Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Human Immunodeficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah virus


yang menyerang sistem imun dan jika tidak diterapi dapat menurunkan daya tahan
tubuh manusia hingga terjadi kondisi Acquired Immuno Deficiency Syndrome
(AIDS). Sifilis adalah salah satu jenis infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum. Hepatitis Virus B yang selanjutnya disebut Hepatitis B
adalah penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B. Secara umum ketiga penyakit infeksi ini berdampak pada kesakitan dan
kematian, sosial maupun ekonomi; pada ibu mengakibatkan infertilitas, hamil
ektopik, infeksi pelvis, kanker saluran reproduksi; sedangkan penularan ke bayi/anak
90% terjadi selama kehamilan, persalinan dan menyusui dan mengakibatkan lahir
mati (still birth), prematur, berat lahir rendah, infeksi neonatus dan kongenital.
Melihat dampak dari ketiga penyakit menular tersebut maka WHO mencanangkan
eliminasi penularan penyakit infeksi dari ibu ke anak (mother-to-child transmission)
di Asia dan Pasifik pada tahun 2018-2030.

Infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada anak lebih dari 90% tertular dari
ibunya. Prevalensi infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada ibu hamil berturut-turut
0,3%, 1,7% dan 2,5%. Risiko penularan dari ibu ke anak untuk HIV adalah 20%-
45%, untuk sifilis adalah 69-80% dan untuk Hepatitis B adalah lebih dari 90%.

Pada penyakit yang dapat ditularkan melalui seksual, HIV, Sifilis dan
Hepatitis B menempati prioritas yang penting dengan indikator sasaran persentase
angka kasus HIV yang diobati sebesar 55%, persentase kabupaten/kota yang
melaksanakan kegiatan deteksi dini hepatitis B pada kelompok berisiko sebesar
80% dan tidak adanya sifilis kongenital.
Penyakit tersebut dapat berdampak buruk pada kelangsungan dan kualitas hidup
anak. Namun, hal ini dapat dicegah dengan intervensi sederhana dan efektif berupa
deteksi dini (skrining) pada saat pelayanan antenatal, penanganan dini, dan
imunisasi. Sebagai bentuk tanggung jawab negara dalam menjamin kelangsungan
hidup anak maka perlu dilakukan upaya untuk memutus rantai penularan HIV, Sifilis,
dan Hepatitis B melalui Eliminasi Penularan. Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B bersama-sama atau yang sering disebut ”triple eliminasi”. Upaya ini
dilakukan untuk memastikan bahwa sekalipun ibu terinfeksi HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B sedapat mungkin tidak menular ke anaknya karena penyakit ini memiliki
pola penularan relatif sama, yaitu ditularkan melalui hubungan seksual,
pertukaran/kontaminasi darah, dan secara vertikal dari ibu ke anak.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2017 tentang 3E (Triple


Eliminasi): pemeriksaan pada setiap ibu hamil terhadap HIV, sifilis, dan hepatitis B
yang merupakan salah satu bukti komitmen negara Indonesia terhadap masalah ini
dengan tujuan penurunan angka infeksi baru pada bayi baru lahir sehingga terjadi
pemutusan mata rantai penularan dari ibu ke anak.

Anda mungkin juga menyukai