SKRIPSI
OLEH
ASTRI MEYWATI ZENDRATO
NIM: 131000668
OLEH
ASTRI MEYWATI ZENDRATO
NIM : 131000668
beserta seluruh isinyaadalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan ataupun pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
i
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PENGESAHAN
Disahkan oleh :
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
iv
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena kasih dan penyertaannya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
Universitas Sumatera Utara Tahun 2017”, guna memenuhi salah satu syarat
dukungan dari berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
4. Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah
ini.
v
Universitas Sumatera Utara
5. Sri Rahayu Sanusi ,S.K.M., M.Kes, Ph.D selaku Dosen Pembimbing II
Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
6. Prof. Drs. Heru Santosa ,MS., Ph.D selaku Dosen Penguji I Skripsi, terima
7. Lanova Dwi Arde M, S.K.M., M.K.M selaku Dosen Penguji II Skripsi, terima
FKM USU.
Biosrtatistika, dan Staf FKM USU yang telah memberikan ilmu, bimbingan
USU.
10. Bang Andika dan Bang Romjik selaku bagian administrasi di Departemen
11. Orang tua laki-laki (Papa) penulis, Papa M. Zendrato, terima kasih untuk
vi
Universitas Sumatera Utara
12. Orang tua perempuan (Mama) penulis, Mama Y. Telaumbanua, yang
penulis. Terima kasih atas didikan dan kasih sayang yang diberikan sehingga
penulis dapat mengerti bahwa tidak ada hasil yang sempurna bila tidak di
13. Keluarga Besar Zendrato dan Telaumbanua terlebih kepada Kak Ichard, Kak
Berty, Bang Rhomi (Sepupu Penulis) , terima kasih atas dukungan dan kasih
sayangnya.
14. Kak Tiurlan Damanik, A.Md, SE selaku kepala unit rekam medis di RS USU
dan kepada seluruh pegawai rekam medis terlebih kepada Kak Putri Hutapea,
Bg Morgan, Kak Ima, Bg Erjan, terima kasih atas kesediaan waktu untuk
skripsi ini.
15. Bang Rodyan yang selalu setia memberikan dukungan, kasih sayang,
semangat, dan selalu siap direpotkan di segala tugas dan penelitian penulis
16. Sahabat-Sahabat terdekat penulis Enni, Pasrahni, Yuni, Susi, Erni, Dedek,
vii
Universitas Sumatera Utara
17. FKM Kelas B 2013, teman-teman di Peminatan Biostatistika dan Informasi
18. Teman-teman penulis dari fakultas dan universitas lain, Elcia, Fenny, Eunike,
Novita, Pray) terima kasih atas doa dan semangat yang telah diberikan.
19. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah banyak
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak dalam rangka penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR MATRIKS ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... xvii
ix
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Alur Pelayanan Rawat Inap di RS USU ............................ 34
2.3.5 Indikator Mutu Pelayanan Rawat Inap .............................. 35
2.4 Kelengkapan Pengisian Rekam Medis .......................................... 36
2.4.1 Penanggung Jawab Pengisian
Rekam Medis ..................................................................... 36
2.4.2 Ketentuan Pengisian
Rekam Medis ..................................................................... 37
2.4.3 Rekam Medis Yang Dianggap
Lengkap ............................................................................. 38
2.5 Kerangka Pikir ............................................................................. 39
x
Universitas Sumatera Utara
Rawat Inap ......................................................................... 68
4.5.4 Syarat Pendaftaran Pasien.................................................. 71
4.5 Output ............................................................................. 73
4.5.1 Hasil Penelitian Lembar Observasi ................................... 73
4.5.2 Kelengkapan Berkas Rekam Medis ................................... 77
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Pelayanan Minimal Menurut
Departemen Kesehatan ....................................................................33
Tabel 4.3 Karakteristik Informan .....................................................................51
Tabel 4.4 Sumber Daya Manusia di Unit Rekam Medis RS USU ...................51
Tabel 4.5 Jam Pelayanan Rawat Jalan RS USU ...............................................57
Tabel 4.6 Pengisian Identitas Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................73
Tabel 4.7 Pengisian Tanggal dan Waktu Pasien Masuk
di Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
Medan Bulan Mei-Oktober 2016 .....................................................74
Tabel 4.8 Pengisian Anamnesa Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................74
Tabel 4.9 Pengisian Pemeriksaan Fisik Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................74
Tabel 4.10 Pengisian Diagnosis Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................74
Tabel 4.11 Pengisian Pengobatan Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................75
Tabel 4.12 Pengisian Persetujuan Tindakan Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
xii
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................75
Tabel 4.13 Pengisian Catatan Observasi Klinis Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................75
Tabel 4.14 Pengisian Catatan Ringkasan Keluar Pasien di Rawat Inap
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................76
Tabel 4.15 Pengisian Nama dan Tanda Tangan Petugas di Rawat Inap
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................76
Tabel 4.16 Pengisian Kelengkapan Berkas di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan
Bulan Mei-Oktober 2016 .................................................................76
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kedudukan Unit Rawat Inap
dalam Rumah Sakit......................................................................28
Gambar 2.3.4 Alur Pasien Baru Umum .............................................................34
Gambar 2.5 Kerangka Pikir .............................................................................39
xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR MATRIKS
Halaman
Matriks 4.1 Gambaran Sumber Daya Manusia di
Bagian Unit Rawat Inap ..............................................................53
Matriks 4.2 Gambaran Pembagian Shift di Bagian Unit
Rawat Inap ...................................................................................55
Matriks 4.3 Gambaran Loket Penerimaan Pasien
Di Bagian Unit Rawat Inap .........................................................58
Matriks 4.5 Gambaran Pelaksanaan Pelayanan
Penerimaan Pasien Di Bagian Unit Rawat Inap ..........................58
Matriks 4.6 Gambaran Proses Penerimaan Pasien
Di Bagian Unit Rawat Inap .........................................................66
Matriks 4.7 Gambaran Cara Pendaftaran Pasien
Di Bagian Unit Rawat Inap .........................................................70
Matriks 4.8 Gambaran Syarat Pendaftaran Pasien
Di Bagian Unit Rawat Inap .........................................................71
Matriks 4.9 Gambaran Kelengkapan Berkas Rekam Medis
Di Bagian Unit Rawat Inap .........................................................77
xv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Nama : Astri Meywati Zendrato
Pendidikan Formal :
Organisasi :
xvii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka
Secara awam sehat diartikan keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak
sakit, tidak ada keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari-hari, dan sebagainya.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
kesehatan yang optimal. Hal ini mendorong adanya peningkatan mutu pelayanan
yang terkait, salah satunya melalui penyelenggaraan rekam medis pada setiap
rumah sakit adalah data atau informasi rekam medis yang baik dan lengkap. Mutu
1
Universitas Sumatera Utara
2
kebutuhan konsumen. Mutu pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit sebagai salah satu pusat kesehatan
standar profesi telah diberikan kewajiban agar semua petugas kesehatan mencatat
data-data pasien dan pengobatan atau tindakan yang diberikan kepada pasien.
Catatan tersebut dikenal dengan istilah rekam medis (medical record) atau ada
juga yang mengistilahkan sebagai kartu status. Menurut Bambang (2001) rekam
medis dapat diartikan sebagai catatan berisi keterangan baik tertulis maupun yang
pengobatannya.
