Anda di halaman 1dari 10

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Dosen Pengampu: Drs. Hadi Utomo, M.M.

Kelompok 3:

1. Azka Mufida (142160046)


2. Indah Ramadhani (142160047)
3. Istiqomah Shinta (142160048)
4. Natalia Dinda (142160050)

EA-C
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan merupakan hal-hal yang saling
berhubungan. Penduduk merupakan orang-orang yang tinggal di daerah tertentu dan
dimungkinkan terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut. Selain itu, munculnya
kebudayaan berasal dari hasil interaksi masyarakat. Kebudayaan bisa terlahir, tumbuh,
dan berkembang dalam suatu masyarakat, sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang
tidak didukung oleh kebudayaan. Jadi, hubungan antara masyarakat dan kebudayaan
merupakan hubungan yang saling menentukan.
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek
kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya.
Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahnya
sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks.
Berbeda dengan makhluk lain, manusia mempunyai kelebihan dalam kehidupan.
Manusia dapat memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya. Pemanfaatan dan
pengembangan akal budi telah terungkap paad perkembangan kebudayaan, baik
kebudayaan yang bersifat rohaniyah, maupun kebudayaan kebendaan.
Akibat dari kebudayaan ini telah mengubah cara berpikir manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehubungan dengan hal tersebut dalam pokok bahasan
ini akan ditelaah mengenai pertumbuhan penduduk, perkembangan kebudayaan dan
timbulnya pranata-pranata akibat perkembangan kebudayaan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan penduduk?
2. Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat?
3. Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan?
4. Apa pranata yang timbul akibat perkembangan kebudayaan?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penduduk
1. Pengertian penduduk
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi orang yang
tinggal di daerah tersebut atau orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah
tersebut. Dengan kata lain, orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu.
2. Dinamika penduduk
Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah
tertentu dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan
tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan
ke luar maupun ke luar. Berkaitan dengan pertumbuhan penduduk.
3. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk suatu negara dapat dibagi menurut komposisi tertentu, misalnya
komposisi penduduk menurut umur, menurut tingkat pendidikan, menurut pekerjaan
dan sebagainya. Dengan mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin, dapat disusun/dibuat apa yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik
susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu dalam bentuk
pyramid. Golongan laki-laki ada diseblah kiri dan perempuan disebelah kanan. Garis
aksisnya (vertical) menunjukkan interval umur dan gari horisontalnya menunjukna
jumlah atau prosentasi. Berdasarkan komposisinya piramida penduduk dibedakan
atas:
a. Penduduk muda yaitu penduduk dalam pertumbuhan, alasannya lebih besar dan
ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian
b. Bentuk piramida stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan
lanjut usia seimbang, pyramid penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan
penduduk suatu Negara
c. Piramida penduduk tua, yaitu piramida pendduk yang menggambarkan penduduk
dalam kemunduran, pyramid ini menunjukkan bahwa penduduk usia muda
jumlanya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk dewasa, hal ini menjadi
masalah karena jika ini berjalan terus menerus memungkinkan penduduk akan
menjadi musnah karena kehabisan. Disini angka kelahiran lebih kecil
dibandingkan angka kematian.
5. Persebaran Penduduk
Kecenderungan manusia untuk memilih daerah yang subur untuk tempat tinggalnya,
terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Prinsip tempat tinggal mendekati
tempat bekerja yang secara langsung atau tidak, menimbulkan ketidakseimbangan
penduduk ditiap-tiap daerah. Sehingga terjadi daerah yang berpenduduk padat. Dari
prinsip itulah kemudian terjadi perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
6. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area
dimana mereka tinggal.
7. Pengendalian jumlah penduduk
Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk,
umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Salah satu contoh pengendalian
penduduk yang dipaksakan terjadi di RRC yang terkenal dengan kebijakannya 'satu
anak cukup'; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan
bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib. Indonesia juga
menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga
Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang
dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk
Indonesia.
8. Penurunan jumlah penduduk
Berkurangnya jumlah penduduk menyebabkan turunnya jumlah populasi pada sebuah
daerah. Hal ini disebabkan oleh perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi
besar-besaran. Juga oleh penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali oleh
gabungan faktor-faktor tersebut.
9. Pertumbuhan penduduk dan migrasi
Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu
daerah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah
penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan
oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan
perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan
perpindahan penduduk dari dalam ke luar.
a. Penduduk dunia dan masalahnya:
1. Peningkatan jumlah penduduk/ kelebihan penduduk.
2. Kekurangan penduduk (dialami negara-negara Eropa barat) dan kurangnya
tenaga kerja
3. Kurangnya Pendidikan dan kesehatan di negara-negara berkembang
b. Usaha Mengatasi Masalah Penduduk Dunia
1. Menyeimbangakan jumlah penduduk
2. Konsumsi sumber alam dan pembangkitan polusi arus dikurangi
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pengadaan fasilitas kesehatan
4. Peningkatan produksi bahan pangan
5. Penyuburan dan perlindungan tanah untuk mencegah erosi.
c. Faktor demografi yg mempengaruhi pertumbuhan penduduk suatu daerah
1. Kematian (mortalitas)
a. Tingkat kematian kasar (CDR/Crude Death Rate)
b. Tingkat kematian khusus (ASDR/Age Specific Death Rate)
2. Fertilitas (Kelahiran Hidup)
a. Tingkat Kelahiran Kasar (CBR/Crude Birth Rate)
b. GFR (General Fertility Rate) / angka kelahiran umum
c. ASFR (Age Specific Fertility Rate)/ Tingkat kelahiran khusus
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintasi batas administrasi misal
kelurahan, kabupaten, kota, negara.

