Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN KELUHAN KESEHATAN PEKERJA DI

PT. INKA (PERSERO) KOTA MADIUN


B3 Waste Management and Health Workers Complaint In. Inka (Persero) Madiun City

Tentrami Hayuning Ichtiakhiri dan Sudarmaji


Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
tentrami.ichtia@gmail.com

Abstrak: Pembuangan sisa hasil industri yang mengandung senyawa kimia terutama bahan berbahaya dan beracun
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. PT. INKA (Persero) merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang manufaktur dan jasa perkeretaapian yang menghasilkan limbah B3 dari proses produksi.
Limbah B3 yang dihasilkan adalah oli bekas/oli pendingin bekas, kaleng bekas B3 (kaleng cat, thiner, drum), aki bekas,
pasir ex. blasting, debu ex. blasting, kerak plasma, majun bekas, sisa fiber glass. Limbah B3 tersebut mengandung
berbagai logam berat seperti Pb, Cu, Hg, dan Fe. Hal ini dapat dihindari dengan melakukan pengelolaan limbah B3 di
industri. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 dan keluhan kesehatan
yang dirasakan pekerja. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel responden diambil
secara total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang pekerja pengelola limbah B3. Variabel penelitian
adalah pengelolaan limbah B3 (pemilahan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan,
penimbunan) dan keluhan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. INKA (Persero) belum memenuhi syarat
dalam hal pengelolaan limbah B3 yaitu pemilahan dan penyimpanan. Keluhan kesehatan yang sering dirasakan oleh
pekerja adalah sakit kepala dan iritasi kulit. Pada penelitian ini diperlukan pengawasan pengelolaan limbah B3 di PT.
INKA (Persero) serta peningkatan kesadaran pekerja untuk memakai alat pelindung dalam mengelola limbah.

Kata kunci: Pengelolaan Limbah B3, Keluhan Kesehatan

Abstract: Disposal of industrial products containing chemical compounds especially harmful and toxic material negative
impact on the environment and human health. PT. INKA (Persero) is a company engaged in manufacturing and railway
services generating B3 waste from the production process.. B3 waste is used oil/oil cooler scars, B3 cans (cans of paint,
thinner, drums), used batteries, sand ex. blasting, dust ex. blasting, plasma crust, former rags, waste fiber glass. B3 waste
containing various heavy metals such as Pb, Cu, Hg, and Fe. This can be avoided by doing the B3 waste management
in industry. The purpose of this research is describing the implementation of B3 waste management and perceived
health complaints of workers. This research is a descriptive cross-sectional design. The sample of respondents was
taken by total sampling with a sample size of 10 workers B3 waste management. The research variables are B3 waste
management (sorting, storage, collection, transportation, utilization, processing, stockpiling) and health complaints.
The results showed that PT. INKA (Persero) has not qualified in terms of B3 waste management such as sorting and
storage. Health complaints are often perceived by employees is a headache and skin irritation. In this research required
the supervision of B3 waste management in PT. INKA (Persero) as well as increased awareness of workers to wear
protective equipment to manage waste.

Keywords: B3 Waste Management, Health Complaints

PENDAHULUAN Limbah sendiri memiliki klasifikasi


dan karakteristik limbah. Berdasarkan nilai
Undang-Undang Republik Indonesia
ekonomisnya, limbah dibedakan menjadi limbah
No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah
Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyebutkan
yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah
bahwa limbah adalah sisa suatu usaha dan atau
yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah di
kegiatan. Limbah merupakan suatu benda yang
mana dengan melalui suatu proses lanjut akan
mengandung zat yang bersifat membahayakan
memberikan suatu nilai tambah. Limbah non
atau tidak membahayakan kehidupan manusia,
ekonomis adalah suatu limbah, walaupun telah
hewan, serta lingkungan dan umumnya muncul
dilakukan proses lanjut dengan cara apa pun,
karena hasil perbuatan manusia, termasuk
tidak akan memberikan nilai tambah kecuali
industrialisasi.
sekedar mempermudah sistem pembuangan.

118
T H Ichtiakhiri dan Sudarmaji, Pengelolaan Limbah B3 dan Keluhan Kesehatan Pekerja 119

Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah Pencemaran lingkungan dalam bentuk
pencemaran dan kerusakan lingkungan (Kristanto, pembuangan sisa hasil industri saat ini benar-
2002). benar menuntut perhatian banyak pihak baik
Berdasarkan karakteristiknya, limbah pemerintah, pelaku dunia usaha, dan masyarakat.
industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian Pembuangan limbah industri merupakan satu
yaitu limbah cair, limbah padat dan limbah gas masalah yang perlu ditanggulangi dengan
(Darmono, 2001). Limbah padat adalah semua tepat dan cepat, terutama bila limbah yang
limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan mengandung senyawa kimia tertentu sebagai
binatang yang berbentuk padat, tidak berguna bahan berbahaya dan beracun.
dan tidak dimanfaatkan atau tidak diinginkan atau Menurut Peraturan Pemerintah No. 74 tahun
dapat didefinisikan sebagai suatu semua masa 2001 tentang Pengolahan Bahan Berbahaya dan
hetrogen yang dibuang dari aktivitas penduduk, Beracun, Limbah B3 adalah sisa suatu usaha
komersial dan industri. Limbah cair adalah dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
buangan dalam bentuk cair hasil aktivitas dan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat
alam (Purwanto, 2008). dan/atau konsentrasinya dan /atau jumlahnya, baik
Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun secara langsung maupun tidak langsung, dapat
2001 menyebutkan limbah cair adalah dari suatu mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan
Segala jenis limbah yang terwujud cairan, berupa hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
air beserta buangan yang tercampur (tersuspensi) serta makhluk hidup lain. Sedangkan menurut
maupun terlarut dalam air. Sedangkan limbah Watts (1997), di dalam Mukhlishoh (2012),
gas merupakan pencemaran udara yang masuk limbah B3 didefinisikan sebagai limbah padat
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau kombinasi dari limbah padat, disebabkan
dan atau komponen lain ke dalam udara dan karena jumlah, konsentrasinya, sifat fisik, kimia
atau berubahnya tatanan (komposisi) udara oleh maupun yang bersifat infeksi yang tidak sering
kegiatan manusia atau proses alam, sehingga dapat menyebabkan kematian dan penyakit
kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat yang tidak dapat pulih, yang substansinya dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya menyebabkan bagi kesehatan manusia atau
(Kristanto, 2002). lingkungan dikarenakan pengelolaan yang tidak
Permasalahan mengenai pengelolaan limbah tepat, baik itu penyimpanan, transport, ataupun
dapat berdampak pada pencemaran lingkungan. dalam pembuangannya.
Proses pencemaran industri limbah B3 terutama Berdasarkan PP No. 18 tahun 1999 tentang
di industri kereta api dapat terjadi secara langsung Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
maupun tidak langsung. Proses secara langsung Beracun, sumber limbah B3 dapat dibagi seperti
yaitu bahan pencemar tersebut langsung limbah B3 dari sumber tidak spesifik yaitu limbah
berdampak meracuni sehingga mengganggu B3 yang pada umumnya berasal bukan dari
kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan
mengganggu keseimbangan ekologis baik air, pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi
udara maupun tanah. Proses tidak langsung, (inhibitor korosif) pelarut kerak dan pengemasan,
yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, limbah B3 dari sumber spesifik yaitu limbah B3
air maupun tanah, sehingga menyebakan sisa proses suatu industri atau kegiatan yang
pencemaran. Pencemaran ada yang langsung secara spesifik dapat ditentukan, sedangkan
terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan limbah B3 lain seperti bahan kimia kedaluwarsa,
kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk
dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit yang tidak memenuhi spesifikasi tidak memenuhi
kronik). Alam memiliki kemampuan sendiri untuk spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat
mengatasi pencemaran (self recovery), namun dimanfaatkan kembali maka suatu produk menjadi
alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu limbah B3 yang memerlukan pengelolaan limbah
terlampaui, maka pencemaran akan berada di B3 lainnya.
alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian Menurut Watts (1997) di dalam Mukhlishoh
berdampak pada manusia, material, hewan, (2012) karakteristik limbah B3 diklasifikasikan
tumbuhan dan ekosistem (Ginting, 2007). menjadi 4 yaitu bersifat mudah terbakar yaitu
limbah yang bersifat likuida dengan titik nyala
120 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 1 Januari 2015: 118–127