Unit rekam medis merupakan sub sistem dari pelayanan kesehatan yang
data medis, penyimpanan, dan pengembalian kembali rekam medis. Dari kegiatan
Pelayanan kesehatan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien
yang tidak dirawat sebagai pasien rawat inap di rumah sakit atau institusi
tercapainya tertib admistrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit,
yaitu peningkatan mutu pelayananan kesehatan di rumah sakit, oleh sebab itu
dalam mengola rekam medis, setiap rumah sakit harus selalu mengacu kepada
pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis yang dibuat oleh rumah
Pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis pada suatu rumah
sakit pada dasarnya mengatur peroses kegiatan yang dimulai pada saat
tidak baik bagi proses pelayanan kepada pasien, karena waktu untuk proses
analisa terhadap riwayat penyakit terdahulu serta tindakan medis yang telah
dilakukan sebelumnya tidak dapat di lakukan secara baik akibat tidak lengkapnya
data pada rekam medis pasien. Dan juga keterlambatan pengisian berkas rekam
akibatkan karena sering bertambahnya berkas rekam medis yang harus dimiliki
pasien rawat jalan lebih dari 1 (satu) rekam medis pada saat akan melakukan
kunjungan ulang karena rekam medis pasien masih belum kembali ke bagian
rekam medis.
2016 di bagian rekam medis RS USU, tenaga yang bekerja masih kurang di
bagian pendaftaran pasien baik itu di unit rawat jalan dan unit rawat inap. Dari
pengisian rekam medis terutama pada pasien rawat inap.. Salah satu penyebab
yang paling banyak dijumpai adalah masih banyak dijumpai berkas yang tidak
lengkap pengisiannya baik itu identitas pasien, tanda tangan dokter penanggung
jawab yaitu sekitar 50% berkas rekam medis di bagian rawat inap masih belum
terisi dengan lengkap serta banyak rekam medis pasien rawat inap yang masih
melakukan kunjungan ulang. Hal ini berdampak juga terhadap pihak manajemen
Ruang rawat inap adalah ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan
jam. Untuk tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama
sendiri-sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh
pihak rumah sakit kepada pasiennya. Rumah Sakit USU sendiri memiliki ruangan
VIP
Kelas I : Cendana
Kelas III : Akasia, PICU, HDU, Anjungan Bayi, Mahoni, ICU, Jati
1.2 Permasalahan
penerimaan pasien rawat inap dan kelengkapan pengisian Rekam Medis di Rumah
Utara Medan.
TINJAUAN PUSTAKA
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
kebutuhan medis.
7
Universitas Sumatera Utara
8
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya
kegiatan :
1. Pelayanan medis
pasien dan pengobatan baik di rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat.
Menurut Hatta (2008), rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien pada
sarana pelayanan kesehatan yang meliputi pendaftaran pasien yang dimulai dari
menganalisa, mengolah, dan menjamin kelengkapan berkas rekam medis dari unit
rawat jalan, unit rawat inap, unit gawat darurat, dan unit penunjang lainnya.
Rekam medis adalah siapa, apa, dimana, dan bagaimana perawatan pasien
selama dirumah sakit, untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang
pengobatan dan hasil akhir. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis
kepada pasien dan pengobatan baik yang rawat inap, rawat jalan maupun yang
Catatan medis adalah catatan yang berisikan segala data mengenai pasien
mulai dari masa sebelum dilakukan , saat lahir, tumbuh menjadi dewasa hingga
akhir hidupnya. Data ini dibuat bilamana pasien mengunjungi instansi pelayanan
kesehatan baik sebagai pasien berobat jalan maupun sebagai pasien rawat inap.
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai
Sedangkan menurut Huffman dalam Fajri rekam medis adalah fakta yang
berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu
serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan
secara benar.
d. Valid atau sah sesuai dengan gambaran proses atau produk hasil akhir
yang diukur.
i. Terjamin kerahasiaannya.
adanya dukungan dari suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,
1993).
Menurut Depkes RI, (1993) Dirjen Pelayanan Medis dalam buku Pedoman
Pengolahan rekam medis rumah sakit di Indonesia, kegunaannya dapat dilihat dari
penegakkan hukum.
aspek keuangan.
kesehatan.
pasien.
a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang ikut
kepada pasien.
sakit.
dan pendidikan.
pasien.
sebagai :
kedokteran
Menurut Rustiyanto (2009) mengatakan ada tiga nilai guna dari rekam
Bagi Pasien
oleh pasien.
b. Menyediakan data bagi pasien jika pasien datang untuk yang kedua
praktek.
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
pelayanan lain yang diberikan kepada pasien selama dirawat di rumah sakit baik
yang dilakukan di unit rawat jalan, rawat inap dan unit gawat darurat. Oleh
karenanya rekam medis harus diisi langsung oleh dokter dan tenaga kesehatan lain
seperti perawat, bidan fisioterapi. Rekam medis harus diisi langsung pada setiap
tindakan yang dilakukan, sehingga dari catatan tersebut dapat setiap saat diketahui
Rekam Medis pada bab III pasal 5 dikatakan bahwa rekam medis itu harus
dibubuhi nama dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau
tindakan tersebut.
Pengisian rekam medis harus dilakukan secara lengkap dan langsung pada
rumah sakit antara lain akan tercermin pada berkas rekam medisnya.
kesehatan yang diberikan (Payne, 1976; Huffman, 1990). Rekam medis yang
bermutu juga diperlukan untuk persiapan evaluasi dan audit medis terhadap
syarat-syarat dari mutu rekam medis ini, maka tenaga medis maupun pihak rumah
sakit akan sukar membela diri di pengadilan bila terdapat tuntutan malpraktik oleh
pihak pasien.
Menurut Huffman (1990) dan Soejaga (1996), mutu rekam medis yang
baik adalah rekam medis yang memenuhi indikator-indikator mutu rekam medis
sebagai berikut:
b. Keakuratan
c. Tepat waktu
pengobatan yang sempurna kepada pasien, baik pasien rawat inap, rawat jalan
maupun pasien gawat darurat. Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi
keterangan ataupun memasukkan data yang ada di dalam rekam medis atau
dipergunakan oleh orang yang semestinya tidak diberi izin (Rustiyanto, 2009)
yang akan diberikan kepadanya dalam melengkapi rekam medis oleh staf
dimaksudkan untuk mencari hal-hal yang kurang dan hal-hal yang masih
unit rekam medis yang meliputi ruangan, peralatan dan tenaga yang
tepat dan baik Direktur Rumah Sakit/Wakil Direktur Medik dan membuat
Wakil Direktur Medik yang merupakan atasan dari seluruh staf medik
medik di rumah sakit. Tanggung jawab daripada Wakil Direktur Medik ini
Menteri Kesehatan R.I. tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
dan tenaga kesehatan lainnya harus ambil bagian dalam badan yang
dipilih dari anggota staf fungsional. Rekam medis yang baik akan
ditetapkan yaitu :
seorang pasien.
adalah:
a. Identitas ;
b. Hasil Wawancara;
d. Diagnosa;
e. Tindakan medis;
f. Perkembangan penyakit.
rekam medis.
harus asli.
10. Berkas rekam medis hany boleh dipinjam oleh kalangan internal
rumah sakit bila ada izin secara tertulis dari Kepala Instalasi Rekam
Medis.
12. Berkas rekam medis tidak boleh dibawa keluar rumah sakit
jam setelah pasien keluar rumah sakit dan untuk pasien rawat jalan
selesai dilakukan.
teratur dan apabila ada yang tidak lengkap dapat dikembalikan dan
pengelolaan data.
16. Berkas rekam medis dianggap in-aktif apabila dalam kurun waktu
minimal 5 tahun terakhir tidak pernah berobat kembali baik rawat jalan,
18. Yang boleh mengisi rekam medis adalah tenaga kesehatan yang
19. Yang boleh mengakses rekam medis untuk pencatatan rekam medis
medis terkait dimana pasien dirawat atau mendapat tindakan medis dan
perawatan.
yang tidak ada dalam daftar singkatan yang ada di rumah sakit.
mulai penulisan sesuai dengan profesi yaitu garis hitam untuk dokter
24. Peminjaman rekam medis keluar hanya boleh diberikan atas seijin
medis.
penanggung jawab utama atas kelengkapan dan isi rekam medis dan
waktu pasien keluar (RM 12.1/RK/2014) tidak boleh diisi oleh PPDS
26. Untuk lembaran rekam medis khusu diisi oleh profesi sesuai
27. Setiap pasien keluar rawat inap harus dibuat ringkasan pada waktu
tinggal di BRM dan lembar kedua (Hijau) diberikan kepada pasien dan
kembali ke dokter atau rumah sakit yang merujuk. Isi dari ringkasan
28. Untuk pasien poliklinik harus dibuat resume klinis rawat jalan/
rawat inap sebelumnya, nama dan paraf dokter kode diagnosa dan
tindakan.
