Anda di halaman 1dari 6

Rezki Rahayu Wirajaya

Kata Sulit
1. Fraktur
Jawab :
Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga listrik
(Michael, 1999) Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Gustillo, 2000). Fraktur
adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau rawan (Junaidi, 2002). Berdasarkan
pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fraktur adalah terputusnya kontinuitas
tulang dan atau tulang rawan yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik dan
biasanya disertai cedera jaringan disekitarnya yaitu ligamen, otot, tendon, pembuluh darah
dan persyarafan.
Sumber : Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Cara Perawatan Pasien Fraktur Di Rsud Arifin
Achmad. Ade Yelda Hastriati. Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019.

2. Diafisis Tibia

3. Fracture fibula Spiral


Jawab : Fraktur yang berada di os. Fibula yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang
disebabkan trauma rotasi atau fraktur memuntir seputar batang tulang.
Fraktur spiral, fraktur yang timbul akibat kursi pada ekstremitas dan dapat cepat sembuh
dengan imobilisasi eksternal.
Sumber : Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Cara Perawatan Pasien Fraktur Di Rsud Arifin
Achmad. Ade Yelda Hastriati. Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019.
4. Diaphyseal Fracture
5. Knee Efusion
6. Vaksin Toksoid
Jawab :
Tetanus Toksoid (TT) adalah terjadinya tetanus neonatorum yang disebabkan oleh basil
Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka (Kemenkes RI, 2017).
Infeksi tetanus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani sebagai akibat dari proses
yang tidak aman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh. Clostridium tetani masuk
melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang menyerang sistem syaraf pusat .
Jika Anda mengalami luka, terutama luka yang kotor, maka akan disarankan untuk
mendapatkan imunoglobulin anti-tetanus terlepas dari riwayat vaksinasi sebelumnya.
Suntikan imunoglobulin ini berguna untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap
bakteri tetanus.
Sumber : Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Ibu Hamil
Trimester Iii Di Uptd Puskesmas Alosika. Pebrianti. Jurnal Kebidanan Vokasional Volume 4 Nomor
1 Juni 2019
7. Focused Exam
Pertanyaan
1. Sebutkkan dan jelaskan klasifikasi fraktur
Jawab :
a. Fraktur tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar.
b. Fraktur terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar karena adanya perlukan di kulit, fraktur terbuka terbagi atas tiga
derajat (Gustillo , 2000) yaitu :
1) Derajat I
 Luka <1 cm
 Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk Fraktur sederhana,
transversal, oblik atau kominutif ringan Kontaminasi minimal.
2) Derajat II
 Laserasi >1 cm
 Kerusakan jaringan lunak, tidak
 luas, flup/avulse
 Kontaminasi sedang
3) Derajat III
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan
neurovaskuler serta Kontaminasi derajat tinggi.

Klasifikasi Fraktur
a. Menurut bentuk patah tulang
o Fraktur komplit, apabila seluruh tulang patah dan tulang menjadi dua pigemn
o Fraktur inkomplit, patah tulang sebagian tanpa terjadi pemisahan tulang.
o Fraktur tertutup , dimana kulit tidak ditembus oleh tulang.
o Fraktur terbuka, tulang yang patah menembus kulit sehingga tulang
kelihatan
o Fraktur tanpa perubahan posisi , tulang mengalami patah sedangkan
posisinya pada tempatnya.
o Fraktur dengan perubahan posisi , tulang yang patah berjauhan dari tempat
patah
o Comminuted fraktur, serpihanserpihan atau terputusnya keutuhan jaringan
terdapat lebih dari dua fragmen.
o Impacted fraktur, salah satu ujung tulang yang patah menancap pada yang
lain.

Menurut garis patah tulang


o Fraktur Greenstica, yaitu salah satu dari sisi tulang patah, biasanya terjadi
pada anak-anak yang tulang masih lunak.
o Fraktur transverse, fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap tulang.
o Fraktur obligue, fraktur yang garis patahnya membentuk sudut tulang.
o Fraktur spiral, fraktur yang timbul akibat kursi pada ekstremitas dan dapat
cepat sembuh dengan imobilisasi eksternal (Noer, at all, 1999).
Sumber : Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Cara Perawatan Pasien Fraktur Di Rsud Arifin
Achmad. Ade Yelda Hastriati. Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019.

2. Sebutkan Potensial blood loss ketika terjadi fraktur


3. Jelaskan Manifestasi klinis dari fraktur
Jawab :
Perubahan posisi dan bengkak (deformitas) dapat terjadi berisi cairan serous pada sisi
sekitar fraktur serta jaringan berdekatan (Echimosi) perdarahan berasal dari jaringan
subkutan (Spasme otot) kontraksi invulunter dari otot yang berdekatan dengan fraktur
(bagian yang lunak “Dengan Palpasi”) pada sekitar sisi fraktur (nyeri) tiba-tiba nyeri hebat
setelah injuri, nyeri akibat spasme otot, nyeri kerusakan jaringan (gangguan sensori) dapat
terjadi karena kerusakan syaraf (gangguan fungsi normal) disebabkan karena tidak
stabilnya tulang yang patah, nyeri, spasme otot, parayse akibat hilangnya/rusaknya fungsi
syaraf (gangguan mobilisasi) (adanya krepitasi), (shock) adanya kehilangan darah, fraktur
lain nyeri hebat/ kerusakan jaringan
Sumber : Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Cara Perawatan Pasien Fraktur Di Rsud Arifin
Achmad. Ade Yelda Hastriati. Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019.

4. Jelaskan etiologi fraktur


Jawab :
Trauma pada tulang :
a. Langsung, akibat proses patologik (Fraktur tejadi atau trauma akibat kecelakaan
bermotor Benturan dan cedera, seperti jatuh atau trauma akibat kecelakaan bermotor.
b. Tidak langsung
1. Fraktur patologi dapat disebabkan karena kelemahan tulang akibat penyakit kanker
2. Fraktur karena letih atau karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti karena
berjalan kaki terlalu jauh.
3. Penyakit-penyakit lain seperti astreumelitis.
Sumber : Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Cara Perawatan Pasien Fraktur Di Rsud Arifin
Achmad. Ade Yelda Hastriati. Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019.

5. Jelaskan komplikasi dari fraktur


6. Jelaskan Algoritma dari fraktur
Jawab :
konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada waktu penanganan fraktur yaitu: rekognisi,
reduksi, retensi dan rehabilitasi.
1. Rekognisi (pengenalan). Riwayat kecelakaan derajat keparahan harus jelas untuk
menentukan diagnosa keperawatan dan tindakan selanjutnya. Frktur tungkai akan
terasa nyeri dan bengkak. Kelainan bentuk nyata dapat menentukan diskontinuitas
integritas rangka. 2. Reduksi (manipulasi).
2. Reduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen-fragmen tulang yang
patah sedapat mungkin kembali lagi seperti letak asalnya. Upaya untuk memanipulasi
fragmen tulang sehingga kembali seperti semula. Reduksi fraktur dapat dilakukan
dengan reduksi tertutup, traksi atau reduksi terbuka. Reduksi fraktur dilakukan
sesegera mungkin untuk mencegah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat
infiltrasi karena edema dan pendarahan. Pada kebanyakan kasus, reduksi frktur
menjadi semakin sulit bila cedera sudah mulai mengalami penyembuhan (Mansjoer,
2002).
3. 3. Retensi (immobilisasi). Upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang
sehingga kembali seperti semula secara optiomal. Setelah fraktur reduksi, fragmen
tulang harus diimobilisasi atau dipertahankan dalam posisi kesejajaran tulang sampai
penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna.
Metode fiksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips
atau fiksator eksterna. Implan logam dapat digunakan untuk fiksasi interna yang berperan
sebagai bidai untuk mengimobilisasi fraktur. Fiksasi eksterna adalah alat yang diletakkan di
luar kulit untuk menstabilkan fragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal
perkutaneus menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat fraktur dan
pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan mengggunakan eksternal bars. Teknik ini
terutama atau kebanyakan digunakan untuk fraktur pada tulang tibia, terapi juga dapat
dilakukan pada tulang femur, humerus dan pelvis (Mansjoer, 2000). Fraktur biasanya
menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap jalan
nafas (airway), proses pernapasan (breathing) dan sirkulasi (circulation), untuk
mengetahui apakah terjadi syok atau tidak. Bila dinyatakan tidak ada masalah, lakukan
pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu terjadi kecelakaan penting dinyatakan untuk
mengetahui berapa lama sampai di rumah sakit untuk mengetahui berapa lama perjalanan
ke rumah sakit, jika lebh dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar. Lakukan ammnesis
dan pemeriksaan fisik secara cepat, singkat dan lengkap. Kemudian lakukan foto radiologis.
Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya
kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak. Tindakan pada fraktur terbuka harus
dilakukan secepat mungkin. Penundaan waktu dapat menngakibatkan komplikasi. Waktu
yang optimal untuk bertindak sebelum 6-7 jam (golden period). Berikan 22 toksoid,
Antitetanus Serum (ATS) atau tetanus human globulin. Berikan antibiotic untuk kuman
gram positif dengan dosis tinggi. Lakukan pemeriksaan kultur dan resistensi kuman dari
dasar luka fraktur terbuka
Sumber : Ika Setyo Rini, dkk. Buku Bahan Ajar Keperawatan Pertolongan Pertama Gawat
Darurat (PPGD). 2019.
Sumber ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.T DENGAN FRAKTUR TIBIA FIBULA DIRUANG RAWAT
INAP BEDAH RUMAH SAKIT ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2019

resistensi kuman dari dasar luka fraktur terbuka (Smeltzer, 2001).


7. Jelaskan Pathway
8. Jelaskan Ap aitu Schatzer serta tingkatan pada schatzer
9. Jelaskan pemeriksaan penunjang
10. Hasl pengkajian dan askep
11. Jelaskan penatalaksanaan pada fraktur serta intervensi yang dapat diberikan pada
kasus
Jawab :
Fraktur biasanya menyertai trauma, untuk itu sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jalan nafas (air way). Proses pernafasan (breathing), dan sirkulasi
(circulation) apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi,
baru lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu terjadinya
kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di rumah sakit. Bila
lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi bisa terjadi, lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
secara tepat, singkat dan lengkap. Kemudian, lakukan foto radiologis, pemasangan kayu
penyangga dan dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan
yang lebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.
Sumber : Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Cara Perawatan Pasien Fraktur Di Rsud Arifin
Achmad. Ade Yelda Hastriati. Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019.
Teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri terdiri dari massage effleurage, teknik relaksasi
dan teknik distraksi. Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu hal atau
melakukan pengalihan perhatian ke halhal diluar nyeri. Distraksi dapat dilakukan dengan cara
distraksi penglihatan (visual), distraksi intelektual (pengalihan nyeri dengan kegiatan-kegiatan)
dan distraksi pendengaran (audio) yaitu dengan terapi music

Relaksasi Nafas Dalam


Hasil yang didapatkan terdapat 2 jurnal yang menggunakan relaksasi nafas dalam untuk
mengatasi nyeri yang dirasakan oleh pasien fraktur. Hasil penelitian yang didapatkan
menurut dengan hasil relaksasi nafas dalam efektif digunakan untuk menurunkan skala
nyeri yang dirasakan oleh pasien pre maupun post operasi fraktur.
Relaksasi nafas dalam dapat memberikan perubahaan yang dirasakan pada oleh
tubuh secara fisiologis yang bersifat emosional serta sensorik. Relaksasi nafas dalam
merupakan salah satu terapi non farmakologi yang mmberikan efek relaksasi yang dapt
menurunkan skala nyeri dengan merangsang susunan saraf pusat yaitu otak dan sumsum
tulang belakang guna untuk memproduksi pengeluaran hormone edorphine yang
membantu untuk menurunkan skala nyeri yang dirasakan oleh individu.

Kompres Dingin (Cold Pack)


Hasil yang didapatkan terdapat 2 jurnal yang menggunakan teknik non farmakologi yaitu
kompres dingin (Cold Pack) hasil penelitian dari kedua jurnal tersebut adalah terdapat
pengaruh kompres dingin terhadap penurunan skala nyeri yang dirasakan oleh pasien
fraktur. Kompres dingin (Cold Pack) eektif digunakan untuk menurunkan nyeri yang
dirasakan oleh pasien.
Sensasi dingin yang dirasakan memberikan efek fisiologis yang dapat menurunkan
respon inflamasi, menurunkan alirah darah, mampu menurunkan edema serta mengurangi
rasa nyeri local. Secara fisiologis, 10-15 menit setelah diberikan kompres dingin terjadi
proses vasokonstriksi dari efek releks otot polos yang dapat timbul akibat stimulasi system
saraf otonom serta mampu menstimulasi pengeluaran hormone endorphine.
Sumber : Risna, Risnawati, Maria Ulfah Azhar, Muhammad Irwan. Terapi Non Farmakologi dalam
Penanganan Diagnosis Nyeri Akut pada Fraktur : Systematic Review. Jurnal Of Islamic Nursing.
Volume 4 Nomor 2, Desember 2019.
12. Jelaskan Pencegahan pada fraktur

Anda mungkin juga menyukai