sama dengan atau di bawah 60°C. sedangkan gangguan keracunan timbal, neurotoksik,
untuk non likuida yang terbakar di bawah gangguan mental, kerusakan otak, ginjal dan
kondisi normal dikarenakan adanya gesekan, hati.
atau perubahan sifat kimia secara spontan yang Kasus pembuangan limbah bahan berbahaya
dapat menimbulkan bahaya, bersifat korosif yaitu dan beracun (B3) yang dibuang ke lingkungan
limbah yang bersifat cair yang memiliki pH 2 atau merupakan sumber pencemaran dan perusakan
12,5 atau cairan yang menyebabkan perkaratan lingkungan. Intensitas atau perbandingan antara
pada besi yang lebih tinggi dari 6,35 mm/tahun, limbah bahan berbahaya yang ditimbulkan
bersifat reaktif yaitu limbah yang tidak stabil, dan dengan unit hasil industri secara mencolok juga
mengalami perubahan yang besar tanpa adanya meningkat, terutama di daerah industrialisasi yang
pemicu langsung bereaksi dengan air, limbah berkembang dengan cepat seperti negara-negara
ini berpotensi terjadi ledakan apabila bertemu ASEAN dan China. Pelepasan bahan berbahaya
dengan air, limbah bersifat beracun yaitu limbah pada tahun 1990-an di Indonesia, Filipina, dan
yang melalui tes Toxicity Characteristic Leaching Thailand diperkirakan telah meningkat menjadi
Procedure (TCLP) dinyatakan bersifat racun, sekitar 4,8 dan 10 kali lipat. Industri di Indonesia
dengan membandingkan konsentrasi lleachate sendiri menghasilkan limbah berbahaya dan
mengandung 31 senyawa organic dan 8 senyawa beracun diperkirakan lebih dari 85% industri di
anorganik. Jika test Toxicity Characteristic Pulau Jawa, 70% industri berlokasi di kawasan
Leaching Procedure (TCLP) melebihi konsentrasi perkotaan dan sekitarnya (Jakarta, Surabaya,
tersebut diatas maka limbah tersebut dinyatakan Bandung dan Semarang) sangat berpotensi
beracun. menghasilkan limbah berbahaya, yang
Menurut Ginting (2007) mengatakan bahwa diperkirakan akan meningkatkan kurang dari
efek limbah B3 terhadap kesehatan antara lain 200.000 ton pada tahun 1990 menjadi sekitar
adalah pernapasan hal tersebut dikarenakan 1 juta ton pada tahun 2010 (Damanhuri, 2010).
konsentrasi uap yang tinggi akan berbahaya Melihat banyaknya hasil limbah B3 di industri
jika dihirup. Konsentrasi yang tinggi dapat yang cukup besar dapat berdampak negatif
mengganggu saluran pernapasan (hidung, bagi lingkungan sehingga untuk menghindari
tenggorokan dan paru-paru). Menyebabkan terjadinya dampak akibat limbah B3 diperlukan
mual, muntah, sakit kepala, pusing, kehilangan suatu sistem pengelolaan yang terintegrasi dan
koordinasi, rasa dan gangguan saraf lainnya. berkesinambungan. Dalam Peraturan Pemerintah
Paparan dengan konsentrasi akut dapat No. 74 tahun 2001 tentang Pengolahan Bahan
menyebabkan depresi saraf, pingsan, koma dan Berbahaya dan Beracun, menjelaskan bahwa
atau kematian. Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian
Efek limbah B3 juga dapat menyebabkan kegiatan yang dimulai dari reduksi, penyimpanan,
iritasi pada mata dan kulit. Efek pada kulit pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
dikarenakan limbah B3 menyebabkan dermatitis pengolahan dan penimbunan B3. Pengolahan ini
atau meresap kedalam kulit dan menimbulkan bertujuan untuk mencegah dan atau mengurangi
dampak seperti pada pernapasan, selain itu efek risiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan lainnya yaitu pencernaan dikarenakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
konsentrasi limbah bahan berbahaya dan beracun PT. INKA (Persero) Madiun sebagai Badan
atau B3 pada saluran pencernaan berbahaya Usaha Milik Negara merupakan industri di bidang
jika tertelan, menyebabkan mual, muntah dan transportasi perkeretaapian di Indonesia yang
gangguan saraf lainnya. Jika produk tertelan dapat setiap proses produksinya tidak luput pula dengan
menyebabkan kanker paru-paru atau kematian. hasil limbah yang dapat berpotensi mencemari
Kondisi Medis yang diperparah oleh paparan lingkungan, limbah yang dihasilkan dapat berupa
seperti gangguan terhadap jantung, hati, ginjal, bahan berbahaya dan beracun (B3) dan non B3.
saluran pernapasan (hidung, tenggorokan, Jenis limbah B3 yang dihasilkan di PT. INKA
paru-paru), sistem saraf pusat, mata, kulit jika (Persero) adalah limbah cair B3 yaitu oli bekas
konsentrasi paparan tinggi. Menurut Dutta, dkk dan oli pendingin bekas, sedangkan limbah
(2006) disebutkan bahwa pengaruh kesehatan padat B3 yaitu kaleng bekas B3 (kaleng cat,
dari limbah berbahaya seperti logam berat thiner, drum), aki bekas, pasir ex. blasting, debu
mengandung timbal dapat menyebabkan ex. blasting, kerak plasma, majun bekas, sisa
T H Ichtiakhiri dan Sudarmaji, Pengelolaan Limbah B3 dan Keluhan Kesehatan Pekerja 121

fiber glass. Limbah B3 tersebut memiliki sifat METODE PENELITIAN


beracun dan korosif menurut Pemerintah No. 18
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
dengan desain penelitian cross sectional. Populasi
Berbahaya dan Beracun, Limbah beracun adalah
penelitian adalah seluruh pekerja pengelola
limbah yang mengandung pencemar bersifat
limbah B3. Teknik pengambilan sampel dengan
beracun bagi manusia atau lingkungan yang
menggunakan total sampling dengan jumlah 10
dapat mengakibatkan kematian atau sakit apabila
pekerja. Observasi limbah B3 padat dilakukan
masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit,
pada unit produksi yaitu Unit PPL/Welding,
atau mulut. Sedangkan limbah korosif adalah
Unit Painting, Unit Grit Balsting, Unit Interior.
limbah yang mempunyai sifat menyebabkan
Sedangkan observasi limbah B3 cair dilakukan
iritasi, menyebabkan pengkaratan dan mempunyai
pada unit Unit Pemesinan dan unit PPL/welding.
pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat
Data diperoleh dengan menggunakan formulir
asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk
dan wawancara. Formulir berisi tentang penilaian
yang bersifat basa. Limbah B3 di PT. INKA juga
pengelolaan limbah B3 di PT. INKA (Persero) dan
mengandung berbagai logam berat seperti Pb,
wawancara tentang keluhan kesehatan pekerja
Cu, Hg, dan Fe.
pengelola limbah B3.
Pada dasarnya limbah B3 di PT. INKA
Pengambilan data pekerja dilakukan pada
(Persero) menyebabkan polusi dan juga
jam istirahat selama ± 1 jam. Kriteria responden
membahayakan sumber daya alam. Limbah B3
penelitian adalah responden yang bertugas
seperti oli pelumas bekas, majun, kaleng bekas
mengelola limbah B3 di PT. INKA (Persero).
cat/thiner, dan aki bekas mempunyai kandungan
Kategori penilaian pengelolaan limbah adalah
dari hydrocarbon antara lain toluene, ethylbenzene,
< 55% tidak memenuhi syarat, 55–80% belum
xylenes dan logam berat timbal. Oli pelumas bekas
memenuhi syarat, > 80% memenuhi syarat.
selain mengandung bahan kimia di antaranya
Kriteria penelitian ini terdiri dari kriteria bebas yaitu
hydrocarbon dan sulfur juga mengandung bahan
pengelolaan limbah yaitu kegiatan pengelolaan
kimia lainnya seperti sisa bahan bakar, tembaga,
limbah padat B3 dan cair B3 yang terdiri dari
besi, almunium, magnesium, dan nikel. Hal ini
pemilahan, penyimpanan, pengumpulan,
dikarenakan oli bekerja melumasi mesin. Kaleng
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan,
bekas cat semprot mengandung logam berat
penimbunan, sedangkan kriteria terikat yaitu
merkuri, Sedangkan limbah B3 seperti debu
keluhan kesehatan pekerja.
blasting, pasir blasting, kerak plasma, sisa fiber
Teknik analisis data secara deskriptif yaitu
glass mempunyai kandungan logam berat seperti
penilaian dengan menggambarkan keadaan
besi dan silika.
pengelolaan limbah B3 dengan keluhan kesehatan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusuma
pekerja PT. INKA (Persero) Kota Madiun. Penelitian
(2011) yang berjudul Sistem Penyimpanan dan
ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi
Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas sebagai
Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di PT.
Masyarakat Universitas Airlangga dengan no.
INKA (Persero) Madiun Jawa Timur, menyebutkan
sertifikat 299-KEPK, Tahun 2014.
bahwa sistem penyimpanan dan pengumpulan
minyak pelumas bekas sebagai limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) di PT. INKA (Persero) HASIL DAN PEMBAHASAN
Madiun belum sesuai dengan Keputusan Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Gambaran Umum PT. INKA (Persero)
(Bapedal) No. KEP-225/BAPEDAL/08/1996 tentang
PT. Industri Kereta Api (INKA) Madiun
“Tata Cara Penyimpanan dan Pengumpulan
merupakan Badan Umum Milik Negara Industri
Minyak Pelumas Bekas”.
Strategis (BUMN-IS) yang bergerak dalam
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan
bidang manufaktur dan jasa perkeretaapian.
pengelolaan limbah B3 dan keluhan kesehatan
PT INKA (Persero) didirikan dengan Akta Notaris
pekerja PT. INKA (Persero) Kota Madiun.
Imas Fatimah, SH No: 51 tanggal 18 Mei 1981
oleh Menhub dengan Luas area 225.000 m2 luas
bagunan 93.634 m2.
122 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 1 Januari 2015: 118–127

PT. INKA (Persero) Madiun terletak pada jalan kerja dengan pembagian kerja yaitu perakitan 1
Yos Sudarso No. 71 Madiun. PT. Industri Kereta melakukan perakitan under frame dan side wall,
Api (INKA) berkedudukan di desa Madiun Lor perakitan 2 melaksanakan perakitan end wall
Kecamatan Maguharjo Kota Madiun. Hasil studi dan root, perakitan 3 melaksanakan perakitan
tersebut diketahui bahwa lokasi kota Madiun car body, perakitan 4 melakukan reforming minor
strategis karena adanya akses jalur kereta api assembling yang telah jadi, perakitan 5 melakukan
dari Surabaya dan ke Jakarta. partisi dan sealing, perakitan 6 melakukan
Visi dari PT. INKA (Persero) Madiun adalah perakitan bogie.
menjadi perusahaan Manufaktur Sarana Kereta Tahap pekerjaan selanjutnya yaitu tahap
Api kelas dunia di Indonesia. Berlandaskan pengecatan terdiri dari beberapa proses pekerjaan
VISI tersebut PT. INKA (Persero) Madiun dalam yaitu Gird blasting, pengecatan awal, bitominous,
pengoperasiannya berpandangan untuk selalu pendempulan, cat dasar II, top coat I dan top
menampilkan citra sebuah perusahaan semaksimal coat II. Setelah dilakukan pekerjaan pengecatan
mungkin untuk hasil yang terbaik. Sedangkan misi dilakukan pemasangan komponen (PMK), bagian
yang diemban oleh PT. INKA (Persero) Madiun ini bertugas melaksanakan proses pekerjaan
adalah menciptakan daya saing bisnis dan pemasangan komponen-komponen kereta.
teknologi perkeretaapian untuk mendominasikan Tahap pekerjaan selanjutnya yaitu bagian
pasar domestik dan memenangkan persaingan di pemesinan (PMS) yaitu Bagian yang mengerjakan
pasar regional ASEAN dan negara-negara yang proses-proses machining seperti bubut (milling),
sedang berkembang. scraping, drilling dan sebagainya untuk
Kegiatan utama dalam produksi berupa menyiapkan single part dan pemilihan yang sesuai
pembuatan kereta api (gerbong barang, gerbong dengan benda kerja yang diinginkan seperti
ballast, gerbong batubara, gerbong tangki, kereta melakukan pembuatan barang berbentuk center
penumpang, kereta rel diesel, kereta rel listrik), sikk, pen, silindris, dan lain-lain, bagian interior
jasa perawatan besar (overhaul) perkeretaapian, merupakan yang bertugas mengerjakan proses
perdagangan lokal, impor dan ekspor barang dan akhir dari suatu proses produksi. Dalam unit
jasa yang berhubungan dengan perkeretaapian, ini dilakukan beberapa proses produksi seperti
Jasa konsultasi dan rekayasa bidang pemasangan dinding, instalasi listrik, lampu, kursi,
perkeretaapian, pembuatan barang-barang dalam tempat barang, pintu, jendela dan lavatory.
rangka program diversifikasi produk antara lain Bagian terakhir yaitu bagian quality control
Aerobridge/ Boarding car, Grandby car, Container merupakan bagian pemeriksaan kualitas barang
office, Truk montor car, Airport trolley, Automotive selanjutnya quality assurance merupakan bagian
product dan Toilet module. perencanaan dan pengendalian produksi. Quality
Proses produksi di PT. INKA (Persero) assurance (QA) melakukan uji kualitas terhadap
dilakukan secara bertahap oleh bagian pengerjaan hasil produksi. Adapun uji yang dilakukan PT.
plat, bagian pengerjaan plat, bagian perakitan, INKA (Persero) untuk menjaga kualitas produknya
bagian pengecatan, bagian pemasangan adalah tes statis tes dinamik. Tes statis terdiri dari
komponen, bagian pemesinan, bagian interior, rangkaian yang terdiri dari uji Beban, uji kelayakan
dan didukung oleh bagian Quality Control, bagian las, uji kualitas desain interior, water test, tes
perencanaan dan pengendalian produksi serta kelistrikan, dan tes pengereman.
bagian Quality Assurance. Tes dinamik ini terdiri dari rangkaian test
Bagian pengerjaan plat (PPL)/Welding kelengkungan (curve-test) dan tes jalan (run test).
merupakan bagian pekerjaan awal pengadaan Tes kelengkungan (curve-test) dilakukan untuk
dari sebuah proses yang akan dikerjakan. mengetahui kekuatan gerbong kereta api saat
Pada bagian ini dikerjakan proses-proses yaitu melewati lintasan rel yang melengkung dilakukan
pemotongan plat, pengelasan, minor Assembling I dengan menempatkan separuh bagian gerbong
yang merupakan bagian dari kebutuhan car body, kereta api pada tambangan dan separuhnya lagi
minor Assembling II yang merupakan bagian dari pada lintasan diatas rel kemudian tambangan
kebutuhan Interior. digeser kedepan dan kebelakang dengan jarak
Pekerjaan plat ini dilakukan melalui proses- sesuai standar yang ditetapkan. Gerbong kereta
proses welding, grinding, reforming, drilling, laser api dinyatakan lulus uji jika komponen bagian
cutting, dan lain-lain. Bagian perakitan (PRK) bawah gerbong tidak ada yang menyentuh roda
merupakan bagian yang dibagi menjadi 6 unit kereta. Sedangkan tes jalan (run test) adalah
T H Ichtiakhiri dan Sudarmaji, Pengelolaan Limbah B3 dan Keluhan Kesehatan Pekerja 123

