Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI HOTEL

Oleh :

KELOMPOK 2

Dewa Ayu Asdiantari (04)


Gede Mahendra Sukadana (05)
Ni Kadek Ayu Aprilia Dewi (18)
Ni Kadek Marlina Melistiari (22)
Ni Luh Sulasmini (26)
Putu Mega Aryani Dewi (42)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
2020
1.1 Pengertian Hotel

Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi
yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas
jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka
yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu
yang dimiliki hotel itu.

Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah
ini:

a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian
untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya
bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no
Km 94/HK103/MPPT 1987).
b. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan meberikan fasilitas penginapan untuk
masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut : jasa penginapan, pelayanan
makanan dan minuman, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian, dan pengunaan
fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya (Endar Sri, 1996:8).
c. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa
kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran
(Lawson, 1976:27).

1.2 Jenis dan Penggolongan Usaha Hotel

Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dari ciri atau sifat khas yang
dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000:5). Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi
dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi:

a. City hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang
bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek).
b. Residental hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota,
tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha dan diperuntukkan bagi
masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama.
c. Resort hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pegunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach
hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Biasanya hotel seperti ini diperuntukkan
bagi keluaraga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin
berekreasi.
d. Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungkan
satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu
gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat
sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan
umum atau mobil sendiri.

1.2.1 Segi Jumlah Kamar Hotel

Menurut Tarmoezi (Tarmoezi, 2000:3), dari banyaknya kamar yang disediakan, hotel dapat
dibedakan menjadi:

a. Small Hotel
Jumlah kamar yang tersedia maksimal sebanyak 28 kamar.
b. Medium Hotel
Jumlah kamar yang disediakn atara 28-299 kamar.
c. Large Hotel
Jumlah kamar yang disediakan sebanyak lebih dari 300 kamar.

1.2.2 Klasifikasi Hotel

Menurut keputusan Direktorat Jenderal Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no.


22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996:9), kalsifikasi hotel dibedakan dengan
menggunakan simbol bintang antara 1-5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel,
maka semakin berkualitas hotel tersebut.

1.3 Sejarah dan Perkembangan Hotel di Eropa, USA, dan Indonesia

Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik
ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat penampungan
buat pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum".
Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat.
Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip
pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan
bertambahnya pemakai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya.
Tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata
sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-tahun standar
layanan hotel tak banyak berubah.

Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah kota New
York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih
fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis.
Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni. Jadi, tak ada salahnya
didirikan di pinggir kota.

Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829)
yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat
(AS). Tremont bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836. Saat
itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat. Saat
pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap perhentian
(stasiun) ada hotel.

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan darat
(terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api tak lagi
menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan menggunakan mobil
ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran "motel", gabungan
kata “motor hotel” alias tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.

Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota,
berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan fasilitasnya
yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Walaupun terpaksa bermalam di kawasan
pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh di tempat-tempat
peristirahatan.

Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum


banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata
sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih
terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia
yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa
penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Dari buku
PARIWISATA INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang sudah
hadir pada saat itu diantaranya :

1. Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel
Rijswijk.
2. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.
3. Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion.
4. Malang, Palace Hotel.
5. Solo, Slier Hotel.
6. Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda )
7. Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel ( kini Hotel
Panghegar).
8. Bogor, Hotel Salak.
9. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.
10. Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel

Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada
yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total
sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam
perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin.

Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia
jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains
‘management’ hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia.
Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia ,wajah arsitektur hotel di Indonesia pun
sangat berkembang dan inofatif.

1.4 Struktur Organisasi pada Hotel dan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Struktur organisasi menunjukkan suatu tindakan hirarkis, dimana dari struktur organisasi
tersebut dapat diketahui bagian-bagian yang ada di hotel, hubungan antara bagian di hotel serta
hubungan antara atasan dan bawahan. Dasar penyusunan organisasi antara hotel yang satu
dengan hotel ynag lain mempunyai kesamaan, karena setiap hotel mempunyai produk layanan
jasa yang sama, yaitu: sewa kamar, makanan dan minuman, sport, kasino, dan produk lainnya.
Akan tetapi bentuk dan luas organisasi hotel akan berbeda antara hotel yang satu dengan hotel
lainnya, yang disebabkan adanya perbedaan dalam hal, antara lain: type dan jenis hotel, suze
hotel, fisik bangunan hotel, kemampuan tenaga kerja yang ada di dalamnya, dan sistem
manajemen dan pengelolaan yang diberlakukan.

Struktur organisasi dirancang sesuai dengan kebutuhan hotel. Semakin besar dan lengkap
fasilitasnya maka struktur organisasinya juga semakin kompleks. Berdasarkan struktur
organisasi dapat ditentukan perkiraan jumlah karyawan yang dibuthkan secara keseluruhan.
Struktur organisasi pada hotel biasanya disusun berdasarkan dari fungsionalnya, seperti :
marketing, accounting personel, dan produksi. Struktur organisasi dari struktur organisasi,
karyawan dan organisasi di dalamnya mendapatkan informasi diantaranya:

1. Kedudukan dirinya dalam organisasi, dalam batas dan jalur wewenang serta tanggung
jawabnya sehingga mengurangi kebingungan karyawan untuk mendiskusikan komplain
sesuai rantai komando.
2. Mengetahui jenjang karir yang jelas melalui hirarki yang ada dalam jabtan-jabatan di
struktur organisasi.
3. Memberi informasi tanggung jawab untuk jalur intruksi.
4. Menunjukkan jalur koordinasi dan kerjasama antar bagian melalui departemen dan
seksi-seksi yang ada dalam organisasi, juga fungsi serta tugas masing-masing
departemen dan seksi-seksi yang ada sehingga meningkatkan efisiensi.

Dari struktur organisasi dapat dipersiapkan analisis jabatan (Job Analysis) yang terdiri dari:

1. Uraian tugas (Job Description)


2. Standar Manual Pekerjaan (Standart Operational Prosedure/SOP)
3. Spesifikasi jabatan (Job Description)

Job Description menggambarkan kewajiban dari masing-masing posisi. Prosedur manual


SOP (Standart Operational Prosedure) memberikan gambaran bagaimana pekerjaan atau
kewajiban akan dilaksanakan. Struktur jabatan yang ada di hotel, seperti:

1. Manajer : General Manajer, Resident Manajer


2. Head / Manajer Departemen : Room, Food & Beverage, Accounting, Maintenance &
Engeneering.
3. Chef : Kitchen, Pastry
4. Asisten Manajer
5. Supervasior
6. Staf

PERTANYAAN :

1. Apakah semua hotel itu membuka akses maupun fasilitas yang ada di dalamnya
kepada orang umum di luar tamu yang menginap di hotel tsb.?
2. Adakah yang membedakan antara hotel dan hostel.?
Berdasarkan Sejarah dan Perkembangan Hotel di Eropa, USA, dan Indonesia yang
mengatakan hotel itu sendiri berasal dari kata hostel.
3. Coba sebutkan dan jelaskan apa yang membuat hotel bisa memiliki standar hotel
berbintang .?

JAWABAN :

1. Tidak semua hotel akan membuka fasilitas yang ada didalamnya untuk umum, tetapi
ada beberapa hotel yang membuka fasilitasnya untuk umum seperti kolam renang,
restaurant, maupun BAR.
Tidak semua hotel membuka fasilitas seperti yg di paparkan tersebut, karena pihak hotel
lebih menjaga privasi dan kenyamanan tamu hotel yang menginap di hotel tersebut.
2. Hotel ini memiliki biaya yang relatif tinggi. Biaya menginapnya pun berbeda-beda tiap
kelasnya. Hotel sendiri dibagi kelasnya, mulai hotel bintang dua hingga bintang lima.
Hotel bintang lima jelas memiliki biaya menginap yang mahal dibanding bintang empat
atau bawahnya. Fasilitas yang ada di hotel juga bersifat personal. Artinya setiap orang
yang menginap akan mendapatkan 1 kamar beserta isinya yang digunakan sendiri.
Kalau pun lebih dari satu orang, itu pun mereka satu keluarga. Di dalam kamar akan
ada kamar mandi sendiri, mendapatkan berbagai fasilitas kamar seperti televisi kabel,
AC, dan ukuran kamar yang besar.
Nah untuk ukuran kamar ini tiap-tiap hotel punya tipe-tipenya lagi. Ada kamar tipe
Deluxe, Superior, dan lainnya. Perbedaan antar tipe ini terletak di ukuran ruangnya.
hostel adalah pilihan menginap yang cukup murah dan biasanya dijadikan sebagai
tempat singgah. Para tamu tidak memesan kamar di hostel tetapi menyewa tempat tidur,
biasanya tempat tidur susun seperti yang ada di asrama dengan tamu-tamu lainnya.
Hostel kebanyakan digunakan oleh kaum muda dengan anggaran terbatas yang tidak
terlalu memikirkan privasi mereka. Banyaknya anak muda yang memiliki keinginan
untuk bepergian dan memiliki pemikiran yang lebih terbuka menjadikan hostel sebagai
salah satu pilihan yang paling tepat. Hostel masih merupakan subkategori dari hotel.
Berikut adalah yang biasanya ada di hostel:
Ukuran: Hostel menghitung ukurannya berdasarkan jumlah tempat tidur dan bukan
kamar.
Layanan: Hostel seringkali memiliki lebih banyak pilihan layanan mandiri daripada
hotel.
Fasilitas: Hostel sering memiliki lebih sedikit tetapi lebih banyak fasilitas sosial dari
pada hotel.
Lokasi: Hostel biasanya ditemukan di kota dan dekat alam.
Suasana: Suasana kekeluargaan yang ada di hostel membuatnya lebih informal daripada
hotel.
Kualitas: Hostel seringkali berkualitas rendah, tetapi hostel modern memiliki kualitas
yang lebih tinggi di ruang komunal.

Harga: Hostel lebih murah daripada hotel.

3.

Anda mungkin juga menyukai