LANDASAN TEORI
4
2.2 Pengertian Mesin CNC
CNC singkatan dari Computer Numerical Control, merupakan mesin
perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis
komputer yang mampu membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain,
dimana kode-kode tersebut menginstruksikan mesin CNC agar bekerja sesuai
dengan program benda kerja yang akan dibuat. Secara umum cara kerja mesin
perkakas CNC tidak berbeda dengan mesin perkakas konvensional. Fungsi
CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator dalam mesin
perkakas konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool atau mengatur gerakan
pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan dan gerakan
kembali keposisi awal, dan lain-lain. Demikian pula dengan pengaturan kondisi
pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan kedalaman
pemotongan), penggantian pahat, pengubahan transmisi daya (jumlah putaran
poros utama), dan arah putaran poros utama, pengekleman, pengaturan cairan
pendingin dan sebagainya.
Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat
membuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang
diarahkan secara numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC
dapat diubah melalui program perangkat lunak (software load program) yang
sesuai. Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu
millimeter.
Pada awalnya mesin CNC masih menggunakan memori berupa kertas
berlubang sebagai media untuk mentransfer kode G dan M ke sistem kontrol.
Setelah tahun 1950,ditemukan metode baru mentransfer data dengan
menggunakan kabel RS232, floppydisk, dan terakhir oleh Komputer Jaringan
Kabel (Computer Network Cables) bahkan bisa dikendalikan melalui internet.
Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan
sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga
manusia menjadi mesin - mesin otomatik. Dengan telah berkembangnya Mesin
CNC, maka benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam
jumlah yang banyak.
Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibedakan atas :
a. mesin CNC training unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana
pendidikan, dosen dan training.
b. mesin CNC production unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan untuk
membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga jenis, antara
lain:
a. mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanya
pada arah dua sumbu koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat Z,
atau dikenal dengan mesin bubut CNC,
b. mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang memiliki
gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal
dengan mesin frsais CNC.
c. mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan
pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan peralatan
pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas pembubutan/
pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan. Pada umumnya mesinCNC
yang sering dijumpai adalah mesin CNC 2A (bubut) dan mesin CNC 3A
(frais).
Terlihat pada gambar gerakan alat potong diatas, pada metode inkremental
referensi program selanjutnya berdasarkan titik akhir pahat.
2.4. Jenis Mesin CNC
2.4.1. Mesin Bubut CNC
Mesin CNC turning berfungsi untuk mengerjakan semua proses turning.
Mesin Bubut CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Mesin Bubut CNC Training Unit (CNC TU)
Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halny
Mesin Bubut konvensional yaitu gerakan kearah melintang dan horizontal dengan
sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga
sama denganMesin Bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang
padacekam bergerak sedangkan alat potong diam.Untuk arah gerakan pada Mesin
Bubut diberi lambing sebagai berikut :
1) Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap
sumbu putar.
2) Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.
Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu Mesin Bubut CNCTU-2A dapat
dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini :
a. Kode G
G 00 : Gerak lurus cepat ( tidak boleh menyayat)
G 01 : Gerak lurus penyayatan
G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 20 : Data input dalam inchi
G 21 : Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekantombol ~ dan INP
G 25 : Memanggil program sub routine
G 27 : Perintah meloncat ke nomeor blok yang dituju
G 28 : Mengembalikan posisi pahat pada titik referensi (0)
G 33 : Pembuatan ulir tunggal
G 64 : Mematikan arus step motor
G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 78 : Siklus pembuatan ulir
G 81 : Siklus pengeboran langsung
G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G 84 : Siklus pembubutan memanjang
G 85 : Siklus pereameran
G 86 : Siklus pembuatan alur
G 88 : Siklus pembubutan melintang
G 89 : Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
G 90 : Program absolut
G 91 : Program Incremental
G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolut
G 98 : Feed per Menit
G 99 : Feed per revolution.
b. Kode M
M00 : Berhenti terprogram
M03: Sumbu utama searah jarum jam
M02 : Untuk menutup program
M04 : untuk putaran spindle berlawanan arah jarum jam diikuti dengan kode S
untuk kecepatan putaran dalam mm/min atau inchi/min
M05: Sumbu utama berhenti
M06: Penghitungan panjang pahat, penggantian pahat
M08: Untuk menghidupkan cairan pendingin (coolant)
M09: Untuk menghentikan cairan pendinggin (coolant)
M 10 : Untuk membuka chuck
M 11 : Untuk Mengunci Chuck
M 13 : kombinasi antara kode M 03 dan M 08
M 14 : kombinasi antara kode M 04 dan M 08
M l7 : Perintah melompat kembali
M 22 : Titik tolak pengatur
M 23 : Titik tolak pengatur
M 26 : Titik tolak pengatur
M 30 : Untuk menutup program
M 38 : untuk membuka pintu pelindung
M 39 : Untuk menutup pintu pelindung
M 99 : Parameter lingkaran
M 98 :Kompensasi kelonggaran/ kocak Otomatis.