Anda di halaman 1dari 122

GAMBARAN PELAKSANAAN PELAYANAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT

INAP DAN KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS


DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH
ASTRI MEYWATI ZENDRATO
NIM: 131000668

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
GAMBARAN PELAKSANAAN PELAYANAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT
INAP DAN KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH
ASTRI MEYWATI ZENDRATO
NIM : 131000668

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “GAMBARAN

PELAKSANAAN PELAYANAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

DAN KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2017” ini

beserta seluruh isinyaadalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan

penjiplakan ataupun pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Medan, Oktober 2017


Yang Membuat Pernyataan

Astri Meywati Zendrato

i
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PELAKSANAAN PELAYANAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT


INAP DAN KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2017

Yang disiapkan dan dipertahankan oleh

ASTRI MEYWATI ZENDRATO


NIM: 131000668

Disahkan oleh :
Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Pelayanan rawat inap merupakan unsur yang paling penting di dalam


rumah sakit yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Proses awal
pelayanan penerimaan pasien rawat inap salah satu tolak ukur kenyamanan bagi
pasien dan keluarga dalam menerima jasa pelayanan kesehatan. Pendaftaran
pasien rawat inap sudah menggunakan sistem komputerisasi dimana
mempermudah petugas pendaftaran menjalankan tugasnya.
Jenis penelitian ini menggunakan Mixed Methods. Penelitian ini
merupakan langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk penelitian
dengan menggabungkan dua bentuk penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung terhadap proses
pelaksanaan rekam medis, wawancara mendalam (in-depth interview) dan
observasi atau pengamatan kepada petugas rekam medis di bagian penerimaan
pasien rawat inap (4 orang), serta observasi berkas rekam medis bulan Mei-
Oktober 2016 untuk melihat kelengkapan rekam medis. Data sekunder yang
dikumpulkan adalah data-data yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan
penerimaan pasien rawat inap yang diperoleh dari sub bagian rekam medis RS
USU.
Hasil penelitian mengenai pelaksanaan penerimaan pasien rawat inap
adalah mulai dari input (sumber daya manusia, pembagian shift kerja, loket
penerimaan), proses (pelaksanaan pelayanan rawat inap, proses pendaftaran, dan
syarat pendaftaran pasien) hingga output (kelengkapan berkas) yang langsung di
tanyakan kepada informan. Dan berkas rawat inap yang di anggap lengkap ada
sebanyak 48 berkas (57,1%) namun masih ada ditemui berkas yang tidak lengkap
yaitu sebanyak 36 berkas (42,9%).
Disarankan untuk menambah beberapa orang tenaga penerimaan pasien
rawat inap yang berlatar belakang pendidikan dari rekam medis, memberikan
sangsi ataupun peringatan yang tegas terhadap setiap petugas yang tidak mengisi
formulir dengan lengkap, meningkatkan keterampilan/keahlian dari tenaga rekam
medis sehingga dapat lebih meningkatkan efisiensi sistem pelaksanaan
penerimaan pasien rawat inap di RS USU Medan.

Kata Kunci : Rekam Medis, Kelengkapan Berkas, Rawat Inap ,Pelaksanaan


Pelayananan Penerimaan Pasien Rawat Inap

iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

Hospitalization service is the most important in the hospital which aims to


increase customers satisfaction. The initial process of inpatient admissions
services is one of the comfort measures for patients and families in receiving
health services inpatients registration has already used a computerized system
which makes is easier for registration officers to carry out their duties.
This type of research uses mixed methods. The research is a step by
combining two forms of qualitative research and quantitative one. Primary data is
obtained by direct observation the process of medical record in depth interview
and observation to medical record officer at the part of reception of inpatient (4
persons) and observation of medical record completeness secondary data
collected are data related to the implementation of inpatient admission service
obtained from sub section medical record in public hospital in North Sumatera
University.
The results research on the implementation of inpatient admissions are
ranging from inputs (human resources, job shift ditribution, admittance counter),
process (inpatient service implementation, registration process, and patient
registration) to the output (file completeness) which directly inquire to informants
and there are 48 files(57,1%) of inpatient ward , but there are still incomplete
files that are 36 files(42,9%).
It is advisable to add some recruitments person with education
background from medical record, to give sanction or strict warning to every
officer who do not complete the form completely, to improve the officer
skill/expertise from medical recordes so that it can further improve the efficienty
of the system of the acceptance implementation hospitalized patients at public
hospital in North Sumatera University Medan.

Keywords: Medical Records, File Completeness, Inpatient, Implementation


service Inpatient acceptance.

iv
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh

karena kasih dan penyertaannya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Penerimaan Pasien Rawat Inap

Dan Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit

Universitas Sumatera Utara Tahun 2017”, guna memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menerima banyak bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Asfriyati, S.K.M., M.Kes selaku Ketua Departemen Kependudukan dan

Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi

ini.

v
Universitas Sumatera Utara
5. Sri Rahayu Sanusi ,S.K.M., M.Kes, Ph.D selaku Dosen Pembimbing II

Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

penulisan skripsi ini.

6. Prof. Drs. Heru Santosa ,MS., Ph.D selaku Dosen Penguji I Skripsi, terima

kasih untuk saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

penyempurnaan skripsi ini.

7. Lanova Dwi Arde M, S.K.M., M.K.M selaku Dosen Penguji II Skripsi, terima

kasih untuk saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

penyempurnaan skripsi ini.

8. Drs. Eddy Syahrial, MS selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis di

FKM USU.

9. Seluruh Dosen FKM USU, Dosen Departemen Kependudukan dan

Biosrtatistika, dan Staf FKM USU yang telah memberikan ilmu, bimbingan

serta dukungan moral kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di FKM

USU.

10. Bang Andika dan Bang Romjik selaku bagian administrasi di Departemen

Kependudukan dan Biostatistika yang sudah banyak sekali membantu dalam

pengurusan berkas kelengkapan serta informasi yang berguna selama

menyiapkan skripsi ini.

11. Orang tua laki-laki (Papa) penulis, Papa M. Zendrato, terima kasih untuk

setiap perjuangan, kasih sayangnya dan dukungan doa, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

vi
Universitas Sumatera Utara
12. Orang tua perempuan (Mama) penulis, Mama Y. Telaumbanua, yang

senantiasa memberikan semangat dan doa yang tiada hentinya kepada

penulis. Terima kasih atas didikan dan kasih sayang yang diberikan sehingga

penulis dapat mengerti bahwa tidak ada hasil yang sempurna bila tidak di

dukung dengan doa dan kerja keras.

13. Keluarga Besar Zendrato dan Telaumbanua terlebih kepada Kak Ichard, Kak

Berty, Bang Rhomi (Sepupu Penulis) , terima kasih atas dukungan dan kasih

sayangnya.

14. Kak Tiurlan Damanik, A.Md, SE selaku kepala unit rekam medis di RS USU

yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian

dan kepada seluruh pegawai rekam medis terlebih kepada Kak Putri Hutapea,

Bg Morgan, Kak Ima, Bg Erjan, terima kasih atas kesediaan waktu untuk

direpotkan selalu dan partisipasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

15. Bang Rodyan yang selalu setia memberikan dukungan, kasih sayang,

semangat, dan selalu siap direpotkan di segala tugas dan penelitian penulis

selama di bangku perkuliahan hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

16. Sahabat-Sahabat terdekat penulis Enni, Pasrahni, Yuni, Susi, Erni, Dedek,

Margaretta terima kasih atas kebersamaan, kasih, rasa kekeluargaan yang

kalian berikan layaknya keluarga di tempat rantau dan saling menyemangati

demi mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

vii
Universitas Sumatera Utara
17. FKM Kelas B 2013, teman-teman di Peminatan Biostatistika dan Informasi

Kesehatan, Teman-Teman PBL Bagan Kuala , Adek Risna, Anisha Enjely,

Citra, Lambok, Indah terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya.

18. Teman-teman penulis dari fakultas dan universitas lain, Elcia, Fenny, Eunike,

Desi, Sondang, Yosephine, Adik-adik Berdikari (Bestari, Tumiar ,Monita,

Novita, Pray) terima kasih atas doa dan semangat yang telah diberikan.

19. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan dukungan demi penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak dalam rangka penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan

Medan, Oktober 2017

Astri Meywati Zendrato

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR MATRIKS ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Permasalahan ................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7


2.1 Rumah Sakit .................................................................................. 7
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit .................................................... 7
2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ......................................... 7
2.2 Rekam Medis ................................................................................. 9
2.2.1 Pengertian Rekam Medis ................................................... 9
2.2.2 Tujuan Rekam Medis......................................................... 11
2.2.3 Kegunaan Rekam Medis .................................................... 13
2.2.4 Nilai Guna Rekam Medis .................................................. 15
2.2.5 Isi Rekam Medis ................................................................ 15
2.2.6 Mutu Rekam Medis ........................................................... 16
2.2.7 Pertanggung Jawaban Rekam Medis ................................. 17
2.2.8 Kebijakan Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Rekam Medis......................................... 20
2.3 Instalasi Rawat Inap ...................................................................... 27
2.3.1 Pengertian Instalasi Rawat Inap......................................... 27
2.3.2 Tujuan Pelayanan Rawat Inap ........................................... 31
2.3.3 Standar Pelayanan Minimal
Instalasi Rawat Inap........................................................... 32

ix
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Alur Pelayanan Rawat Inap di RS USU ............................ 34
2.3.5 Indikator Mutu Pelayanan Rawat Inap .............................. 35
2.4 Kelengkapan Pengisian Rekam Medis .......................................... 36
2.4.1 Penanggung Jawab Pengisian
Rekam Medis ..................................................................... 36
2.4.2 Ketentuan Pengisian
Rekam Medis ..................................................................... 37
2.4.3 Rekam Medis Yang Dianggap
Lengkap ............................................................................. 38
2.5 Kerangka Pikir ............................................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 40


3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 40
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................... 40
3.3 Sampel dan Informan .................................................................... 40
3.3.1 Sampel ............................................................................. 40
3.3.2 Informan ............................................................................ 42
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 42
3.4.1 Data Primer ........................................................................ 42
3.4.2 Data Sekunder.................................................................... 42
3.5 Variabel dan Definisi Operasional ................................................ 43
3.5.1 Variabel Penelitian............................................................. 43
3.5.2 Definisi Operasional .......................................................... 43
3.6 Teknik Analisis Data ..................................................................... 44
3.6.1 Analisis Kuantitatif ............................................................ 44
3.6.2 Analisis Kualitatif .............................................................. 44
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 46


4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................ 46
4.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan ................................... 46
4.1.2 Kepemilikan....................................................................... 50
4.1.3 Letak RS USU ................................................................... 50
4.1.4 Motto, Visi, dan Misi ......................................................... 50
4.2 Karakteristik Informan .................................................................. 51
4.3 Masukan (Input) ............................................................................ 51
4.3.1 Sumber Daya Manusia ....................................................... 51
4.3.2 Pembagian Shift Kerja ....................................................... 55
4.3.3 Loket Penerimaan Pasien................................................... 57
4.4 Proses ............................................................................. 61
4.4.1 Pelaksanaan Pelayanan Penerimaan
Pasien Rawat Inap ............................................................ 61
4.4.2 Proses Penerimaaan Pasien Rawat Inap
di RS USU ......................................................................... 64
4.4.3 Cara Pendaftaran Pasien di Unit

x
Universitas Sumatera Utara
Rawat Inap ......................................................................... 68
4.5.4 Syarat Pendaftaran Pasien.................................................. 71
4.5 Output ............................................................................. 73
4.5.1 Hasil Penelitian Lembar Observasi ................................... 73
4.5.2 Kelengkapan Berkas Rekam Medis ................................... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 81


5.1 Kesimpulan ............................................................................. 81
5.2 Saran ............................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 84


LAMPIRAN ............................................................................. 87

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Standar Pelayanan Minimal Menurut
Departemen Kesehatan ....................................................................33
Tabel 4.3 Karakteristik Informan .....................................................................51
Tabel 4.4 Sumber Daya Manusia di Unit Rekam Medis RS USU ...................51
Tabel 4.5 Jam Pelayanan Rawat Jalan RS USU ...............................................57
Tabel 4.6 Pengisian Identitas Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................73
Tabel 4.7 Pengisian Tanggal dan Waktu Pasien Masuk
di Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
Medan Bulan Mei-Oktober 2016 .....................................................74
Tabel 4.8 Pengisian Anamnesa Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................74
Tabel 4.9 Pengisian Pemeriksaan Fisik Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................74
Tabel 4.10 Pengisian Diagnosis Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................74
Tabel 4.11 Pengisian Pengobatan Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................75
Tabel 4.12 Pengisian Persetujuan Tindakan Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit

xii
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................75
Tabel 4.13 Pengisian Catatan Observasi Klinis Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................75
Tabel 4.14 Pengisian Catatan Ringkasan Keluar Pasien di Rawat Inap
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................76
Tabel 4.15 Pengisian Nama dan Tanda Tangan Petugas di Rawat Inap
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................76
Tabel 4.16 Pengisian Kelengkapan Berkas di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................76

xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kedudukan Unit Rawat Inap
dalam Rumah Sakit......................................................................28
Gambar 2.3.4 Alur Pasien Baru Umum .............................................................34
Gambar 2.5 Kerangka Pikir .............................................................................39

Gambar 4.1 Alur Pelayanan Penerimaan Pasien Rawat

Inap RS USU ...............................................................................62

xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR MATRIKS

Halaman
Matriks 4.1 Gambaran Sumber Daya Manusia di
Bagian Unit Rawat Inap ..............................................................53
Matriks 4.2 Gambaran Pembagian Shift di Bagian Unit
Rawat Inap ...................................................................................55
Matriks 4.3 Gambaran Loket Penerimaan Pasien
Di Bagian Unit Rawat Inap .........................................................58
Matriks 4.5 Gambaran Pelaksanaan Pelayanan
Penerimaan Pasien Di Bagian Unit Rawat Inap ..........................58
Matriks 4.6 Gambaran Proses Penerimaan Pasien
Di Bagian Unit Rawat Inap .........................................................66
Matriks 4.7 Gambaran Cara Pendaftaran Pasien
Di Bagian Unit Rawat Inap .........................................................70
Matriks 4.8 Gambaran Syarat Pendaftaran Pasien
Di Bagian Unit Rawat Inap .........................................................71
Matriks 4.9 Gambaran Kelengkapan Berkas Rekam Medis
Di Bagian Unit Rawat Inap .........................................................77

xv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ................................................................... 87

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................... 88

Lampiran 3 Surat Pernyataan Informan ......................................................... 89

Lampiran 4 Pedoman Wawancara ................................................................. 93

Lampiran 5 Kelengkapan Berkas Sesuai Rekam Medis ................................ 95

Lampiran 6 Master Data ................................................................................ 97

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ............................................................ 101

xvi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS
Nama : Astri Meywati Zendrato

Tempat Lahir : Gunungsitoli

Tanggal Lahir : 07 Mei 1995

Suku Bangsa : Nias

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Matatias Zendrato, S.Sos

Suku Bangsa Ayah : Nias

Nama Ibu : Yatim Telaumbanua, S.E

Suku Bangsa Ibu : Nias

Pendidikan Formal :

1. TK/Tamat Tahun : TK Maria Mutiara Sibolga

2. SD/ Tamat Tahun : SD RK 010 No. 2 Sibolga/2007

3. SMP/ Tamat Tahun : SMP Fatima 1 Sibolga/2010

4. SMA/ Tamat Tahun : SMA Sw. Katolik Sibolga/2013

5. Lama studi di FKM USU : 2013-2017

Organisasi :

1. Anggota UKM POMK FKM USU

2. Anggota PAMI FKM USU

3. Seksi Logistik Gerakan Mahasiswa Nias di daerah Medan (GEMA NIAS)

xvii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Konsil

Kedokteran Indonesia tahun 2006).

Secara awam sehat diartikan keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak

sakit, tidak ada keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari-hari, dan sebagainya.

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009).

Penyedia sarana pelayanan kesehatan harus selalu memberikan pelayanan

kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat agar dapat terwujud derajat

kesehatan yang optimal. Hal ini mendorong adanya peningkatan mutu pelayanan

kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari berbagai faktor

yang terkait, salah satunya melalui penyelenggaraan rekam medis pada setiap

sarana pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2006).

Salah satu parameter untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di

rumah sakit adalah data atau informasi rekam medis yang baik dan lengkap. Mutu

pelayanan sangat menentukan untuk memenangkan persaingan dalam memenuhi

1
Universitas Sumatera Utara
2

kebutuhan konsumen. Mutu pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting

untuk tetap menjaga keberadaan rumah sakit (Elynar, 2008).

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang

harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau

oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

(Undang-Undang No. 44 Tahun 2009). Salah satu tempat mendapatkan pelayanan

kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit sebagai salah satu pusat kesehatan

yang dituntut untuk meningkatkan mutu disegala bidang (Huffman, 1999).

Setiap anggota profesi hendaknya menaati standar profesi,agar tidak

terjadi kesalahan atau malapraktik dalam menjalankan profesi dan memenuhi

standar profesi telah diberikan kewajiban agar semua petugas kesehatan mencatat

data-data pasien dan pengobatan atau tindakan yang diberikan kepada pasien.

Catatan tersebut dikenal dengan istilah rekam medis (medical record) atau ada

juga yang mengistilahkan sebagai kartu status. Menurut Bambang (2001) rekam

medis dapat diartikan sebagai catatan berisi keterangan baik tertulis maupun yang

terekam mengenai: identitas, anamnesis, penentuan fisik, laboratorium, diagnosis

penyakit, atau tindakan medis yang diberikan kepada pasien beserta

pengobatannya.

