Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH TEKANAN UDARA DAN JENIS

BLASTING NOZZLE TERHADAP LAJU


PENGIKISAN PLAT BAJA SAAT PROSES
SANDBLASTING
Oleh

Nama : Mochamad Harun Al Rosyid


Nrp : 6308030051
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
 Suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur memerlukan
beberapa proses dalam memproduksi suatu barang, salah satunya adalah
material preparation.
 Pada tahap material preparation terdapat proses cleaning. Proses cleaning
adalah proses pembersihan material dari kotoran – kotoran maupun karat yang
menempel pada permukaan material. Salah satu metode yang digunakan pada
proses cleaning adalah sandblasting.
 Sandblasting adalah suatu proses pengerjaan logam dimana permukaan logam dibuat
menjadi kasar dan rata dengan derajat kekasaran serta laju pengikisan tertentu sesuai
dengan kebutuhan dengan cara menembakkan abrasive ke permukaan logam dengan
tekanan tertentu
 Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil sandblasting antara lain adalah faktor

manusia, tekanan udara untuk penembakan, kualitas abrasive yang digunakan,


waktu penembakan, dan jarak penembakan.

 Laju pengikisan dan tingkat kekasaran permukaan logam berpengaruh

terhadap daya lekat bahan pelapis terhadap permukaan logam.


B. PERUMUSAN MASALAH
Dari hal yang dikemukakan di atas bahwasannya faktor – faktor yang
mempengaruhi hasil sandblasting antara lain faktor manusia, tekanan udara waktu
penembakan, kualitas abrasive yang digunakan, waktu penembakan, dan jarak
penembakan, maka masalah yang timbul adalah pengaruh tekanan udara dari
kompresor pada saat penembakan pasir ke permukaan benda kerja. Permasalahan
yang akan diangkat adalah sebagai berikut:
A. Berapakah volume udara yang diperlukan saat proses sandblasting ketika
menggunakan venturi nozzle dan straight bore?
B. Berapa kebutuhan abrasive yang diperlukan saat menggunakan venturi nozzle
dan straight bore?
C. Berapa kecepatan abrasive saat proses sandblasting?

D. Berapa laju pengikisan plat saat menggunakan venturi nozzle dan straight bore?
C. BATASAN MASALAH

Agar dalam field project ini pembahasannya tidak meluas dan dalam
pemecahan masalahnya dapat memenuhi sasaran, maka masalahnya dibatasi sebagai
berikut:

1. Jenis abrasive yang digunakan adalah iron granullar atau pasir bola dengan ukuran
10 – 20 mesh.

2. Blasting nozzle yang digunakan terbuat dari bahan silicon carbide dengan diameter
9,5 mm untuk venturi nozzle dan 6,5 mm untuk straight bore nozzle.

3. Plat baja yang digunakan adalah plat baja ST 37.

4. Tingkat korosi masing – masing plat sama.


D. TUJUAN
Tujuan dari penelitian tentang proses sandblasting ini adalah

1. Menghitung volume udara yang dibutuhkan saat proses sandblasting ketika


menggunakan venturi nozzle dan straight bore nozzle.

2. Menghitung kebutuhan abrasive yang diperlukan saat menggunakan venturi


nozzle dan straight bore nozzle.

3. Menghitung kecepatan abrasive saat proses sandblasting.

4. Mengitung laju pengikisan plat saat menggunakan venturi nozzle dan straight
bore nozzle.
METODOLOGI

A. TAHAPAN PENELITIAN
1. STUDI LITERATUR

2. OBSERVASI

3. PENGAMBILAN DATA

4. PENGOLAHAN DATA

5. ANALISA

6. KESIMPULAN
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PERHITUNGAN
Dengan diketahui diameter blasting nozzle dan debit udara yang
dibutuhkan, maka dapat dihitung kecepatan aliran udara.
d = 9,5 mm = 0,0095 m Q = 185 cfm = 0,008736 m3/s
A = (1/4) x π x d2
Maka A = 7,0846 m2
Q = 0,0 8736 m3/s
Q=Axv
v = Q/A
maka, v =
sehingga v = 1233,097 m/s
( konversi 1 mph = 0,44703 m/s )
Maka v = 551,23 mph
ANALISA DAN GRAFIK
 VOLUME UDARA