akhir dari uji kualitas produksi yang dilakukan Hal tersebut sesuai dengan persyaratan dalam
dengan cara menjalankan rangkaian gerbong dan peraturan.
lokomotif kereta api di lintasan kereta api untuk
mengetahui kelayakan jalan dari kereta api. Penyimpanan Limbah B3
Penyimpanan sementara limbah B3 dengan
Pemilahan Limbah B3
cara dimasukkan ke ruang TPS limbah B3
Pemilahan limbah B3 di PT. INKA (Persero) yang dilakukan oleh pihak PT. INKA (Persero).
dilakukan di tempat yang sudah disediakan Dalam penyimpanan limbah B3 mempunyai
perusahaan yaitu di setiap unit produksi tersedia prosedur yaitu Unit K3LH bertanggung jawab
wadah tampung untuk menampung limbah B3. atas pencatatan limbah B3, pembuatan neraca
Pemilahan limbah B3 menggunakan bak limbah limbah B3, dan pelaporan neraca limbah B3 ke
B3 diberi label dengan jelas dan dipisahkan sesuai Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Badan
dengan kategori limbah. Kategori pemilahan Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Timur, dan
limbah B3 di PT. INKA (Persero) dibedakan Kantor Lingkungan Hidup Kota Madiun. Limbah
jenis limbah yaitu limbah padat dan limbah cair. B3 yang masuk dalam TPS limbah B3 wajib di-
Pemilahan limbah padat menggunakan drum record dalam logbook dan neraca limbah B3,
besi, bak kontainer dan bak sampah khusus dari untuk kemudian setiap 3 bulan neraca limbah B3
bahan plastik limbah B3 sedangkan limbah cair dilaporkan ke Kementerian Negara Lingkungan
menggunakan drum besi berkapasitas 200 liter Hidup, Badan Lingkungan Hidup Propinsi Jawa
Jenis pewadahan limbah B3 di PT. Timur, dan Kantor Lingkungan Hidup Kota
INKA (Persero) sudah sesuai dengan yang Madiun.
dipersyaratkan yaitu jenis wadah yang cukup Limbah B3 yang masuk dalam TPS limbah
baik, tidak berkarat, dan tidak bocor seperti pada B3 tersimpan maksimal selama 180 hari di TPS
jenis pewadahan limbah padat B3 dan limbah cair Limbah B3, hal ini dilakukan sebab jumlah limbah
B3. Pewadahan tersebut mengunakan drum besi yang dihasilkan di PT. INKA (Persero) kurang dari
untuk pewadahan pasir ex. grit blasting, debu ex. 50 kg per hari untuk limbah padat dan 50 liter
grit blasting dan oli pelumas bakas. Sedangkan per hari untuk limbah cair. TPS limbah B3 harus
pewadahan majun dan sarung tangan yang memiliki izin TPS limbah B3 dari Bupati Jawa
terkontaminasi mengunakan bak sampah yang Timur dan Wali Kota Madiun.
terbuat dari plastik. Sistem penyimpanan limbah B3 di PT.
Kondisi pewadahan dalam pemilahan kaleng INKA (Persero) tersebut sudah sesuai dengan
yang terkontaminasi cat/thiner dan sisa fiber glass peraturan yang ditetapkan. PT. INKA (Persero)
tidak terdapat penutup, sehingga dapat terjadi dengan membuat pelaporan neraca limbah B3
tumpahan saat dilakukan pemindahan limbah dan dan logbook serta pelaporan pada Kementerian
kemungkinan terjadi masuknya air hujan yang Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup
disebabkan pewadahan limbah terdapat di luar Propinsi Jawa Timur dan Kantor Lingkungan
gedung produksi. Hal ini belum sesuai dengan Hidup Kota Madiun.
Keputusan Kepala Bapedal Nomor 1 Tahun 1995 Di dalam penyimpanan limbah B3 dilakukan
tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Penyimpan pengemasan limbah B3 sudah sesuai dengan
dan Pengumpulan Limbah Bahan Bahaya dan persyaratan. Seperti halnya limbah padat B3 yaitu
Beracun, yang menyebutkan bahwa kemasan kerak plasma, majun dan sarung tangan yang
untuk limbah B3 harus mampu mengamankan terkontaminasi sudah cukup baik mengunakan
limbah yang disimpan didalamnya dan memiliki kantong kemasan yang tahan terhadap sifat
penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya limbah dan layak pakai dengan kondisi tidak
tumpahan saat dilakukan pemindahan atau bocor, tidak berkarat dan tidak rusak. Pengemasan
pengangkutan. kerak plasma, majun, dan sarung tangan yang
Pada pewadahan oli bekas maupun oli terkontaminasi dalam keadaan tertutup sehingga
pendingin bekas, jenis wadah yang digunakan mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
sudah cukup baik yaitu terbuat dari bahan logam pemindahan, sedangkan pengemasan limbah
(drum besi) dengan terdapat penutup serta bahan majun dan sarung tangan terkontaminasi dikemas
yang kuat dan tahan lama. Pewadahan limbah cair dalam satu kemasan karena memiliki karakteristik
tersebut cukup baik yaitu wadah tidak berkarat, yang sama. Hal tersebut sudah cukup baik karena
tidak bocor dan terhindar dari masuknya air hujan. sudah sesuai peraturan yang dipersyaratkan.
124 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 1 Januari 2015: 118–127

