TINJAUN PUSTAKA
4
menunjukkan bahwa sabuk dengan ukuran 4,5 mm dan lebar 98 mm
dengan jarak flens 7,5 cm dengan posisi pemasangan sabuk luar dalam
adalah yang paling baik dimana getaran yang dihasilkan cukup rendah
1,38 mm. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam
pemilihan ukuran sabuk, jarak antara kedua kopling serta model
konfigurasi pemasangan sabuk yang paling baik pada kopling flens.
3. Waste (pemborosan) merupakan sebuah kegiatan yang menyerap atau
memboroskan sumberdaya seperti pengeluaran biaya ataupun waktu
tambah tetapi tidak menambah nilai apapun dalam kegiatan tersebut.
Setiap proses produksi umumnya memiliki peluang terjadinya waste,
terutama pada perusahaan restoran cepat saji. Untuk menghindari maupun
meminimalisir terjadinya waste tersebut maka perlu dilakukan analisis
waste. Analisis wate yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
penerapan metode FMEA untuk mengetahui waste yang terjadi pada
restoran cepat saji dan menentukan waste kritis yang terjadi pada restoran
cepat saji sehingga dapat memberikan usulan tindakan penanganan waste.
2.2 Pompa
Pompa merupakan suatu alat untuk memindahkan fluida tidak mampu
mampat melalui saluran tertutup. Zat cair yang memiliki sifat mengalir dari suatu
tempat bertekanan tinggi/elevasi lebih tinggi ke tempat yang bertekanan lebih
rendah/elevasi lebih rendah membuat pompa digunakan untuk membangkitkan
tekanan fluida sehingga dapat mengalir dari suatu tempat bertekanan yang lebih
rendah/elevasi rendah ke tempat bertekanan yang lebih tinggi/elevasi lebih tinggi.
Pada beberapa kasus, untuk memindahkan zat padat yang berbentuk bubukan atau
tepung dapat digunakan pompa dengan spesifikasi tertentu. Prinsip kerja pompa
adalah menghisap dan melakukan penekanan terhadap fluida.
Pada sisi hisap (suction) elemen pompa akan menurunkan tekanan dalam
ruang pompa sehingga akan terjadi perbedaan tekanan antara ruang pompa dengan
permukaan fluida yang dihisap. Akibatnya fluida akan mengalir ke ruang pompa.
Oleh elemen pompa, fluida ini akan didorong atau diberikan tekanan sehingga
5
fluida akan mengalir ke dalam saluran tekan (discharge) melalui lubang tekan.
Proses kerja ini akan berlangsung terus selama pompa beroperasi.
Pompa melakukan kerja hisap dan menekan membutuhkan energi yang
berasal dari penggerak pompa. Energi mekanis dari penggerak pompa oleh elemen
pompa akan diubah menjadi energi tekan pada fluida sehingga fluida akan
memiliki daya air. Energi dari penggerak pompa selain untuk memberi daya alir
pada fluida juga digunakan untuk melawan perbedaan energi potensial, mengatasi
hambatan dalam saluran yang diubah menjadi panas. Energi yang digunakan
untuk mengatasi hambatan dan yang diubah menjadi panas merupakan kerugian
energi bagi pompa.
Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan fungsi pompa adalah
untuk mengubah energi mekanis dari penggerak pompa menjadi energi tekan
dalam fluida sehingga akan menjadi aliran fluida atau perpindahan fluida melalui
saluran tertutup. Perpindahan zat cair dapat terjadi menurut arah horizontal
maupun vertikal, seperti zat cair yang berpindah secara mendatar akan mendapat
hambatan berupa gesekan dan turbulensi. Pada perpindahan zat cair dengan arah
vertikal, hambatan yang timbul yang diakibatkan adanya perbedaan tinggi antara
permukaan isap (suction) dan permukaan tekan (discharge).
Klasifikasi pompa berdasarkan cara pemindahan dan pemberian energi
pada cairan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif
(positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive
displacement pump).
1. Pompa pemindah positif (positive displacement pump)
Pompa jenis ini merupakan pompa dengan ruangan kerja yang secara
periodik berubah dari besar ke kecil atau sebaliknya, selama pompa
bekerja. Energi yang diberikan kepada cairan ialah energi potensial,
sehingga cairan berpindah volume per volume.
Yang termasuk dalam kelompok pompa pemindah positif antara lain:
a) Pompa Reciprocating
b) Pompa Diaphragma
c) Pompa Rotari
6
2. Pompa kerja dinamis (non positive displacement pump)
Pompa jenis ini adalah pompa dengan volume ruang yang tidak berubah
pada saat pompa bekerja. Energi yang diberikan pada cairan adalah energi
kecepatan, sehingga cairan berpindah karena adanya perubahan energi
kecepatan yang kemudian diubah menjadi energi dinamis di dalam rumah
pompa itu sendiri.
Yang termasuk dalam kelompok pompa kerja dinamis antara lain:
a) Pompa kerja khusus
b) Pompa Sentrifugal (Centrifugal Pump)
Mengingat tujuan utama dari materi ini adalah sebatas pengenalan pompa,
maka yang akan dibahas selanjutnya hanyalah jenis pompa yang sesuai dengan
judul materi ini karena banyak ditemukan pada instalasi pengolahan minyak bumi,
yaitu pompa sentrifugal.
7
2.2.2 Prinsip kerja pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah salah satu jenis pompa non positive
displacement pump dengan prinsip kerja sebagai berikut:
1. Energi mekanik dari unit penggerak dikonversikan menjadi energi cairan
akibat adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeler yang
berputar.
2. Energi kecepatan cairan kemudian dirubah menjadi energi potensial
didalam volute dan melalui diffuser dengan cara memperlambat laju
cairan.
3. Energi tekanan cairan yang keluar dari pompa sentrifugal merupakan
tekanan cairan dibagian sisi tekan discharge.
Dengan demikian pompa sentrifugal memiliki prinsip kerja
mengkonversikan energi mekanik menjadi kecepatan fluida selanjutnya energi
kecepatan fluida diubah menjadi energi tekanan keluar dari pompa.
Keterangan gambar:
A. Stuffing box
Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
bporos pompa menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros.Biasanya terbuat dari asbes atau Teflon.
8
C. Shaft (Poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dantempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yangberputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempatmemberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadienergi dinamis (single
stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatanpada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
cairan pada sisi isap secara terusmenerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuksebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan
cara memperkecil celah antara casingdengan impeller.
J. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapatberputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.
Bearing juga memungkinkan porosuntuk dapat berputar dengan lancar dan
9
tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
10
maka dalam hal ini juga bperlu diperhatikan pelumas yang diperlukan tersebut.
Dalam beberapa kasus, coupling bekerja pada temperature yang cukup tinggi hal
ini akan memperpendek usia karet coupling yang digunakan, maka sebaiknya
digunakan material yang tahan terhadap panas sehingga umur penggunaan nya
dapat lebih lama.
11
berhentinya produksi akibat adanya mesin atau lantai yang sering rusak.
Penggunaan karet bumper ini bisa juga kita temukan pada mesin cuci dan
pengering di rumah tangga.
2.4 Kopling
Alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada kedua
ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis. Kopling biasanya
tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi, tetapi saat ini
ada kopling yang memiliki torsi yang dibatasi sehingga dapat slip atau terputus
ketika batas torsi dilewati.
12
2.4.2 Manfaat kopling
1. Untuk menghubungkan dua unit poros yang dibuat secara terpisah, seperti
poros motor dengan roda atau poros generator dengan mesin. Kopling
mampu memisahkan dan menyambung dua poros untuk kebutuhan
perbaikan dan penggantian komponen.
2. Untuk mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros yang
tidak berada pada satu aksis.
3. Untuk mengurangi beban kejut ( shock load ) dari satu poros ke poros
yang lain.
4. Untuk menghindari beban kerja berlebih.
5. Untuk mengurangi karakteristik getaran dari dua poros yang berputar.
13
tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara poros penggerak dan
yang di gerakkan tidak dapat di redam sehingga memperpendek umur
mesin serta menimbulkan bunyi berisik. Untuk menghindari kelemahan-
kelemahan tersebut dapat di gunakan kopling luwes terutama bila terdapat
ketidak lurusan antara sumbu kedua porosnya. Jenis-jenis kopling luwes
diantaranya:
a) Kopling karet ban
b) Kopling flens luwes
c) Kopling karet bintang
d) Kopling rantai
e) Kopling gigi
C. Kopling universal
Salah satu jenis kopling universal yaitu kopling universal hook. Kopling
ini dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memindahkan putaran
walaupun poros tidak sejenis.
2. Kopling tidak tetap
Kopling tidak tetap adalah elemen mesin yang menghubungkan poros
yang digerakkan dan poros penggerak dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut,baik
dalam keadan diam maupun berputar. Kopling tidak tetap dibedakan lagi atas,
kopling cakar, kopling plat, kopling kerucut, kopling friwil Kopling Cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif (tidak dengan
perantaraan gesekan) hingga tidak dapat slip. Ada dua bentuk kopling cakar, yaitu
kopling cakar persegi dan kopling cakar spiral. Kopling cakar persegi dapat
meneruskan momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat dihubungkan
dalam keadaan berputar sebaliknya, kopling cakar spiral dapat dihubungkan
dalam keadaan berputar tetapi hanya baik untuk satu putaran saja.
A. Kopling plat
B. Kopling kerucut ( cone clutch)
C. Kopling friwil
D. Cara kerja kopling
14
2.5 Vibrasi (Getaran)
Vibrasi adalah suatu gerak bolak-balik disekitar kesetimbangan.
Kesetimbangan adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika
tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Vibrasi dapat ditunjukkan
dengan cara yang sederhana yaitu dengan pegas yang diberi beban. Kemudian
pegas ditarik dan dilepaskan. Pada pegas akan tampak gerakan bolak balik dari
atas kebawah. Mesin yang ideal tidak akan bergetar karena energi yang
diterimanya digunakan sepenuhnya oleh mesin itu sendiri.
Mesin yang dirancang dengan baik akan menghasilkan vibrasi yang relatif
rendah tetapi dengan bertambahnya usia mesin dan dengan pengoperasian dalam
jangka waktu lama akan menyebabkan mesin tersebut mengalami :
1. Keausan pada elemen mesin
2. Perubahan struktur pondasi akibat usia maupun akibat lingkungan. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya misalignment pada poros.
3. Perubahan perilaku dinamik pada mesin sehingga terjadi perubahan
frekuensi.
15
2. Menimbulkan suara bising.
3. Meningkatnya beban pada komponen-komponen mesin.
4. Mempercepat ausnya bagian-bagian mesin.
16
1. Untuk mengidentifikasi mode kegagalan dan tingkat keparahan efeknya.
2. Untuk mengidentifikasi karakteristik kritis dan karakteristik signifikan
3. Untuk mengurutkan pesanan desain potensial dan defisiensi proses
4. Untuk membantu fokus engineer dalam mengurangi perhatian terhadap
produk proses, dan membantu mencegah timbulnya permasalahan.
Setelah diketahui penyebab kegagalan potensial dari suatu kerusakan
peralatan dari metode FMEA selanjutnya untuk melihat prioritas resiko keparahan
atau RPN maka harus mencari nilai dari saverity (tingkat keparahan), occurence
(tingkat kemungkinan kejadian), dan detection (deteksi).
17
2.6.2 Occurrence (tingkat kemungkinan kejadian)
Tingkatan waktu atau kemungkinan terjadinya kadang-kadang disebut,
adalah estimasi subjektif numberik dari kemungkinan yang menyebabkan, jika
terjadi, akan menghasilkan Failure Mode dan efek khususnya.
Tabel 2.2 Occurrence (tingkat kemungkinan kejadian)
Degree Berdasarkan Pada Frekuensi Kejadian Rating
Remote 0,01 per 1000 item 1
0,1 per 1000 item 2
Low
0,5 per 1000 item 3
1 per 1000 item 4
Moderate 2 per 1000 item 5
5 per 1000 item 6
10 per 1000 item 7
High
20 per 1000 item 8
50 per 1000 item 9
Very High
100 per 1000 item 10
Sumber : (Gasperz, 2002)
18
2.6.4 Perhitungan risk priority number (RPN)
Untuk menentukan prioritas dari suatu bentuk kegagalan maka harus
terlebih dahulu mengidentifikasi tentang Severity, Occurrence, Detection yang
hasil akhirnya berupa RPN (Risk Priority Number). Perhitungan RPN dari hasil
FMEA.
RPN = S x O x D .................................................................................. (2.1)
Menyediakan pendekatan evaluasi alternatif untuk Analisa Kekritisan.
Jumlah prioritas resiko memberikan perkiraan numerik kualitatif resiko
kerusakan. RPN didefenisikan sebagai produk dari tiga faktor independen dinilai.
1. S = Severity (Tingkat Keparahan)
2. O = Occurrence (Tingkat Kejadian)
3. D = Detection (Deteksi)
Risk Priority Number (RPN) adalah ukuran yang digunakan ketika menilai
resiko untuk membantu mengidentifikasi “critical failure modes” terkait dengan
kerusakan pada mesin. Nilai RPN berkisar dari 1 (terbaik mutlak) hingga 1000
(absolut terpuruk). RPN FMEA adalah umum digunakan dalam industri dan agak
mirip dengan nomor kekritisan yang digunakan.
Maka dengan adanya penelitian ini dilakukanlah proses analisa kegagalan
rubber coupling pada sambungan pompa sentrifugal dengan menggunakan metode
Failure Mode and Effect Anlysis (FMEA). FMEA adalah suatu prosedur
terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode
kegagalan atau kecacatan. Yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber-
sumber dan akar penyebab dari suatu masalah kualitas dengan memperhatikan
pengukuran terhadap besarnya nilainya yaitu Severity, Occurance, Detection, dan
RPN.
Setelah dilakukan proses analisa kegagalan rubber coupling pada
sambungan pompa sentrifugal dengan menggunakan metode Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA) diharapkan keluaran yang dihasilkan (output) adalah
berkurangnya kerusakan yang tidak diinginkan dari sebuah rubber coupling pada
sambungan pompa sentrifugal
19