1. Dari grafik 4.1, tabel 4.3 dan tabel 4.4, maka didapatkan analisa sebagai berikut: Saat proses
sandblasting menggunakan venturi nozzle, maka volume udara yang dibutuhkan saat proses
sandblasting konstan mekipun ketebalan plat bertambah, yaitu saat menggunakan venturi nozzle
volume udara yang dibutuhkan sebesar 185 cfm meskipun ketebalan plat bertambah.

2. Ketika straight bore nozzle digunakan pada proses sandblasting, maka volume udara yang dibutuhkan
saat proses sandblasting konstan meskipun ketebalan plat bertambah, yaitu jika menggunakan straight
bore nozzle volume udara yang dibutuhkan sebesar 58,5 cfm meskipun ketebalan plat bertambah.

3. Jika dibandingkan antara venturi nozzle dan straight bore nozzle saat proses sandblasting untuk
ketebalan plat yang sama, maka venturi nozzle membutuhkan volume udara yang lebih besar
daripada saat menggunakan straight bore nozzle, yaitu bila menggunakan venturi nozzle untuk
plat dengan tebal 5 mm volume udara yang dibutuhkan sebesar 185 cfm, sedangkan bila
menggunakan straight bore nozzle untuk plat dengan tebal 5 mm volume udara yang
dibutuhkan sebesar 58,5 cfm.
 KEBUTUHAN ABRASIVE
1. Dari grafik 4.2, table 4.3 dan table 4.4, maka diperoleh analisa sebagai berikut: Saat
proses sandblasting menggunakan venturi nozzle, maka debit abrasive yang dibutuhkan
konstan meskipun ketebalan plat yang digunakan saat proses sandblasting bertambah,
yaitu saat menggunakan venturi nozzle debit abrasive sebesar 490 kg/hr meskipun
ketebalan plat bertambah.
2. Ketika straight bore digunakan pada proses sandblasting, maka debit abrasive yang
dibutuhkan konstan meskipun ketebalan plat yang digunakan saat proses sandblasting
bertambah, yaitu ketika menggunakan straight bore nozzle debit abrasive sebesar 147,42
kg/hr meskipun ketebalan plat bertambah.
3. Jika dibandingkan antara venturi nozzle dan straight bore nozzle, maka untuk ketebalan
plat dan waktu yang sama debit abrasive yang dibutuhkan ketika menggunakan venture
nozzle lebih besar daripada saat menggunakan straight bore nozzle, yaitu bila
menggunakan venturi nozzle untuk plat dengan tebal 5 mm debit abrasive yang
dibutuhkan sebesar 490 kg/hr, sedangkan untuk straight bore nozzle dengan ketebalan
plat sebesar 5 mm debit abrasive yang dibutuhkan sebesar 147,42 kg/hr.
 KECEPATAN ABRASIVE
1. Dari grafik 4.3, table 4.3 dan table 4.4, maka diperoleh analisa sebagai berikut: Untuk proses
sandblasting dengan menggunakan venturi nozzle, maka kecepatan abrasive yang dihasilkan
konstan meskipun ketebalan plat yang digunakan pada proses sandblasting bertambah, yaitu
untuk venturi nozzle kecepatan abrasive sama dengan 551,23 mph, meskipun ketebalan plat
bertambah.

2. Saat proses sandblasting yang menggunakan straight bore nozzle, maka kecepatan abrasive
yang dihasilkan konstan meskipun ketebalan plat yang digunakan pada proses sandblasting
bertambah, yaitu jika menggunakan straight bore nozzle kecepatan abrasive sebesar 372,35
mph.