2.2. Masyarakat
1. Pengertian masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup
(atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu
yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata
dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur.
2. Pembagian kerja dalam masyarakat
Masalah utama pembagian kerja dalam masyarakat adalah kurangnya
kesempatan kerja. Sebabnya adalah laju pertumbuhan penduduk dan lambatnya
perkembangan dalam bidang pertanian (karena sebagian besar tenaga kerja
masyarakat Indonesia adalah dalam bidang pertanian).
Akibat kurangnya kesempatan kerja adalah pengangguran dan arus urbanisasi
yang meningkat, maka dibutuhkan penciptaan kesempatan kerja yang lebih
bervariasi. Ketimpangan-ketimpangan yang mempengaruhi usaha perluasan tenaga
kerja adalah:
a. Pola pemukiman penduduk antara pulau jawa dan luar jawa
b. Ketimpangan pembangunan antar daerah
c. Ketidakserasian laju pembangunan daerah kota dan pedesaan
d. Kurang berkembangnya informasi pasar tenaga kerja, sehingga terjadi
kesenjangan permintaan dan penawaran kerja.
e. Kurang terdapatnya penyesuaian antara program pendidikan dengan arah
pembangunan.
f. Ketimpangan koordinasi dalam pemilikan investasi padat modal dan padat karya
g. Ketimpangan tingkat produktivitas antara sektor pertanian dan non pertanian
h. Kekurangserasian perkembangan antara sektor formal dan non-formal
i. Masalah pengangguran terbuka dan pengangguran terselubung.

2.3. Kebudayaan
1. Pegertian Kebudayaan
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2. Perkembangan Dan Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu
masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat
lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan
banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah
semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa
alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan
masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala norma dan nilai
masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan alam arti
luas, di dalamnya termasuk, agama, ideologi, kebatinan, kenesenian dan semua unusr
yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia yang hidup sebagai anggota
masyarakat. Selanjtunya cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan piker dari
orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu
pengetahuan. Rasa dan cipta dinamakan kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa dan
cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar
sesuai dengan kepentingan sebagian besar, bahkan seluruh masyarakat.
Dari pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan
keseluruhan ari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk
menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi
segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.
Atas dasar itulah para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang umumnya
diperinci menjadi 7 unsur yaitu unsur religi, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan,
sistem mata pencaharian hidup, sistem Bahasa, kebudayaan sebagai benda hasil karya
manusia, sistem pengetahuan, dan unsur seni.
3 wujud kebudayaan:
a. suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya.
b. kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
c. hasil budaya.

2.4. Pranata-pranata dan Institusionalisasi


Pranata sosial adalah sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-
aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam masyarakat. Agar
kebutuhan tersebut terpenuhi maka dirumuskan norma-norma dalam masyarakat.
Norma-norma tersebut mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, untuk
dapat membedakannya maka dikenal 4 pengertian norma:
1. Cara / Usage
Merupakan suatu perbuatan individu dengan individu lainnya dalam hubungan
bermasyarakat. Mempunyai kekuatan mengikat lemah karena penyimpangan
terhadapnya tidak mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi hanya sekedar
celaan saja. Misalnya cara orang minum (ada yang mengeluarkan suara ada yang
tidak)
2. Kebiasaan (folkways)
Adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dan mempunyai kekuatan
mengikat yang lebih besar dinading usage. Pelanggaran dari kebiasan ini akan
mengakibatkan orang dianggap menyimpang dari kebiasaan umum dalam
masyarakat. Contoh, menghormati orang yang lebih tua.
3. Tata kelakuan / Mores
Adalah kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat yang diterima sebagai
nama-nama pengatur dalam masyarakat itu (Mac. Iver & H. Page) Berperan
sebagai alat pengawas, pemaksa untuk melarang sesuatu kepada anggota
masyarakat supaya menyesuaikan perbuatan-perbuatan dengan tata kelakuan
tersebut. Tata kelakuan berfungsi untuk :
a. Memberikan batas-batas pada kelakuan individu
b. Mengidentifikasi individu dengan kelompoknya
c. Menjaga solidaritas antara anggota-anggota masyarakat
4. Adat kebiasaan / Custom
Terjadi dari tata kelakuan yang kuat integrasinya dengan pola perikelakuan
masyarakat. Mempunyai sanksi berat bagi anggota masyarakat yang melanggar
adat kebiasaan ini. Misal hukum adat yang melarang bercerai antara suami dan
istri.
Pranata sosial/ Institusi dan Asosiasi
1. Asosiasi/ persekutuan/group yang terorganisir. Contoh keluarga, negara, serikat
buruh.
2. Institusi adalah bentuk-bentuk aturan, prosedur atau sistem. Contoh:
- keluarga mempunyai institusi khusus yaitu perkawinan, warisan dll. - negara
mempunyai institusi khusus yaitu bentuk pemerintahan (parlementer,
presidensial), prosedur perundang-undangan.
- Serikat buruh mempunyai institusi atau lembaga khusus seperti pemogokan,
persetujuan kolektif dll.
Macam-macam lembaga sosial / pranata
a. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan/ kinship atau
Domestik Institution. Contoh perkawinan, pengasuhan anak dll.
b. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian
hidup (Economic Institution). Contoh pertanian, peternakan, perburuhan, industri.
c. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (Scientific
Institution). Contoh penelitian, pendidikan ilmiah dll.
d. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan (Educational Institution).
Contoh sistem pendidikan TK, SD, SMP, SMA, Pesantren dll.
e. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan rekreasi dan menyatakan rasa indah
(aesthetiand recreational institution). Contoh seni
f. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan
Tuhan (Religius Institution) contoh doa, tata keagamaan
g. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan
berkelompok atau bernegara (Political Insitution). Contoh pemerintahan,
demokrasi.
h. Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah mausia (Cosmetic
Institution). Contoh pemeliharaan kecantikan, kesehatan dll.
Institusionalisasi / Perlembagaan
- Merupakan proses perkembangan dari lembaga-lembaga/ institusi/ pranata.
- Proses ini terjadi bilamana suatu kelompok memutuskan bahwa seperangkat norma,
nilai-nilai dan peranan tertentu dianggap sangat penting bagi kelangsungan
hidupnya, sehingga anggotanya diminta mematuhinya.
- Menurut SoejonoSoekanto institusionalisasi adalah proses dimana unsur norma
menjadi bagian dari suatu lembaga. Dengan demikian unsur norma merupakan
unsur dasar dari suatu lembaga. Institusionalisasi belum memiliki unsur-unsur
sistem sosial yang sempurna sebagaimana terdapat di dalam institusi/ lembaga.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat saya simpulkan:
1. Yang dinamakan penduduk berarti sekumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu.
2. Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi
dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di
dalam wilayah tersebut.
3. Kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat.
4. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang
diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya
dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat.
5. Budaya yang kuat apabila pemerintah dan seluruh masyarakat merasa memiliki
daerahnya tanpa ada indikasi sebuah perbedaan baik suku, agama dan darimana dia
berasal.
DAFTAR PUSTAKA

 http://kuliah-irul.blogspot.co.id/2014/11/makalah-penduduk-masyarakat-dan.html
 http://nanasutrisnablogs.blogspot.co.id/2011/11/bab-ii-penduduk-masyarakat-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai