Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Mesin CNC


Mesin otomatis dengan elektronik program pertama kali sukses dibuat
oleh proyek gabungan antara Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan
US Air Force pada pertengahan tahun 1950. Mesin itu adalah 3 axis milling
mesin yang dikontrol oleh satu ruangan penuh perangkat Tabung Vakum
Elektronik. Meskipun mesin ini tidak handal, namun mesin ini merupakan satu
langkah ke arah mesin modern. Kontroler tersebut dinamakan Numerical
Control, atau NC
The Electronics Industry Association (EIA) mendefinisikan NC sebagai
"Sebuah sistem dimana gerakan-gerakan mesin di kontrol dengan cara
memasukkan langsung data numerik di beberapa titik "Disebut kontrol numerik
(NC = Numerical Control) karena pemrograman yang digunakan menggunakan
kode alfanumerik (terdiri dari alfabet/huruf dan numerik/bilangan) yang
digunakan untuk menuliskan instruksi-instruksi beserta posisi relatif tool
dengan benda kerjanya. Mesin NC dikontrol secara elektronis, tanpa
menggunakan computer
Disebut Mesin Bubut CNC, singkatan dari Computer Numerical
Control, adalah perangkat yang mampu menjadikan suatu mesin perkakas
ataupun mesin produksi lainnya dapat beroperasi secara otomatis dengan
memanfaatkan komputer sebagai pengendali gerakan. Pada tahun 1960-an,
Mesin Bubut CNC sudah tersedia dengan masih menggunakan komputer
dengan ukuran besar.
Selama tahun 1980-an, banyak pabrik mesin mengembangkan teknologi
PC (Personal Computer) untuk meningkatkan kehandalan dan menurunkan
biaya dari kontrol CNC model sebelumnya. Dalam perkembangnya Mesin
Bubut CNC semakin modern, Output perkerjaan atau kemampuan mesin makin
meningkat, semakin sederhana dan rapih bentuknya namun semakin mudah
cara pengoperasiannya dan di design semakin komplit bagian perangkat alat
kerjanya sehingga akan lebih effisien dan praktis.

4
2.2 Pengertian Mesin CNC
CNC singkatan dari Computer Numerical Control, merupakan mesin
perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis
komputer yang mampu membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain,
dimana kode-kode tersebut menginstruksikan mesin CNC agar bekerja sesuai
dengan program benda kerja yang akan dibuat. Secara umum cara kerja mesin
perkakas CNC tidak berbeda dengan mesin perkakas konvensional. Fungsi
CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator dalam mesin
perkakas konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool atau mengatur gerakan
pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan dan gerakan
kembali keposisi awal, dan lain-lain. Demikian pula dengan pengaturan kondisi
pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan kedalaman
pemotongan), penggantian pahat, pengubahan transmisi daya (jumlah putaran
poros utama), dan arah putaran poros utama, pengekleman, pengaturan cairan
pendingin dan sebagainya.
Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat
membuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang
diarahkan secara numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC
dapat diubah melalui program perangkat lunak (software load program) yang
sesuai. Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu
millimeter.
Pada awalnya mesin CNC masih menggunakan memori berupa kertas
berlubang sebagai media untuk mentransfer kode G dan M ke sistem kontrol.
Setelah tahun 1950,ditemukan metode baru mentransfer data dengan
menggunakan kabel RS232, floppydisk, dan terakhir oleh Komputer Jaringan
Kabel (Computer Network Cables) bahkan bisa dikendalikan melalui internet.
Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan
sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga
manusia menjadi mesin - mesin otomatik. Dengan telah berkembangnya Mesin
CNC, maka benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam
jumlah yang banyak.
Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibedakan atas :
a. mesin CNC training unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana
pendidikan, dosen dan training.
b. mesin CNC production unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan untuk
membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga jenis, antara
lain:
a. mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanya
pada arah dua sumbu koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat Z,
atau dikenal dengan mesin bubut CNC,
b. mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang memiliki
gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal
dengan mesin frsais CNC.
c. mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan
pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan peralatan
pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas pembubutan/
pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan. Pada umumnya mesinCNC
yang sering dijumpai adalah mesin CNC 2A (bubut) dan mesin CNC 3A
(frais).

2.3 Pemrograman Mesin CNC


Pemrograman adalah suatu urutan perintah yang disusun secara rinci tiap
blok per blok untuk memberikan masukan mesin perkakas CNC tentang apa
yang harus dikerjakan.
Metode pemrograman dalam mesin CNC ada dua,yaitu:
a. Metode Absolut (Absolute)
Metode pemrograman CNC absolut adalah sistem di mana semua perintah
gerakan di dasarkan pada satu titik referensi, di mana titik awalnya disebut dengan
titik nol (datum point). Titik nol dapat ditetapkan sebagai suatu titik di luar benda
kerja atau pada sudut benda kerja. Apabila sebuah alat bantu pemasangan
digunakan, maka akan lebih tepat untuk menetapkan suatu titik pada alat bantu
tersebut sebagai titik nol.
Keuntungan metode absolut yaitu jika ada salah satu program yang diubah
maka letak titik yang lain tidak berpengaruh, misalnya terjadi gangguan yang
memaksa operator untuk menghentikan mesin, misalnya gangguan karena alat
potong patah. Dalam hal terjadi gangguan, meja mesin harus digerakkan secara
manual, lalu mengganti alat-potong, kemudian menyetel alat-potong,
mengembalikan nomor blok program aktif ke blok terjadinya gangguan,
mengembalikan alat-potong ke posisi terjadinya gangguan, baru mengaktifkan
mesin. Dengan sistem absolut, alat potong akan kembali secara otomatis ke posisi
terjadinya gangguan, karena alat-potong akan bergerak sesuai dengan koordinat
absolut yang diaktifkan, dan melanjutkan proses pemesinan mulai dari titik yang
diinginkan. Sedangkan kelemahan dari metode absolut yaitu terkadang
memerlukan pembuatan program yang lebih rumit karena titik acuan utama yaitu
pada titik nol.
Contoh Metode Pemrograman Absolut

Gambar 2.1. Sistem Absolut


Terlihat pada gambar gerakan alat potong diatas, pada metode absolut referensi
awal program berdasarkan titik awal penempatan pahat.
b. Metode Inkremental (Incremental)
Metode pemrograman inkremental adalah sistem di mana titik referensi
terhadap instruksi program berikutnya adalah dari titik akhir operasi pahat
tersebut. Setiap bagian data dimensional diaplikasikan terhadap sistem sebagai
jarak inkremen, diukur dari titik sebelumnya pada sumbu gerak yang aktif. Jadi
dapat disimpulkan bahwa titik awal pada sistem inkremental selalu berpindah
dengan berpedoman kepada “titik akhir lintasan akan menjadi titik awal lintasan
berikutnya”.
Keuntungan metode pemrograman inkremental adalah dalam banyak hal
pembuatan program dari metode inkremental lebih mudah dibuat karena titik
akhir sebagai referensi program berikutnya. Sedangkan kelemahan dari metode
pemrograman inkremental adalah jika salah satu titik atau program diubah maka
akan merubah keseluruhan program tersebut.
Contoh Metode Pemrograman Inkremental

Gambar 2.2. Sistem Incremental

Terlihat pada gambar gerakan alat potong diatas, pada metode inkremental
referensi program selanjutnya berdasarkan titik akhir pahat.
2.4. Jenis Mesin CNC
2.4.1. Mesin Bubut CNC
Mesin CNC turning berfungsi untuk mengerjakan semua proses turning.
Mesin Bubut CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Mesin Bubut CNC Training Unit (CNC TU)
Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halny
Mesin Bubut konvensional yaitu gerakan kearah melintang dan horizontal dengan
sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga
sama denganMesin Bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang
padacekam bergerak sedangkan alat potong diam.Untuk arah gerakan pada Mesin
Bubut diberi lambing sebagai berikut :
1) Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap
sumbu putar.
2) Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.
Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu Mesin Bubut CNCTU-2A dapat
dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini :

Gambar 2.3 Sumbu Mesin Bubut CNC TU 2A

b. Mesin Bubut CNC Production Unit (CNC PU)


Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama,akan tetapi yang
membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan. CNC
TU dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan pengoperasian CNC
yang dilengkapi dengan EPS (external programing system). Mesin CNC jenis
Training Unit hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan pekerjaan ringan
dengan bahan yang relatif lunak.
Sedangkan Mesin CNC PU dipergunakan untuk produksi massal, sehingga
mesin ini dilengkapi dengan aksesoris tambahan seperti sistem pembuka otomatis
yang menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal, dsb. Gerakan Mesin
Bubut CNC dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan yang berjalan
sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini adalah
memungkinkan mesin untuk diperintah mengulang gerakan yang sama secara
terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

2.4.1.1. Prinsip Kerja Mesin CNC Bubut


Prinsip Kerja Mesin CNC Turning antara lain benda kerja berputar pada
sumbu mesin atau spindle dengan melakukan gerak makan, sedangkan tool
melakukan gerak potong terhadap benda kerja pada sumbu x atau z. Pergerakan
tool dijalankan secara otomatis dengan menginputkan program (data) pada
mesin CNC Turning.

2.4.2. Mesin Frais CNC


Mesin CNC Milling berfungsi untuk mengerjakan semua proses Milling.
Mesin Frais CNC secara garis besar dapat digolongkanmenjadi dua, yaitu :
a) Mesin Frais CNC Training Unit
b) Mesin Frais CNC Production Unit
Kedua mesin tersebut mempunyai fungsi kerja yang sama dengan mesin
bubut/turning CNC.

2.4.2.1.Prinsip Kerja Mesin CNC Milling


Mesin CNC Milling memiliki prinsip kerja yang sama dengan mesin
Milling lainnya, yaitu mempunyai gerak utama berputar , dimana mata pahat
atau pisau melakukan gerak potong terhadap benda kerja sedangkan benda
kerja bergerak mendekati pisau CNC Milling dengan melakukan gerak makan.
Sedangkan pada Mesin Frais CNC TU-3A menggunakan sistem
persumbuan dengan dasar system koordinat Cartesius Prinsip kerja mesin CNC
TU-3A adalah meja bergerak melintang dan horizontal sedangkan pisau / pahat
berputar. Untuk arah gerak persum-buan Mesin Frais CNC TU-3A tersebut
diberi lambang pesumbuan sebagai berikut :

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Mesin CNC TU 3A

2.5. Bahasa Pemrograman


Bahasa pemrograman adalah format perintah dalam satu blok dengan
menggunakan kode huruf, angka, dan simbol. Di dalam mesin perkakas CNC
terdapat perangkat komputer yang disebut dengan Machine Control Unit (MCU).
MCU ini berfungsi menterjemahkan bahasa kode ke dalam bentuk - bentuk
gerakan pahat sesuai bentuk benda kerja. Kode - kode bahasa dalam mesin
perkakas CNC dikenal dengan kode G dan M, di mana kode-kode tersebut sudah
distandarkan oleh ISO atau badan Internasional lainnya. Dalam aplikasi kode
huruf, angka, dan simbol pada mesin perkakas CNC bermacam-macam tergantung
sistem kontrol dan tipe mesin yang dipakai, tetapi secara prinsip sama. Sehingga
untuk pengoperasian mesin perkakas CNC dengan tipe yang berbeda tidak akan
ada perbedaan yang berarti.
2.5.2. Kode Standar
Mesin CNC hanya dapat membaca kode standar yang telah disepakati
oleh industri yang membuat mesin CNC. Dengan kode standar tersebut,
pabrik mesin CNC dapat menggunakan PC sebagai input yang diproduksi
sendiri atau yang direkomendasikan. Kode standar pada mesin CNC yaitu :
Tabel 2.1. Macam-Macam Kode CNC
Kode Fungsi Keterangan
N Nomor Tahapan Menunjukkan urutan
pengoperasian tapi belum
perintah
G untuk menunjkkan fungsi yang
Untuk mengatur pergerakan harus dilakukan
X -X Pergerakan absolute searah
pergerakan sumbu X sumbu Z
U -X Pergerakan incremental
pergerakan sumbu X searah sumbu Z
Z -Z Pergerakan absolute searah
pergerakan sumbu Z sumbu Z
W pergerakan sumbu Z -Z Pergerakan incremental
searah sumbu Z
R Jari-jari sudut untuk membuat sudut
dengan jari-jari
C Bentuk Champer untuk membuat champer
F Feeding untuk mengatur feed rate

S Spindle speed untuk mengatur perputaran


T Fungsi tool menunjukkan nomor tool yang
digunakan
M Modifikasi fungsi -
P Dwelling time -
O untuk mengawali nomor
Awal nomor program program

a. Kode G
G 00 : Gerak lurus cepat ( tidak boleh menyayat)
G 01 : Gerak lurus penyayatan
G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 20 : Data input dalam inchi
G 21 : Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekantombol ~ dan INP
G 25 : Memanggil program sub routine
G 27 : Perintah meloncat ke nomeor blok yang dituju
G 28 : Mengembalikan posisi pahat pada titik referensi (0)
G 33 : Pembuatan ulir tunggal
G 64 : Mematikan arus step motor
G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 78 : Siklus pembuatan ulir
G 81 : Siklus pengeboran langsung
G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G 84 : Siklus pembubutan memanjang
G 85 : Siklus pereameran
G 86 : Siklus pembuatan alur
G 88 : Siklus pembubutan melintang
G 89 : Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
G 90 : Program absolut
G 91 : Program Incremental
G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolut
G 98 : Feed per Menit
G 99 : Feed per revolution.

b. Kode M
M00 : Berhenti terprogram
M03: Sumbu utama searah jarum jam
M02 : Untuk menutup program
M04 : untuk putaran spindle berlawanan arah jarum jam diikuti dengan kode S
untuk kecepatan putaran dalam mm/min atau inchi/min
M05: Sumbu utama berhenti
M06: Penghitungan panjang pahat, penggantian pahat
M08: Untuk menghidupkan cairan pendingin (coolant)
M09: Untuk menghentikan cairan pendinggin (coolant)
M 10 : Untuk membuka chuck
M 11 : Untuk Mengunci Chuck
M 13 : kombinasi antara kode M 03 dan M 08
M 14 : kombinasi antara kode M 04 dan M 08
M l7 : Perintah melompat kembali
M 22 : Titik tolak pengatur
M 23 : Titik tolak pengatur
M 26 : Titik tolak pengatur
M 30 : Untuk menutup program
M 38 : untuk membuka pintu pelindung
M 39 : Untuk menutup pintu pelindung
M 99 : Parameter lingkaran
M 98 :Kompensasi kelonggaran/ kocak Otomatis.

c. Kode Tanda Alarm


A 00 : Kesalahan perintah pada fungsi G atau M
A 01 : Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03
A 02 : Kesalahan pada nilai X
A 03 : Kesalahan pada nbilai F
A 04 : Kesalahan pada nilai Z
A 05 : Kurang perintah M30
A 06 : Putaran spindle terlalu cepat
A 09 : Program tidak ditemukan pada disket
A 10 : Disket diprotek
A 11 : Salah memuat disket
A 12 : Salah pengecekan
A 13 : Salah satuan mm atau inch dalam pemuatan
A 14 : Salah satuan
A 15 : Nilai H salah

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Akhir CNC Fix Edan Pisan
    Laporan Akhir CNC Fix Edan Pisan
    Dokumen41 halaman
    Laporan Akhir CNC Fix Edan Pisan
    Salsabila Reghiati Dhia Pratami
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Salsabila Reghiati Dhia Pratami
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Salsabila Reghiati Dhia Pratami
    Belum ada peringkat
  • Tugas Matek
    Tugas Matek
    Dokumen7 halaman
    Tugas Matek
    Salsabila Reghiati Dhia Pratami
    Belum ada peringkat
  • Tugas Matek
    Tugas Matek
    Dokumen7 halaman
    Tugas Matek
    Salsabila Reghiati Dhia Pratami
    Belum ada peringkat
  • Metrologi Gagin
    Metrologi Gagin
    Dokumen3 halaman
    Metrologi Gagin
    Salsabila Reghiati Dhia Pratami
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Metalografi Kualitatif
    Bab Iv Metalografi Kualitatif
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv Metalografi Kualitatif
    Salsabila Reghiati Dhia Pratami
    Belum ada peringkat
  • Tugas Metal Mekanik 2 Ods Dan Sap
    Tugas Metal Mekanik 2 Ods Dan Sap
    Dokumen10 halaman
    Tugas Metal Mekanik 2 Ods Dan Sap
    Salsabila Reghiati Dhia Pratami
    Belum ada peringkat