Anda di halaman 1dari 4

A.

AUDIT PLAN (PERENCANAAN PEMERIKSAAN)


Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan mengharuskan perencanaan yang sebaik-baiknya dalam
setiap penugasan audit. Oleh sebab itu tahap perencanaan audit merupakan tahap yang mau tidak
mau harus mendapat perhatian yang serius dari auditor. Hal ini tentu tidak dapat dipungkiri
karena pekerjaan apapun tentu akan lebih baik bila terencana dengan baik.

Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi sebagai berikut :


“Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.”

1. Pengertian dan Tujuan Audit Plan


Audit Plan adalah pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan disusun segera setelah MANAGEMENT LETTER (surat perikatan) disetujui klien.
Tujuan Audit Plan adalah untukmencapai keyakinan yang memadai guna mendeteksi salah saji
yang diyakini jumlahnya besar, baik secara individual mapun secara keseluruhan, yang secara
kuantitatif berdampak material terhadap laporan keuangan.

Dalam merencanakan audit :


Risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, sesuai dengan pertimbangan professional
Menetapkan pertimbangan awal mengenai tingkat matealitas

Untuk audit plan, auditor dapat mempertimbangkan materialitas :


Sebelum laporan keuangan yang akan diaudit selesai dususun
Setelah laporan keuangan yang akan diaudit selesai diaudit, namun perlu dimodifikasi
Untuk kedua keadaan tersebut didasarkan atas laporan keuangan intern klien yang disetahunkan
atau laporan keuangan tahunan satu / lebih periode sebelumnya, dengan syarat memperhatikan
pengaruh perubahan besar dalam perusahaan klien dan perubahan lain yang relevan dalam
perekonomian secara keseluruhan

Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan antara lain :

Pahami bisnis dan industri klien


Kebijakan dan prosedur akuntansi klien
Metode pengolahan informasi akuntansi yang digunakan klien, termasuk penggunaan organisasi
jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan
Penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan
Pertimbangan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit
Pos laporan keuangan yang memerlukan penyesuaian (adjustment)
Kondisi yang mungkin memerlukn perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti risiko
kekeliuran dan ketidakberesanyang material atau adanya transaksi antar pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas sebagai contoh:
laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi,laporan khusus untuk menggambarkan
kepatuhan klien terhadap kontrak/perjanjian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan audit :


Menghimpun pemahaman bisnis klien dan industri klien.
Penghimpunan pemahaman bisnis dan industri klien dilakukan dengan tujuan untuk mendukung
perencanaan audit yang dilakukan auditor.
Hal-hal yang berkaitan dengan bisnis dan industri klien yang perlu dipahami auditor adalah
 jenis bisnis dan produk klien
 lokasi dan karekteristik operasi klien seperti metode produksi dan pemasaran .
 jenis dan karakteristik ondustri. Hal ini menentukan sensitivitas bisnis klien terhadap
perubahan kondisi ekonomi. Kebijakan dan praktik industri sangat berdampak kepada
kelangsungan usaha klien.
 Eksistensi ada tidaknya pihak terkait yang mempunyai hubungan erat dengan klien misalnya
sama-sama anak perusahaan dari suatu holding company.
 Regulasi pemerintah yang mempengaruhi bisnis dan industri klien
 Karekteristik laporan yang harus diberikan kepada badan regulasi.

Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami
bisnis klien dengan sebik-baiknya, termasuk sifat, dan jenis usaha klien, struktur organisasinya,
struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribisi dan lain-lain.
Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis kliem melalui pengalaman dengan klien dan
industrinya, pengajuan pertanyaan kepada pengawai perusahaan klien, kertas kerja audit dari
tahun sebelumnya (yang berisi informasi mengenai sifat bisnis, struktur organisasi dan
karekteristik opersi serta transaksi yang memerlukan pertimbangan khusus), publikasi yang
diperlukan industri lapoaran keuangan, buku teks, majalah dan perorangan yang memiliki
pengetahuan industri klien

Pengetahuan bisnis klien membantu auditor mengidentifikasikan bidang yang


memerlukan pertimbangan khusus, menila kondisi yang didalamnya data akuntansi yang
dihasilkan, diolah, direview dan dikumpulkan dalam organisasi, menilai kewajaran estimasi,
serta penilaian atas persediaan, depresi, penyisihan piutang ragu-ragu dan lain-lain.
Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan audit dan
menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi
kepada asisten, tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah yang penting yang
dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan dilaksanakan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat
diantara staf audit kantor akuntan. Luasnya supervise yang memadai bagi suatu keadaan
tergantung atas banyak factor, termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang
melaksanakan audit. memahami tanggung jawabnya dan tujuan prosedur audit
mengetahui hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur tersebut
dilaksanakan (sifat bisnis klien, masalah akuntansi dan audit)

Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka dan tujuan prosedur audit yang
mereka laksanakan.yang mereka laksanakan. Mereka harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan
berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur yang harus dilaksanakan seperti sifat bisnis
satuan usaha yang bersangkutan dengan penugasan dan masalh-masalh akuntansi dan audit

2. Isi Audit Plan


Isi dari audit plan mencakup :

 Hal-hal mengenai klien


Bidang usaha klien, alamt, no. telepon, fax.
Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian)
Kebijakan akuntansi
- Buku yang digunakan : buku penjualan, buku pembelian, buku kas/bank, buku memorial
- Meode pembukuan : manual, computer, mesin pembukuan
Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, laba/rugi tahun lalu dan sekarang.
Client contact : presiden direktur, controller, penasihat hukum
Accounting, auditing dan tax problem
- Accounting problem : perubahan metode pencatatan dan manual kekomputer, revaluasifixed
asset, perubahan metode atau tariff penyusutan
- Auditing problem : hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan, perubahan accounting policy
- Tax problem : masalah restitusi, kekurangan penyetoran, adanya dua pembukuan dan
perusahaan.

Hal-hal yang mempengaruhi klien


- Majalah ekonomi/surat kabar (bissiness news, ekonomi keuangan Indonesia)
Rencana kerja auditor:
a. Staffing
b. Waktu pemeriksaan
c. Jenis jasa yang diberikan
Hal-hal Tambahan
a. Bantuan yang dapat diberikan klien
b. Time schedule
Pada akhir Audit Plan, mencantumkan:
a. Dibuat oleh
b. Review oleh:
c. Approved oleh:
Mulyadi.2010. Audit Plan dan Audit Program. http://eleks-mulyadi.blogspot.com/2010/01/audit-
plan-audit-program.html

Anda mungkin juga menyukai