3. Jika dibandingkan antara venturi nozzle dan straight bore nozzle, maka untuk ketebalan plat dan
waktu yang sama kecepatan abrasive saat menggunakan venturi nozzle lebih besar daripada saat
menggunakan straight bore nozzle, yaitu bila menggunakan venture nozzle dengan ketebalan
plat 5 mm kecepatan abrasive sebesar 551,23 mph, sedangkan bila menggunakan straight bore
nozzle untuk ketebalan plat 5 mm kecepatan abrasive sebesar 372,35 mph.
 LAJU PENGIKISAN PLAT
1. Dari grafik 4.4, table 4.3 dan table 4.4, maka diperoleh analisa sebagai berikut: Saat proses
sandblasting dengan menggunakan venturi nozzle, maka semakin tebal plat yang
disandblasting, semakin turun pula laju pengikisan permukaan plat, yaitu dari plat dengan
ketebalan 5 sampai 10 mm laju pengikisannya turun dari 2,810 m2/min sampai 2,688 m2/min.

2. Ketika proses sandblasting menggunakan straight bore nozzle, maka semakin tebal plat yang
digunakan saat sandblasting, semakin menurun pula laju pengikisan permukaan plat, yaitu dari
plat dengan ketebalan 5 sampai 10 mm laju pengikisannya turun dari 2,690 m2/min sampai
2,625 m2/min .

3. Jika dibandingkan antara venturi nozzle dan straight bore nozzle saat digunakan pada proses
sandblasting untuk tebal plat dan waktu yang sama, maka laju pengikisan saat menggunakan
venturi nozzle lebih besar laju pengikisannya bila dibandingkan dengan saat menggunakan
straight bore nozzle, bila menggunakan venturi nozzle untuk tebal plat sebesar 5 mm laju
pengikisannya 2,810 m2/min, sedangkan saat menggunakan straight bore nozzle untuk plat
dengan tebal 5 mm laju pengikisannya 2,690 m2/min.
KESIMPULAN
 KESIMPULAN
1. Kebutuhan volume udara saat proses sandblasting baik menggunakan venturi nozzle maupun straight
bore nozzle cenderung konstan tetapi besarnya volume udara antara venturi nozzle dan straight bore
nozzle tidak sama, yaitu 185 cfm untuk venturi nozzle dan 58,5 cfm untuk straight bore nozzle.
2. Debit abrasive ketika proses sandblasting baik menggunakan venturi nozzle maupun straight bore
nozzle adalah konstan tetapi besarnya debit abrasive untuk venturi nozzle dan straight bore nozzle
tidak sama, yaitu 490 kg/hr untuk venturi nozzle dan 147,42 kg/hr untuk straight bore nozzle.
3. Kecepatan abrasive untuk venturi nozzle dan straight bore nozzle cenderung konstan tetapi besarnya
tidak sama, yaitu 551,23 mph untuk venturi nozzle dan 372,35 mph untuk straight bore nozzle
4. Laju pengikisan plat saat menggunakan venturi nozzle berkurang jika ketebalan plat bertambah, begitu
juga saat menggunakan straight bore nozzle laju pengikisan plat juga berkurang jika ketebalan plat
bertambah. Jika dibandingkan laju pengikisan plat antara venturi nozzle dan straight bore nozzle untuk
ketebalan plat dan waktu yang sama, maka laju pengikisan plat saat menggunakan venturi nozzle lebih
besar dibandingkan saat mengunakan straight bore nozzle.
SARAN
Penelitian tentang sandblasting yang telah dilakukan ini masih
banyak kekurangannya. Proses sandblasting ini masih
dilakukan dengan cara manual, sehingga laju pengikisan yang
dihasilkan untuk setiap menitnya berbeda, maka diperlukan
penelitian yang sejenis yang menggunakan automatic
sandblasting system agar hasil dari penelitian tersebut lebih
baik lagi.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai