Anda di halaman 1dari 6

lahan kosong adalah mejadikan sesuatu lebih bermanfaat atau tidak

mubazir, cara yang efektif menggunakan lahan kosong tersebut dengan


menanam tanaman-tanaman yang berguna dan tentunya ada nilai
ekonomisnya. Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti
tanaman hortikultura (tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman
hias), rempah-rempah, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan
memberikan keuntungan yang berlipat ganda. Terutama di DKI Jakarta,
pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif dalam bentuk apotik
hidup dan warung hidup sudah merupakan program pemerintah, sampai
pada saat impor hasil hortikultura, obat-obatan, membanjiri negara kita.
Pada saat buah-buahan atau sayuran segar di impor dari luar negeri, telah
menyebabkan orang sudah kurang memperhatikan pemanfaatan pekarangan
dengan tanaman produktif. Hal ini tidak mengherankan karena siapa saja
dapat membelinya dengan mudah dan murah di mana saja, dengan kualitas
yang lebih bagus, termasuk dipasar tradisional.

Prinsip utama apotik hidup dan warung hidup adalah pemanfaatan


pekarangan dengan tanaman produktif. Tanaman produktif itu adalah
tanaman yang menghasilkan baik buah, bunga, biji dan daun yang berguna
untuk dimakan, maupun untuk obat yang dapat memenuhi kebutuhan
jasmaniah. Apotik hidup, sebenarnya bermakna tanaman obat-obatan yang
ditanam di pekarangan. Sedangkan warung hidup berasal dari kata warung,
yaitu hasil pekarangan apa saja yang dapat dijual di warung, artinya dapat
menjadi uang. Dalam hal ini apotik hidup dan warung hidup juga mempunyai
fungsi sosial, yaitu jika tetangga memerlukan obat, dapat kita berikan, atau
jika hasil buah banyak, selain dikonsumsi anggota keluarga, sebagian
diberikan ke tetangga atau ke kerabat lainnya. Jenis tanaman untuk apotik
hidup dan warung hidup sangat banyak dan perlu dikembangkan.

Apotik hidup dan warung hidup ditanam di pekarangan, jika pekarangannya


memadai, jika pekarangannya kecil dapat ditanam di dalam pot.
Teknologinya dapat secara tradisional, hidroponik atau aeroponik, maupun
melalui media lainnya. Sedangkan budidaya secara hidroponik, kita dapat
menanamnya dalam pot, plastik, bambu, maupun menggunakan bekas-
bekas apa saja yang dapat menampung air, atau krikil dan bahan nutrisi
yang kita berikan. Bila pemanfaatan pekarangan semakin berkembang,
dengan kreativitas ibu dan anggota keluarga lainnya pada suatu saat dapat
menjadi industri pekarangan, sehingga dapat menjadi usaha tersendiri.
Sudah banyak contohnya ibu-ibu yang berhasil dimulai dari pemanfaatan
pekarangan.

Taman Pekarangan yang Konseptual

Kekhasan pekarangan yang ada di Indonesia dan keanekaragaman flora dan


fauna yang dapat mengisi pekarangan merupakan suatu kekayaan yang
tiada nilainya bagi bangsa kita. Di samping itu, biasanya keluarga itu
memelihara ternak, dimana kotoran ternak itu dapat pula menjadi pupuk
untuk tanaman yang ada. Artinya pekarangan adalah sebidang tanah
disekitar rumah yang terbatas sering dipagar ada juga yang tidak dipagar,
biasanya ditanami dengan beranekaragam jenis ada yang berumur panjang,
berumur pendek, menjalar, memanjat, semak, pohon rendah dan tinggi
serta terdapat ternak. Dalam hal ini pekarangan merupakan sebuah
ekosistem buatan.

Pekarangan perlu dimanfaatkan secara konseptual dan dipelihara secara


benar dan terus menerus. Secara konseptual artinya dilakukan dengan
pendekatan ekosistem dan memperhatikan semua kepentingan yang ada di
rumah, seperti kepentingan ibu, bapak, anak2, cucu, bahkan pembantu. Di
pekarangan kita dapat menanam, dan memelihara ternak. Kotoran ternak
idapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk, sedangkan sampah seperti
daun-daunan maupun sisa dari tanaman kita dijadikan kompos. Selain
memberikan hasil bersifat kebendaan untuk memenuhi kebutuhan
jasmaniah, pekarangan juga memberikan hasil yang bersifat abstrak yaitu
dapat memberikan ketenangan, keindahan, dan kedamaian yang dapat
memenuhi kebutuhan kesehatan rohaniah.

Pekarangan dapat merupakan tempat selingan pekerjaan, menyalurkan hobi,


dapat menjadi pengikat yang baik bagi anggota keluarga, sehingga
kebiasaan ibu-ibu bertandang ketetangga, atau menonton ”gosip” di TV,
maupun pergi ke mall dapat dikurangi. Demikian pula pengorbanan atau
biaya untuk menanami pekarangan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan
hasil yang diberikannya, bahkan hasilnyapun berkualitas tinggi.

Membuat taman pekarangan secara konseptual berarti kita membuat atau


merancang ekosistem yang lebih berguna dan lebih indah serta dipelihara
dengan benar dan baik secara terus menerus. Dipekarangan kita bisa
menanam dengan beraneka jenis tanaman produktif yang dibutuhkan sehari-
hari seperti tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman obat-obatan,
bumbu-bumbuan, rempah-rempah, kelapa maupun bunga-bungaan,

Hasil pekarangan banyak variasinya yang dapat menghasilkan sepanjang


tahun dan berkualitas. Bercocok tanam di pekarangan dan pemeliharaannya
dapat dilakukan setiap saat, mudah dijangkau, menghemat waktu, dan
ekonomis. Hasilnya dapat dipanen pada saat yang diinginkan dengan kualitas
dengan hati-hati sehingga tidak rusak dan tidak memerlukan penyimpanan
khusus, karena dipetik secukupnya saja.

Berbagai keuntungan bila kita memanfaatkan pekarangan antara lain:

1. Potensi pekarangan sebagai penghasil (tambahan), seperti bahan


pangan atau obat-obatan bahkan ternak untuk kebutuhan hidup
sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah.
2. Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang
konseptual akan memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi
kebutuhan jasmaniah dan rohaniah terutama anggota keluarga,
maupun siapa saja yang lewat di sekitar rumah kita.
3. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan
hutan kota, guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat
mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan (suistanable development), karena pemanfaatan
pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat baik.
4. Jika setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta
terpelihara, sekaligus akan meningkatkan pembangunan hutan kota
yang berbentuk menyebar dengan struktur yang berstrata sehingga
akan meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat, dan
indah.
5. Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat
menyalurkan segala kreativitas dan kesenangan ataupun hobi
semua anggota keluarga.
6. Unsur utama dalam pemanfaatan pekarangan adalah tanaman,
seperti tanaman hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, atau
rempah-rempah dan ternak.
7. Pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya
dapat mendidik anggota keluarga cinta lingkungan, juga
pekarangan dapat menjadi laboratorium hidup.

Desain Taman Pekarangan

Rasanya senang sekali mempunyai rumah yang besar dan halaman atau
pekarangan yang luas. Tetapi kenyataannya tidak demikian, karena rumah
yang besar akan membuat kita sibuk dan menghabiskan waktu untuk
mengurus rumah, begitu pula akan membutuhkan biaya yang besar untuk
pemeliharaannya. Akan lebih baik dan nyaman, bila kita punya rumah
sedang atau lebih kecil dengan pekarangan yang luas. Dengan demikian
penghuni rumah akan lebih banyak dapat berkreasi pemanfaatan
pekarangan, bahkan akan memberikan penghasilan tambahan yang tidak
disengaja atau tidak diduga, karena dipekarangan setiap penghuni rumah
dapat melakukan apa saja.

Pekarangan adalah tempat penelitian yang paling hemat, cepat, mudah


dan Pemanfaatan tersebut salah satunya adalah dengan menerapkan
“Warung Hidup dan Apotik Hidup”. Apotik hidup adalah menanam tumbuhan
obat-obatan yang berkhasiat atau herbal seperti : kumis kucing, jahe,
temulawak, lengkuas, daun dewa, seledri, daun mint, kunyit, kencur dan lain
sebagainya. Sedangkan Warung Hidup adalah menanam tumbuhan untuk
pelengkap sayuran, bumbu dan buah-buahan. Selain bisa ditanam di lahan
kosong, bisa juga ditanam di pot-pot yang di daur ulang. Tanaman yang
biasa ditanam antara lain: cabai rawit, tomat, jambu biji, daun salam,
singkong, pepaya, bayam, kangkung, slada, dan lain sebagainya. Banyak
sekali manfaat yang kita peroleh dari menanam warung hidup di halaman
rumah.

Berikut ini keuntungan menanam Apotik Hidup dan Warung Hidup di


pekarangan halaman rumah:

1. Sebagai penghijauan halaman rumah yang sangat bermanfaat bagi


kesegaran lingkungan sekitarnya.
2. Sebagai persediaan obat-obatan alami, misalnya ketika si kecil
memar karena jatuh maka bisa mengambil umbi kencur yang kita
tanam kemudian ditumbuk dan dioleskan pada luka memar.
3. Sebagai bahan persediaan kebutuhan dapur terjamin bila di
pekarangan rumah tersedia cabai rawit, daun seledri atau daun
bawang, tomat, singkong, daun pandan, suji dan daun salam maka
kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi.
4. Memanfaatkan daun yang berguguran dan sampah organik sebagai
pupuk organik, bagi tanaman kita.
5. Hobi yang mendatangkan nilai tambah bagi keluarga.

Dengan banyaknya tanaman,pasti akan banyak daun yang berguguran, dan


daun yang berguguran itulah bisa kita manfaatkan kembali untuk dijadikan
pupuk untuk tanaman yang kita tanam tersebut. Untuk mengolah pupuk
tersebut caranya adalah dengan buat sedikit lubang di lahan kosong tersebut
lalu timbun kembali dengan tanah dan biarkan sampai sampah daun-daun
tersebut menjadi busuk. Dan air rebusan ayam atau daging yang tak
terpaaki pun bisa disiramkan ke sekitar bawah tanaman. Dijamin tanaman
semakin tumbuh sumbur. Dengan adanya tanaman-tanaman yang kita
pelihara menjadikan kita kesenangan di waktu senggang atau kita sedang
tak kemana mana, dan buat ibu rumah tangga yang tak bekerja jadi ada
kegiatan bermanfaat di dalam rumah. Walau saya masih menjadi mahasiswa,
namun saya menyempatkan untuk mempunyai apotik dan warung hidup ini,
karena terasa sekali manfaatnya banyak dan sayang sekali jika ada lahan
tidur di tempat kita tinggal tak digunakan. Jika tak punya lahan luas atau
pekarangan luas, bahkan teraspun tak ada, bisa memanfaatkan pot-pot
untuk ditanami dan ditaruh di rak kayu, pokoknya jika mau pasti akan bisa.
Go Green!(*)

Anda mungkin juga menyukai