30. Pasien atau keluarga dari pasien bisa mengakses rekam medis
dalam bentuk resume medis sesuai dengan permenkes 269 tahun 2008.
33. Tulisan yang ada diberkas rekam medisharus jelas dan bisa dibaca
37. Identifikasi bayi baru lahir di rumah skit harus diberikan, identitas
bayi tersebut meliputi anak dari siapa (nama ibunya) jika nama bayi
belum ada, jenis kelamin, tanggal bulan dan tahun lahir, jam lahir, berat
39. Rekam Medis adalah rahasia, tidak boleh diberikan kepada pasien.
penyakit pasien.
41. Rekam Medis harus diisi oleh dokter dan petugas kesehatan lainnya
terdiri dari nomor rekam medis, nama, diagnosa, tanggal berobat dan
terapi yang dierikan, pemeriksaan yang pernah diberikan dan print out
melalui SIRS.
rehabilitasi medik. Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana
kesehatan lain (Jati, 2009). Secara khusus pelayanan rawat inap ditujukan untuk
penderita atau pasien yang memerlukan asuhan keperawatan secara terus menerus
pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu
perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya. Rawat inap adalah
keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana
kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas dan rumah
bersalin yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap dan mengalami
tingkat transformasi, yaitu pasien sejak masuk ruang perawatan hingga pasien
Oktober 2009 tentang Rumah Sakit, disebutkan bahwa rawat inap terdiri dari :
rumah sakit memiliki hubungan yang erat satu sama lain dengan unit-unit lain ,
sakit, radiologi, logistik farmasi dan keuangan. Kedudukan tersebut dapat dilihat
Rekam Medis
Staf Medis Fungsional
Keungan
Logistik Farmasi
IPSRS
Radiologi
Pada bagian diatas dapat terlihat bahwa ruang perawatan unit rawat inap di rumah
pasien yang akan dirawat di rumah sakit. Pasien akan diberikan tempat di
Obat-obatan
Pelayanan tenaga medik di rumah sakit hanya akan didapatkan dari dokter
dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etik yang berlaku. Tenaga
medik adalah dokter umum dan spesialis yang bekerja di rumah sakit.
ventilasi yang baik, tidak bising dan bebas serangga merupakan faktor
dibedakan dalam hal kenyamanan yang berbeda antar kelas. Untuk obat-
dipandang, dirasa, dapat dicerna dengan baik, kualitas baik, bersih dan
bebas dari kontaminasi, dan disediakan pada waktu yang tepat dan teratur.
sehat atau sakit untuk memilih dan memperoleh makanan yang sesuai guna
hanya ditunjukkan untuk pasien rawat inap tetapi juga untuk rawat jalan
maupun profesi
sesuatu yang harus dicapai sedangkan pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa
Keputusan menteri kesehatan nomor 129 Tahun 2008 Standar Pelayanan Minimal
(SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. SPM
juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang
diberikan oleh Badan Layanan Umum. SPM untuk jenis layanan rawat inap
RS
Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai
berikut:
INFORMASI
KARCIS
POLIKLINIK
DIRAWAT Tidak
PULANG
Ya
REGISTRASI RAWAT INAP RUANG INAP
rumah sakit yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan
1. Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur pada
tempat tidur rumah sakit. Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya
2. Average Length Of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
ALOS selain digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit juga
sakit, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari.
3. Bed Turn Over (BTO): adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
4. Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Semakin besar TOI maka
5. Net Death Rate (NDR): angka kematian netto yaitu angka kematian 48 jam
suatu rumah sakit berarti bahwa mutu pelayanan rumah sakit tersebut
semakin baik. Nilai NDR yang masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25
6. Gross Death Rate (GDR): angka kematian brutto yaitu angka kematian umum
untuk setiap 1000 penderita keluar, digunakan untuk mengetahui mutu
pelayanan rumah sakit semakin baik. Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari
pelayanan rawat jalan maupun pelayanan rawat inap wajib membuat rekam medis.
Yang membuat atau mengisi rekam medis adalah dokter dan tenaga medis
lainnya:
1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan spesialis yang melayani
4. Tenaga para medis perawatan dan tenaga para medis non perawatan yang
Dalam hal dokter luar negeri melakukan ahli teknologi yang berupa
medis.
2) Semua pencatatan harus ditanda tangan oleh dokter atau tenaga kesehatan
diberi tanggal.
ditanda tangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau
pembimbingnya.
Adapun isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari
sekurang-kurangnya memuat :
a. Identitas pasien;
e. Diagnosa;
f. Rencana penatalaksanaan;
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan;
Apabila salah satu dari isi berkas rekam medis yang disebutkan diatas
tidak diisi (tidak memenuhi kriteria) misalnya: identitas pasien tidak di isi, tanda
Kerangka pikir yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Proses Output
Input
(Pelaksanaan
(Sumber Daya (Kelengkapan
Pelayanan Rawat
Manusia, Pembagian Pengisian Berkas
Inap,Proses
Shift Kerja, Loket Rekam Medis
Pendaftaran, Syarat
Penerimaan) Rawat Inap)
Pendaftaran)
METODE PENELITIAN
penelitian yang tidak dapat dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif.
penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable, dan
obyektif.
Medan.
3.3.1 Sampel
Menurut Notoatmojo (2010), sampel adalah bagian dari objek yang diteliti
40
Universitas Sumatera Utara
41
dalam penelitian ini adalah berkas rekam medis pasien rawat inap dalam bulan
Mei-Oktober 2016 sebagai objek penelitiannya yang berjumlah 623 berkas rekam
medis dan yang diteliti sebanyak 84 berkas rekam medis rawat inap yang di ambil
secara acak.
Dimana :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
peneliti,10% (0,10)
P = Proporsi rekam medis yang diisi tidak lengkap 0,5 (hasil survei awal)
Sehingga:
medis.
3.3.2 Informan
yaitu semua petugas di bagian penerimaan pasien rawat inap di RS USU yang
berjumlah 4 orang.
petugas rekam medis dibagian penerimaan pasien rawat inap (4 orang), serta
Dengan menganalisis tiap berkas rekam medis rawat inap mulai dari
pelaksanaan pelayanan penerimaan pasien rawat inap yang diperoleh dari sub
1. Input
pasien rawat inap . Berkaitan dengan sumber daya manusia, pembagian shift
2. Proses
3. Output
perawatan dan harus tinggal untuk keperluan kesehatan pasien yang di buat dalam
bentuk berkas-berkas data mengenai identitas pasien , nomor RM, tanggal dan
oleh petugas medis yang telah lengkap dan dibubuhi tanda tangan dari petugas
yang memberikan pelayanan kesehatan serta harus memenuhi kriteria yang telah
ada, kalau salah satu tidak ada maka berkas tersebut di anggap tidak lengkap.
Analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan SPSS.
meringkasnya dalam bentuk matriks yang disusun sesuai bahasa baku jawaban
informan. Ringkasan ini kemudian diuraikan kembali dalam bentuk narasi dan
kebenaran informasi informan yang satu dengan yang lain. Triangulasi dengan
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
Sejarah pendirian Rumah Sakit USU telah dimulai pada tahun 2003 dengan
Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RS) USU. Pada tahun 2004, usulan
Bappenas. Pada tahun 2005 Islamic Development Bank (IDB) menawarkan Loan
Sakit USU dibangun diatas lahan milik USU dengan sertifikat hak pakai seluas
38.000 m2, berlokasi di pusat kota, Jl. Dr. T. Mansur, berseberangan dengan
46
Universitas Sumatera Utara
47
spesialis dan tenaga kesehatan lainnya, Rumah Sakit USU diharapkan dapat
berperan sebagai rumah sakit pelayanan rujukan dan riset klinik di wilayah
Indonesia Barat, khususnya daerah Sumatera Utara. Rumah Sakit USU dirancang
spesialis/sub spesialis, pelayanan rawat inap dengan kapasitas 400 tempat tidur,
Instalasi gawat darurat dengan pelayanan 24 jam, kamar bedah, ruang persalinan,
dengan unggulan di bidang Nefrologi, Traumatologi dan luka bakar, serta Infeksi
Tropis. Seluruh kegiatan akan didukung tenaga spesialis dan sub spesialis,
pelayanan. Teknologi dan sistem informasi rumah sakit ditata secara maksimal
bertahap. Setelah soft opening, RS USU akan memulai kegiatan pelayanan UGD
24 jam, Klinik Umum, Klinik KIA, Klinik Gigi, Layanan Klinik Spesialis Dasar
(penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan ginekologi), Klinik Spesialis
lainnya (mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, kulit dan kelamin, kedokteran
jiwa, paru, jantung dan pembuluh darah), layanan Farmasi, Rawat Inap dengan
kapasitas 100 tempat tidur dan perawatan Intensif. Sementara segera dipersiapkan
provider BPJS sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, pelayanan BPJS
Nota Kesepahaman antara RS USU dengan FK USU dan RS Haji Adam Malik
Medan disaksikan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI dan Rektor USU.
Dengan Nota kesepahaman tersebut, para pihak sepakat menjalin kerja sama
untuk pengembangan dan pengelolaan RS USU dan RS Haji Adam Malik sebagai
bagian dari tatanan jejaring rumah sakit pendidikan. RS USU dan RS HAM akan
(sister hospital).
kekuatan baru bagi para pengguna jasa pelayanan rumah sakit ini. Warna jingga
dan Bersahabat (Quality, Safety and Friendly). Rumah Sakit USU menganut dua
nilai dasar; nilai pertama : Salus aegroti suprema lex, yakni : Kesehatan pasien
adalah hukum tertinggi (pelayanan berorientasi kepada pasien); nilai kedua adalah
Primum non nocere yakni : Pertama adalah tidak membahayakan (patient safety).
Kedua nilai tersebut ditampilkan di bagian depan dari bangunan utama Rumah
Sakit USU dengan harapan menjadi nilai yang dijiwai oleh seluruh unsur
diharapkan akan dihadapi banyak tantangan yang memerlukan kerja keras dan
dukungan dari berbagai pihak. Sangat diharapkan perhatian dan dukungan dari
pemerintah pusat dan daerah serta mitra yang berkomitmen dalam pengembangan
pasien diberi satu nomor rekam medis yang digunakan selama pasien berobat
Sistem pengarsipan yang di pakai yaitu sistem pengarsipan dengan angka akhir
“Terminal Digits System” satu cara pengarsipan sederhana dan akurat. Sistem
berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap dan UGD di gabung dalam satu
Bagian pendaftaran merupakan awal mula interaksi pasien dengan petugas rumah
sakit selain pasien UGD maka tentu bagian ini dapat mencerminkan fasilitas
dirumah sakit ini. Setelah pendaftaran, maka secara otomatis tracer akantercetak
di ruang rak file. Tracer tersebut digunakan sebagai pengganti status rekam medis
4.1.2 Kepemilikan
salah satu dari 20 RS Perguruan Tinggi Negeri dengan status yang sama dan akan
Universitas Sumatera Utara berdiri tahun 2011 yang dimulai dari peletakan batu
pertama yang dilakukan oleh Rektor USU saat itu Prof dr Chairuddin P Lubis dan
Gubernur Sumatera Utara saat itu H Syamsul Arifin, SE, pada tahun 2009.
Satuan kerja perangkat daerah Rumah Sakit USU berlokasi di Jalan Dr Mansyur,
A. MOTTO :
B. VISI :
C. MISI :
27 Tahun
1 D3 Rekam Medis
23 Tahun
2 D3 Rekam Medis
29 Tahun
3 D3 Rekam Medis
26 Tahun
4 S1 Kesehatan Masyarakat
masih berusia muda yaitu <30 tahun dan memiliki jabatan yang sama yaitu
sebagai staff rekam medis/registrasi IGD dan Rawat Inap di RS USU. Namun
pemberitahuan lembur, perwakilan dari unit ranap/IGD untuk rapat dipegang oleh
Informan 4 karena memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari yang lainnya.
penerimaan pasien.
Sumber daya manusia ialah seorang yang siap, memiliki potensi, mau dan mampu
Dalam hal ini yang dimaksudkan yaitu sumber daya manusia unit rekam medis RS
USU Medan.
Sumber daya manusia ialah seorang yang siap, memiliki potensi, mau dan mampu
Dalam hal ini yang dimaksudkan yaitu sumber daya manusia di bagian pelayanan
penambahan sumber daya manusia dengan karena masih belum memenuhi jumlah
tenaga kesehatan yang ada dengan kesibukan di setiap jadwalnya dan pasien yang
datang di unit rawat inap yang sewaktu-waktu meningkat seperti mengacu pada
pedoman wawancara yang dijawab oleh informan 3 sebagai berikut “bisa tiba-tiba
Matriks 4.1 Gambaran Sumber Daya Manusia di Bagian Unit Rawat Inap
Informan Pernyataan
berlebih
banyak.
setiap shift.
memadainya petugas yang ada saat ini yang berkerja di unit penerimaan pasien
rawat inap. Sesuai dengan hasil wawancara kepada keempat informan yang
sudah diatur melalui penentuan jumlah dan spesifikasi tenaga kesehatan juga
fasilitas penunjang pelayanan kesehatan yang harus ada di dalam sebuah rumah
daya manusia di rumah sakit pada dasarnya telah terspesialisasi secara jelas
karena semua tenaga medis di rumah sakit telah memiliki latar belakang
pendidikan secara khusus sesuai dengan bidang yang mereka kerjakan yang
daya manusia di rumah sakit terdiri atas petugas medis dan non medis. Rumah
sakit merupakan organisasi yang menjual jasa pelayanan kesehatan, namun pasien
Sesuai dengan teori di atas di ketahui bahwa sumber daya manusia sangat
petugas di unit penerimaan pasien rawat inap yang masih kurang memadai ini
membuat petugas kewalahan bila ada pasien yang datang dalam jumlah yang
56 Tahun 2014 Pasal 23 Yang Isinya : Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kesehatan
dan Huruf E Disesuaikan Dengan Kebutuhan Pelayanan Rumah Sakit. Maka dari
peraturan tersebut baik itu tenaga nonkesehatan seperti penerimaan pasien rawat
banyaknya
Shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk
mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore
dan malam. Ciri khas shift kerja tersebut adalah kontinuitas, pergantian dan
jadwal kerja khusus. Secara umum yang dimaksud dengan shift kerja adalah
semua pengaturan jam kerja, sebagai pengganti atau tambahan kerja siang hari
Kesepakatan pembagian untuk masing-masing orang di unit rawat inap juga telah
di tetapkan secara adil dengan pembagian shift yaitu shift pagi,sore dan juga
sebagai berikut.