Pengemasan limbah yang tidak memenuhi untuk memberikan identitas limbah sehingga
persyaratan adalah pengemasan debu blasting kehadiran limbah B3 dalam suatu tempat dapat
dan pasir blasting dikemas mengunakan bak diketahui. Identitas limbah B3 berfungsi sebagai
kontainer. Pengemasan yang digunakan tidak informasi dasar tentang jenis dan karakteristik/
memenuhi syarat seperti pengemasan debu sifat limbah B3 bagi orang yang melakukan
blasting dan pasir blasting yang dikemas dalam pengelolaan. Seperti halnya persyaratan yang
bak kontainer dalam kondisi yang tidak baik, dianjurkan pada Keputusan Kepala Bapedal No. 1
berkarat, rusak (berlubang), dan penuh tanpa Tahun 1995 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis
penutup. Seperti halnya pengemasan kaleng Penyimpan dan Pengumpulan Limbah Bahan
bekas terkontaminasi cat/thiner menggunakan Bahaya dan Beracun, kemasan yang telah diisi
bak kontainer yang tidak memenuhi syarat atau terisi penuh dengan limbah B3 harus ditandai
dengan kondisi yang sudah berkarat dan tanpa dengan simbol atau label yang sesuai dengan
penutup. Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan ketentuan mengenai penandaan pada kemasan
pengemasan yang diatur dalam Keputusan Kepala limbah B3.
Bapedal No. 1 Tahun 1995 tentang Tata Cara Penyimpanan limbah B3 di PT. INKA (Persero)
Persyaratan Teknis Penyimpan dan Pengumpulan sudah memenuhi syarat seperti pada peraturan,
Limbah Bahan Bahaya dan Beracun, disebutkan yakini terdapat bangunan TPS limbah B3 yang
bahwa apabila diketahui ada kemasan mengalami terdiri dari dua penyimpanan limbah padat dan
kerusakan (karat atau bocor), maka isi limbah B3 limbah cair. Bangunan di PT. INKA (Persero)
tersebut harus segera dipindahkan ke dalam dru/ sudah dilengkapi rencana tata ruang yang baik
tong yang baru. Kondisi seperti ini merupakan dan perlengkapan sistem darurat, serta bangunan
kondisi yang sudah tidak layak sehingga harus terbebas dari air hujan, sehingga sudah sesuai
dipindahkan kedalam kemasan lain yang dengan peraturan yang ditetapkan.
memenuhi syarat sebagai kemasan bagi limbah
B3. Pengumpulan Limbah B3
Seperti halnya limbah sisa fiber glass dikemas Lama pengumpulan limbah B3 padat dan cair
mengunakan bak yang terbuat dari bahan kayu B3 di PT. INKA (Persero) sudah memenuhi syarat
yang layak pakai (tidak berkarat, tidak bocor, yaitu dikumpulkan dan disimpan 180 hari setelah
tidak rusak) namun pengemasan tersebut tidak itu diserahkan kepada pemanfaat atau penimbun
dipersyaratkan sebab bahan kayu merupakan limbah B3. Hal tersebut disebabkan karena limbah
bahan yang tidak kuat dan mudah rusak, sehingga di PT INKA (Persero) yang dihasilkan kurang dari
jenis pengemasan ini sebaiknya diganti dengan 50 kilogram per hari.
bahan yang dipersyaratkan di dalam peraturan.
Kondisi pengemasan aki bekas juga belum Pengangkutan Limbah B3
dikelola dengan baik karena belum disimpan Pengangkutan limbah B3 yang dilakukan
dalam kemasan yang dipersyaratkan. PT. INKA (Persero) sudah memenuhi syarat.
Pada pengemasan limbah cair seperti Pengangkutan limbah B3 terdiri dari dua
oli pelumas bekas dan oli pendingin bekas bagian yaitu pengangkutan intern dan
menggunakan drum berkapasitas 200 liter. transporter. Pengangkutan intern merupakan
Dalam hal sistem penyimpanan oli pelumas bagian pengangkutan yang dilakukan oleh
bekas dan oli pendingin belum sesuai dengan PT. INKA (Persero) di mana limbah B3 dari
sistem penyimpanan yang dianjurkan yaitu kondisi produksi dipindahkan ke TPS B3. Dalam sistem
penyimpanan yang belum tertata rapi dengan baik pengangkutan sudah cukup baik karena terdapat
belum dilakukan penyimpanan dengan tumpukan dokumen waste transfer yang tercantumkan
maksimum 3 lapis dialasi palet, sehingga identifikasi jenis limbah dan sumber limbah B3,
kemungkinan dapat terjadi kebocoran limbah. atau berita acara serah terima limbah B3.
Dalam hal ini perlu dilakukan penataan dalam Pengangkutan transporter merupakan
penyimpanan limbah cair yaitu oli pelumas bekas pengangkutan dari TPS B3 ke pemanfaat,
dan oli pendingin bekas. pengolah, dan penimbun limbah B3.
Dari semua limbah yang dikemas dalam ruang Pengangkutan limbah B3 dilakukan oleh badan
penyimpanan belum terdapat penandaan pada usaha pengangkutan limbah (dilakukan oleh
kemasan limbah dengan mencantumkan simbol pihak ke-3) yaitu PT. Triata Mulia Indonesia.
dan label. Penandaan limbah B3 dimaksudkan Dalam penyerahan limbah B3 ini sudah benar
T H Ichtiakhiri dan Sudarmaji, Pengelolaan Limbah B3 dan Keluhan Kesehatan Pekerja 125

karena berdasarkan Peraturan Pemerintah total penilaian 100%. Hasil tersebut menunjukkan
Nomor 18 Tahun 1999 pasal 31, disebutkan bahwa ketidak sesuaian kondisi pada kemasan
bahwa penyerahan limbah B3 oleh penghasil limbah B3 yang tidak bebas karat, kemasan
dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/ limbah B3 tidak bocor, kemasan limbah B3 tidak
atau pengolah kepada pengangkut wajib disertai meluber, pemberian alas/palet pada kemasan
dokumen limbah B3. limbah B3, penumpukan limbah B3 maksimal 3
Pengangkutan limbah B3 yang dilakukan lapis, dan kondisi kebersihan/housekeeping.
oleh PT. Triata Mulia Indonesia sebagai jasa Hasil skor 78,7% ini belum memenuhi
pengangkutan limbah B3 dan telah memiliki persyaratan tentang pengelolaan limbah. Dalam
sertifikat ijin dari Kementerian Lingkungan Hidup hal ini PT. INKA (Persero) belum sesuai dengan
Republik Indonesia. Hal tersebut sudah baik dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
memenuhi syarat karena pengangkutan limbah 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
B3 wajib memiliki izin pengangkutan dari menteri Berbahaya dan Beracun, Pasal 2 menyebutkan
perhubungan setelah mendapat rekomendasi dari bahwa pengaturan pengelolaan limbah B3
kepala instansi yang bertanggung jawab. bertujuan untuk mencegah dan atau mengurangi
Sistem pengangkutan yang dilakukan oleh risiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup,
PT. Triata Mulia Indonesia dilakukan mengunakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
kendaraan khusus dalam keadaan tertutup disertai
dengan tanda bahaya sehingga dalam hal ini Keluhan Kesehatan
sudah memenuhi syarat Peraturan Pemerintah Data distribusi keluhan kesehatan yang sering
Nomor 18 Tahun 1999 yang menyebutkan bahwa dirasakan pekerja pengelola limbah B3 (Tabel 1.)
pengangkutan limbah B3 dilakukan dengan alat
angkutan khusus yang memenuhi persyaratan Tabel 1.
dengan tata cara pengangkutan yang ditetapkan Distribusi Keluhan Kesehatan yang Sering Dirasakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan Pekerja Pengelola Limbah B3. INKA (Persero) Bulan
yang berlaku. Mei Tahun 2014

Pemanfaatan, pengolahan, dan penimbun Keluhan Kesehatan Jumlah Persentase


limbah B3 yang dirasakan Pekerja (orang) (%)
Sakit Kepala 4 40%
Pemanfaat, pengolah dan penimbun limbah
Iritasi kulit 3 30%
B3 di PT. INKA (Persero) sudah memenuhi
Sesak nafas 1 10%
persyaratan. Pemanfaatan, pengolahan dan
Mual 2 2%
penimbunan di PT. INKA (Persero) dilakukan
Total 10 100%
oleh pihak ketiga (vendor) yaitu PT. Logam Jaya
Abadi yang mempunyai izin pengelolaan dan
Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan keluhan
pengangkutan limbah B3, izin dikeluarkan oleh kesehatan yang sering dirasakan pekerja
Kementerian Lingkungan Hidup. pengelola limbah B3 ialah sakit kepala dan iritasi
Hal tersebut sudah sesuai dengan Pemerintah kulit. Hal tersebut bisa terjadi karena logam
Nomor 18 Tahun 1999 disebutkan bahwa berat timbal (Pb) dan merkuri (Hg) yang terdapat
pemanfaatan limbah B3, pengolah limbah B3 dan pada oli pelumas bekas, oli pendingin bekas,
penimbun limbah sebagai kegiatan utama wajib kaleng bekas cat/thiner, dan aki bekas. Menurut
memilki izin dari instansi yang berwenang. Widowati dkk (2008), menjelaskan bahwa
toksisitas timbal bersifat kronis dan akut. Paparan
Hasil Penilaian Pengelolaan Limbah B3 PT. timbal secara kronis bisa mengakibatkan
INKA (Persero) kelelahan, kelesuan, gangguan iritabilitas,
gangguan gastrointestinal, depresi, sakit kepala,
Pada penelitian pengelolaan limbah B3 ini
sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu, dan
dilakukan juga penilaian berdasarkan prospektif sulit tidur. Toksisitas akut dapat terjadi bila timbal
PROPER. Penilaian pengelolaan limbah B3 yang masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan
mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan atau menghirup gas timbal yang relatif pendek
Hidup Nomor 06 tahun 2013 tentang Program dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi.
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Menurut Sudarmaji, dkk (2006) menyebutkan
Pengelolaan lingkungan hidup, menunjukkan hasil bahwa merkuri (Hg) dapat menyebabkan kelainan
pengelolaan limbah memperoleh skor 78,7% dari psikiatri berupa insomnia, nervus, kepala pusing,
126 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 1 Januari 2015: 118–127

gampang, tremor dan depresi. Menurut Palar Tabel 3.


(2012), sudut pandang toksikologi, logam berat Distribusi Keluhan Kesehatan Berdasarkan Masa Kerja
yang mengandung tembaga (Cu), besi (Fe) PT. INKA (Persero) Kota Madiun Bulan Mei Tahun 2014
yang terdapat pada debu blasting, pasir blasting,
Masa Kerja Respoden
kerak plasma dan sisa fiber glass menimbulkan Keluhan
(Tahun) Total
efek kesehatan manusia. Logam berat tersebut kesehatan
11–15 16–20 > 20
akan terikat dalam tubuh sehingga menghalangi Sakit Kepala 2 (20%) 0 (0%) 2 (20%) 4 (40%)
kerja enzim lalu memutuskan proses metabolism
Iritasi kulit 0 (0%) 1 (10%) 2 (20%) 3 (30%)
tubuh dan lebih lanjut logam berat tersebut
Sesak nafas 0 (0%) 1 (10%) 0 (0%) 1 (10%)
menyebabkan alergi seperti iritasi kulit, teratogen
Mual 1 (10%) 1 (10%) 0 (0%) 2 (20%)
atau karsinogenik bagi tubuh.
Total 3 (30%) 3 (30%) 4 (40%) 10 (100%)

Tabel 2.
Tabel 4.
Distribusi Keluhan Kesehatan Berdasarkan Usia PT.
Distribusi Keluhan Kesehatan Berdasarkan Personal
INKA (Persero) Kota Madiun Bulan Mei Tahun 2014
Hygine PT. INKA (Persero) Kota Madiun Bulan Mei
Umur Responden Tahun 2014
Keluhan
(Tahun) Total
Kesehatan Keluhan Personal Hygine Respoden Total
31–40 41–50 > 50
Kesehatan (Tahun)
Sakit Kepala 2 (20%) 1 (10%) 1 (10%) 4 (40%) Baik Sedang Kurang
Iritasi kulit 1 (10%) 2 (20%) 0 (0%) 3 (30%) Sakit Kepala 1 (10%) 1 (10%) 2 (20%) 4 (40%)
Sesak nafas 0 (0%) 1 (10%) 0 (0%) 1 (10%) Iritasi kulit 1 (10%) 0 (0%) 2 (20%) 3 (30%)
Mual 1 (10%) 1 (10%) 0 (0%) 2 (20%) Sesak nafas 1 (10%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (10%)
Total 4 (40%) 5 (50%) 1 (10%) 10 (100%) Mual 0 (0%) 1 (10%) 1 (10%) 2 (20%)
Total 3 (30%) 2 (20%) 5 (50%) 10 (100%)
Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan bahwa
sebagian besar 50% pekerja pengelola limbah Berdasarkan Tabel 4. Personal hygiene pada
B3 di PT. INKA (Persero) berusia 41-50 tahun pekerja pengelola limbah B3 dalam kategori
dengan keluhan kesehatan terbanyak ialah iritasi kurang sebesar 50% dengan keluhan kesehatan
kulit. Menurut Ramon (2007), umur seseorang berupa sakit
akan mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap kepala dan iritasi kulit. Hal tersebut terjadi
paparan zat toksik/bahan kimia. Umur tersebut karena hampir semua pekerja membersihkan
dapat berpengaruh terhadap toksisitas karena tangan menggunakan lap kering setelah kontak
pada umur tertentu yaitu umur > 45 tahun dapat dengan oli pelumas bekas.
terjadi penurunan faal organ tubuh sehingga Menurut pendapat pekerja sebagai pengelola
mempengaruhi metabolisme dan penurunan kerja limbah B3 membersihkan tangan saja sudah
otot. cukup dengan mencuci tangan menggunakan
Menurut Pudyoko (2010), lamanya masa kerja air dan lap kering. Menurut Potter dan Perry
juga menentukan efek yang ditimbulkan dari zat (2005) personal hygiene merupakan kebersihan
toksik/zat kimia. Lama pemajanan dibedakan perorangan yang mana cara perawatan diri
menjadi 3 yaitu efek toksik akut (< 14 hari), manusia untuk memelihara kesehatan. Personal
efek toksik akut adalah suatu yang ditentukan hygiene menjadi penting karena personal hygiene
zat toksik di mana gejalanya dapat langsung yang baik akan meminimalkan zat-zat toksik/
dirasakan dalam kurun yang relative cepat. Efek bahan kimia yang ada di mana pada akhirnya
toksik sedang (15-365 hari), efek toksik cenderung akan mencegah terkena penyakit.
memiliki waktu pemajanan selama 15–365 hari. Berdasarkan Tabel 5. pekerja pengelola
Efek toksik kronis (> 365 hari), efek toksik kronis limbah B3 tidak memiliki kebiasaan merokok,
didapatkan pada saat pemajangan dalam jangka yaitu sebanyak 60%. Keluhan kesehatan yang
waktu yang lama lebih dari 1 tahun atau 365 hari. sering dirasakan yaitu sakit kepala dan iritasi
Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan bahwa kulit. Menurut Amstrong (1992), asap rokok dapat
Pekerja pengelola limbah B3 di PT. INKA mempengaruhi kesehatan tubuh. Asap rokok
(Persero) memiliki masa kerja > 20 tahun dengan mengandung nikotin yang merupakan salah satu
persentase 40% dengan keluhan kesehatan bahan kimia berminyak yang tidak berwarna dan
terbanyak ialah sakit kepala dan iritasi kulit. salah satu racun yang cukup keras. Selain itu di
T H Ichtiakhiri dan Sudarmaji, Pengelolaan Limbah B3 dan Keluhan Kesehatan Pekerja 127

dalam asap rokok terdapat karbon monoksida, Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran:
ammonia, dan butan. Hal tersebut menunjukkan Hubungannya dengan toksikologi Senyawa Logam.
Jakarta: UI Press.
sebagian pekerja sudah mengerti tentang bahaya
Dutta, S, Upadhyay, V, Sridharan, U. 2006. Evironmental
merokok. Management of Industrial Hazardous Wastes in
India. Journal of eviron.science &Engg, diakses dari
Tabel 5. http://www.neeri.res.in/jese/jesevol4802013.pdf. 25
Distribusi Keluhan Kesehatan Berdasarkan Kebiasaan Okt 2013.
Merokok PT. INKA (Persero) Kota Madiun Bulan Mei Ginting, P. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan
Tahun 2014 Limbah Industri. Bandung: Yrama Widya.
Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Yogkjakarta: Andi.
Kebiasaan Merokok Kusuma, 2011. Sistem Penyimpanan dan Pengumpulan
Keluhan Respoden (Tahun) Minyak Pelumas Bekas sebagai Limbah Bahan
Total
Kesehatan Tidak Perokok Perokok Berbahaya dan Beracun (B3) di PT. INKA (Persero)
Merokok Ringan Sedang Madiun. Laporan Magang. Kesehatan Masyarakat
Sakit Kepala 3 (30%) 1 (10%) 0 (0%) 4 (40%) Universitas Jenderal Soedirman.
Mukhlishoh, I. 2012. Pengelolaan Limbah B3 Bengkel
Iritasi Kulit 2 (20%) 1 (10%) 0 (0%) 3 (30%)
Resmi Kendaraan Bermontor Roda Dua di Surabaya
Sesak Nafas 0 (0%) 0 (0%) 1 (10%) 1 (10%)
Pusat. Surabaya: jurnal ITS Library, http;//digilib.
Mual 1 (10%) 0 (0%) 1 (10%) 2 (20%) its.ac.id/Pengelolaan-limbah-b3-bengkel-resmi-
Total 5 (50%) 2 (20%) 2 (20%) 10 (100%) kendaraan- bermontor –roda-dua-di-surabaya-pusat-
19624.html. ITS, 25 Okt 2013.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 06, tahun 2013.
KESIMPULAN DAN SARAN Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Penilaian hasil pengelolaan limbah B3 di PT.
Indonesia.
INKA (Persero) belum memenuhi syarat adalah Palar. H. 2012. Pencemaran dan Toksikologi Logam
seperti pada pemilahan dan penyimpanan. Berat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Penilaian pengelolaan limbah B3 di PT. INKA Peraturan Pemerintah No. 18. 1999. Pengolahan
(Persero) mendapatkan skor 78,7% dari total 100%, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta:
Indonesia.
hal tersebut menunjukkan bahwa ketidaksesuaian
Peraturan Pemerintah No. 74. 2001. Pengolahan Bahan
kondisi pada kemasan limbah B3 yang tidak bebas Berbahaya dan Beracun. Jakarta: Indonesia.
karat, kemasan limbah B3 tidak bocor, kemasan Peraturan Pemerintah No. 82. 2001. Pengelolaan Kualitas
limbah B3 tidak meluber, pemberian alas/palet Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta:
pada kemasan limbah B3, penumpukan limbah Indonesia.
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
B3 maksimal 3 lapis, dan kondisi kebersihan/ Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik, Edisi
housekeeping. Keluhan kesehatan yang sering Keempat. Jakarta: EGC.
dirasakan pekerja pengelola limbah B3 seperti Pudyoko, S. 2010. Hubungan Pajanan Benzea dengan
sakit kepala, iritasi kulit yang dipengaruhi oleh Kadar Fenol dalam Urine dan Gangguan Sistem
usia (41–50 tahun mayoritas mengalami keluhan Hematopoietic Pada Pekerja Instalasi BBM. Thesis,
Program Pascasarjana Universitas Diponogoro,
kesehatan iritasi kulit), masa kerja (> 20 tahun Semarang, 2010.
mayoritas mengalami keluhan kesehatan sakit Purwanto, E. 2008. Studi Anaerobic Baffled reactor (ABR)
kepala dan iritasi kulit), personal hygine (kategori untuk Mengelola Air limbah Domestik dari Rumah
kurang mayoritas mengalami keluhan kesehatan susun. Tugas Akhir, teknik lingkungan ITS.
berupa sakit kepala dan iritasi kulit, dan kebiasaan Ramon. 2007. Analisis Paparan Benzene Terhadap Profil
Darah Pada Pekerja Industri
merokok (tidak memiliki kebiasaan merokok, Sudarmaji, Mukono, J, Corie, P,I. 2006. Toksikologi Logam
mayoritas mengalami keluhan kesehatan sakit Berat B3 dan Dampaknya terhadap Kesehatan.
kepala dan iritasi). Diakses dari http: // journal. lib. unair. ac. id/ind ex.
php/ JKL/article/view/ 722/724.
Undang-Undang RI No 32, 2009. Perlindungan
DAFTAR PUSTAKA dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Indonesia.
Amstrong, S. 1992. Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan.
Widowati, W., Astiana dan Raymond J.R. 2008. Efek
Jakarta: Arcan.
Toksik Logam. Yogyakarta: Penerbit Adi.
Damanhuri, E. 2010. Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3). Bandung: Institusi Teknologi
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai