Anda di halaman 1dari 6

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk memperbaiki kinerja bangunan

terhadap gaya gempa, antara lain (1) dengan mengurangi massa bangunan; (2) dengan

meningkatkan daktilitas struktur dan mengijinkan elemen struktur pada joint bekerja

secara inelastic untuk mendistribusikan gaya dalam struktur ketika terjadi gempa;

serta (3) dengan menggunakan peralatan pengendali struktur (structural control

device). Tulisan ini terkait dengan cara yang terakhir.

Penggunaan peralatan pengendali struktur bertujuan mengurangi besarnya gaya

gempa yang merambat dari struktur bawah ke struktur atas (Kompas, 2002 dan Media

Indonesia, 2002). Dengan demikian, perpindahan antar lantai dan percepatan yang

dialami struktur ketika terjadi gempa dapat dikurangi. Peralatan pengendali struktur

ini dapat berupa: bracing system ataupun. base isolation. Penjelasan lengkap tentang

sistematika dan klasifikasi peralatan pengendali struktur dapat dilihat pada berbagai

rujukan, termasuk (Widhiyanti & Novianti, 2002).

Base isolation atau seismic isolator merupakan pemisah (isolation) yang

diletakkan di antara kolom dengan pondasi seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Secara umum, sistem pemasangan base isolation ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Dengan terpasangnya base isolation, gerakan struktur pada saat gempa diharapkan
dapat seperti Gambar 1.3. Dengan adanya base isolation, bangunan akan mengalami

peningkatan periode getar (T) bangunan.

Base isolation memberikan diskontinuitas di antara struktur atas dan struktur

bawah sehingga gerakan mendatar dari pondasi pada saat gempa tidak diteruskan

secara penuh ke struktur atas tetapi diredam terlebih dahulu oleh base isolation. Base

isolation terdiri dari lapisan-lapisan karet dan baja yang dipasang berselang seling

dengan ketebalan tertentu untuk masing-masing bahan. Karet berfungsi untuk

menahan gaya gaya horisontal dan baja berfungsi untuk menahan gaya vertikal.

Tulisan ini membahas tentang pembuatan dan pengujian miniature bangunan

dengan dan tanpa base isolation, khususnya terhadap Respon bangunan dengan dan

tanpa base isolator. Meskipun demikian, tugas akhir ini tidak membahas sifat-sifat

kimiawi karet, tidak membahas tentang peningkatan mutu karet yang digunakan

untuk benda uji. Pembuatan dan pengujian miniature bangunan dengan dan tanpa

base isolation dilakukan di Kampus Sekolah Tinggi Teknik Dumai, Riau.

Gambar 1.1. Penempatan base isolation pada struktur gedung.


Sumber: (Anderson, 1989).

2
Gambar 1.2. Pemasangan base isolation pada struktur gedung..
Sumber: (Anderson, 1989).

Gambar 1.3. Pergerakan struktur dengan base isolation


Sumber: (Anderson, 1989).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam TA ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan base isolator jenis High Damping Rubber

Bearing (HDRB) ?

2. Apakah base isolator jenis High Damping Rubber Bearing (HDRB) cukup

efektif untuk meredam getaran pada bangunan akibat gempa?

3
3. Bagaimana hasil pengujian base isolator terhadap miniatur bangunan akibat

gaya gempa?

1.3 Tujuan Analisis

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perencanaan

alternatif struktur tahan gempa dengan dan tanpa menggunakan Base Isolator tipe

High Dumping Rubber Bearings pada bangunan.Dengan pembuatan dan hasil

pengujian miniature bangunan tentunya untuk dapat diaplikasikan dalam perencanaan

bangunan yang sesungguhnya.

1.4 Batasan Masalah

Untuk mengarahkan hasil dari penulisan tugas akhir ini, maka perlu dilakukan

suatu batasan masalah dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas. Adapun

batasan masalah yang dimaksud adalah :

1. Data bangunan yang digunakan adalah data yang telah di skalakan dengan

perencanaan terdahulu.

2. Sistem peredam getaran gempa yang digunakan adalah elastomerik sistem

berupa High Damping Rubber Bearing (HDRB)

3. Permodelan miniature bagunan 5 lantai dengan dan tanpa base isolator

4. Mengaplikasikan hasil perhitungan yang telah diskalatiskan dalam bentuk

miniature permodelan bangunan

4
5. Pengujian terhadap miniature bangunan dengan dan tanpa menggunakan base

isolator

6 Hasil akhir dari pengujian ini adalah, untuk mengetahui pengaplikasian base

isolator pada bangunan

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penulisan tugas akhir ini

adalah :

1. Bagi Penulis

a. Untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan dan wawasan perancangan

struktur bangunan gedung bertingkat.

b. Dapat melatih kemampuan analisa perencanaan struktur gedung bertingkat

dengan baik dan sesuai dengan kaidah dan peraturan yang berlaku didalam

perencanaanya.

c. Mengaplikasikan seluruh ilmu teknik sipil yang telah dipelajari selama masa

perkuliahan yang berkaitan dengan teori dan perencanaan struktur gedung.

5
2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Meningkatkan kualitas dan lulusan perguruan tinggi yang baik

b. Mendapatkan bahan masukan tentang system pengajaran yang sesuai

dengan lingkungan kerja.

Anda mungkin juga menyukai