pembagian shift menjadi 3 bagian yaitu shift pagi dengan jam kerja pukul 07.30
sampai 14.30, shift sore dimulai dari pukul 14.30 sampai 20.30, dan shift malam
dimulai dari pukul 20.30 sampai 07.30. Sesuai dengan hasil wawancara kepada
berikut:
Informan 1 mengatakan “Ada kami tiga shift, pagi itu dari jam 7.30 sampai jam
2.30… ehmm 14.30..jadi nanti yang shift sore itu dari jam 14.30 sampai jam
20.30.. jam malam lagi 20.30 sampai 7.30”
Informan 2 mengatakan “Iya udah ada…shift sore malam biasanya paling
banyak pasien, sama diluar jam WH, jam WH itu hari libur, hari libur sama
sore malam”
Informan 3 mengatakan “Ya kami 3 shift, shift pagi dari jam tengah 8 sampai
tengah tiga, sore dari tengah tiga sampe tengah Sembilan, malam tengah
Sembilan sampe pagi lagi tengah delapan… malam 12 jam… kami yang bagi
jam-jamnya…”
Informan 4 mengatakan “Kita pake shift kalau di poli rawat jalan dia pake work
hour kalau disini kita pakai shift kalau pagi kita buat setengah 8 sampai
setengah 3, kalau siang itu dari setengah 3 samapi setengah 9, kalau malam
setengah 8 sampai setengah 8, karena sebenarnya dari segi k3nya saya tanya
teman saya, kan saya yang buat surat dinasnya ini boleh ngak dibagi rata 12
jam setiap shift, boleh tapi misalnya kita buat dari jam 8 sampai jam 4, jam 4
sampai tengah malam gimana? Kita mikir keselamatan juga dirampok dibegal,
makanya dimajukan kita pakai jam aman”
Berdasarkan teori menurut Tayari and Smith (1997) ada beberapa hal yang perlu
Namun dalam prakteknya di RS USU, justru pada shift malam lebih lama yaitu
sekitar 11 jam, sehingga total perminggu melebihi jam kerja sesuai pembagian
shift, makanya para petugas merasa beban kerja mereka sudah lebih dibandingkan
dengan penerimaan pasien ranap di RS lain. Karena jam tidur yang harus terpakai
Tempat penerimaan pasien rawat inap (TPPRI) atau ruang penerimaan pasien
rawat inap (RPP) atau pusat informasi rawat inap atau pusat rumah sakit adalah
salah satu bagian di rumah sakit yang kegiatannya mengatur penerimaan dan
pendaftaran pasien yang akan rawat inap. Sistem pelayanan TPPRI berbeda antara
satu yang akan dirawat inap yaitu semua pasien rawat inap harus melalui
pemeriksaan rawat jalan atau gawat darurat, atau TPPRI dapat menerima pasien
langsung selain melalui pasien dan rawat jalan dan gawat darurat.
Loket penerimaan pasien di RS USU terdiri dari dua loket. Yang pertama adalah
loket penerimaan pasien rawat jalan yang berada di lobi utama rumah sakit. Loket
rawat jalan memiliki 5 orang petugas registrasi yang siap melayani. Adapun loket
Loket kedua berada di bagian IGD yang registrasinya juga merangkap untuk
registrasi pasien rawat inap. Dan hanya memiliki satu loket dengan fungsi yang
merangkap menjadi 2 yaitu pendaftaran pasien IGD dan juga rawat inap. Loket
berikut.
Matriks 4.3 Gambaran Loket Penerimaan Pasien Rawat Inap di Bagian Unit
Rawat Inap
Informan Pernyataan
Informan 3 Dari poli rawat jalan bisa dan dari loket IGD
juga bisa.
dua loket tempat untuk melayani pasien rawat inap. Namun ada 2 informan lagi
yang menyebutkan adanya dua loket tempat pelayanan pasien rawat inap. Setelah
di cross check kembali, dengan menanyakan kembali kepada dua responden yang
tidak memiliki jawaban yang sama ternyata untuk pendaftarannya sendiri memang
hanya ada satu loket dan yang di rawat jalan memang bisa tetapi tidak selalu di
gunakan (hanya di gunakan bila keadaan mendesak). Dan sekalipun dilayani dari
rawat jalan, petugas rawat jalan akan kembali meminta ke loket IGD untuk
Dari pernyataan informan tersebut didapatkan bahwa loket yang bertugas pada
umumnya dalam penerimaan pasien rawat inap hanya 1 loket dan bersamaan
dengan loket IGD RS USU. Sesuai dengan hasil wawancara kepada keempat
Informan 1 mengatakan “Ya cuma 1 disini ajalah, ini ada satu tapi ngak
dipakai-pakai”
Informan 2 mengatakan “Ada 2, di rawat jalan, melalui rawat jalan bisa melalui
IGD bisa… banyakan di IGD sih lebih dominannya..Cuma kalo… paling
dirawat jalan dihari biasalah”
Informan 3 mengatakan “Dari poli rawat jalan bisa… kalau yang disinikan IGD
dia untuk gawat darurat bisa ngak pake rujukan tapi kalau di poli rawat jalan
dia harus ada rujukannya itu yang membedakan… jadi nggak bisa setiap
pasien masuk dia mau ke IGDkan ngak bisa dia masuk kalau ngak emergency,
kalau dia mau masuk ke IGD dia harus umum, kalau kata dokter dia nggak
gawat darurat umum, kalau dia memaksa mau masuk ke IGD”
Informan 4 mengatakan “Untuk loket khusus rawat inap kita belum buka, setiap
pasien rawat inap mau itu dari poli atau igd tetap itu entrynya dari igd. Ya,
untuk saat ini memang loket rawat inap nya hanya satu dan itu berbagi untuk
loket igd. Harusnya loket rawat inap ini tersendiri”
Berdasarkan teori menurut Azrul (1997) yang dimaksud gawat darurat (emergency
care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita
gawat darurat adalah salah satu sumber utama pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Untuk perawatan di UGD ( Unit Gawat Darurat), Pasien bisa dirawat
dengan rawat inap ataupun tidak, halini ditentukan seberapa parah sakit yang
diderita pasien. Ketika pasien datang, pasien langsung dibawa keruang UGD
untuk diperiksa, dalam pemeriksaan iniditentukan apakah pasien harus rawat inap
atau tidak.
pasien, pihak rumah sakit akan menelpon keluarga pasien untuk datang
pembayaran
o Setelah mendapat obat, jemput pasien di UGD dan pasien bisa pulang.
o Setelah pemeriksaan terhadap pasien selesai dan pasien harus rawat inap,
o Setelah pasien sembuh dan diberi izin pulang oleh dokter, pendamping
rawat inap (sudah termasuk obat yang diberi selama rawat inap).
o Setelah itu pasien bisa pulang (pasien tidak perlu menebus resep obat,
UGD dipisahkan/ memiliki loket sendiri dan tidak di gabung dengan loket
penerimaan pasien rawat inap. Namun di RS USU loket UGD dan Rawat Inap di
gabung menjadi satu dan dengan SDM yang sama untuk kedua unit tesebut.
4.4 Proses
akses ataupun syarat-syarat dalam tata laksana yang telah di tetapkan di RS USU.
Untuk melihat baik atau tidaknya dari proses yang dilakukan Puskesmas atau
Rumah Sakit dapat diukur dari : 1) Relevan atau tidaknya proses yang diterima
oleh pelanggan, 2) Efektif atau tidaknya proses yang diterima oleh pelanggan, dan
terhadap mutu pelayanan kesehatan. Jika petugas atau profesi semakin patuh
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang akan
dirawat di rumah sakit adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan rumah
sakit. Dapat dikatakan disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh
seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan
bahwa di dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien seorang pasien
mendapat kesan baik ataupun tidak baik dalam pelayanan suatu rumah sakit. Tata
cara melayani pasien dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh petugas
dengan sikap yang ramah, sopan, tertib, dan penuh tanggung jawab
berikut.
pasien rawat inap sudah baik dan efisien didukung dengan adanya limit waktu
Informan 1 mengatakan “Kalau pelayanan rawat inapmya udah efisien sih ngak
terlalu ribet kali karenakan kita maininnya cepatlah, kalau udah ada dokter
JP-JPnya pasien itu nggak bakal lama diobservasi di IGD, lebih kurang 2 jam
maksimal 4 jam… 4 jam untuk ditangani di IGD sama registrasi itu, maksimal
4 jam, lebih kurangnya 2 jam itu udah naik dia, terkecuali kalau dia itu
penurunan kesadaran itu bisa dia minimal 6 jam karena itu kebanyakan
dilakukan tindakan gitu ntah itu foto ntah uji laboratorium, karena itu untuk
laboraturium untuk pemeriksaannya yang lebih detail itu minimal 1 jam
setengah”.
Informan 2 mengatakan “Sejauh ini kalau menurut kami pribadi ya, udah kami
upayakan semaksimal mungkin… ya bisa dibilanglah baik… kalau secara..
kalau secara IGDnya kami pasti untuk pasti cepat pelayanannya karenakan
kalau di IGD ada limit waktunya jadi secepatnya harus udah bereslah gitu…
limit waktunya dari pasien masuk sampai rawat inap sebisa mungkin
secepetnya kalau dari kami pribadi itukan terpisah untuk pasien rawat jalan
sama rawat inap, kan nanti kalau dinyatakan inap dari dokter baru kita bisa
buatkan untuk rawat inapnya… kalau untuk pengurusan berkas rawat inapnya
eemm kalau udah selesai semua diagnose, CPPT bisalah 5 sampai 10 menitlah..
diusahakan”
Informan 3 mengatakan “Kalau menurut aku sih udah bagus udah baik udah
ada alurnya… karenakan kita udah ada berkasnyakan disitukan udah semua
disitu kita tinggal tanya informasinya tinggal isi aja”.
Informan 4 mengatakan “Kalau keseluruhan kalau teknis kita usahakan kita
bisa penerimaannya itu gini, kita kan komputerisasi semua udah terbantu
kalau dari segi pengentryan okelah tapi dari segi SDM kami perlu
penambahan, karena macem yang adek liat tadi makin malam pasien makin
banyak yak an, kalau sendiri ya jadinya keselahan SDM kan pengentryan
harus cepat kalau misalnya salah entry salah rekam medisnya semuanya salah,
boleh diganti boleh, tapi tidak efisien.”
Adapun prosedur rawat inap RS USU memilliki beberapa instruksi yang harus
Selama dirawat anda(pasien) harus selalu mengenakan gelang agar kami dapat
tepat
Tempat tidur
Demi alasan medis bunga, makanan, dan minuman dari luar sangat dilarang.
dari luar.
Telepon
darurat.
Mandi
Laundri
Atas alasan keamanan anda diminta untuk tidak membawa banyak barang
berharga ke rumah sakit. Silahkan simpan barang anda di lemari yang telah
tanggungjawab kami.
Anda tidak diperbolehkan keluar dan menginap tanpa izin perawat ataupun dokter
kami
Bagi pasien yang pertama kali pengunjung ke Rumah Sakit USU, pastikan
Kartu Identitas
membawa fotokopi KTP, BPJS dan Kartu Keluarga masing-masing dua (2)
buah
berikut:
aplikasinya SEP.
3atau VIP
dimulai dengan registrasi identitas pasien berdasarkan KTP ataupun BPJS, pasien
dapat ditangani terlebih dahulu oleh perawat dan registrasi boleh diwakilkan oleh
dibuatkan surat pernyataan, selanjutnya akan dilihat pembagian kelas yang sesuai
untuk pasien BPJS kelas sesuai dengan kartu BPJS yang digunakannya dan pasien
umum dapat memilih kelas sesuai kemampuan. Sesuai dengan hasil wawancara
kepada keempat informan yang mengungkapkan beberapa hal secara rinci sebagai
berikut:
informasi yang harus diperoleh dari semua calon pasien pada waktu admisi, baik
yang mendaftar langsung ataupun yang dirujuk; prosedur yang dipakai untuk
semua pendaftar, dan prosedur yang harus diikuti termasuk rujukan alternatif
kalau ternyata pendaftar syarat untuk diterima. Sesuai dengan praktek dilapangan
pasien yang datang ke loket IGD pasiennya langsung dipersilahkan masuk duluan
dan sisusul keluarganya datang untuk registrasi pasien. Sehingga tidak membuat
pelayanan nya tertunda, karena fokus utama adalah untuk menyelamatkan pasien,
sudah sesuai dengan teori menurut Huffaman yaitu program kesehtanan harus
mengembangkan kebijakan dan prosedur, hal tersebut adalah salah satu kebijakan
cukup waktu.
pendaftaran pasien
untuk mencapai.
tempat dimana antara pasien dengan petugas rumah sakit melakukan kontak yang
Pasien (TPP)
4) Buku register
5) Trace
6) Buku Ekspedisi
terlebih dulu, apakah pasien pernah berobat di rumah sakit ini apa belum.
mencari dokumen rekam medis yang lama. Apabila KIB pasien tertinggal di
rumah, tanyakan nama dan alamatnya untuk dicari nomor rekam medis pada
komputer atau KIUP, kemudian dicatat nama dan nomor rekam medis di
5) Berikan tracer pada filing bila kita mengambil dokumen rekam medis.
8) Membuat laporan harian yang berisi tentang informasi yang dihasilkan hari
ini.
berikut:
Matriks 4.7 Gambaran Cara Pendaftaran Pasien di Bagian Unit Rawat Inap
Informan Pernyataan
jamkesmas sama.
di rawat inap, untuk pasien umum hanya diperlukan KTP, namun untuk pasien
dengan BPJS dibutuhkan beberapa persyaratan yang harus dilengkapi yaitu foto
copy KTP sebanyak 3 lembar, fotocopy kartu BPJS sebanyak 3 lembar dan
fotocopy KK sebanyak 3 lembar. Apabila pasien belum memiliki KTP maka dapat
itu sesuai alur nya sama saja, tidak ada perbedaan. Yang membedakan hanyalah
kelas kelas dari ruang rawat inapnya. Kalau BPJS sudah ada ketetapan kelas
berdasarkan kartu yang dimiliki, sedangkan umum itu bebas memilih ruangannya.
Informan 2 mengatakan “Dari berkas itu, cuma tambahan untuk BPJSkan pake
SEP dia… kalau BPJS pakai SEP dia itu aja sih tambahannay kalau untuk
BPJS. Kalau untuk pendaftaran umum dan jamkesmas sama kan aja… disini
sama sih Cuma untuk umum BPJS bedanya untuk pemilihan kamarnya aja
sama berkasnya kan tadi ada”
Informan 3 mengatakan “Ya.. kayak itu aja sih menurut aku, kalau umum dia
bayar ke kasir kalau BPJS ya…kalau BPJS paling kita minta fotocopyannya
aja karena nanti orang BPJS minta verifannya, buktinya kalau itu memang
punya pasien, buktinya itu kalau emang punya pasien, foto copy KTP, BPJS,
kalau anak pakai KK juga… Semua pasien sama mau dia umum, BPJS kelas
1,2, 3 itu sama”
Informan 4 mengatakan “Kalau pendaftaran kemari itu ngk ada bedanya BPJS
sama umum tetap sama membedakan tadi itu rawat inapnya kalau dia umum
bebas pilih kelas 1,2,3 klu BPJS kta liat hak rawat inapnya kelas 1 ya 1 klu 2 ya
2”
berikut.
Informan Pernyataan
umum yang hendak di rawat inapkan. Untuk pasien umum hanya diperlukan
KTP, namun untuk pasien dengan BPJS dibutuhkan beberapa persyaratan yang
harus dilengkapi yaitu foto copy KTP sebanyak 3 lembar, fotocopy kartu BPJS
memiliki KTP maka dapat diwakilkan oleh KTP orangtua/walinya. Sesuai dengan
Informan 1 mengatakan “Itu sama semuanya mau umum ataupun BPJS itu
sama. Pastikan yang paling diutamakan itu KTP identitas ya kan, kalau kita
nggak punya identitas susah untuk registrasinya… ada beda kalau BPJS inikan
ada persyaratan administrasinya KK, KTP, BPJS sama rujukannya itu
difotocopy rangkap 3, kalau yang umum cuma butuh fotocopy KTP, atau
KTPnya kita pakai sebentar”
Informan 2 mengatakan “Kalo untuk yang BPJS ada ya persyaratan secara
umumnya paling BPJS, KTP, KK foto copy 3 lembar 3 lembar gitu… kalau
umum KTP aja”
Informan 3 mengatakan “Ya paling kalau dia umum KTPnyalah kita liatkan,
kalau misalnya dia BPJS, BPJSnya kita cek dulu BPJSnya aktif atau nggak.
Kalau berkasnya KK, KTP, BPJS kalau dia anak harus pakai KTP orang tua
kalau nggak lengkap missal salah satunya yang nggak ada, kita kasih 3 x 24
jam surat pernyataannya”
Informan 4 mengatakan “Kalau dia langsung rawat inap kalau datang ni rawat
jalan dulu di cek dulu kalau di IGD sama di poli itu ada bedanya kalau di igd
dia tunggu observasi dari dokter kalau katanya rawat inap ada surat pengantar
di rawat berdasrkn surat itulah kami mengentry kalau gak ada surat itu kami
ngk bisa ngentry, jadi itu prosedur kerja sebenarnya harus ada surat pengantar
rawat inap itu baru bisa di entry, kalau di poli rawat jalan didepan mereka
jarang entry, jarang rawat inap dari sana langsung minta dari sini, kalau dari
sana kita pakai exception (pengecualian) kita ngk tau sebenrnya rawat inap
perlu surat pengantar rawat inap itu Cuma disana ngk pernah dibikin, nanti
perawatnya datang “dek tolonglah dek” ya biasalah minta entrykan kita Cuma
entry kan. Kalau di igd harus ada suratnya karena itu prosedur kerja harusnya
di seragamkan, kalau untuk syarat-syarat kita perlu identitas pasien ya KTP,
SIM, KK pokokny ada identitas pasien yang bisa kita liat dan entry. Kalau
pasien keccelakaan ngk bawa identitas kita namakan dia X.
4.5 Output
Tabel 4.6 Pengisian Identitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Universitas
Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Identitas Pasien Rawat n %
Inap
Tidak Isi 9 10,7
Diisi 75 89,3
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa identitas pasien banyak yang telah diisi
yaitu sebanyak 75 berkas (89,3%) namun masih ada ditemui berkas yang tidak
diisi yaitu sebanyak 9 berkas (10,7%). Petugas penerimaan pelayanan rawat jalan
mengungkapkan bahwa banyaknya identitas yang tidak terisi pada saat itu di
karenakan form identitas masih diisi manual dan tidak melalui komputer, namun
Tabel 4.7 Pengisian Tanggal dan Waktu Pasien Masuk di Rawat Inap Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Tanggal dan Waktu n %
Diisi 84 100,0
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua tanggal dan waktu pasien masuk
yaitu sebanyak 71 berkas (84,5%) namun masih ada ditemui berkas yang tidak
diisi yaitu sebanyak 13 berkas (15,%). Anamnesa pasien kadang tidak diisi oleh
Tabel 4.9 Pengisian Pemeriksaan Fisik Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan BulanMei-Oktober 2016
Pemeriksaan Fisik n %
Tidak Isi 7 8,3
Diisi 77 91,7
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pemeriksaan fisik pasien banyak yang
telah diisi yaitu sebanyak 77 berkas (91,7%) namun masih ada ditemui berkas
yang tidak diisi yaitu sebanyak 7 berkas (8,3%). Pemeriksaan fisik pasien kadang
tidak diisi oleh petugas medis dikarenakan kelupaan untuk mengisi form tersebut
yaitu sebanyak 80 berkas (95,2%) namun masih ada ditemui berkas yang tidak
diisi yaitu sebanyak 4 berkas (4,8%). Diagnosis pasien kadang tidak diisi oleh
diisi yaitu sebanyak 83 berkas (98,8%) namun masih ada ditemui berkas yang
Tabel 4.12 Pengisian Persetujuan Tindakan Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Persetujuan Tindakan n %
Tidak Isi 5 6,0
Diisi 79 94,0
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengisian persetujuan tindakan pasien
banyak yang telah diisi yaitu sebanyak 79 berkas (94%) namun masih ada ditemui
berkas yang tidak diisi yaitu sebanyak 5 berkas (6%).Persetujuan tindakan pasien
kadang tidak diisi oleh petugas medis dikarenakan petugas kadang melewati
pengisian form tersebut karena bila tidak ada diperlukan tindakan yang gawat
Tabel 4.13 Pengisian Catatan Observasi Klinis Pasien di Rawat Inap Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Catatan Observasi n %
Klinis
Tidak Isi 2 2,4
Diisi 82 97,6
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengisian catatan observasi klinis pasien
banyak yang telah diisi yaitu sebanyak 82 berkas (97,6%) namun masih ada
Tabel 4.14 Pengisian Catatan Ringkasan Keluar di Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Catatan Ringkasan n %
Keluar
Tidak Isi 2 2,4
Diisi 82 97,6
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengisian catatan ringkasan keluar pasien
banyak yang telah diisi yaitu sebanyak 82 berkas (97,6%) namun masih ada
Tabel 4.15 Pengisian Nama dan Tanda tangan Petugas di Rawat Inap Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara Medan Bulan Mei-Oktober 2016
Nama dan Tanda n %
Tangan
Tidak Isi 7 8,3
Diisi 77 91,7
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengisian nama dan tanda tangan petugas
banyak yang telah diisi yaitu sebanyak 77 berkas (91,7%) namun masih ada
ditemui berkas yang tidak diisi yaitu sebanyak 7 berkas (8,3%). Petugas
nama dan tanda tangan. Dan dari ke 7 berkas yg tidak diisi kebanyakan ada yang
membuat tanda tangan namun tidak dicantumkan nama terang yang memberi
pelayanan.
berkas (57,1%) namun masih ada ditemui berkas yang tidak lengkap yaitu
terjadi karena petugas medis kelupaan dalam mengisi form rekam medis yang ada
2008 tentang Rekam Medis yang merupakan prinsip-prinsipdasar dalam mengisi dan
mencatat identitas serta data pasien, informasi yang diperoleh saat itu harus
Pengisian rekam medis harus dilakukan secara lengkap dan langsung pada
waktunya serta tidak ditunda-tunda karena mutu pelayanan yang diberikan rumah
langsung oleh petugas penerimaan pasien rawat inap di RS USU mengenai ada
atau tidaknya di jumpai saat ini berkas yang tidak lengkap.Berdasarkan pedoman
berikut.
Matriks 4.8 Gambaran Kelengkapan Berkas Rekam Medis Di Bagian Unit Rawat
Inap
Informan Pernyataan
sering lupa.
lengkap.
ditemukan nya berkas rekam medis rawat inap yang masih belum lengkap
keseluruhannya misalnya bahwa bagian yang paling banyak tidak diisi oleh
petugas adalah bagian tanda tangan. Pengisian form yang lainnya masih
ditemukan lengkap namun kebanyakan pertugas medis seperti perawat atau dokter
terkadang lupa untuk membuat nama dan tanda tangan pada berkas rekam medis.
Informan 1 mengatakan “Yang biasanya nggak diisi itu dirawat inap itu kalau
bisa kira-kira berapa persen ya, kalau di kami ini kira-kira cuma 2%lah…
kalau biasanya itu dia di catatan CPPT namanya… yang kedua itu dia… kalau
tanda tangan disini ada yang nggak ditandatangani”
Informan 2 mengatakan “Kalau dulu waktu PKL pernah ngak lengkap..ee iya
berkas diisi ngak lengkap… kalau disini ada… paling utama itu biasa di tanda
tangan supervisiornya…paling ditanggal atau jamnya itu sering lupa mungkin”
Informan 3 mengatakan “Kalau itu kayaknya nggak, selalu diisi semua berkas
mau dia rawat jalan atau rawat inap pasti diperiksa lagi udah lengkap atau
belum... Kami selalu cek lagi, kalau dari kami ya di registrasi selalu kami cek
itu udah lengkap apa belum dari kami.”
Informan 4 mengatakan “Selalu, ttd dokter jadi kalau kita di IGD saya yg paham
di IGD aja ya, kalau di IGD kita punya berkas triase namanya, pasien datang di
anamnesa sama dokter, dokter tulis diagnose segala macam, di ttd itu lupa,
kalau lengkapan anamnesa segala macem jarang.
Apabila kita tinjau dari keseluruhan berkas, masih lebih banyak pengisian yang
keseluruhannya. Bila kita lihat pada Tabel 4.6 mengenai pengisian identitas
pasien masih ada berkas yang masih tidak terisi dengan lengkap, meski lebih
banyak yang diisi. Begitu juga dengan pengisian anamnesa (Tabel 4.8), pengisian
pemeriksaan fisik pasien (Tabel 4.9) , pengisian diagnosis pasien (Tabel 4.10),
(Tabel 4.12), pengisian catatan observasi klinis (Tabel 4.13), pengisian catatan
ringkasan keluar (Tabel 4.14), pengisian nama dan tanda tangan (Tabel 4.15).
Berkas yang lengkap secara keseluruhan di isi yaitu pengisian tanggal dan waktu
(Tabel 4.16). Dalam hal ini untuk keseluruhan pengisian berkas rekam medis yang
diteliti yaitu sebanyak 84 berkas, maka di temukan hanya sekitar 50 berkas yang
di nyatakan di isi, sedangkan ada 34 berkas yang tidak di isi lengkap dalam berkas
Berdasarkan teori menurut Guwandi (1992) isi rekam medis yang lengkap
mencakup 4 macam data salah satunya yaitu data medis yaitu data medis
perawat, konsultasi, operasi dan catatan tindakan lainnya selama penderita keluar
dari Rumah Sakit dan nama dan tandatangan dokter yang menangani pasien dan
tanggalnya. Dari data medis diatas semua form data tersebut sudah ada dalam
temukannya berkas yang tidak lengkap seperti tidak diisinya anamnesa,nama serta
tanda tangan penanggung jawab yang dominan tidak diisi diantara form lainnya.
Masalah yang akan di jumpai bila adanya data yang tidak lengkap adalah dokter
kesehatan seorang pasien. Rekam medis yang tidak lengkap membuat dokter
pembuktian dalam perkara hukum (pengadilan) tidak kuat adanya, bila sewaktu-
5.1 Kesimpulan
umum dilaksanakan di unit yang sama dengan penerimaan pasien IGD dan
pasien yang datang sewaktu-waktu meningkat dan petugas hanya ada satu
unutuk menangani hal tersebut. Oleh sebab itu petugas merasakan masih
merata yaitu shift pagi dengan jam kerja pukul 07.30 sampai 14.30, shift
sore dimulai dari pukul 14.30 sampai 20.30, dan shift malam dimulai dari
3. Loket yang bertugas pada umumnya dalam penerimaan pasien rawat inap
untuk mencapai.
5. Bagi pasien yang pertama kali pengunjung ke Rumah Sakit USU, harus
81
Universitas Sumatera Utara
82
masing dua (2) buah, rujukan dari dokter atau fasilitas kesehatan lainnya,
tergolong baik dan efisien. Dan dalam sistem pendaftaran pasiennya juga
sama saja baik itu BPJS maupun Umum yang membedakan hanyalah syarat
dari pasien rawat inap yang ingin menggunakan BPJS dengan yang Umum.
USU Medan masih banyak yang tidak diisi yaitu pada anamnesa, nama dan
nyatakan di isi, sedangkan ada 34 berkas yang tidak di isi lengkap dalam
berkas rawat inap pasien dari 84 total berkas yang di ambil di RS USU
Medan.
8. Kendala yang dihadapi para petugas dari unit penerimaan pasien rawat inap
ialah kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di unit ini
sering banyak pasien yang datang. Dan juga karena penerimaan pasien IGD
seminggu dengan tenaga kerja yang hanya sedikit di anggap kurang efisien
dan melebihi batas jam kerja sesungguhnya yaitu 48 jam per minggu yang
tentang Ketenagakerjaan
5.2 Saran
penerimaan pasien rawat inap yang berlatar belakang pendidikan dari rekam
medis dan menambah loket penerimaan pasien rawat inap agar tidak
kesehatan baik dokter, perawat serta petugas kesehatan lainnya yang terkait
peringatan yang tegas terhadap setiap petugas yang tidak mengisi formulir
dengan lengkap mengingat bahwa pengisian rekam medis dengan lengkap dan
Hanafiah ,M. Jusuf, dan Amir, Amri, 2009. Etika Kedokteran dan Hukum
Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran (EGC).Jakarta
84
Universitas Sumatera Utara
85
Ningsih, K P, 2010, Hubungan Beban Kerja Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja
Karyawan Di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Mata “Dr.Yap”
Yogyakarta, Skripsi FKM Universitas Muhammadiyah Surakarta
PEDOMAN WAWANCARA
Tanggal Wawancara :
Nama Responden :
Umur :
Pendidikan :
Status Kerja :
Pertanyaan:
Medan?
Medan?
7. Menurut sdr/i , bagian mana yang sering tidak diisi/tidak lengkap dari
penerimaan pasien rawat inap dibuka? Apakah ada pembagian shift atau tidak?
9. Apakah menurut sdr/i jumlah tenaga penerimaan pasien rawat inap yang
10. Bagaimana kerjasama sdr/i antar sesama dan antar unit lain, apakah ada
kendala?
11. Menurut sdr/i hal-hal apa saja yang menghambat pertugas penerimaan
008006 TL
007839 TL
007843 L
007941 TL
005946 L
008126 L
000112 TL
007925 TL
007152 L
007414 L
007510 L
009872 L
001331 L
001131 L
004122 TL
004656 TL
006978 TL
008173 L
000186 TL
005999 L
005891 TL
006760 TL
008063 L
008263 L
003171 L
002421 L
005121 L
008371 TL
000888 L
000439 TL
006193 L
000596 L
001129 TL
008216 TL
006918 L
001774 L
000555 L
013858 L
000923 L
25 001775 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 007975 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
27 001092 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
28 001280 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9
29 001182 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
30 001475 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
31 001582 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
32 001590 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
33 001690 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9
34 007796 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
35 007792 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
36 007769 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9
37 007588 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
38 005460 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 004889 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
40 002266 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
41 008369 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
42 001979 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
43 006936 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
44 002072 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
45 000974 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
46 008006 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10
47 007839 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
48 007843 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
49 007941 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
50 005946 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
51 008126 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
52 000112 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 8
53 007925 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 9
54 007152 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
55 007414 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
56 007510 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
57 009872 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
58 001331 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
59 001131 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
60 004122 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
61 004656 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
62 006978 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10
63 008173 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
64 000186 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
65 005999 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
66 005891 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
67 006760 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
68 008063 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
69 008263 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
70 003171 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
71 002421 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
72 005121 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
73 008371 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
74 000888 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
75 000439 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
76 006193 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
77 000596 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
78 001129 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
79 008216 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
80 006918 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
81 001774 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
82 000555 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
83 013858 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
84 000923 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Keterangan :
Skor 1 = Isi
Skor 0 = Tidak Isi