (2004). Environmental Statistics: Methods and Applications.
John Wiley & Sons, Ltd, Chichester
Boerger, C. M., Lattin, G. L., Moore, S. L., & Moore, C. J. (2010). Plastic
ingestion by planktivorous fishes in the North Pacific Central Gyre.
Marine Pollution Bulletin, 60(12), 2275–2278. https://doi.org/10.1016
/j.marpolbul.2010.08.007
CODEX (1995-2015). General Standard for Contaminants and Toxins in Food and
Feed (CODEX STAN 193-1995) Adopted in 1995 Revised in 1997, 2006, 2008, 2009
Amended in 2010, 2012, 2013, 2014, 2015. FAO & WHO. Rome.
Dehaut, A., Cassone, A. L., Frère, L., Hermabessiere, L., Himber, C.,
Rinnert, E., … Paul-Pont, I. (2016). Microplastics in seafood: Benchmark
protocol for their extraction and characterization. Environmental
Pollution, 215, 223–233. https://doi.org/10.1016/j.envpol.2016.05.018
Devriese, L. I., van der Meulen, M. D., Maes, T., Bekaert, K., Paul-Pont,
I., Frère, L., Vethaak, A. D. (2015). Microplastic contamination in brown
shrimp (Crangon crangon, Linnaeus 1758) from coastal waters of the
Southern North Sea and Channel area. Marine Pollution Bulletin, 98(1–
2), 179–187. https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2015.06.051
79
Fitri, Ichlasia Ainul. (2017). Studi Awal Mikroplastik Pada Kerang Darah
(Anadara granosa) dari Tambak Lorok Semarang. Skripsi. Universitas
Katolik Soegijapranata.
80
Aquaculture. Roma: Food and Agriclture Organization of The United
Nations.
Masura, J., J. Baker, G. Foster, and C. Arthur. (2015). Laboratory methods
for the analysis of microplastics in the marine environment:
recommendations for quantifying synthetic particles in waters and
sediments. NOAA Technical Memorandum NOS-OR&R-48.
Moore, J. C., Spink, J., & Lipp, M.. (2012). Development and Application
of a Database of Food Ingredient Fraud and Economically Motivated
Adulteration from 1980 to 2010. Journal of Food Science, 77(4).
https://doi.org/10.1111/j.1750-3841.2012.02
Pusat Data Statistik dan Informasi. (2013). Profil Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jawa Tengah untuk Mendukung Industrialisasi KP.
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Jakarta.
81
in seafood: Plastic debris and fibers from textiles in fish and bivalves
sold for human consumption. Nature.doi:10.1038/srep14340.
Santana, M.F.M., L.G. Ascer, M.R. Custodio, F.T. Moreira and A. Turra.
(2016). Microplastic contamination in natural mussel beds from a
Brazilian urbanized coastal region: Rapid evaluation through
bioassessment. Marine Pollution Bulletin.
http://dx.doi.org/10.1016/j.marpolbul.2016.02.074
http://www.fda.gov/food/guidanceregulation/guidancedocumentsreg
ulatoryinformation/chemicalcontaminantsmetalsnaturaltoxinspesticide
s/ucm077969.htm. Diunduh 29 Mei 2016.
82
https://www.fda.gov/downloads/Food/GuidanceRegulation/
FederalStateFoodPrograms/UCM505093.pdf
Widianarko, B., I. Hantoro & A.A.W. Prasetyo(2004) Exposure To Trace
Metals Via Seafood Consumption In Two Contrasting Settlements In
The Coastal Area Of Semarang, Central Java, Indonesia. Indonesian
Journal of Environmental Chemistry and Toxicology2(1): 15-21.
83
INDEKS
84
Action level 72
Air 21,36,52
Akumulasi 15
Bentuk 25,39,53
Bioavailability 5,7
CODEX Alimentarius 73
Distribusi ukuran 74
Fiber 20,33,37,57
Film 22,23,25,27,28,29,31,37
Fragment 21,30,56
FTIR 33,43,64
Ikan bandeng 20
Ikan nila 51
Jawa 4,5
Laut 2,3,5
Limbah Plastik 3
Luas 28,29,30,42,43,61
Maximum level 72,73
Microplastic 20,74
Mikroskopik 31,33,47,49
Panjang 28,29,30,42,43,61
Pantai 2,30,35,37,69
85
Pencemar baru 4
Seafood 3,4,5,6,7,14,20,70,72
Sedimen 24,28,35,37,51,53
Semarang 6,21,35,38
Spectroscopy 34,64
Tambak 30,34
USFDA 73,77
Warna 22,24,26,39,58
86