Unit rekam medis merupakan sub sistem dari pelayanan kesehatan yang

memiliki beberapa tugas, antara lain, penerimaan pasien, pencatatan, pengolahan

data medis, penyimpanan, dan pengembalian kembali rekam medis. Dari kegiatan

Universitas Sumatera Utara


3

penyelenggaraan unit rekam medis tersebut akan menghasilkan informasi yang

berguna bagi instalasi pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan pasien.

Pelayanan kesehatan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien

yang tidak dirawat sebagai pasien rawat inap di rumah sakit atau institusi

perawatan kesehatan yang menjadi tempat ecounter(Erkadius, 2008).

Tujuan pengolahan rekam medis di rumah sakit adalah untuk menunjang

tercapainya tertib admistrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit,

yaitu peningkatan mutu pelayananan kesehatan di rumah sakit, oleh sebab itu

dalam mengola rekam medis, setiap rumah sakit harus selalu mengacu kepada

pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis yang dibuat oleh rumah

sakit yang bersangkutan .

Pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis pada suatu rumah

sakit pada dasarnya mengatur peroses kegiatan yang dimulai pada saat

diterimanya pasien di tempat penerimaan pasien, pencatatan data medis pasien

slama pasien tersebut mendapatkan pelayanan medis, sampai pada penanganan

berkas rekam medis pasien yang meliputi kegiatan penyimpanan serta

pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani

permintaan/peminjaman bila pasien berobat ulang atau keperluan lain .

Ketidaklengkapan dan ketidaktepatan waktu memberikan dampak yang

tidak baik bagi proses pelayanan kepada pasien, karena waktu untuk proses

pendaftaran sampai dilakukannya tindakan medik menjadi lama. Di samping itu

analisa terhadap riwayat penyakit terdahulu serta tindakan medis yang telah

dilakukan sebelumnya tidak dapat di lakukan secara baik akibat tidak lengkapnya

Universitas Sumatera Utara


4

data pada rekam medis pasien. Dan juga keterlambatan pengisian berkas rekam

medis serta keterlambatan pengembalian berkas rekam medis diduga terkait

dengan kurangnya kemampuan manajemen rumah sakit mengelola rekam medis.

Rekam medis yang tidak lengkap dan terlambat berkecenderungan menimbulkan

kerugian dan menyebabkan meningkatnya pembiayaan yang harus dibayar oleh

manajemen rumah sakit (Hatta,2008). Kerugian dan meningkatnya pembiayaan di

akibatkan karena sering bertambahnya berkas rekam medis yang harus dimiliki

pasien rawat jalan lebih dari 1 (satu) rekam medis pada saat akan melakukan

kunjungan ulang karena rekam medis pasien masih belum kembali ke bagian

rekam medis.

Pada pelaksanaan Latihan Kerja Peminatan (LKP) pada bulan Desember

2016 di bagian rekam medis RS USU, tenaga yang bekerja masih kurang di

bagian pendaftaran pasien baik itu di unit rawat jalan dan unit rawat inap. Dari

survei awal yang dilakukan terdapat berbagai masalah penyebab ketidaklengkapan

pengisian rekam medis terutama pada pasien rawat inap.. Salah satu penyebab

yang paling banyak dijumpai adalah masih banyak dijumpai berkas yang tidak

lengkap pengisiannya baik itu identitas pasien, tanda tangan dokter penanggung

jawab yaitu sekitar 50% berkas rekam medis di bagian rawat inap masih belum

terisi dengan lengkap serta banyak rekam medis pasien rawat inap yang masih

belum dibalikkan dari poli sebelumnya yang menggunakan berkas tersebut

,sehingga menyebabkan lambatnya pelayanan kepada pasien apabila ingin

melakukan kunjungan ulang. Hal ini berdampak juga terhadap pihak manajemen

Universitas Sumatera Utara


5

rumah sakit karena mengakibatkan meningkatnya anggaran pembuatan rekam

medis khususnya kepada pasien rawat inap.

Ruang rawat inap adalah ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan

pelayanan keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24

jam. Untuk tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama

sendiri-sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh

pihak rumah sakit kepada pasiennya. Rumah Sakit USU sendiri memiliki ruangan

sebanyak 10 dengan tingkat pelayanan sebagai berikut :

 VIP

 Kelas I : Cendana

 Kelas II : Gaharu, Meranti, Jati kelas II (anak)

 Kelas III : Akasia, PICU, HDU, Anjungan Bayi, Mahoni, ICU, Jati

kelas III (anak)

Oleh sebab itu, saya hendak melakukan penelitian untuk mengetahui

“Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Penerimaan Pasien Rawat Inap dan

Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit Universitas

Sumatera Utara Tahun 2017”.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, rumusan masalah

pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran pelaksanaan pelayanan

penerimaan pasien rawat inap dan kelengkapan pengisian Rekam Medis di Rumah

Sakit Universitas Sumatera Utara Medan.

Universitas Sumatera Utara


6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan penerimaan pasien rawat

inap dan kelengkapan pengisian Rekam Medis di Rumah Sakit Universitas

Sumatera Utara tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui sumber daya,pembagian shift kerja dan banyaknya

loket penerimaan pasien rawat inap di Rumah Sakit Universitas

Sumatera Utara Medan.

2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan pelayanan , proses

pendaftaran, dan syarat pendaftaran pasien rawat inap di Rumah Sakit

Universitas Sumatera Utara Medan

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

penerimaan pasien rawat inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera

Utara Medan.

4. Untuk mengetahui kelengkapan pengisian formulir rekam medis di

Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Medan

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

manajemen rumah sakit untuk perbaikan dalam pelaksanaan penerimaan pasien

rawat inap, dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit diatur dalam Undang-Undang No.44 Tahun 2009. Bastian

dan Suryono (2011) mengemukankan bahwa rumah sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan

teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Menurut UU RI nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang No 44 tahun 2009, fungsi rumah sakit adalah :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai dengan

kebutuhan medis.

7
Universitas Sumatera Utara
8

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Rumah sakit menurut Herlambang (2016) mempunyai misi memberikan

pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat . Tugas rumah sakit adalah

melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna

dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara

serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya

rujukan. Untuk menyelenggarakan fungsinya, rumah sakit menyelenggarakan

kegiatan :

1. Pelayanan medis

2. Pelayanan dan asuhan keperawatan

3. Pelayanan penunjang medis dan non medis

4. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan

5. Pendidikan, penelitian, dan pengembangan

6. Administrasi umum dan keuangan.

2.2 Rekam Medis

2.2.1 Pengertian Rekam Medis

Rekam medis menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan

Universitas Sumatera Utara


9

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Sedangkan menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesia , rekam medis adalah keterangan baik

yang tertulis/terekam tentang identitas pasien, anamnesa, penentuan fisik,

laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan yang diberikan kepada

pasien dan pengobatan baik di rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat.

Menurut Hatta (2008), rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan

dan dokumen tentang identitas, anamnesis, diagnosis pengobatan, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien pada

sarana pelayanan kesehatan yang meliputi pendaftaran pasien yang dimulai dari

tempat penerimaan pasien, kemudian bertanggung jawab untuk mengumpulkan,

menganalisa, mengolah, dan menjamin kelengkapan berkas rekam medis dari unit

rawat jalan, unit rawat inap, unit gawat darurat, dan unit penunjang lainnya.

Rekam medis adalah siapa, apa, dimana, dan bagaimana perawatan pasien

selama dirumah sakit, untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang

cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan diagnosis, jaminan,

pengobatan dan hasil akhir. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis

maupun yang terekam tentang identitas pasien, anamnese penentuan fisik

laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan

kepada pasien dan pengobatan baik yang rawat inap, rawat jalan maupun yang

mendapatkan pelayanan gawat darurat (Rustiyanto, 2009).

Catatan medis adalah catatan yang berisikan segala data mengenai pasien

mulai dari masa sebelum dilakukan , saat lahir, tumbuh menjadi dewasa hingga

Universitas Sumatera Utara


10

akhir hidupnya. Data ini dibuat bilamana pasien mengunjungi instansi pelayanan

kesehatan baik sebagai pasien berobat jalan maupun sebagai pasien rawat inap.

Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien

disarana pelayanan kesehatan (SK Men PAN NO.15 TAHUN 2002).

Menurut Gandodiputro (2007), rekam medis adalah keterangan baik yang

tertulis maupun terekam tentang identitas anamnesa, penentuan fisik,

laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan

kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang

mendapatkan pelayanan gawat darurat Rekam medis mempunyai pengertian yang

sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai

pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai

pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan

penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan

serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani

permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.

Sedangkan menurut Huffman dalam Fajri rekam medis adalah fakta yang

berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu

serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan

kepada pasien tersebut (Huffman, 2008).

Rekam Medis yang bermutu menurut Sanjoyo (2008) adalah :

a. Akurat, menggambarkan proses dan hasil akhir pelayanan yang diukur

secara benar.

Universitas Sumatera Utara


11

b. Lengkap, mencakup seluruh kekhusuan pasien dan sistem yang

dibutuhkan dalam analisis hasil ukuran.

c. Terpercaya, dapat digunakan dalam berbagai kepentingan.

d. Valid atau sah sesuai dengan gambaran proses atau produk hasil akhir

yang diukur.

e. Tepat waktu, dikaitkan dengan episode pelayanan yang terjadi.

f. Dapat digunakan untuk kajian, analisis dan pengambilan keputusan.

g. Seragam, batasan sebutan tentang elemen data yang dibakukan dan

konsisten penggunaanya di dalam maupun luar organisasi.

h. Dapat dibandingkan dengan standar yang disepakati dan diterapkan.

i. Terjamin kerahasiaannya.

j. Mudah diperoleh melalui sistem komunikasi antar yang berwenang.

2.2.2 Tujuan Rekam Medis

Rekam medis bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi

dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa

adanya dukungan dari suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,

mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang

diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan didalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Dirjen Yanmed,

1993).

Menurut Depkes RI, (1993) Dirjen Pelayanan Medis dalam buku Pedoman

Pengolahan rekam medis rumah sakit di Indonesia, kegunaannya dapat dilihat dari

Universitas Sumatera Utara


12

beberapa aspek yang dikenal dengan sebutan ALFREDS (Administrative, Legal,

Financial, Research, Education, Dokumentation, and Service) yaitu :

a. Administrative (Aspek Administrasi) Suatu berkas rekam medis

mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan

berdasarkan wewenang dan tanggung jawab tenaga medis dan paramedis

dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Legal (Aspek Hukum) Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

hukum,karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian

hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha Universitas Sumatera

Utara menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk

penegakkan hukum.

c. Financial (Aspek Keuangan). Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

keuangan, karena isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan

biaya pembayaran layanan pada fasilitas pelayanan kesehatan. Tanpa

adanya bukti catatan tindakan/pelayanan, maka pembayaran tidak dapat

dipertanggungjawabkan. Data/informasi yang ada dapat digunakan sebagai

aspek keuangan.

d. Research (Aspek Penelitian). Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

penelitian, karena informasi yang dikandungnya dapat digunakan sebagai

bahan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang

kesehatan.

e. Education (Aspek pendidikan). Suatu berkas rekam medis mempunyai

nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi tentang

Universitas Sumatera Utara


13

perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan rekam medis yang

diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai

bahan/referensi pengajaran di bidang profesi pemakai.

f. Documentation (Aspek Dokumentasi). Suatu berkas rekam medis

mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan

yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan

pertanggungjawaban laporan rumah sakit Universitas Sumatera Utara

g. Service (Aspek Medis). Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai

medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk

merencanakan pengobatan perawatan yang harus diberikan kepada seorang

pasien.

2.2.3 Kegunaan Rekam Medis

Menurut Rustiyanto (2009) kegunaan rekam medis secara umum antara

lain sebagai berikut:

a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang ikut

ambil bagian didalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan

kepada pasien.

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus

diberikan kepada seorang pasien.

c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan

penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat dirumah

sakit.

Universitas Sumatera Utara


14

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter

dan tenaga kesehatan lainnya.

f. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk penelitian

dan pendidikan.

g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik

pasien.

h. Menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan, serta sebagai

bahan pertanggung jawaban dan laporan.

Kegunaan rekam medis dapat dilihat berbagai aspek. Kegunaan rekam

medis menurut Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/tahun 2008 dapat dipakai

sebagai :

a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.

b. Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan

kedokteran

c. gigi, penegakan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi.

d. Keperluan pendidikan dan penelitian.

e. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan.

f. Data statistik kesehatan.

2.2.4 Nilai Guna Rekam Medis

Menurut Rustiyanto (2009) mengatakan ada tiga nilai guna dari rekam

medis yang terdiri dari:

Universitas Sumatera Utara


15

 Bagi Pasien

a. Menyediakan bukti asuhan keperawatan/tindakan medis yang diterima

oleh pasien.

b. Menyediakan data bagi pasien jika pasien datang untuk yang kedua

kalinya dan seterusnya.

c. Menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan hukum pasien

dalam kasus –kasus kompensasi pekerja kecelakaan pribadi atau mal

praktek.

 Bagi Fasilitas layanan kesehatan

a. Memiliki data yang dipakai untuk pekerja profesional kesehatan.

b. Sebagai bukti atas biaya pembayaran pelayanan medis pasien.

c. Mengevaluasi penggunaan sumber daya.

 Bagi pemberi pelayanan

a. Menyediakan informasi untuk membantu seluruh tenaga professioal

dalam merawat pasien.

b. Membantu dokter dalam menyediakan data perawatan yang bersifat

berkesinambungan pada berbagai tingkatan pelayanan kesehatan.

c. Menyediakan data-data untuk penelitian dan pendidikan.

2.2.5 Isi Rekam Medis

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas, anamnese dan pemeriksaan, diagnosis pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang diberikan kepada pasien selama dirawat di rumah sakit baik

yang dilakukan di unit rawat jalan, rawat inap dan unit gawat darurat. Oleh

Universitas Sumatera Utara


16

karenanya rekam medis harus diisi langsung oleh dokter dan tenaga kesehatan lain

seperti perawat, bidan fisioterapi. Rekam medis harus diisi langsung pada setiap

tindakan yang dilakukan, sehingga dari catatan tersebut dapat setiap saat diketahui

dan diperoleh gambaran secara kronologis mengenai pelayanan atau tindakan

yang telah dilakukan terhadap pasien.

Di dalam Peraturan Menkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang

Rekam Medis pada bab III pasal 5 dikatakan bahwa rekam medis itu harus

dibubuhi nama dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau

tindakan tersebut.

Pengisian rekam medis harus dilakukan secara lengkap dan langsung pada

waktunya dan tidak ditunda-tunda karena mutu pelayanan yang diberikan di

rumah sakit antara lain akan tercermin pada berkas rekam medisnya.

2.2.6 Mutu Rekam Medis

Rekam medis yang baik dapat pula mencerminkan mutu pelayanan

kesehatan yang diberikan (Payne, 1976; Huffman, 1990). Rekam medis yang

bermutu juga diperlukan untuk persiapan evaluasi dan audit medis terhadap

pelayanan medis secara retrospektif terhadap rekam medis. Tanpa dipenuhinya

syarat-syarat dari mutu rekam medis ini, maka tenaga medis maupun pihak rumah

sakit akan sukar membela diri di pengadilan bila terdapat tuntutan malpraktik oleh

pihak pasien.

Menurut Huffman (1990) dan Soejaga (1996), mutu rekam medis yang

baik adalah rekam medis yang memenuhi indikator-indikator mutu rekam medis

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


17

a. Kelengkapan isian resume medis

b. Keakuratan

c. Tepat waktu

d. Pemenuhan persyaratan hukum

2.2.7 Pertanggung Jawaban Rekam Medis

Rumah sakit memiliki fungi utama untuk memberikan perawatan dan

pengobatan yang sempurna kepada pasien, baik pasien rawat inap, rawat jalan

maupun pasien gawat darurat. Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi

informasi yang ada didalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya

keterangan ataupun memasukkan data yang ada di dalam rekam medis atau

dipergunakan oleh orang yang semestinya tidak diberi izin (Rustiyanto, 2009)

Adapun tanggung jawab itu dibebankan kepada:

1. Tanggung Jawab Dokter Yang Merawat

Tanggung jawab utama akan kelengkapan rekam medis terletak

pada dokter yang merawat. Tanpa memperdulikan ada tidaknya bantuan

yang akan diberikan kepadanya dalam melengkapi rekam medis oleh staf

lain di rumah sakit, dia mengemban tanggung jawab terakhir akamn

kelengkapan dan kebenaran isi rekam medis.

2. Tanggung Jawab Petugas Rekam Medis

Petugas rekam medis, membantu dokter yang merawat dalam

mempelajari kembali rekam medis. Analisa dari kelengkapan isi di atas

dimaksudkan untuk mencari hal-hal yang kurang dan hal-hal yang masih

diragukan. Penganalisaan ini harus dilaksanakan pada keesokan harinya

Universitas Sumatera Utara


18

setelah pasien dipulangkan atau meninggal, sehingga data yang kurang

ataupun yang diragukan bisa dibetulkan sebelum fakta pasien terlupakan.

3. Tanggung Jawab Pimpinan Rumah Sakit

Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab menyediakan fasilitas

unit rekam medis yang meliputi ruangan, peralatan dan tenaga yang

memadai. Dengan demikian tenaga dibagian rekam medis dapat bekerja

dengan efektif, memeriksa kembali, membuat indeks, penyimpanan dari

semua rekam medis.

4. Tanggung Jawab Staf Medik

Staf medik mempunyai peranan penting di rumah sakit dan

pengorganisasian staf medik tersebut secara langsung menentukan kualitas

pelayanan terhadap pasien. Makin baik pengorganisasiannya makin baik

pula pelayanan kepada pasien. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan

tepat dan baik Direktur Rumah Sakit/Wakil Direktur Medik dan membuat

peraturan-peraturan yang akan mengatur para Anggota Staf Medik dan

membentuk komisi khusus yang diperlukan yang keanggotaannya diambil

di antara anggota-anggota staf medik, menunjuk committee staf medik

untuk melaksanakan beberapa tanggung jawab khusus yang diperlukan.

Wakil Direktur Medik yang merupakan atasan dari seluruh staf medik

rumah sakit bertanggung jawab terhadap efektifitas kegiatan pelayanan

medik di rumah sakit. Tanggung jawab daripada Wakil Direktur Medik ini

disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Keputusan

Universitas Sumatera Utara


19

Menteri Kesehatan R.I. tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit

Umum Kelas A, B, C, dan D.

5. Komite Rekam Medis

Tenaga Medis, paramedis dan tenaga kesehatan lainnya yang

memberikan pelayanan baik langsung maupun tidak langsung kepada

seorang pasien bertanggung jawab terhadap mutu yang mereka berikan.

Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut tenaga medis, tenaga paramedis

dan tenaga kesehatan lainnya harus ambil bagian dalam badan yang

berhubungan dengan pelayanan pasien. Mereka melaksanakan tanggung

jawabnya melalui badan yang disebut “Komite Rekam Medis”.

Komite Medis yaitu kelompok tenaga medis yang anggotanya

dipilih dari anggota staf fungsional. Rekam medis yang baik akan

mencerminkan mutu pelayanan medis yang diberikan kepada seorang

pasien. Komite rekam medis akan membantu terselenggaranya

pengelolaan rekam medis yang memenuhi standar-standar yang telah

ditetapkan yaitu :

a. Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan dalam

hal penyimpanan rekam medis dam menjamin bahwa semua

informasi dicatat sebaik-baiknya dan menjamin tersedianya data

yang diperlukan untuk menilai pelayanan yang diberikan kepada

seorang pasien.

b. Menjamin telah dijalankannya dengan baik filling records,

pembuatan indeks, penyimpanan rekam medis dari semua pasien.

Universitas Sumatera Utara


20

c. Mengajukan usul-usul kepada direktur rumah sakit tentang

perubahan dalam isi ukuran rekam medis.

d. Membina kerjasama dengan penasehat hukum dalam hal

hubungan-hubungan keluar dan pengeluaran data/keterangan untuk

badan-badan di luar rumah sakit.

2.2.8 Kebijakan Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Rekam Medis

1. Informasi rekam medis yang menggunakan nilai privasi dan rahsaia

adalah:

a. Identitas ;

b. Hasil Wawancara;

c. Pemeriksaan fisik dan penunjang;

d. Diagnosa;

e. Tindakan medis;

f. Perkembangan penyakit.

2. Penyelengaraan rekam medis menganut system sentralisasi.

3. Berkas Rekam Medis disimpan, disusun dengan baik dan aman

pada Instalasi Rekam Medis.

4. Selain petugas Rekam Medis tidak boleh masuk ke ruang

penyimpangan berkas rekam medis.

5. Pasien atau keluarga pasien tidak diperkenankan membawa berkas

rekam medis.

6. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis di laksanakan oleh

petugas rekam medis.

Universitas Sumatera Utara


21

7. Petugas rekam medis bertanggung – atas pendistribusian dan

pengambilan rekam medis.

8. Berkas rekam medis hanya boleh keluar dengan menggunakan

petunjuk keluar (tracer).

9. Isi lembaran rekam medis termasuk hasil pemeriksaan penunjang

harus asli.

10. Berkas rekam medis hany boleh dipinjam oleh kalangan internal

rumah sakit bila ada izin secara tertulis dari Kepala Instalasi Rekam

Medis.

11. Berkas rekam medis dapat dipinjam paling lam 1 x 24 jam.

12. Berkas rekam medis tidak boleh dibawa keluar rumah sakit

kecualiseizin Direktur Utama.

13. Berkas rekam medis rawat inap dikembalikan dalam waktu 1 x 24

jam setelah pasien keluar rumah sakit dan untuk pasien rawat jalan

dikembalikan segera setelah pelayanan terhadap pasien tersebut telah

selesai dilakukan.

14. Berkas rekam medis yang dikembalikan harus dianalisa (review)

kelengkapannya untuk menjamin komunikasi dan informasi yang

teratur dan apabila ada yang tidak lengkap dapat dikembalikan dan

setelah dinyatakan lengkap diassembling sebelum diserahkan ke bagian

pengelolaan data.

15. Berkas rekam medis dinyatakan lengkap diberi koding diagnosa

sesuai ICD X dan untuk tindakan sesuai ICD-9-CM.

Universitas Sumatera Utara


22

16. Berkas rekam medis dianggap in-aktif apabila dalam kurun waktu

minimal 5 tahun terakhir tidak pernah berobat kembali baik rawat jalan,

rawat inap atau IGD.

17. Berkas rekam medis dapat dimusnahkan minimal 2 tahun sejak

rekam medis masuk kategori in-aktif.

18. Yang boleh mengisi rekam medis adalah tenaga kesehatan yang

ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien

antara lain : Dokter Umum, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, PPDS,

Perawat, Fisioterapis, Farmasi, dan Petugas Gizi.

19. Yang boleh mengakses rekam medis untuk pencatatan rekam medis

adalam: dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, PPDS, perawat,

bidan, nutrisionist, fisioterapist, Accupational terapist, psikolog, penata

laboratorium, petugas rekam medis dalam hal penulisan data sosial

pasien dan kodefikasi, radiografer dan mempunyai Clinical Privilage

untuk memberikan pelayanan medis kepada pasien dan tulisan harus

diverifikasi oleh DPJP.

20. Pencatatan rekam medis hanya boleh dilakukan di unit pelayanan

medis terkait dimana pasien dirawat atau mendapat tindakan medis dan

perawatan.

21. Penulisan diagnosa dan terapi tidak boleh menggunakan singkatan

yang tidak ada dalam daftar singkatan yang ada di rumah sakit.

22. Pencatatatan rekam medis harus mengguanakan ballpoint dan harus

bisa dibaca. Pada formulir rekam medis catatan perkembangan

Universitas Sumatera Utara


23

terintegrasi ( RM 07.1/ Integ rev 1/ 2014) ditentukan dengan aturan

mulai penulisan sesuai dengan profesi yaitu garis hitam untuk dokter

dan garis putus untuk profesi lainnya ditandai stempel.

23. Peserta magang, dokter muda, perawat / bidan dan petugas

kesehatan lainnya yang ada dalam masa pendidikan tidak diizinkan

melakukan pencatatan rekam medis.

24. Peminjaman rekam medis keluar hanya boleh diberikan atas seijin

Direktur Utama untuk kepentingan hukum, diskusi kasus, dan audit

medis.

25. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) merupakan

penanggung jawab utama atas kelengkapan dan isi rekam medis dan

secara khusus untuk kolom diagnosa pada RM 8 dan ringkasan pada

waktu pasien keluar (RM 12.1/RK/2014) tidak boleh diisi oleh PPDS

dan formulir ini harus ditanda tangani oleh DPJP.

26. Untuk lembaran rekam medis khusu diisi oleh profesi sesuai

dengan kompetensi masing-masing, dan untuk tenaga kesehatan lain

yang ikut memberikan pelayanan langsung, dapat mengisi lembaran

catatanperkembangan terintegrasi (RM 7.2/ Integ rev/ 2014), dan baris

pada formulir tersebut tidak boleh ada yang kosong.

27. Setiap pasien keluar rawat inap harus dibuat ringkasan pada waktu

pasien keluar (RM 12.1/RK/2014) dibuat rangkap 3, lengkap pertama

tinggal di BRM dan lembar kedua (Hijau) diberikan kepada pasien dan

lembar ke tiga (Merah) diberikan kepada pasien untuk diserahkan

Universitas Sumatera Utara


24

kembali ke dokter atau rumah sakit yang merujuk. Isi dari ringkasan

pasien keluar memuat : Anamnase, Indikasi pasien dirawat, hasil

pemeriksaan fisik, penemuan penunjang, diagnosa masuk, diagnosa

terakhir, tindakan/ pembedahan, therapi yang dibawa pulang,

anjuran/rencana selanjutnya, alasan keluar, perkembangan penyakit.

28. Untuk pasien poliklinik harus dibuat resume klinis rawat jalan/

summary list (RM 12.2/RK/2014) yang berisi: riwayat alergi, tanggal/

jam kunjungan, diagnosa, poliklinik yang dikunjungi, masalah yang

ditemukan, pemeriksaan penunjang, pengobatan, tindakan/operasi dan

rawat inap sebelumnya, nama dan paraf dokter kode diagnosa dan

tindakan.

29. Semua pasien yang berkunjung ke poliklinik wajib diisi Resume.

30. Pasien atau keluarga dari pasien bisa mengakses rekam medis

dalam bentuk resume medis sesuai dengan permenkes 269 tahun 2008.

31. Untuk kasus-kasus tertentu yang sensitif seperti pemeriksaan HIV

positif, penyakit kelamin, dan lain-lain, maka informasi tidak boleh

diberikan kepda pasien kecuali seijin langsung oleh pasien.

32. Penulisan diagnosa yang ditulis harus berdasarkan ICD X dan

tindakan sesuai ICD-9-CM.

33. Tulisan yang ada diberkas rekam medisharus jelas dan bisa dibaca

oleh yang berkepentingan.

Universitas Sumatera Utara


25

34. Kesalahan dalam pencatatan direkam medis dapat dilakukan

pembetulan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang

dibetulkan dan dibubhi paraf dan tidak dibenarkan di tip-ex.

35. Setiap tindakan kedokteran dan pemeriksaan penunjang harus

ditulis direkam medis sesuai dengan formulir masing-masing dan untuk

tindakan yang berisiko harus dibuat informed consent.

36. Selama berkas rekam medis berada di poliklinik atau diruangan

lainnya harus dijaga kemanannya, tidak boleh diletakkan disembarang

tempat apabila terjadi kehilangan atau kerusakan merupakan tanggung

jawab unit tersebut.

37. Identifikasi bayi baru lahir di rumah skit harus diberikan, identitas

bayi tersebut meliputi anak dari siapa (nama ibunya) jika nama bayi

belum ada, jenis kelamin, tanggal bulan dan tahun lahir, jam lahir, berat

badan dan tinggi badan bayi.

38. Bila terjadi kehilangan/kerusakan berkas rekam medis maka kepala

instalasi rekam medis dan melaporkannya kepada direktur rumah sakit.

39. Rekam Medis adalah rahasia, tidak boleh diberikan kepada pasien.

Dokter harus menjelaskan secara bijaksana tentang kondisi dan

penyakit pasien.

40. Informasi medis dapat diberikan kepada Badan-badan Sosial

seperti rumah sakit, asuransi dan lain sebagainya dengan adanya

persetujuan tertulis dari pasien ataua keluarga.

Universitas Sumatera Utara


26

41. Rekam Medis harus diisi oleh dokter dan petugas kesehatan lainnya

1 x 24 jam setelah pelayanan diberikan kepada pasien.

42. Apabila ada rencana pemeriksaan / tindakan dan penundaan

pelayanan harus diberitahukan kepada pasien atau keluarga dan dicatat

pada formulir pemberian informasi kepada pasien dan keluarga (RM

7.7/Form Info/ 2015) ditulis oleh petugas yang memberikan informasi

dan ditandatangani oleh si penerima informasi.

43. Untuk pasien yang sering datang berobat di Rumah Sakit

Universitas Sumatera Utara dimana berkas rekam medisnya sudah

sangat tebal maka dilakukan pembuatan ringkasan penyakit pasien yang

terdiri dari nomor rekam medis, nama, diagnosa, tanggal berobat dan

terapi yang dierikan, pemeriksaan yang pernah diberikan dan print out

melalui SIRS.

44. Informasi tentang identitas, diagnosa, riwayat penyakit, riwayat

pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :

a. Untuk kepentingan kesehatan pasien;

b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka

Universitas Sumatera Utara


27

2.3 Instalasi Rawat Inap

2.3.1 Pengertian Instalasi Rawat Inap

Instalasi rawat inap merupakan unit pelayanan non struktural yang

menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan

perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan dan

rehabilitasi medik. Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana

penderita tinggal mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari

pelaksanaan pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksanaan pelayanan

kesehatan lain (Jati, 2009). Secara khusus pelayanan rawat inap ditujukan untuk

penderita atau pasien yang memerlukan asuhan keperawatan secara terus menerus

(Continous Nursing Care) hingga terjadi penyembuhan

Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang

terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi

pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu

perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya. Rawat inap adalah

pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, pengobatan,

keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana

kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas dan rumah

bersalin yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap dan mengalami

tingkat transformasi, yaitu pasien sejak masuk ruang perawatan hingga pasien

dinyatakan boleh pulang (Muninjaya, 2004).

Menurut SK Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tanggal 28

Oktober 2009 tentang Rumah Sakit, disebutkan bahwa rawat inap terdiri dari :

Universitas Sumatera Utara


28

1. Unit Ruangan Perawatan Umum

2. Unit Ruangan Perawatan Penyakit Dalam

3. Unit Ruangan Perawatan Bedah

4. Unit Ruangan Perawatan Obstetri Ginekologi

5. Unit Ruangan Perawatan Bayi

6. Unit Ruangan Perawatan Pediatri

Santosa (1998) mengungkapkan bahwa unit rawat inap dalam pelayanan

rumah sakit memiliki hubungan yang erat satu sama lain dengan unit-unit lain ,

seperti rekam, staf medis fungsional, laboratorium, pemeliharaan sarana rumah

sakit, radiologi, logistik farmasi dan keuangan. Kedudukan tersebut dapat dilihat

pada bagan dibawah ini

Rekam Medis
Staf Medis Fungsional

Keungan

Unit Rawat Inap Laboratorium

Logistik Farmasi
IPSRS
Radiologi

Gambar 2.1 Kedudukan unit rawat inap dalam rumah sakit

Sumber: Santosa (1998)

Universitas Sumatera Utara


29

Pada bagian diatas dapat terlihat bahwa ruang perawatan unit rawat inap di rumah

sakit terbagi menjadi 8 bagian, yaitu:

1) Pelayanan penerimaan pasien

Pelayanan penerimaan pasien merupakan awal proses yang diakukan oleh

pasien yang akan dirawat di rumah sakit. Pasien akan diberikan tempat di

ruang perawatan oleh bagian pelayanan penerimaan pasien. Oleh karena

itu, pelayanan ini merupakan pusat pengendalian ruang rawat inap.

2) Pelayanan rawat inap

Proses pelayanan rawat inap dimulai setelah pasien diterima di bagian

penerimaan pasien, yaitu admission department rumah sakit. Kemudian

bagian penerimaan pasien akan mendata dan menempatkan pasien ke

ruang atau kamar perawatan. Di ruang atau kamar perawatan, pasien

mendapatkan beberapa pelayanan, yaitu:

 Pelayanan tenaga medik

 Pelayanan non paramedik

 Lingkungan langsung penderita

 Penyediaan sarana medik

 Penyediaan sarana non medik

 Obat-obatan

 Pelayanan makanan dan menu

3) Pelayanan tenaga medis

Pelayanan tenaga medik di rumah sakit hanya akan didapatkan dari dokter

yang bertugas di rumah sakit. Dokter bertugas memberikan pelayanan

Universitas Sumatera Utara


30

kepada pasien dan mempertanggungjawabkannya sesuai dengan tata cara

dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etik yang berlaku. Tenaga

medik adalah dokter umum dan spesialis yang bekerja di rumah sakit.

4) Pelayanan non medik

Pemberian pelayanan tenaga non medik kepada pasien rawat inap

merupakan tugas dari keperawatan. Bagian keperawatan merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan secara profesional berdasarkan

ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk bio-psiko spiritual yang

komprehensif yang ditujukan kepada pasien, keluarga dan masyarakat,

baik yang sakit maupun yang sehat.

5) Lingkungan langsung penderita

Lingkungan langsung penderita adalah tempat pasien dirawat yang

diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pasien.

Besarnya ruang, kebersihan, penata ruang yang teratur, penerangan,

ventilasi yang baik, tidak bising dan bebas serangga merupakan faktor

yang harus diberikan oleh pihak rumah sakit.

6) Sarana medik, non medik, dan obat-obatan

Penyediaan sarana medik dan non medik disesuaikan dengan standar

peralatan masing-masing kelas di rumah sakit. Untuk sarana non medik

dibedakan dalam hal kenyamanan yang berbeda antar kelas. Untuk obat-

obatan, pihak rumah sakit bertanggung jawab kepada bagian farmasi

terhadap pengawasan kualitas, kuantitas, persediaan, penyimpanan,

penyaluran, dan kadaluarsa obat kepada pasien.

Universitas Sumatera Utara


31

7) Pelayanan menu dan makanan

Pelayanan menu dan makanan terletak dibawah pengawasan ahli gizi

makanan yang dihidangkan harus sesuai dengan kebutuhan pasien, enak

dipandang, dirasa, dapat dicerna dengan baik, kualitas baik, bersih dan

bebas dari kontaminasi, dan disediakan pada waktu yang tepat dan teratur.

Pelayanan gizi bertugas membantu seseorang (pasien) dalam keadaan

sehat atau sakit untuk memilih dan memperoleh makanan yang sesuai guna

memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Pelayanan menu dan makanan tidak

hanya ditunjukkan untuk pasien rawat inap tetapi juga untuk rawat jalan

dan karyawan rumah sakit.

8) Pelayanan administrasi dan keuangan

Pelayanan administrasi dan keuangan adalah tempat dilakukannya

prosedur penerimaan uang pemasukan rumah sakit berupa uang muka

perawatan, penagihan berkala dan penyelesaian rekening pada saat pasien

akan keluar dari ruang perawatan apabila pasien telah menyelesaikan

pelayanan ini, maka pasien diperbolehkan untuk pulang.

2.3.2 Tujuan Pelayanan Rawat Inap

Tujuan dari pelayanan rawat inap di rumah sakit adalah:

a. Membantu penderia memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehubungan

dengan penyembuhan penyakitnya

b. Mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif baik antara unit

maupun profesi

Universitas Sumatera Utara


32

c. Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk meningkatkan

keterampilannya dalam hal keperawatan

d. Menyediakan tempat/ latihan/ praktek bagi siswa perawat

e. Meningkatkan suasana yang memungkinkan timbul dan

berkembangnya gagasan yang kreatif

f. Mengandalkan evaluasi yang terus menerus mengenai metode

keperawatan yang dipergunakan untuk usaha peningkatan

g. Memanfaatkan hasil evaluasi tersebut sebagai alat peningkatan atau

perbaikan praktek keperawatan dipergunakan.

2.3.3 Standar Pelayanan Minimal Instalasi Rawat Inap

Standar adalah nilai ketentuan yang telah ditetapkan berkaitan dengan

sesuatu yang harus dicapai sedangkan pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia dijelaskan sebagi usaha melayani kebutuhan orang lain. Berdasarkan

Keputusan menteri kesehatan nomor 129 Tahun 2008 Standar Pelayanan Minimal

(SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan

urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. SPM

juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang

diberikan oleh Badan Layanan Umum. SPM untuk jenis layanan rawat inap

berdasarkan ketentuan Depkes adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


33

Tabel 2.1 Standar Pelayanan Minimal Menurut Departemen Kesehatan

Pelayanan Indikator Standar

Rawat Inap 1. Pemberian pelayanan di rawat inap 1. a. Dr Spesialis

2. Dokter Penanggung Jawab Pasien b. Perawat minimal D3

(DPJP) rawat inap 2. 100%

3. Ketersediaan pelayanan rawat inap 3. Anak,Penyakit

4. Jam visite Dokter Spesialis Dalam,Kebidanan, Bedah

4. 08.00 s/d 14.00 wib

5. Kejadian infeksi pasca operasi setiap hari kerja

6. Kejadian infeksi nosokomial 5. ≤1,5 %

7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh 6. ≤1,5 %

yang berakibat kecacatan/ kematian 7. 100%

8. Kematian pasien > 48 jam 8. ≤ 0,24 %

9. Kejadian pulang paksa 9. ≤5%

10. Kepuasaan pelanggan 10. ≥ 90 %

Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan No.129/Menkes/SK/II/2008 Tentang SPM

RS

Universitas Sumatera Utara


34

2.3.4 Alur Pelayanan Rawat Inap di RS USU

Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai

berikut:

INFORMASI

AMBIL NOMOR ANTRI

REGISTRASI (LOKET 4 & 5)

KARCIS

POLIKLINIK

DIRAWAT Tidak
PULANG

Ya
REGISTRASI RAWAT INAP RUANG INAP

Gambar 2.2 Alur Pasien Baru Umum

Universitas Sumatera Utara


35

2.3.5 Indikator Mutu Pelayanan Rawat Inap

Indikator Pelayanan Rumah Sakit Indikator adalah suatu perangkat yang

dapat digunakan dalam pemantauan suatu proses tertentu. Indikator pelayanan

rumah sakit yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan

efisiensi pelayanan rumah sakit antara lain (Depkes RI, 2005):

1. Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur pada

satuan waktu tertentu yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan

tempat tidur rumah sakit. Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya

pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Angka BOR

yang tinggi (lebih dari 85 %) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur

yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan

tempat tidur. Nilai parameter yang ideal antara 60-85%.

2. Average Length Of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.

ALOS selain digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit juga

Universitas Sumatera Utara dapat menggambarkan mutu pelayanan rumah

sakit, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang

perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari.

3. Bed Turn Over (BTO): adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu

periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.

Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

4. Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak

ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Semakin besar TOI maka

Universitas Sumatera Utara


36

efisiensi penggunaan tempat tidur semakin jelek. Idealnya tempat tidur

kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

5. Net Death Rate (NDR): angka kematian netto yaitu angka kematian 48 jam

setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar, digunakan untuk

mengetahui mutu pelayanan/perawatan rumah sakit. Semakin rendah NDR

suatu rumah sakit berarti bahwa mutu pelayanan rumah sakit tersebut

semakin baik. Nilai NDR yang masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25

per 1000 pasien keluar.

6. Gross Death Rate (GDR): angka kematian brutto yaitu angka kematian umum
untuk setiap 1000 penderita keluar, digunakan untuk mengetahui mutu

pelayanan/perawatan rumah sakit. Semakin rendah GDR berarti mutu

pelayanan rumah sakit semakin baik. Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari

45 per 1000 pasien keluar.

2.4 Kelengkapan Pengisian Rekam Medis

2.4.1 Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis

Rumah sakit salah satu sarana pelayanan kesehatan yang melakukan

pelayanan rawat jalan maupun pelayanan rawat inap wajib membuat rekam medis.

Yang membuat atau mengisi rekam medis adalah dokter dan tenaga medis

lainnya:

1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan spesialis yang melayani

pasien di rumah sakit.

2. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit.

3. Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.

Universitas Sumatera Utara


37

4. Tenaga para medis perawatan dan tenaga para medis non perawatan yang

langsung terlihat didalam antara lain : perawat, perawat gigi, bidan,

tenaga laboratorium klinik, gizi, anestesi, piñata rontgen, rehabilitasi

medic dan lain sebagainya.

Dalam hal dokter luar negeri melakukan ahli teknologi yang berupa

tindakan/konsultasi kepada pasien yang membuat rekam medis adalah

dokter yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit.

2.4.2 Ketentuan Pengisian Rekam Medis

1) Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-

lambatnya dalam waktu 1 X 24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam

medis.

2) Semua pencatatan harus ditanda tangan oleh dokter atau tenaga kesehatan

lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta

diberi tanggal.

3) Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya

ditanda tangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau

oleh dokter pembimbingnya.

4) Catatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter

pembimbingnya.

5) Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan

melakukannya pada saat itu juga serta dihubungi paraf.

Universitas Sumatera Utara


38

2.4.3 Rekam Medis Yang dianggap Lengkap

Adapun isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari

sekurang-kurangnya memuat :

a. Identitas pasien;

b. Tanggal dan waktu;

c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;

d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;

e. Diagnosa;

f. Rencana penatalaksanaan;

g. Pengobatan dan/atau tindakan;

h. Persetujuan tindakan bila diperlukan;

i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan;

j. Ringkasan pulang (discharger summary)

k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang

memberikan pelayanan;

l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; dan

m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odotogram klinik.

Apabila salah satu dari isi berkas rekam medis yang disebutkan diatas

tidak diisi (tidak memenuhi kriteria) misalnya: identitas pasien tidak di isi, tanda

tangan dokter penanggung jawab tidak di tandatangani maka berkas tersebut di

golongkan kepada berkas rekam medis yang tidak lengkap.

Universitas Sumatera Utara


39

2.5 Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Proses Output
Input
(Pelaksanaan
(Sumber Daya (Kelengkapan
Pelayanan Rawat
Manusia, Pembagian Pengisian Berkas
Inap,Proses
Shift Kerja, Loket Rekam Medis
Pendaftaran, Syarat
Penerimaan) Rawat Inap)
Pendaftaran)

Gambar 2.3 Kerangka Pikir

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan Mixed Methods. Penelitian ini

merupakan langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk penelitian

dengan menggabungkan dua bentuk penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

Alasan menggunakan mixed method adalah untuk memperoleh pemahaman yang

mendalam mengenai suatu fenomena yang sedang dikaji mengenai pertanyaan

penelitian yang tidak dapat dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif.

Menurut pendapat Sugiyono (2011) menyatakan bahwa metode penelitian

kombinasi (mixed methods) adalah suatu metode penelitian yang

mengkobinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitif dengan metode

kualitatif untuk digunakan secara bersama-bersama dalam suatu kegiatan

penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable, dan

obyektif.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara

Medan.

3.3 Sampel dan Informan

3.3.1 Sampel

Menurut Notoatmojo (2010), sampel adalah bagian dari objek yang diteliti

jumlah dan karakteristiknya dan mewakili seluruh populasi tersebut. Sampel

40
Universitas Sumatera Utara
41

dalam penelitian ini adalah berkas rekam medis pasien rawat inap dalam bulan

Mei-Oktober 2016 sebagai objek penelitiannya yang berjumlah 623 berkas rekam

medis dan yang diteliti sebanyak 84 berkas rekam medis rawat inap yang di ambil

secara acak.

Tehnik pengambilan sampel adalah Simple Random Sampling dengan cara

penarikan angka acak dengan menggunakan microsoft excel pada komputer,

metode besarnya sampel ditentukan dengan rumus (Gaspersz, 1991) :

Dimana :

n = Besar sampel

N = Besar populasi

Z = 1,96 (dengan derajat kepercayaan 95%)

G = Galat pendugaan atau kesalahan maksimum yang diinginkan

peneliti,10% (0,10)

P = Proporsi rekam medis yang diisi tidak lengkap 0,5 (hasil survei awal)

Sehingga:

Untuk penelitian ini dibutuhkan sampel minimal sebanyak 84 berkas rekam

Universitas Sumatera Utara


42

medis.

3.3.2 Informan

Informan dipilih berdasarkan dengan permasalahan dan tujuan penelitian

yaitu semua petugas di bagian penerimaan pasien rawat inap di RS USU yang

berjumlah 4 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

3.4.1.1 Data Kualitatif

Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung terhadap proses

pelaksanaan rekam medis, wawancara mendalam (in-depth interview) dengan

berpedoman pada daftar pertanyaan, dan observasi atau pengamatan kepada

petugas rekam medis dibagian penerimaan pasien rawat inap (4 orang), serta

observasi berkas rekam medis untuk melihat kelengkapan rekam medis.

3.4.1.2 Data Kuantitatif

Dengan menganalisis tiap berkas rekam medis rawat inap mulai dari

bulan Mei s/d Oktober 2016 yang berjumlah sebanyak 84 berkas.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan adalah data-data yang berkaitan dengan

pelaksanaan pelayanan penerimaan pasien rawat inap yang diperoleh dari sub

bagian rekam medis Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Medan.

Universitas Sumatera Utara


43

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah input, proses, output, dan

kelengkapan pengisian berkas rekam medis.

3.5.2 Definisi Operasional

1. Input

Segala sesuatu yang dibutuhkan sebagai modal awal kegiatan penerimaan

pasien rawat inap . Berkaitan dengan sumber daya manusia, pembagian shift

kerja, loket penerimaan pasien rawat inap.

2. Proses

Serangkaian kegiatan mengenai pelayanan rawat inap yang dirancang secara

sadar sadar untuk meningkatkan dan mempermudah pelaksanaan pelayanan rawat

inap, proses pendaftaran, dan syarat pendaftaran pasien.

3. Output

Hasil dari pelayanan kepada pasien di rumah sakit yang membutuhkan

perawatan dan harus tinggal untuk keperluan kesehatan pasien yang di buat dalam

bentuk berkas-berkas data mengenai identitas pasien , nomor RM, tanggal dan

waktu, anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosa, pengobatan/ tindakan,

persetujuan tindakan, catatan observasi klinis, ringkasan keluar yang diberikan

oleh petugas medis yang telah lengkap dan dibubuhi tanda tangan dari petugas

yang memberikan pelayanan kesehatan serta harus memenuhi kriteria yang telah

ada, kalau salah satu tidak ada maka berkas tersebut di anggap tidak lengkap.

Universitas Sumatera Utara


44

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis Kuantitatif

Analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

analisis deskriptif yaitu dengan menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya dengan penyajian dalam bentuk tabel frekuensi dengan

menggunakan SPSS.

3.6.2 Analisis Kualitatif

Data yang dianalisis secara manual yaitu dengan menuliskan hasil

penelitian dalam bentuk transkrip hasil wawancara mendalam, kemudian

meringkasnya dalam bentuk matriks yang disusun sesuai bahasa baku jawaban

informan. Ringkasan ini kemudian diuraikan kembali dalam bentuk narasi dan

melakukan penyimpulan terhadap analisis yang telah didapat secara menyeluruh

3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data yang telah dikumpulkan, dilakukan

triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan

kebenaran informasi informan yang satu dengan yang lain. Triangulasi dengan

sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif (Patton,1987). Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh

langkah sebagai berikut :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

Universitas Sumatera Utara


45

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Medan

Sejarah pendirian Rumah Sakit USU telah dimulai pada tahun 2003 dengan

diajukannya Usulan proyek pembangunan Pusat Penelitian dan Diagnostik

Kesehatan (PPDK) USU ke Bappenas yang kemudian direvisi menjadi usulan

Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RS) USU. Pada tahun 2004, usulan

pembangunan RS USU tersebut disetujui dan masuk dalam perencanaan

Bappenas. Pada tahun 2005 Islamic Development Bank (IDB) menawarkan Loan

untuk membangun RS USU. Setelah melalui proses negosiasi dengan pemerintah,

IDB menyetujui pemberian Loan pembangunan RS USU pada tanggal 1 Februari

2006. Pembangunan RS USU dilaksanakan antara tahun 2009 – 2011 oleh PT

Waskita Karya yang ditetapkan sebagai pelaksana pembangunan tersebut. Rumah

Sakit USU dibangun diatas lahan milik USU dengan sertifikat hak pakai seluas

38.000 m2, berlokasi di pusat kota, Jl. Dr. T. Mansur, berseberangan dengan

Kampus Universitas Sumatera Utara. Bangunan Utama berlantai 5 dengan luas

total 52.200 M2, menempati sekitar 35 % dari tapak lahan.

Antara tahun 2011 – 2013 berlangsung pengadaan alkes/non alkes RS USU.

Kemendikbud RI telah pula mengalokasi sejumlah tenaga berstatus PNS untuk

mengisi ketenagaan di RS USU. Disamping bertujuan memperluas jaringan rumah

sakit yang dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pendidikan dokter, dokter

46
Universitas Sumatera Utara
47

spesialis dan tenaga kesehatan lainnya, Rumah Sakit USU diharapkan dapat

berperan sebagai rumah sakit pelayanan rujukan dan riset klinik di wilayah

Indonesia Barat, khususnya daerah Sumatera Utara. Rumah Sakit USU dirancang

untuk dapat mengakomodasi pelayanan rawat jalan di sejumlah klinik

spesialis/sub spesialis, pelayanan rawat inap dengan kapasitas 400 tempat tidur,

Instalasi gawat darurat dengan pelayanan 24 jam, kamar bedah, ruang persalinan,

perawatan intensif, pelayanan hemodialise dan rehabilitasi medik. Berbagai

peralatan radio diagnostik/pencitraan, laboratorium klinik dan fasilitas/peralatan

pelayanan lainnya dilengkapi untuk penyelenggaraan fungsi rumah sakit.

Rumah Sakit USU juga akan mempersiapkan berbagai layanan komprehensif

dengan unggulan di bidang Nefrologi, Traumatologi dan luka bakar, serta Infeksi

Tropis. Seluruh kegiatan akan didukung tenaga spesialis dan sub spesialis,

paramedik dan tenaga administrasi/teknisi/tenaga penunjang lainnya. Sejumlah

Departemen Klinis akan menyelenggarakan fungsi pendidikan, riset dan

pelayanan. Teknologi dan sistem informasi rumah sakit ditata secara maksimal

untuk mengakomodasi penyelenggaraan kegiatan administrasi, pendidikan, riset

dan pelayanan tersebut. Seluruh pengembangan akan dilaksanakan secara

bertahap. Setelah soft opening, RS USU akan memulai kegiatan pelayanan UGD

24 jam, Klinik Umum, Klinik KIA, Klinik Gigi, Layanan Klinik Spesialis Dasar

(penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan ginekologi), Klinik Spesialis

lainnya (mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, kulit dan kelamin, kedokteran

jiwa, paru, jantung dan pembuluh darah), layanan Farmasi, Rawat Inap dengan

kapasitas 100 tempat tidur dan perawatan Intensif. Sementara segera dipersiapkan

Universitas Sumatera Utara


48

pula layanan diagnostik penunjang seperti radiologi/pencitraan dan laboratorium

klinik, layanan kamar bedah, ruang persalinan, hemodialise, dan rehabilitasi

medik. RS USU juga akan segera memproses permohonan untuk menjadi

provider BPJS sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, pelayanan BPJS

dapat pula dilaksanakan di RS USU.

Pada tanggal 17 November 2014 yang lalu di Kemenkes RI telah ditandatangani

Nota Kesepahaman antara RS USU dengan FK USU dan RS Haji Adam Malik

Medan disaksikan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI dan Rektor USU.

Dengan Nota kesepahaman tersebut, para pihak sepakat menjalin kerja sama

untuk pengembangan dan pengelolaan RS USU dan RS Haji Adam Malik sebagai

bagian dari tatanan jejaring rumah sakit pendidikan. RS USU dan RS HAM akan

saling mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara komperehensif

sesuai standar pelayanan rumah sakit dan peraturan perundang-undangan dan

manajemen operasional rumah sakit dalam bentuk jejaring dan pengampuan

(sister hospital).

Rumah Sakit USU memilih warna jingga sebagai warna dominan.Bermakna

revitalisasi dengan harapan rumah sakit mampu memberikan semangat dan

kekuatan baru bagi para pengguna jasa pelayanan rumah sakit ini. Warna jingga

juga mengekspresikan karakter : energetik, berani, percaya diri, antusias, kreatif,

sukses, kehangatan, keramahan, keakraban, keceriaan, dan keterjangkauan. Dalam

menyelenggarakan pelayanan, Rumah Sakit USU memilih motto : Kualitas, Aman

dan Bersahabat (Quality, Safety and Friendly). Rumah Sakit USU menganut dua

nilai dasar; nilai pertama : Salus aegroti suprema lex, yakni : Kesehatan pasien

Universitas Sumatera Utara


49

adalah hukum tertinggi (pelayanan berorientasi kepada pasien); nilai kedua adalah

Primum non nocere yakni : Pertama adalah tidak membahayakan (patient safety).

Kedua nilai tersebut ditampilkan di bagian depan dari bangunan utama Rumah

Sakit USU dengan harapan menjadi nilai yang dijiwai oleh seluruh unsur

penyelenggara Rumah Sakit USU.

Untuk dapat menjalankan dan mencapai fungsi RS USU sebagaimana yang

diharapkan akan dihadapi banyak tantangan yang memerlukan kerja keras dan

dukungan dari berbagai pihak. Sangat diharapkan perhatian dan dukungan dari

pemerintah pusat dan daerah serta mitra yang berkomitmen dalam pengembangan

Rumah Sakit USU.

Sistem penomoran yang digunakan adalah “unit numbering system” dimana

pasien diberi satu nomor rekam medis yang digunakan selama pasien berobat

dirumah sakit yang bersangkutan.

Sistem pengarsipan yang di pakai yaitu sistem pengarsipan dengan angka akhir

“Terminal Digits System” satu cara pengarsipan sederhana dan akurat. Sistem

penyimpanan berkas rekam medis yang digunakan yaitu sentralisasi dimana

berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap dan UGD di gabung dalam satu

rak penyimpanan, dan untuk memudahkan dalam sistem penyimpanan tersebut,

maka digunakan sistem pewarnaan pada map rekam medis.

Bagian pendaftaran merupakan awal mula interaksi pasien dengan petugas rumah

sakit selain pasien UGD maka tentu bagian ini dapat mencerminkan fasilitas

dirumah sakit ini. Setelah pendaftaran, maka secara otomatis tracer akantercetak

Universitas Sumatera Utara


50

di ruang rak file. Tracer tersebut digunakan sebagai pengganti status rekam medis

yang akan digunakan oleh pasien untuk berobat.

4.1.2 Kepemilikan

Rumah Sakit USU adalah entitas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Dikti

yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Universitas Sumatera Utara. Merupakan

salah satu dari 20 RS Perguruan Tinggi Negeri dengan status yang sama dan akan

dikembangkan di Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Dikti.

Berlokasi di Jalan Dr Mansyur, kawasan Kampus USU Medan, Rumah Sakit

Universitas Sumatera Utara berdiri tahun 2011 yang dimulai dari peletakan batu

pertama yang dilakukan oleh Rektor USU saat itu Prof dr Chairuddin P Lubis dan

Gubernur Sumatera Utara saat itu H Syamsul Arifin, SE, pada tahun 2009.

4.1.3 Letak RS USU

Satuan kerja perangkat daerah Rumah Sakit USU berlokasi di Jalan Dr Mansyur,

kawasan Kampus USU Medan.

4.1.4 Motto, Visi dan Misi

A. MOTTO :

Kualitas, Aman dan Bersahabat (Quality, Safety and Friendly)

B. VISI :

Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran(

IPTEKDOK) 2025 di wilayah Indonesia Barat.

Universitas Sumatera Utara


51

C. MISI :

 Meningkatkan mutu dokter, dokter spesialis, dan tenaga kesehatan serta

mutu pelayanan kesehatan khususnya di Sumatera bagian Utara.

 Mengembangkan IPTEKDOK secara terpadu antara berbagai cabang ilmu

kedokteran dan kesehatan maupun ilmu-ilmu lain yang menunjang.

4.2 Karakteristik Informan

Tabel 4.3 Karakteristik Informan


No Umur Pendidikan Terakhir

27 Tahun
1 D3 Rekam Medis
23 Tahun
2 D3 Rekam Medis
29 Tahun
3 D3 Rekam Medis
26 Tahun
4 S1 Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan karakteristik informan di atas diketahui bahwa semua informan

masih berusia muda yaitu <30 tahun dan memiliki jabatan yang sama yaitu

sebagai staff rekam medis/registrasi IGD dan Rawat Inap di RS USU. Namun

dalam hal pengaturan pembagian shift dan keperluan lainnya seperti

pemberitahuan lembur, perwakilan dari unit ranap/IGD untuk rapat dipegang oleh

Informan 4 karena memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari yang lainnya.

4.3 Masukan (Input)

Segala sesuatu yang dibutuhkan/diperlukan untuk dapat melaksanakan kegiatan

penerimaan pasien.

4.3.1 Sumber Daya Manusia

4.3.1.1 Sumber Daya Manusia di Unit Rekam Medis RS USU

Universitas Sumatera Utara


52

Sumber daya manusia ialah seorang yang siap, memiliki potensi, mau dan mampu

memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi atau instansi tertentu.

Dalam hal ini yang dimaksudkan yaitu sumber daya manusia unit rekam medis RS

USU Medan.

Tabel 4.4 Sumber Daya Manusia di Unit Rekam Medis RS USU


No Jabatan Jumlah
Direktur Pelayanan Medik
1 1 orang
dan Keperawatan
2 Kepala Unit Rekam Medis 1 orang
3 Registrasi IGD/RANAP 4 orang
4 Registrasi Rawat Jalan 5 orang
5 Analisa / Assembling 3 orang
6 Koding 1 orang
Pengolahan Data dan
7 1 orang
Pelaporan
8 Penyimpanan Berkas RM 2 orang

Sumber daya manusia ialah seorang yang siap, memiliki potensi, mau dan mampu

memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi atau instansi tertentu.

Dalam hal ini yang dimaksudkan yaitu sumber daya manusia di bagian pelayanan

penerimaan pasien rawat inap RS USU Medan.

Di bagian unit penerimaan pasien rawat inap RS USU, masih membutuhkan

penambahan sumber daya manusia dengan karena masih belum memenuhi jumlah

tenaga kesehatan yang ada dengan kesibukan di setiap jadwalnya dan pasien yang

datang di unit rawat inap yang sewaktu-waktu meningkat seperti mengacu pada

pedoman wawancara yang dijawab oleh informan 3 sebagai berikut “bisa tiba-tiba

baru berapa menit datang lagi datang lagi”

Universitas Sumatera Utara


53

Matriks 4.1 Gambaran Sumber Daya Manusia di Bagian Unit Rawat Inap

Informan Pernyataan

Informan 1 Masih kurang, karena jam kerjanya yang

berlebih

Informan 2 Masih kurang memadai.

Informan 3 Masih kurang, apalagi kalau pasien lagi

banyak.

Informan 4 Masih kurang, maunya di tambah di

setiap shift.

Berdasarkan pernyataan diatas, keempat informan menyatakan masih kurang

memadainya petugas yang ada saat ini yang berkerja di unit penerimaan pasien

rawat inap. Sesuai dengan hasil wawancara kepada keempat informan yang

mengungkapkan beberapa hal secara rinci sebagai berikut:

Informan 1 mengatakan “Sebenarnya sih kurang cuma karena jam kerjanya


itu… kami jam kerjanya berlebih sih, sudah kami ajukan nggak ada solusinya
timbal baliknya nggak ada, udah kami ajukan tapi nggak ada juga… jamnya
kalau malam kan kami 11 jam”
Informan 2 mengatakan “Masih kurang memadai, sama atasan kami pernah
diajukan ke kepala rekam medis… katanya udah ditindaklanjuti cuma kita
nggak tau juga kenyataannya”
Informan 3 mengatakan “Kalau menurut aku sih masih kurang karena kalau
misalnya lagi banyak gitukan, karenakan kita nggak bisa prediksi kapan mau
datang pasienkan, bisa tiba-tiba baru berapa menit datang lagi datang lagi itu
keteteran, kalau idealnya 2 orang untuk satu shift.”
Informan 4 mengatakan “Masih kurang, kurang banget minimal setiap shift 2
orang”
Berdasarkan teori sumber daya manusia rumah sakit pada prinsipnya

sudah diatur melalui penentuan jumlah dan spesifikasi tenaga kesehatan juga

fasilitas penunjang pelayanan kesehatan yang harus ada di dalam sebuah rumah

sakit yang terdapat di dalam akreditasi sebuah rumah sakit (Nengsih,

Universitas Sumatera Utara


54

2010).Sumber daya manusia yang berkompetensi sangat dibutuhkan oleh sebuah

rumah sakit untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas.Sumber

daya manusia di rumah sakit pada dasarnya telah terspesialisasi secara jelas

karena semua tenaga medis di rumah sakit telah memiliki latar belakang

pendidikan secara khusus sesuai dengan bidang yang mereka kerjakan yang

diharapkan dapat menunjang pelayanan rumah sakit yang berkualitas.Sumber

daya manusia di rumah sakit terdiri atas petugas medis dan non medis. Rumah

sakit merupakan organisasi yang menjual jasa pelayanan kesehatan, namun pasien

harus melalui beberapa tahap kegiatan sebelum mendapatkan jasa pelayanan

kesehatan seperti pada bagian informasi, loket pendaftaran, administrasi dll.

Sesuai dengan teori di atas di ketahui bahwa sumber daya manusia sangat

mempengaruhi pelayanan kesehatan yang berkualitas, apabila dengan jumlah

petugas di unit penerimaan pasien rawat inap yang masih kurang memadai ini

membuat petugas kewalahan bila ada pasien yang datang dalam jumlah yang

banyak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

56 Tahun 2014 Pasal 23 Yang Isinya : Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kesehatan

Lain dan Tenaga Nonkesehatan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 21 Huruf D

dan Huruf E Disesuaikan Dengan Kebutuhan Pelayanan Rumah Sakit. Maka dari

peraturan tersebut baik itu tenaga nonkesehatan seperti penerimaan pasien rawat

inap disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan di RS yang bersangkutan jadi untuk

banyaknya

Universitas Sumatera Utara


55

4.3.2 Pembagian Shift Kerja

Shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk

mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore

dan malam. Ciri khas shift kerja tersebut adalah kontinuitas, pergantian dan

jadwal kerja khusus. Secara umum yang dimaksud dengan shift kerja adalah

semua pengaturan jam kerja, sebagai pengganti atau tambahan kerja siang hari

sebagaimana yang biasa dilakukan.

Kesepakatan pembagian untuk masing-masing orang di unit rawat inap juga telah

di tetapkan secara adil dengan pembagian shift yaitu shift pagi,sore dan juga

malam. Berdasarkan pedoman wawancara nomor 8 maka didapatkan matriks

sebagai berikut.

Matriks 4.2 Gambaran Pembagian Shift di Bagian Unit Rawat Inap


Informan Pernyataan
Informan 1 Ada tiga shift, pagi itu dari jam 7.30
sampai jam 14.30 dan shift sore dari jam
14.30 sampai jam 20.30 shift malam jam
20.30 sampai 07.30 pagi.
Informan 2 Iya udah ada pembagian shift.
Informan 3 Ada 3 shift, shift pagi dari jam tengah 8
sampai tengah tiga, sore dari tengah tiga
sampe tengah sembilan, malam tengah
sembilan sampe pagi yaitu tengah delapan.
Informan 4 Pakai shift, kalau pagi setengah 8 sampai
setengah 3, kalau siang itu dari setengah 3
samapi setengah 9, kalau malam setengah 8
sampai setengah 8pagi .
Berdasarkan pernyataan diatas keempat informan menyatakan bahwa adanya

pembagian shift menjadi 3 bagian yaitu shift pagi dengan jam kerja pukul 07.30

sampai 14.30, shift sore dimulai dari pukul 14.30 sampai 20.30, dan shift malam

Universitas Sumatera Utara


56

dimulai dari pukul 20.30 sampai 07.30. Sesuai dengan hasil wawancara kepada

keempat informan yang mengungkapkan beberapa hal secara rinci sebagai

berikut:

Informan 1 mengatakan “Ada kami tiga shift, pagi itu dari jam 7.30 sampai jam
2.30… ehmm 14.30..jadi nanti yang shift sore itu dari jam 14.30 sampai jam
20.30.. jam malam lagi 20.30 sampai 7.30”
Informan 2 mengatakan “Iya udah ada…shift sore malam biasanya paling
banyak pasien, sama diluar jam WH, jam WH itu hari libur, hari libur sama
sore malam”
Informan 3 mengatakan “Ya kami 3 shift, shift pagi dari jam tengah 8 sampai
tengah tiga, sore dari tengah tiga sampe tengah Sembilan, malam tengah
Sembilan sampe pagi lagi tengah delapan… malam 12 jam… kami yang bagi
jam-jamnya…”
Informan 4 mengatakan “Kita pake shift kalau di poli rawat jalan dia pake work
hour kalau disini kita pakai shift kalau pagi kita buat setengah 8 sampai
setengah 3, kalau siang itu dari setengah 3 samapi setengah 9, kalau malam
setengah 8 sampai setengah 8, karena sebenarnya dari segi k3nya saya tanya
teman saya, kan saya yang buat surat dinasnya ini boleh ngak dibagi rata 12
jam setiap shift, boleh tapi misalnya kita buat dari jam 8 sampai jam 4, jam 4
sampai tengah malam gimana? Kita mikir keselamatan juga dirampok dibegal,
makanya dimajukan kita pakai jam aman”

Berdasarkan teori menurut Tayari and Smith (1997) ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan untuk dalam manajemen kerja shift yaitu:

a) Jika memungkinkan lamanya kerja shift malam dikurangi tanpa

mengurangi kompensasi dan benefit lainnya.

b) Jumlah karyawan shift malam yang diperlukan seharusnya dikurangi untuk

mengurangi jumlah hari kerja pekerja shift malam.

c) Lamanya kerja shift tidak melebihi 8 jam.

Namun dalam prakteknya di RS USU, justru pada shift malam lebih lama yaitu

sekitar 11 jam, sehingga total perminggu melebihi jam kerja sesuai pembagian

shift, makanya para petugas merasa beban kerja mereka sudah lebih dibandingkan

Universitas Sumatera Utara


57

dengan penerimaan pasien ranap di RS lain. Karena jam tidur yang harus terpakai

untuk berjaga bila pasien datang berobat malam maupun subuh.

4.3.3 Loket Penerimaan Pasien

Tempat penerimaan pasien rawat inap (TPPRI) atau ruang penerimaan pasien

rawat inap (RPP) atau pusat informasi rawat inap atau pusat rumah sakit adalah

salah satu bagian di rumah sakit yang kegiatannya mengatur penerimaan dan

pendaftaran pasien yang akan rawat inap. Sistem pelayanan TPPRI berbeda antara

satu yang akan dirawat inap yaitu semua pasien rawat inap harus melalui

pemeriksaan rawat jalan atau gawat darurat, atau TPPRI dapat menerima pasien

langsung selain melalui pasien dan rawat jalan dan gawat darurat.

Loket penerimaan pasien di RS USU terdiri dari dua loket. Yang pertama adalah

loket penerimaan pasien rawat jalan yang berada di lobi utama rumah sakit. Loket

rawat jalan memiliki 5 orang petugas registrasi yang siap melayani. Adapun loket

rawat jalan memiliki ketentuan pendaftaran sebagai berikut:

Tabel 4.5 Jam Pelayanan Rawat Jalan RS USU


No Hari Pukul Lokasi
08.00 WIB s.d 15.00 Pendaftaran di lantai 1
1 Senin s.d Jumat
WIB Rumah Sakit
Sabtu, Minggu,
2 Pendaftaran di IGD RS USU
dan hari Besar

Loket kedua berada di bagian IGD yang registrasinya juga merangkap untuk

registrasi pasien rawat inap. Dan hanya memiliki satu loket dengan fungsi yang

merangkap menjadi 2 yaitu pendaftaran pasien IGD dan juga rawat inap. Loket

IGD/Ranap memiliki 4 orang petugas yang bekerja berdasarkan pembagian shift

Universitas Sumatera Utara


58

nya. Berdasarkan pedoman wawancara nomor 3 maka didapatkan matriks sebagai

berikut.

Matriks 4.3 Gambaran Loket Penerimaan Pasien Rawat Inap di Bagian Unit
Rawat Inap
Informan Pernyataan

Informan 1 Cuma ada 1 di RS USU.

Informan 2 Ada 2, melalui rawat jalan bisa melalui IGD

bisa. Banyakan di IGD pada umumnya.

Informan 3 Dari poli rawat jalan bisa dan dari loket IGD

juga bisa.

Informan 4 Untuk loket khusus rawat inap kita belum

buka. Untuk saat loket rawat inap hanya satu

dan itu berbagi untuk loket igd.

Berdasarkan pernyataan di atas diketahui bahwa 2 dari informan menyebutkan ada

dua loket tempat untuk melayani pasien rawat inap. Namun ada 2 informan lagi

yang menyebutkan adanya dua loket tempat pelayanan pasien rawat inap. Setelah

di cross check kembali, dengan menanyakan kembali kepada dua responden yang

tidak memiliki jawaban yang sama ternyata untuk pendaftarannya sendiri memang

hanya ada satu loket dan yang di rawat jalan memang bisa tetapi tidak selalu di

gunakan (hanya di gunakan bila keadaan mendesak). Dan sekalipun dilayani dari

rawat jalan, petugas rawat jalan akan kembali meminta ke loket IGD untuk

mendaftarkan pasien yang memang diindikasikan untuk di rawat inap.

Universitas Sumatera Utara


59

Dari pernyataan informan tersebut didapatkan bahwa loket yang bertugas pada

umumnya dalam penerimaan pasien rawat inap hanya 1 loket dan bersamaan

dengan loket IGD RS USU. Sesuai dengan hasil wawancara kepada keempat

informan yang mengungkapkan beberapa hal secara rinci sebagai berikut:

Informan 1 mengatakan “Ya cuma 1 disini ajalah, ini ada satu tapi ngak
dipakai-pakai”
Informan 2 mengatakan “Ada 2, di rawat jalan, melalui rawat jalan bisa melalui
IGD bisa… banyakan di IGD sih lebih dominannya..Cuma kalo… paling
dirawat jalan dihari biasalah”
Informan 3 mengatakan “Dari poli rawat jalan bisa… kalau yang disinikan IGD
dia untuk gawat darurat bisa ngak pake rujukan tapi kalau di poli rawat jalan
dia harus ada rujukannya itu yang membedakan… jadi nggak bisa setiap
pasien masuk dia mau ke IGDkan ngak bisa dia masuk kalau ngak emergency,
kalau dia mau masuk ke IGD dia harus umum, kalau kata dokter dia nggak
gawat darurat umum, kalau dia memaksa mau masuk ke IGD”
Informan 4 mengatakan “Untuk loket khusus rawat inap kita belum buka, setiap
pasien rawat inap mau itu dari poli atau igd tetap itu entrynya dari igd. Ya,
untuk saat ini memang loket rawat inap nya hanya satu dan itu berbagi untuk
loket igd. Harusnya loket rawat inap ini tersendiri”

Berdasarkan teori menurut Azrul (1997) yang dimaksud gawat darurat (emergency

care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita

dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving) Instalasi

gawat darurat adalah salah satu sumber utama pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Untuk perawatan di UGD ( Unit Gawat Darurat), Pasien bisa dirawat

dengan rawat inap ataupun tidak, halini ditentukan seberapa parah sakit yang

diderita pasien. Ketika pasien datang, pasien langsung dibawa keruang UGD

untuk diperiksa, dalam pemeriksaan iniditentukan apakah pasien harus rawat inap

atau tidak.

1. Pasien Tidak Rawat Inap

Universitas Sumatera Utara


60

o Setelah pemeriksaan terhadap pasien selesai, jika tidak ada pendamping

pasien, pihak rumah sakit akan menelpon keluarga pasien untuk datang

o Proses selanjutnya pasien harus segera mendaftar direceptionist (khusus

UGD), kemudian diberi slip pembayaran untuk membayar biaya pemeriksaan

dan biaya obat.

o Membayar di loket pembayaran

o Kembali ke receptionist untuk menebus resep dengan menunjukkan slip

pembayaran yg sudah di sahkan di loket pembayaran sebagai bukti lunas

pembayaran

o Mengambil obat di apotek dengan memberikan resep terlebih dahulu

o Setelah mendapat obat, jemput pasien di UGD dan pasien bisa pulang.

2. Pasien Rawat Inap

o Setelah pemeriksaan terhadap pasien selesai dan pasien harus rawat inap,

pendamping pasien mendaftar di administrasi khusus rawat inap.

o Setelah mendaftar dan mendapat ruangan, pasien segera dibawa ke

ruangan rawat inap.

o Setelah pasien sembuh dan diberi izin pulang oleh dokter, pendamping

harus menyelesaikan administrasi dengan mengambil slip pembayaran biaya

rawat inap (sudah termasuk obat yang diberi selama rawat inap).

o Pembayaran dilakukan di loket bank yang disediakan.

o Setelah proses administrasi selesai, pendamping beserta pasien akan

diberikan resume dan penjelasan mengenai kondisi kesehatan pasien oleh

dokter yang menangani

Universitas Sumatera Utara


61

o Setelah itu pasien bisa pulang (pasien tidak perlu menebus resep obat,

karena obat sudah diberikan ketika masa rawat inap).

Berdasarkan teori diatas di ungkapkan seharusnya loket penerimaan pasien di unit

UGD dipisahkan/ memiliki loket sendiri dan tidak di gabung dengan loket

penerimaan pasien rawat inap. Namun di RS USU loket UGD dan Rawat Inap di

gabung menjadi satu dan dengan SDM yang sama untuk kedua unit tesebut.

4.4 Proses

Suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau

pelaksanaan pelayanan rawat inap guna meningkatkan dan mempermudah segala

akses ataupun syarat-syarat dalam tata laksana yang telah di tetapkan di RS USU.

Untuk melihat baik atau tidaknya dari proses yang dilakukan Puskesmas atau

Rumah Sakit dapat diukur dari : 1) Relevan atau tidaknya proses yang diterima

oleh pelanggan, 2) Efektif atau tidaknya proses yang diterima oleh pelanggan, dan

3)Mutu yang dilakukan. Variabel proses merupakan pendekatan langsung

terhadap mutu pelayanan kesehatan. Jika petugas atau profesi semakin patuh

terhadap standar pelayanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan yang diberikan

akan semakin bermutu pula (Bustami, 2011).

4.4.1 Pelaksanaan Pelayanan Penerimaan Pasien Rawat Inap

Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang akan

dirawat di rumah sakit adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan rumah

sakit. Dapat dikatakan disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh

seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan

bahwa di dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien seorang pasien

Universitas Sumatera Utara


62

mendapat kesan baik ataupun tidak baik dalam pelayanan suatu rumah sakit. Tata

cara melayani pasien dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh petugas

dengan sikap yang ramah, sopan, tertib, dan penuh tanggung jawab

Gambar 4.1 Alur Pelayanan Penerimaan Pasien Rawat Inap RS USU

Berdasarkan pedoman wawancara nomor 1maka didapatkan matriks sebagai

berikut.

Matriks 4.5 Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Penerimaan Pasien di Bagian Unit


Rawat Inap
Informan Pernyataan

Informan 1 Kalau pelayanan rawat inapmya udah efisien

tidak terlalu ribet dokter JPnya pasien itu

nggak bakal lama diobservasi di IGD.

Informan 2 Sudah bisa dibilang baik, apalagi di IGD

Universitas Sumatera Utara


63

memiliki limit waktu pelayanan.

Informan 3 Sudah bagus ,udah baik udah ada alurnya.

Informan 4 Kalau teknis kita usahakan kita bisa

melakukan penerimaannya dengan ,kalau

dari segi pengentryan sudah tergolong baik.

Hasil wawancara terhadap informan diketahui bahwa pelayanan penerimaan

pasien rawat inap sudah baik dan efisien didukung dengan adanya limit waktu

pasien di IGD dan telah tersedia alur penerimaan yang memudahkan

pelayanan.Sesuai dengan hasil wawancara kepada keempat informan yang

mengungkapkan beberapa hal secara rinci sebagai berikut:

Informan 1 mengatakan “Kalau pelayanan rawat inapmya udah efisien sih ngak
terlalu ribet kali karenakan kita maininnya cepatlah, kalau udah ada dokter
JP-JPnya pasien itu nggak bakal lama diobservasi di IGD, lebih kurang 2 jam
maksimal 4 jam… 4 jam untuk ditangani di IGD sama registrasi itu, maksimal
4 jam, lebih kurangnya 2 jam itu udah naik dia, terkecuali kalau dia itu
penurunan kesadaran itu bisa dia minimal 6 jam karena itu kebanyakan
dilakukan tindakan gitu ntah itu foto ntah uji laboratorium, karena itu untuk
laboraturium untuk pemeriksaannya yang lebih detail itu minimal 1 jam
setengah”.
Informan 2 mengatakan “Sejauh ini kalau menurut kami pribadi ya, udah kami
upayakan semaksimal mungkin… ya bisa dibilanglah baik… kalau secara..
kalau secara IGDnya kami pasti untuk pasti cepat pelayanannya karenakan
kalau di IGD ada limit waktunya jadi secepatnya harus udah bereslah gitu…
limit waktunya dari pasien masuk sampai rawat inap sebisa mungkin
secepetnya kalau dari kami pribadi itukan terpisah untuk pasien rawat jalan
sama rawat inap, kan nanti kalau dinyatakan inap dari dokter baru kita bisa
buatkan untuk rawat inapnya… kalau untuk pengurusan berkas rawat inapnya
eemm kalau udah selesai semua diagnose, CPPT bisalah 5 sampai 10 menitlah..
diusahakan”
Informan 3 mengatakan “Kalau menurut aku sih udah bagus udah baik udah
ada alurnya… karenakan kita udah ada berkasnyakan disitukan udah semua
disitu kita tinggal tanya informasinya tinggal isi aja”.
Informan 4 mengatakan “Kalau keseluruhan kalau teknis kita usahakan kita
bisa penerimaannya itu gini, kita kan komputerisasi semua udah terbantu
kalau dari segi pengentryan okelah tapi dari segi SDM kami perlu
penambahan, karena macem yang adek liat tadi makin malam pasien makin

Universitas Sumatera Utara


64

banyak yak an, kalau sendiri ya jadinya keselahan SDM kan pengentryan
harus cepat kalau misalnya salah entry salah rekam medisnya semuanya salah,
boleh diganti boleh, tapi tidak efisien.”

4.4.2 Proses Penerimaan Pasien Rawat Inap di RS USU

Adapun prosedur rawat inap RS USU memilliki beberapa instruksi yang harus

dijalan kan yaitu:

 Gelang pasien berisi nama dan ID

Selama dirawat anda(pasien) harus selalu mengenakan gelang agar kami dapat

terus memantau kondisi dan memastikan anda mendapat penanganan yang

tepat

 Tempat tidur

Kami menyediakan tempat tidur untuk anda. Silahkan

menggunakan tempat tidur yang telah disediakan.

 Waktu bangun dan tidur

Pukul 06.00 dan 21.00

 TV, Radio, dan Peralatan Hiburan lainnya

Untuk menjaga ketentraman silahkan matikan TV mulai pukul 21.00. Untuk

peralatan hiburan lainnya gunakan earphone jika anda ingin menggunakannya.

 Bunga, Makanan, Minuman

Demi alasan medis bunga, makanan, dan minuman dari luar sangat dilarang.

Silahkan berkoordinasi dengan perawat kami jika ingin memakan makanan

dari luar.

Universitas Sumatera Utara


65

 Telepon

Kami tidak melayani peminjaman telepon untuk keperluan pribadi kecuali

darurat.

 Mandi

Mandi diperbolehkan jika kondisi anda memungkinkan. Tanyakan dokter dan

perawat kami untuk lebih jelasnya.

 Laundri

Kami menyediakan layanan laundri berbayar untuk pakaian pribadi anda.

 Keamanan dan Keselamatan

Atas alasan keamanan anda diminta untuk tidak membawa banyak barang

berharga ke rumah sakit. Silahkan simpan barang anda di lemari yang telah

tersedia. Kehilangan atau kerusakan barang anda bukan merupakan

tanggungjawab kami.

 Keluar Malam atau menginap

Anda tidak diperbolehkan keluar dan menginap tanpa izin perawat ataupun dokter

kami

Bagi pasien yang pertama kali pengunjung ke Rumah Sakit USU, pastikan

Anda membawa item berikut setiap perawatan di rumah sakit USU

 Kartu Identitas

 Kartu Asuransi Kesehatan (BPJS / KIS / Asuransi Kesehatan / dll)

 Pasien khusus BPJS, KIS, dan asuransi kesehatan, diwajibkan

membawa fotokopi KTP, BPJS dan Kartu Keluarga masing-masing dua (2)

buah

Universitas Sumatera Utara


66

 Rujukan dari dokter atau fasilitas kesehatan lainnya

 Hasil pemeriksaan medis dari fasilitas kesehatan (jika ada)

Berdasarkan pedoman wawancara nomor 2 maka didapatkan matriks sebagai

berikut:

Matriks 4.6 GambaranProses Penerimaan Pasien di Bagian Unit Rawat Inap


Informan Pernyataan

Informan 1 Alurnya pertama registrasi dulu ,minta

identitasnya, persyaratan BPJSnya udah gitu

pasiennya masuk duluan keluarganya datang

untuk registrasi pasien.

Informan 2 Ada langsung pembagian kelas kalau dia

pasien BPJS kalau umum itu di tanya sama

pasiennya dia mau di kelas berapa.

Informan 3 Ada untuk yang BPJS bisa di lihat dari

aplikasinya SEP.

Informan 4 Kalau dia BPJS langsung kita liat kelasnya

kalau umum kita tanya dia mau di kelas 1, 2,

3atau VIP

Berdasarkan penyataan informan diketahui bahwa proses penerimaan pasien

dimulai dengan registrasi identitas pasien berdasarkan KTP ataupun BPJS, pasien

dapat ditangani terlebih dahulu oleh perawat dan registrasi boleh diwakilkan oleh

pihak keluarga. Pasien yang dinyatakan harus mendapat perawatan akan

dibuatkan surat pernyataan, selanjutnya akan dilihat pembagian kelas yang sesuai

Universitas Sumatera Utara


67

untuk pasien BPJS kelas sesuai dengan kartu BPJS yang digunakannya dan pasien

umum dapat memilih kelas sesuai kemampuan. Sesuai dengan hasil wawancara

kepada keempat informan yang mengungkapkan beberapa hal secara rinci sebagai

berikut:

Informan 1 mengatakan “Alurnya itu ya pertamakan kita registrasi dulu kita


minta identitasnya persyaratan BPJSnya udah gitu ya pertama sih datang
pasiennya ya masuk duluanlah yakan masuk duluan keluarganya datang
kemari untuk registrasi pasiennya juga udah ditangani sama perawatnya, udah
langsung ditangani. Kita cuma registrasi itu kita butuh waktu 5 menit iitu udah
semuanya untuk persyaratan untuk registrasi, dalam waktu nanti lebih kurang
20 menit dikonfirmasi dari perawatnya bahwasanya pasien itu dirawat kita buat
surat pernyataannya yang paling di utamakan yang emergency”
Informan 2 mengatakan “Ya… ada langsung pembagian kelas kita tau
pembagian kelas itu dari kalau dia pasien BPJS dari BPJSnya kan udah
ditentukan kelas berapa, kalau umum itu kita tanya sama pasiennya dia mau di
kelas berapa”
Informan 3 mengatakan “Ya ada, kitakan liat dari ininya kita tanya dulu ini
untuk yang BPJS ya… kalau bPJS kita bisa liat dari aplikasinya SEP, dia kelas
berapa dari kartunya itu kan, kelas 1,2,3 disitu udah ada”
Informan 4 mengatakan “Kalau dia BPJS langsung kita liat kelasnya kalau
umum kita tanya dia mau di kelas 1, 2, 3atau VIP.

Berdasarkan teori menurut Huffman (1994) semua program kesehatan

harus mengembangkan kebijakan dan prosedur yang menguraikan tentang

informasi yang harus diperoleh dari semua calon pasien pada waktu admisi, baik

yang mendaftar langsung ataupun yang dirujuk; prosedur yang dipakai untuk

semua pendaftar, dan prosedur yang harus diikuti termasuk rujukan alternatif

kalau ternyata pendaftar syarat untuk diterima. Sesuai dengan praktek dilapangan

pasien yang datang ke loket IGD pasiennya langsung dipersilahkan masuk duluan

dan sisusul keluarganya datang untuk registrasi pasien. Sehingga tidak membuat

pelayanan nya tertunda, karena fokus utama adalah untuk menyelamatkan pasien,

sudah sesuai dengan teori menurut Huffaman yaitu program kesehtanan harus

Universitas Sumatera Utara


68

mengembangkan kebijakan dan prosedur, hal tersebut adalah salah satu kebijakan

yang dibuat oleh RS USU.

4.4.3 Cara pendaftaran pasien di unit rawat inap

Pendaftaran untuk pasien baru membutuhkan waktu. Pastikan Anda memiliki

cukup waktu.

 Silakan pergi ke meja pendaftaran untuk mengambil nomor antrian

 Ketika nomor yang disebut, Anda dipersilakan untuk mengisi formulir

pendaftaran pasien

 Setelah selesai Anda dipersilahkan untuk pergi ke klinik mencoba

untuk mencapai.

TPP atau lebih dikenal dengan sebutan tempat pendaftaran, merupakan

tempat dimana antara pasien dengan petugas rumah sakit melakukan kontak yang

pertama kali.Diskripsi atau gambaran kegiatan pokok di Tempat Pendaftaran

Pasien (TPP)

a. Sebelum tempat pendaftaran dibuka perlu disiapkan :

1) Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP)

2) Kartu Identitas Berobat (KIB)

3) Dokumen Rekam Medis

4) Buku register

5) Trace

6) Buku Ekspedisi

Universitas Sumatera Utara


69

b. Setelah tempat pendaftaran dibuka :

1) Petugas pendaftaran menerima pendaftaran pasien dan perlu memastikan

terlebih dulu, apakah pasien pernah berobat di rumah sakit ini apa belum.

Apabila sudah diminta menunjukkan KIBnya kemudian digunakan untuk

mencari dokumen rekam medis yang lama. Apabila KIB pasien tertinggal di

rumah, tanyakan nama dan alamatnya untuk dicari nomor rekam medis pada

komputer atau KIUP, kemudian dicatat nama dan nomor rekam medis di

tracer. Bila belum pernah berobat, tanyakan identitas pasien untuk

dibuatkan KIB dan diberi nomor rekam medis.

2) Simpan KIUP secara rapi berdasarkan abjad.

3) Tanyakan keluhan utama pasien, berobat atau ke poliklinik mana. Bila

sudah diketahui poliklinik mana yang dituju, pasien membayar jasa

pelayanan rawat jalan, kemudian mencari poliklinik yang dituju.

4) Catat identitas pasien di buku register TPP.

5) Berikan tracer pada filing bila kita mengambil dokumen rekam medis.

6) Menerima dokumen rekam medis lama dari bagian filing, dengan

menggunakan tanda penerima.

7) Melayani pengguna ASKES dengan menggunakan sistem yang telah

ditetapkan oleh pihak ASKES.

8) Membuat laporan harian yang berisi tentang informasi yang dihasilkan hari

ini.

Berdasarkan pedoman wawancara nomor 6 maka didapatkan matriks sebagai

berikut:

Universitas Sumatera Utara


70

Matriks 4.7 Gambaran Cara Pendaftaran Pasien di Bagian Unit Rawat Inap

Informan Pernyataan

Informan 1 Registrasinya sama cuma syaratnya beda

Informan 2 Kalau untuk pendaftaran umum dan

jamkesmas sama.

Informan 3 Semua pasien sama mau dia umum, BPJS

kelas 1,2, 3 itu sama.

Informan 4 Kalau pendaftaran kemari itu ngk ada bedanya

BPJS sama umum tetap sama membedakan

tadi itu rawat inapnya

Berdasarkan pernyataan informan diketahui bahwa dalam cara pendaftaran pasien

di rawat inap, untuk pasien umum hanya diperlukan KTP, namun untuk pasien

dengan BPJS dibutuhkan beberapa persyaratan yang harus dilengkapi yaitu foto

copy KTP sebanyak 3 lembar, fotocopy kartu BPJS sebanyak 3 lembar dan

fotocopy KK sebanyak 3 lembar. Apabila pasien belum memiliki KTP maka dapat

diwakilkan oleh KTP orangtua/walinya.

Keempat informan menyatakan proses pendaftaran pasien jamkesmas dan umum

itu sesuai alur nya sama saja, tidak ada perbedaan. Yang membedakan hanyalah

kelas kelas dari ruang rawat inapnya. Kalau BPJS sudah ada ketetapan kelas

berdasarkan kartu yang dimiliki, sedangkan umum itu bebas memilih ruangannya.

Sesuai dengan hasil wawancara kepada keempat informan yang mengungkapkan

beberapa hal secara rinci sebagai berikut

Informan 1 mengatakan “Registrasinya sama cuma syaratnya beda”

Universitas Sumatera Utara


71

Informan 2 mengatakan “Dari berkas itu, cuma tambahan untuk BPJSkan pake
SEP dia… kalau BPJS pakai SEP dia itu aja sih tambahannay kalau untuk
BPJS. Kalau untuk pendaftaran umum dan jamkesmas sama kan aja… disini
sama sih Cuma untuk umum BPJS bedanya untuk pemilihan kamarnya aja
sama berkasnya kan tadi ada”
Informan 3 mengatakan “Ya.. kayak itu aja sih menurut aku, kalau umum dia
bayar ke kasir kalau BPJS ya…kalau BPJS paling kita minta fotocopyannya
aja karena nanti orang BPJS minta verifannya, buktinya kalau itu memang
punya pasien, buktinya itu kalau emang punya pasien, foto copy KTP, BPJS,
kalau anak pakai KK juga… Semua pasien sama mau dia umum, BPJS kelas
1,2, 3 itu sama”
Informan 4 mengatakan “Kalau pendaftaran kemari itu ngk ada bedanya BPJS
sama umum tetap sama membedakan tadi itu rawat inapnya kalau dia umum
bebas pilih kelas 1,2,3 klu BPJS kta liat hak rawat inapnya kelas 1 ya 1 klu 2 ya
2”

4.4.4 Syarat Pendaftaran Pasien

Berdasarkan pedoman wawancara nomor 4 maka didapatkan matriks sebagai

berikut.

Matriks 4.8Gambaran Syarat Pendaftaran Pasien di Bagian Unit Rawat Inap

Informan Pernyataan

Informan 1 Sama semuanya mau umum ataupun BPJS itu

sama. Ada beda kalau BPJS persyaratan

administrasinya KK, KTP, BPJS sama

rujukannya itu difotocopy rangkap 3, kalau

yang umum cuma butuh fotocopy KTP.

Informan 2 Kalo untuk yang BPJS ada ya persyaratan

secara umumnya paling BPJS, KTP, KK foto

copy 3 lembar,kalau umum KTP aja

Informan 3 Kalau pasien umum KTP saja yang dilihat

kalau misalnya BPJS, BPJSnya di cek dulu

Universitas Sumatera Utara


72

BPJSnya aktif atau nggak. Kalau berkasnya

KK, KTP, sama rujukan, bila ada berkas yang

tidak lengkap di beri waktu 3x24 jam untuk

melengkapinya dan dikasih surat pernyataan.

Informan 4 Kalau untuk syarat-syarat kita perlu identitas

pasien ya KTP, SIM, KK.

Berdasarkan pernyataan , keempat informan mengungkapkan bahwa memang

adanya perbedaan persyaratan pasien yang menggunakan BPJS dengan pasien

umum yang hendak di rawat inapkan. Untuk pasien umum hanya diperlukan

KTP, namun untuk pasien dengan BPJS dibutuhkan beberapa persyaratan yang

harus dilengkapi yaitu foto copy KTP sebanyak 3 lembar, fotocopy kartu BPJS

sebanyak 3 lembar dan fotocopy KK sebanyak 3 lembar. Apabila pasien belum

memiliki KTP maka dapat diwakilkan oleh KTP orangtua/walinya. Sesuai dengan

hasil wawancara kepada keempat informan yang mengungkapkan beberapa hal

secara rinci sebagai berikut:

Informan 1 mengatakan “Itu sama semuanya mau umum ataupun BPJS itu
sama. Pastikan yang paling diutamakan itu KTP identitas ya kan, kalau kita
nggak punya identitas susah untuk registrasinya… ada beda kalau BPJS inikan
ada persyaratan administrasinya KK, KTP, BPJS sama rujukannya itu
difotocopy rangkap 3, kalau yang umum cuma butuh fotocopy KTP, atau
KTPnya kita pakai sebentar”
Informan 2 mengatakan “Kalo untuk yang BPJS ada ya persyaratan secara
umumnya paling BPJS, KTP, KK foto copy 3 lembar 3 lembar gitu… kalau
umum KTP aja”
Informan 3 mengatakan “Ya paling kalau dia umum KTPnyalah kita liatkan,
kalau misalnya dia BPJS, BPJSnya kita cek dulu BPJSnya aktif atau nggak.
Kalau berkasnya KK, KTP, BPJS kalau dia anak harus pakai KTP orang tua
kalau nggak lengkap missal salah satunya yang nggak ada, kita kasih 3 x 24
jam surat pernyataannya”
Informan 4 mengatakan “Kalau dia langsung rawat inap kalau datang ni rawat
jalan dulu di cek dulu kalau di IGD sama di poli itu ada bedanya kalau di igd

Universitas Sumatera Utara


73

dia tunggu observasi dari dokter kalau katanya rawat inap ada surat pengantar
di rawat berdasrkn surat itulah kami mengentry kalau gak ada surat itu kami
ngk bisa ngentry, jadi itu prosedur kerja sebenarnya harus ada surat pengantar
rawat inap itu baru bisa di entry, kalau di poli rawat jalan didepan mereka
jarang entry, jarang rawat inap dari sana langsung minta dari sini, kalau dari
sana kita pakai exception (pengecualian) kita ngk tau sebenrnya rawat inap
perlu surat pengantar rawat inap itu Cuma disana ngk pernah dibikin, nanti
perawatnya datang “dek tolonglah dek” ya biasalah minta entrykan kita Cuma
entry kan. Kalau di igd harus ada suratnya karena itu prosedur kerja harusnya
di seragamkan, kalau untuk syarat-syarat kita perlu identitas pasien ya KTP,
SIM, KK pokokny ada identitas pasien yang bisa kita liat dan entry. Kalau
pasien keccelakaan ngk bawa identitas kita namakan dia X.

4.5 Output

4.5.1 Hasil Penelitian Lembar Observasi

Tabel 4.6 Pengisian Identitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Universitas
Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Identitas Pasien Rawat n %
Inap
Tidak Isi 9 10,7
Diisi 75 89,3
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa identitas pasien banyak yang telah diisi

yaitu sebanyak 75 berkas (89,3%) namun masih ada ditemui berkas yang tidak

diisi yaitu sebanyak 9 berkas (10,7%). Petugas penerimaan pelayanan rawat jalan

mengungkapkan bahwa banyaknya identitas yang tidak terisi pada saat itu di

karenakan form identitas masih diisi manual dan tidak melalui komputer, namun

saat ini sudah menggunakan registrasi melalui komputer.

Tabel 4.7 Pengisian Tanggal dan Waktu Pasien Masuk di Rawat Inap Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Tanggal dan Waktu n %
Diisi 84 100,0
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua tanggal dan waktu pasien masuk

sudah diisi lengkap oleh petugas.

Universitas Sumatera Utara


74

Tabel 4.8 Pengisian Anamnesa Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit


Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Anamnesa n %
Tidak Isi 13 15,5
Diisi 71 84,5
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa anamnesa pasien banyak yang telah diisi

yaitu sebanyak 71 berkas (84,5%) namun masih ada ditemui berkas yang tidak

diisi yaitu sebanyak 13 berkas (15,%). Anamnesa pasien kadang tidak diisi oleh

petugas medis dikarenakan kelupaan untuk mengisi form tersebut.

Tabel 4.9 Pengisian Pemeriksaan Fisik Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan BulanMei-Oktober 2016
Pemeriksaan Fisik n %
Tidak Isi 7 8,3
Diisi 77 91,7
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pemeriksaan fisik pasien banyak yang

telah diisi yaitu sebanyak 77 berkas (91,7%) namun masih ada ditemui berkas

yang tidak diisi yaitu sebanyak 7 berkas (8,3%). Pemeriksaan fisik pasien kadang

tidak diisi oleh petugas medis dikarenakan kelupaan untuk mengisi form tersebut

Tabel 4.10 Pengisian Diagnosis Pasien di Rawat InapRumah Sakit Universitas


Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Diagnosis n %
Tidak Isi 4 4,8
Diisi 80 95,2
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa diagnosis pasien banyak yang telah diisi

yaitu sebanyak 80 berkas (95,2%) namun masih ada ditemui berkas yang tidak

diisi yaitu sebanyak 4 berkas (4,8%). Diagnosis pasien kadang tidak diisi oleh

petugas medis dikarenakan kelupaan untuk mengisi form tersebut.

Universitas Sumatera Utara


75

Tabel 4.11 Pengisian Pengobatan Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit


Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Pengobatan n %
Tidak Isi 1 1,2
Diisi 83 98,8
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengobatan pasien banyak yang telah

diisi yaitu sebanyak 83 berkas (98,8%) namun masih ada ditemui berkas yang

tidak diisi yaitu sebanyak 1 berkas (1,2%).

Tabel 4.12 Pengisian Persetujuan Tindakan Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Persetujuan Tindakan n %
Tidak Isi 5 6,0
Diisi 79 94,0
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengisian persetujuan tindakan pasien

banyak yang telah diisi yaitu sebanyak 79 berkas (94%) namun masih ada ditemui

berkas yang tidak diisi yaitu sebanyak 5 berkas (6%).Persetujuan tindakan pasien

kadang tidak diisi oleh petugas medis dikarenakan petugas kadang melewati

pengisian form tersebut karena bila tidak ada diperlukan tindakan yang gawat

untuk pasien, maka petugas kelupaan meminta persetujuan tindakan.

Tabel 4.13 Pengisian Catatan Observasi Klinis Pasien di Rawat Inap Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Catatan Observasi n %
Klinis
Tidak Isi 2 2,4
Diisi 82 97,6
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengisian catatan observasi klinis pasien

banyak yang telah diisi yaitu sebanyak 82 berkas (97,6%) namun masih ada

ditemui berkas yang tidak diisi yaitu sebanyak 2 berkas (2,4%).

Universitas Sumatera Utara


76

Tabel 4.14 Pengisian Catatan Ringkasan Keluar di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Catatan Ringkasan n %
Keluar
Tidak Isi 2 2,4
Diisi 82 97,6
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengisian catatan ringkasan keluar pasien

banyak yang telah diisi yaitu sebanyak 82 berkas (97,6%) namun masih ada

ditemui berkas yang tidak diisi yaitu sebanyak 2 berkas (2,4%).

Tabel 4.15 Pengisian Nama dan Tanda tangan Petugas di Rawat Inap Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Nama dan Tanda n %
Tangan
Tidak Isi 7 8,3
Diisi 77 91,7
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengisian nama dan tanda tangan petugas

banyak yang telah diisi yaitu sebanyak 77 berkas (91,7%) namun masih ada

ditemui berkas yang tidak diisi yaitu sebanyak 7 berkas (8,3%). Petugas

penanggung jawab seperti perawat maupun dokter kadang kelupaan membuat

nama dan tanda tangan. Dan dari ke 7 berkas yg tidak diisi kebanyakan ada yang

membuat tanda tangan namun tidak dicantumkan nama terang yang memberi

pelayanan.

Tabel 4.16 Pengisian Kelengkapan Berkas di Rawat Inap Rumah Sakit


Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Kelengkapan Berkas n %
Tidak Lengkap 36 42,9
Lengkap 48 57,1
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kelengkapan berkas ada sebanyak 48

berkas (57,1%) namun masih ada ditemui berkas yang tidak lengkap yaitu

Universitas Sumatera Utara


77

sebanyak 36 berkas (42,9%). Dari ke 36 berkas yang tidak lengkap kebanyakan

terjadi karena petugas medis kelupaan dalam mengisi form rekam medis yang ada

4.5.2 Kelengkapan Berkas Rekam Medis

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/tahun

2008 tentang Rekam Medis yang merupakan prinsip-prinsipdasar dalam mengisi dan

mencatat identitas serta data pasien, informasi yang diperoleh saat itu harus

digunakan sebagai dasar perencanaan pengobatan dan perawatan yang harus

diberikan kepada pasien.

Pengisian rekam medis harus dilakukan secara lengkap dan langsung pada

waktunya serta tidak ditunda-tunda karena mutu pelayanan yang diberikan rumah

sakit antara lain akan tercermin pada rekam medisnya.

Ketidaklengkapan berkas rekam medis masih banyak di jumpai di berbagai rumah

sakit di Indonesia.Dalam hal ini dibahas mengenai kejadian yang dialami

langsung oleh petugas penerimaan pasien rawat inap di RS USU mengenai ada

atau tidaknya di jumpai saat ini berkas yang tidak lengkap.Berdasarkan pedoman

wawancara nomor 8 maka didapatkan matriks sebagai berikut.

Berdasarkan pedoman wawancara nomor 7 maka didapatkan matriks sebagai

berikut.

Matriks 4.8 Gambaran Kelengkapan Berkas Rekam Medis Di Bagian Unit Rawat
Inap
Informan Pernyataan

Informan 1 Yang biasanya nggak diisi itu dirawat inap

kira-kiraada 2%. Biasanya yang tidak lengkap

Universitas Sumatera Utara


78

itu di bagian CPPT dan tanda tangan.

Informan 2 Berkas diisi nggak lengkap masih ada. Paling

utama itu biasa di tanda tangan

supervisiornya, ditanggal atau jamnya itu

sering lupa.

Informan 3 Tidak ada, selalu diisi semua berkas. Karena

selalu di cek oleh orang registrasi.

Informan 4 Selalu ada yang tidak lengkap seperti ttd

dokter namun form anamnese jarang tidak

lengkap.

Berdasarkan pernyataan , ketiga informan mengungkapkan bahwa memang masih

ditemukan nya berkas rekam medis rawat inap yang masih belum lengkap

keseluruhannya misalnya bahwa bagian yang paling banyak tidak diisi oleh

petugas adalah bagian tanda tangan. Pengisian form yang lainnya masih

ditemukan lengkap namun kebanyakan pertugas medis seperti perawat atau dokter

terkadang lupa untuk membuat nama dan tanda tangan pada berkas rekam medis.

Sesuai dengan hasil wawancara kepada keempat informan yang mengungkapkan

beberapa hal secara rinci sebagai berikut:

Informan 1 mengatakan “Yang biasanya nggak diisi itu dirawat inap itu kalau
bisa kira-kira berapa persen ya, kalau di kami ini kira-kira cuma 2%lah…
kalau biasanya itu dia di catatan CPPT namanya… yang kedua itu dia… kalau
tanda tangan disini ada yang nggak ditandatangani”
Informan 2 mengatakan “Kalau dulu waktu PKL pernah ngak lengkap..ee iya
berkas diisi ngak lengkap… kalau disini ada… paling utama itu biasa di tanda
tangan supervisiornya…paling ditanggal atau jamnya itu sering lupa mungkin”
Informan 3 mengatakan “Kalau itu kayaknya nggak, selalu diisi semua berkas
mau dia rawat jalan atau rawat inap pasti diperiksa lagi udah lengkap atau

Universitas Sumatera Utara


79

belum... Kami selalu cek lagi, kalau dari kami ya di registrasi selalu kami cek
itu udah lengkap apa belum dari kami.”
Informan 4 mengatakan “Selalu, ttd dokter jadi kalau kita di IGD saya yg paham
di IGD aja ya, kalau di IGD kita punya berkas triase namanya, pasien datang di
anamnesa sama dokter, dokter tulis diagnose segala macam, di ttd itu lupa,
kalau lengkapan anamnesa segala macem jarang.

Apabila kita tinjau dari keseluruhan berkas, masih lebih banyak pengisian yang

tidak lengkap keseluruhannya di bandingkan berkas yang terisi lengkap

keseluruhannya. Bila kita lihat pada Tabel 4.6 mengenai pengisian identitas

pasien masih ada berkas yang masih tidak terisi dengan lengkap, meski lebih

banyak yang diisi. Begitu juga dengan pengisian anamnesa (Tabel 4.8), pengisian

pemeriksaan fisik pasien (Tabel 4.9) , pengisian diagnosis pasien (Tabel 4.10),

pengisian pengobatan pasien (Tabel 4.11), pengisian persetujuan tindakan pasien

(Tabel 4.12), pengisian catatan observasi klinis (Tabel 4.13), pengisian catatan

ringkasan keluar (Tabel 4.14), pengisian nama dan tanda tangan (Tabel 4.15).

Berkas yang lengkap secara keseluruhan di isi yaitu pengisian tanggal dan waktu

(Tabel 4.16). Dalam hal ini untuk keseluruhan pengisian berkas rekam medis yang

diteliti yaitu sebanyak 84 berkas, maka di temukan hanya sekitar 50 berkas yang

di nyatakan di isi, sedangkan ada 34 berkas yang tidak di isi lengkap dalam berkas

rawat inap pasien di RS USU Medan.

Berdasarkan teori menurut Guwandi (1992) isi rekam medis yang lengkap

mencakup 4 macam data salah satunya yaitu data medis yaitu data medis

penderita dari anamnesis, pemeriksaan fisik,keadaan umum/nada, tensi, diagnosis

waktu masuk, catatan pengobatan, kemajuan/kemunduran penderita ,instruksi

dokter, pemeriksaan penunjang, laboratorium, rontgent foto, EKG, laporan

perawat, konsultasi, operasi dan catatan tindakan lainnya selama penderita keluar

Universitas Sumatera Utara


80

dari Rumah Sakit dan nama dan tandatangan dokter yang menangani pasien dan

tanggalnya. Dari data medis diatas semua form data tersebut sudah ada dalam

berkas rawat inap RS USU . Sesuai dengan keadaan di lapangan masih di

temukannya berkas yang tidak lengkap seperti tidak diisinya anamnesa,nama serta

tanda tangan penanggung jawab yang dominan tidak diisi diantara form lainnya.

Masalah yang akan di jumpai bila adanya data yang tidak lengkap adalah dokter

akan kesulitan untuk melacak riwayat kesehatan pasien, mengobati dan

mengidentifikasi masalah atau pola yang dapat membantu menentukan perawatan

kesehatan seorang pasien. Rekam medis yang tidak lengkap membuat dokter

kesulitan untuk memberikan perawatan kesehatan yang berkualitas kepada para

pasien. Ketidaklengkapan berkas rekam medis juga menyebabkan bahan

pembuktian dalam perkara hukum (pengadilan) tidak kuat adanya, bila sewaktu-

waktu pasien yang di tangani ingin menuntut.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dalam pelaksanaan tugas penerimaan pasien rawat inap di RS USU secara

umum dilaksanakan di unit yang sama dengan penerimaan pasien IGD dan

memiliki sumber daya manusia di unit tersebut sebanyak 4 orang. Dan

masih dianggap kurang memadai karena kesibukan setiap jadwalnya dan

pasien yang datang sewaktu-waktu meningkat dan petugas hanya ada satu

unutuk menangani hal tersebut. Oleh sebab itu petugas merasakan masih

perlu adanya penambahan petugas di unit tersebut.

2. Yang bekerja berdasarkan pembagian shift yang telah di tentukan secara

merata yaitu shift pagi dengan jam kerja pukul 07.30 sampai 14.30, shift

sore dimulai dari pukul 14.30 sampai 20.30, dan shift malam dimulai dari

pukul 20.30 sampai 7.30.

3. Loket yang bertugas pada umumnya dalam penerimaan pasien rawat inap

hanya 1 loket dan bersamaan dengan loket IGD RS USU.

4. Pendaftaran untuk pasien baru di RS USU yang pertama kali dilakukan

adalah pergi ke meja pendaftaran untuk mengambil nomor antrian, ketika

nomor yang disebut, dipersilakan untuk mengisi formulir pendaftaran

pasien, setelah selesai akan dipersilahkan untuk pergi ke klinik mencoba

untuk mencapai.

5. Bagi pasien yang pertama kali pengunjung ke Rumah Sakit USU, harus

mempersiapkan terlebih dahulu syarat administrasi saat akan di rawat

81
Universitas Sumatera Utara
82

seperti: Kartu Identitas, Kartu Asuransi Kesehatan (BPJS / KIS / Asuransi

Kesehatan / dll), Pasien khusus BPJS, KIS, dan asuransi kesehatan,

diwajibkan membawa fotokopi KTP, BPJS dan Kartu Keluarga masing-

masing dua (2) buah, rujukan dari dokter atau fasilitas kesehatan lainnya,

dan hasil pemeriksaan medis dari fasilitas kesehatan (jika ada)

6. Pelaksanaan pelayanan penerimaan pasien rawat inap RS USU sudah

tergolong baik dan efisien. Dan dalam sistem pendaftaran pasiennya juga

sama saja baik itu BPJS maupun Umum yang membedakan hanyalah syarat

dari pasien rawat inap yang ingin menggunakan BPJS dengan yang Umum.

7. Pelaksanaan pengisian formulir rekam medis rawat inap di Rumah Sakit

USU Medan masih banyak yang tidak diisi yaitu pada anamnesa, nama dan

tanda tangan,identitas pasien,pemeriksaan fisik pasien, persetujuan tindakan

pasien, dan pengobatan pasien. Bagian yang diisi lengkap hanyalah

pengisian tanggal dan waktu. Ditemukan hanya sekitar 50 berkas yang di

nyatakan di isi, sedangkan ada 34 berkas yang tidak di isi lengkap dalam

berkas rawat inap pasien dari 84 total berkas yang di ambil di RS USU

Medan.

8. Kendala yang dihadapi para petugas dari unit penerimaan pasien rawat inap

ialah kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di unit ini

sehingga petugas sering kewalahan disaat pembagian shift yang memang

sering banyak pasien yang datang. Dan juga karena penerimaan pasien IGD

di gabungkan hanya satu loket dengan penerimaan pasien rawat inap,

membuat petugas sering kerepotan sendiri, pembagian jam kerja dalam

Universitas Sumatera Utara


83

seminggu dengan tenaga kerja yang hanya sedikit di anggap kurang efisien

dan melebihi batas jam kerja sesungguhnya yaitu 48 jam per minggu yang

harusnya jumlah jam kerja secara akumulatif masing-masing shift tidak

boleh lebih dari 40 jam per minggu (Pasal 77 ayat 2 UU No.13/2003)

tentang Ketenagakerjaan

5.2 Saran

1. Penambahan beberapa orang tenaga rekam medis terlebih di bagian unit

penerimaan pasien rawat inap yang berlatar belakang pendidikan dari rekam

medis dan menambah loket penerimaan pasien rawat inap agar tidak

merangkap dengan penerimaan pasien IGD.

2. Pimpinan rumah sakit mengadakan pertemuan dengan seluruh petugas

kesehatan baik dokter, perawat serta petugas kesehatan lainnya yang terkait

dalam pengisian formulir rekam medis untuk mensosialisasikan tentang

pencatatan/pengisian formulir rekam medis serta memberikan sangsi ataupun

peringatan yang tegas terhadap setiap petugas yang tidak mengisi formulir

dengan lengkap mengingat bahwa pengisian rekam medis dengan lengkap dan

benar adalah merupakan keharusan dan dapat meningkatkan mutu pelayanan.

3. Meningkatkan keterampilan/keahlian dari tenaga rekam medis terutama

dalam pengolahan data medis, dengan jalan mengikuti pendidikan/pelatihan

di bidang pengolahan data rekam medis.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

A.A. Muninjaya. (2004). Manajemen Kesehatan, Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan: Edisi Ketiga. Jakarta:


Binarupa Aksara.

Bastian I, dan Suryono ,2011, Penyelesaian Sengketa Kesehatan, Penerbit


Salemba Medika ,Jakarta

Departemen Kesehatan R.I., 1993, Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah


Sakit di Indonesia, Revisi I, Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik

Departemen Kesehatan R.I., 2005, Indikator Pelayanan Rumah Sakit

Elynar, L, 2008, Pengaruh Karakteristik Individu dan Motivasi Ekstrinstik


Terhadap Kinerja Dokter dalam kelengkapan Pengisian Rekam
Medis pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara
IV (Persero) Tahun 2008, Medan : Tesis Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara

Erkadius, 2008, Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan. Jakarta

Gandodipputro, S. 2007. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan dan


Komitmen Pimpinan Terhadap Kelengkapan Pengisian Dokumen
Rekam Medis di Rumah Sakit Umum M.Djamil (Skripsi). Padang: FK
Universitas Andalas

Gaspersz, Vincent, 1991, Teknik Penarikan Contoh untuk Penelitian Survei,


Tarsito,Bandung

Guwandi J, 2003.:Rahasia Media & Informed Refusal ,Ed III.Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia

Hanafiah ,M. Jusuf, dan Amir, Amri, 2009. Etika Kedokteran dan Hukum
Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran (EGC).Jakarta

Hatta, G R, 2008, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana


Pelayanan Kesehatan, Jakarta :UI Press

Herlambang, S, 2016, Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit,


Gosyen Publishing, Yogyakarta

84
Universitas Sumatera Utara
85

Huffman, E K, 1999. Health Inforekam medisation Management. 10th Edition,


Physcitian Record Company. Berwyn, Illionis.
Jati,S. Patria. 2009. Beberapa Konsep Dasar tentang Manajemen Rumah
Sakit
Keputusan Menteri Kesehatan No. 129/Menkes/SK/II/2008. Tentang Standar
Minimal Rumah Sakit
Konsil Kedokteran Indonesia (Indonesian Medical Council) tahun 2006. Tentang
Manual Rekam Medis

Laia, S H, 2012 ,Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang


Sistem Informasi Pelayanan Rawat Jalan Di Rekam Medis Rumah
Sakit Lanud Dr. Abdul Malik Medan, Karya Tulis Ilmisah Apikes
Imelda, Medan

Ningsih, K P, 2010, Hubungan Beban Kerja Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja
Karyawan Di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Mata “Dr.Yap”
Yogyakarta, Skripsi FKM Universitas Muhammadiyah Surakarta

Notoatmodjo, S., 2010,Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 269/Menkes/Per/III/2008. Tentang


Rekam Medis (Medical Record)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014


.Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit

Rustiyanto,E, 2009, Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.


Graha Ilmu.Yogyakarta.

Sanjoyo, R. 2008, Sistem Informasi Kesehatan. D3 Rekam Medis FMIPA UGM


http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id/download/qualityassurance.pdf.,
Diakses 01 Februari 2017

Santosa,R. Moch. 1998, Peran Tenaga Pengisi Rekam Medik Terhadap


Kelengkapan , Keakuratan, dan Memenuhi Aspek Hukum Rekam
Medis Rawat Inap di RSU. Bhakti Yudha tahun 1998 : Tesis Program
Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,
Depok

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,


Bandung
Tayyari, F., and J.L., Smith. 1997. Occupational Ergonomics Principles and
applications. T.J. Press Ltd, Great Britain.

Universitas Sumatera Utara


86

Undang-Undang R.I. Nomor 36 tahun 2009. Tentang Kesehatan


Undang-Undang R.I. Nomor 44 tahun 2009. Tentang Rumah Sakit

Utami, Ayu Rizki, 2010, Gambaran Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis Di


Rumah Sakit Umum Dr. F. L. Tobing Sibolga Tahun 2010, Skripsi
FKM USU, Medan

Wijaya, L,2009. Pengelolaan Sistem Rekam Medis I Modul 2B, Jakarta

Universitas Sumatera Utara


87

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


88

Lampiran 2 : Surat Keterangan Selesai Penelitian

Universitas Sumatera Utara


89

Lampiran 3: Surat Pernyataan Informan

Universitas Sumatera Utara


90

Universitas Sumatera Utara


91

Universitas Sumatera Utara


92

Universitas Sumatera Utara


93

Lampiran 4 : Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

Penerimaan Pasien Rawat Inap

Tanggal Wawancara :

Nama Responden :

Umur :

Pendidikan :

Status Kerja :

Pertanyaan:

1. Bagaimana menurut sdr/i mengenai pelaksanaan pelayanan penerimaan

pasien rawat inap di RS. USU Medan?

2. Bagaimanakah proses penerimaan pasien inap di RS USU Medan?

3. Ada berapakah tempat loket penerimaan pasien rawat inap di RS USU

Medan?

4. Bagaimanakah cara pendaftaran pasien di unit rawat inap di RS USU

Medan?

5. Apakah sdr/i pernah mengikuti pelatihan mengenai rekam medis?

6. Bagaimanakah cara pendaftaran pasien rawat inap di RS USU Medan

berdasarkan kartu jaminan kesehatan?

7. Menurut sdr/i , bagian mana yang sering tidak diisi/tidak lengkap dari

berkas rekam medis rawat inap?

8. Mulai dari pukul berapa hingga pukul berapa bagian pelayanan

penerimaan pasien rawat inap dibuka? Apakah ada pembagian shift atau tidak?

Universitas Sumatera Utara


94

9. Apakah menurut sdr/i jumlah tenaga penerimaan pasien rawat inap yang

ada sudah memadai dalam pelaksanaan sistem rekam medis ?

10. Bagaimana kerjasama sdr/i antar sesama dan antar unit lain, apakah ada

kendala?

11. Menurut sdr/i hal-hal apa saja yang menghambat pertugas penerimaan

pasien rawat inap dalam bekerja?

Universitas Sumatera Utara


95

Lampiran 5: Kelengkapan Berkas Sesuai Rekam Medis

No. Rekam Medis Kelengkapan Berkas


001118 L
005013 TL
005832 TL
001334 TL
001335 L
003013 L
001329 TL
002213 L
003332 TL
000826 TL
000841 TL
000952 TL
001058 TL
001776 TL
004076 L
002964 TL
002974 L
002972 L
001995 TL
001976 L
002677 L
007575 TL
000984 L
001568 TL
001775 L
007975 L
001092 L
001280 TL
001182 L
001475 L
001582 TL
001590 L
001690 TL
007796 L
007792 L
007769 TL
007588 TL
005460 L
004889 L
002266 TL
008369 TL
001979 L
006936 L
002072 L
000974 L

Universitas Sumatera Utara


96

008006 TL
007839 TL
007843 L
007941 TL
005946 L
008126 L
000112 TL
007925 TL
007152 L
007414 L
007510 L
009872 L
001331 L
001131 L
004122 TL
004656 TL
006978 TL
008173 L
000186 TL
005999 L
005891 TL
006760 TL
008063 L
008263 L
003171 L
002421 L
005121 L
008371 TL
000888 L
000439 TL
006193 L
000596 L
001129 TL
008216 TL
006918 L
001774 L
000555 L
013858 L
000923 L

Universitas Sumatera Utara


97

Lampiran 6 : Master Data


Per- Catatan
No. Identitas Pemeriksaan Peng- Ringkasan
No Tgl Waktu Anamnesa Diagnosis setujuan Observasi TTD Total
RM Pasien Fisik obatan Keluar
Tindakan Klinis
1 001118 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 005013 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
3 005832 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 9
4 001334 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
5 001335 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
6 003013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 001329 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
8 002213 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 003332 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 000826 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 8
11 000841 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
12 000952 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 001058 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
14 001776 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
15 004076 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 002964 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
17 002974 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
18 002972 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
19 001995 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 8
20 001976 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
21 002677 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
22 007575 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 9
23 000984 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
24 001568 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Universitas Sumatera Utara


98

25 001775 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 007975 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
27 001092 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
28 001280 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9
29 001182 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
30 001475 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
31 001582 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
32 001590 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
33 001690 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9
34 007796 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
35 007792 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
36 007769 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9
37 007588 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
38 005460 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 004889 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
40 002266 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
41 008369 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
42 001979 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
43 006936 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
44 002072 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
45 000974 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
46 008006 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10
47 007839 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
48 007843 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
49 007941 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
50 005946 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
51 008126 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
52 000112 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 8

Universitas Sumatera Utara


99

53 007925 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 9
54 007152 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
55 007414 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
56 007510 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
57 009872 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
58 001331 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
59 001131 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
60 004122 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
61 004656 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
62 006978 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10
63 008173 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
64 000186 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
65 005999 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
66 005891 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
67 006760 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
68 008063 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
69 008263 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
70 003171 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
71 002421 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
72 005121 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
73 008371 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
74 000888 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
75 000439 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
76 006193 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
77 000596 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
78 001129 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
79 008216 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
80 006918 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

Universitas Sumatera Utara


100

81 001774 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
82 000555 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
83 013858 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
84 000923 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

Keterangan :
 Skor 1 = Isi
 Skor 0 = Tidak Isi

Universitas Sumatera Utara


101

Lampiran 7: Dokumentasi Penelitian


DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 4.2 Wawancara dengan Responden 1 di loket registrasi IGD/RANAP

Gambar 4.3 Wawancara dengan Responden 4 di loket registrasi IGD/RANAP

Universitas Sumatera Utara


102

Gambar 4.3 Wawancara dengan Responden 4 di loket registrasi IGD/RANAP

Gambar 4.4 Wawancara dengan Responden 3 di loket registrasi IGD/RANAP

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai