Geologi Regional Karangsambung
Geologi Regional Karangsambung
GEOLOGI KARANGSAMBUNG
1.Fisiografi Regional
Daerah Karangsambung berada di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Batas
wilayah di sebelah utara daerah ini adalah dengan wilayah Banjarnegara, di timur berbatasan
dengan wilayah Wadaslintang, di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kebumen dan di
sebelah barat berbatasan dengan daerah Gombong
[2]
Daerah Karangsambung memiliki elevasi ± 11m dpl dengan morfologi yang disebut
sebagai amphitheatre, merupakan suatu antiklin raksasa yang memiliki sumbu yang menunjam
(inclined anticline) ke arah Timur Laut yang telah mengalami erosi. Morfologi yang khas ini
memanjang ke arah Barat mulai dari daerah Klepoh hingga Kali Larangan. Sayap-sayap dari
antiklin raksasa tersebut membentuk morfologi berupa perbukitan di bagian utara (G. Paras) dan
Selatan (G.Brujul dan Bukit Selaranda) dari daerah pemetaan. Perbukitan ini memiliki arah
memanjang Timur-Barat. Sumbu antiklin tersebut mengalami proses erosi yang membentuk
morfologi berupa lembah di daerah Karangsambung dengan adanya perbukitan-perbukitan
terisolasi yang berupa tubuh batuan beku (intrusi) dan batu gamping (Jatibungkus) serta
konglomerat (Pesanggrahan). Pada daerah pemetaan, di sebelah Barat Laut dari lembah
Karangsambung, terdapat perbukitan kompleks (Pagerbako dan Igir Kenong) yang tersusun atas
lithologi berupa fragmen-fragmen raksasa batuan metamorf ( filit) dan batu sedimen laut dalam
(perselingan rijang dan gamping merah) yang tertanam di dalam massa dasar lempung.Perbedaan
morfologi di daerah ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik geologi yang dicerminkan oleh
lithologi yang menyusun daerah tersebut yang memiliki kekerasan dan resistensi yang berbeda-
beda terhadap erosi yang akhirnya membentuk morfologi yang khas dari daerah ini, serta pengaruh
dari struktur geologi yang berupa perlipatan dan sesar yang berkembang di daerah
Karangsambung.Daerah Karangsambung dilewati oleh sungai besar yang disebut Sungai Luk Ulo
dan sungai-sungai kecil yang bermuara di Luk Ulo. Sungai Luk Ulo mengalir dari Utara hingga
ke Selatan daerah pemetaan (membelah perbukitan Waturanda dan Gunung Brujul) dan
merupakan sungai yang telah memasuki tahap sungai tua dicirikan oleh bentuk Luk Ulo yang
meander. Sungai Luk Ulo dan sungai-sungai kecil yang mengalir di daerah Karangsambung juga
memiliki peran penting dalam pembentukan morfologi di daerah ini berkaitan dengan proses erosi
dan sedimentasi
2. Geomorfologi Karangsambung
terletak di sekitar wilayah aliran Sungai Luk Ulo. Sungai ini merupakan sungai utama yang
mengalir dari utara ke selatan mengerosi batuan melange tektonik,melange sedimenter, sedimen
Tersier (F. Panosogan. F. Waturanda, F. Halang ). Di sekitar daerah Karangsambung, morfologi
pedataran ini terletak pada inti antiklin sehingga tidak mengherankan apabila di daerah ini
tersingkap batuan melange yang berumur tua, terdiri atas konglomerat, lava bantal, rijang,
lempung merah, chert dan batugamping fusulina. Bongkah batuan tersebut tertanam dalam masa
dasar lempung bersisik (Scally clay).
2. Morfologi perbukitan
disusun oleh batuan melange tektonik, batuan beku, batuan sedimen Tersier dan batuan
volkanik Kuarter. Perbukitan yang disusun oleh melange tektonik dan intrusi batuan beku
umumnya membentuk morfologi perbukitan dimana puncak perbukitannya terpotong-potong
(tidak menerus/terpisah-pisah). Hal ini disebabkan karena masing-masing tubuh bukit tersebut
(kecuali intrusi) merupakan suatu blok batuan yang satu sama lainnya saling terpisah yang
tertanam dalam masa dasar lempung bersisik (Scally clay). Morfologi perbukitan dimana batuan
penyusunnya terdiri atas batuan sedimen Tersier dan batuan volkanik Kuarter nampak bahwa
puncak perbukitannya menerus dan relatif teratur sesuai dengan sumbu lipatannya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bentuk perbukitan antara batuan melange
dengan batuan sedimen Tersier/volkanik.Satuan morfologi ini dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu:a. Di bagian selatan menunjukkan struktur sinklin pada puncak Gunung Paras.b. Di
bagian timur sebelah barat memperlihatkan kenampakan lembah yang memanjang dan melingkar
menyerupai tapal kuda membentuk amphiteatre.c. Di bagian utara sampai selatan merupakan
rangkaian pegunungan seperti Gunung Paras, Dliwang, Perahu, dan Waturondo. Setelah
dilakukan interpretasi proses pembalikan topografi, secara detail, bentuk bentang alam dari
Gunung Paras ke selatan sampai Gunung Waturondo, direkonstruksi awalnya merupakan antikline
pada lembahnya, dengan memposisikan kelurusan puncaknya, dan Bukit Bujil sebagai pilarnya.
Namun saat ini telah mejadi puncak Gunung paras dengan struktur sinkilin dan
antikilinnya,tersusun oleh batuan Sedimentasi Breksi Volkanik. Selain itu juga, terdapat bukit-
bukit seperti Bukit Pesanggrahan, Bukit Bujil, dan Bukit Jati Bungkus.Satuan daerah perbukitan
ini, tampak bergelombang lemah dan terisolir pada pandang luas cekungan morfologi amphiteatre.
Batuan yang mengisi satuan ini, menunjukkan Breksi Volkanik yang tersebar dari Gunung Paras
sampai Gunung Waturondo dan sinklinnya yang terlihat pada puncak Gunung Paras ke arah timur.
Satuan morfologi ini memperlihatkan bukit-bukit memanjang dengan DAS Sungai Gebong
dan Sungi Cacaban yang membentuk rangkaian Gunung Wangirsambeng, Gunung Sigedag dan
Bukit Sipako. Puncak Gunung wangirsambeng berupa bentukan panorama bukit memanjang
dengan perbedaan ketinggian antara 100-300 M di atas permukaan laut. Di daerah ini juga, nampak
bentang alam yang memperlihatkan bukit-bukit prismatic hasil proses tektonik
Bagian utara kawasan geologi Karangsambung merupakan bagian dari Lajur Pegunungan
Serayu Selatan. Pada umumnya daerah ini terdiri atas dataran rendah hingga perbukitan
menggelombang dan perbukitan tak teratur yang mencapai ketinggian hingga 520 m. Musim hujan
di daerah ini berlangsung dari Oktober hingga Maret, dan musim kemarau dari April hingga
September. Masa transisi diantara kedua musim itu adalah pada Maret-April dan September-
Oktober. Tumbuhan penutup atau hutan sudah agak berkurang, karena di beberapa tempat telah
terjadi pembukaan hutan untuk berladang atau dijadikan hutan produksi (jati dan pinus)
3. Stratigrafi Karangsambung
Stratigrafi yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan sabtuan serta
hubungannya dengan lapisan batuan yang lainnya, yang bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan tentang sejarah bumi.Secara garis besar, stratigrafidaerah Karangsambung diurutkan
berdasarkan umur dari tua ke muda, yaitu:
4. Formasi Waturanda, terdiri atas perlapisan batu pasir dan batuan breksi.
Luk Ulo merupakan formasi tertua berupa melange yang sangat kompleks, berumur Pre-
Tersier. Batuannya meliputi graywacke, lempung hitam, lavabantal yang berasosiasi dengan rijang
dan gamping merah, tirbidit klastik, dan ofiolit yang tersisipkan diantara batuan metamorfose
berfasies sekis. Batuan-batuan tersebut merupakan hasil dari pencampuran secara tektonik pada
jalur penunjaman (zona subduksi) yang juga telah melibatkan batuan-batuan asal kerak samudra
dan kerak benua. Kompleks ini dibagi menjadi 2 satuan berdasarkan dominasi fragmen pada masa
dasrnya, yaitu satuan Jatisamit disebelah barat dan satuan Seboro di sebelah utara.Satuan Jatisamit
merupakan batuan yang berumur paling tua. Satuan ini terdiri bongkah asing di dalam masa dasar
lempung hitam. Bongkah yang ada adalah batuan beku basa, batupasir graywacke, serpentinit,
rijang, batugamping merah dan sekis mika. Batuan tersebut membentuk morfologi yang tinggi
seperti Gunung Sipako dan Gunung Bako
3. FORMASI KARANGSAMBUNG
Karakteristik litologi dari formasi Karangsambung yaitu terdiri dari batulempung abu-abu
yang mengandung concression besi, batugamping numulites, konglomerat, dan batu pasir kuarsa
polemik yang berlaminasi. Batupasir graywacke sampai tanah liat hitam menunjukkan struktur
yang bersisik dengan irisan ke segala arah dan hampir merata di permukaan. Struktur tersebut
diperkirakan sebagai hasil mekanisme pengendapan yang terjadi dibawah permukaan air dengan
volume besar, estimasi ini didukung oleh gejala merosot yang dilihat pada inset batupasir. Umur
Formasi Karangsambung ini adalah dari Eosen Tengah (45 juta tahun) sampai Eosen Akhir (36
juta tahun) dilihat dari adanya foraminifera plankton.
4. FORMASI TOTOGAN
5. FORMASI WATURANDA
Usia formasi Waturanda ini hanya dapat ditentukan secara langsung berdasarkan posisi
statigrafi kebawah diperkirakan sebagai usia Meocene (25,2-5,2 juta tahun) yang terdiri dari breksi
vulkanik dan batupasir wacke dengan sisipan batu lempung dibagian atas. Masa dasar batupasir
berwarna abu-abu dengan butir sedang hingga kasar, terdiri atas kepingan batuan beku dan
obsidian.
6. FORMASI PENOSOGAN
Formasi Penosogan diendapkan diatas Formasi Waturanda dengan litologi berupa perubahan
secara berangsur dari satuan breksi kearah atas menjadi perselingan batupasir tufan dan
batulempung merupakan ciri batas dari Formasi Penosogan yang terletak selaras di atasnya.Secara
umum formasi terdiri dari perlapisan tipis sampai sedang batupasir, batulempung, sebagian
gampingan, kalkanerit, napal-tufan dan tuf. Bagian bawah umumnya dicirikan oleh pelapisan
batupasir dan batulempung, kearah atas kadar karbonatnya semakin tinggi. Bagian atas terdiri atas
perlapisan batupasir gampingan, napal dan kalkanerit. Bagian atas didomonasi oleh batulempung
tufan dan tuf.
B. IDENTIFIKASI BATUAN DAERAH KARANGSAMBUNG
Litologi adalah ilmu tentang batu-batuan yg berkenaan dengan sifat fisik, kimia, dan
strukturnya.Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis
batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang
berbeda pula. Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku. Batuan sedimen
bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi
batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan / evaporasi. Letusan
gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan metamorf terbentuk dari
berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan
temperature atau tekanan yang cukup tinggi, namun peningkatan temperature itu
sendiri maksimal di bawah temperature magma.Litologi di daerah Karangsambung dapat
dijelaskan dalam tabel berikut.Tabel 1. Litologi daerah Karangsambung
Batuan beku, sedimen, dan metamorf di Karangsambung dengan variasi umur batuan mulai
puluhan hingga ratusan juta tahun, merupakan singkapan batuan yang berasal dari benua maupun
samudra, dari dasar laut hingga laut dangkal berfosil-fosil, tersebar pada hamparan yang tidak
terlalu luas, dan dapat dijumpai di lapangan Karangsambung sebagai obyek studi dalam kegiatan
penelitian.Lingkungan proses pembentukan dari ragam dan jenis batuan pada kawasan
Karangsambung, adalah palung laut dalam, cekungan muka daratan dan jalur penunjaman. Pada
palung laut dalam, dijumpai batuan sedimen berfosil Radiolaria yang terangkut dan mengendap
setra mengisi pada batuan sedimen rijang (Chert). Pada kondisi cekungan muka daratan,
ditemukan batuan sedimen yang mengandung fosil biota laut berupa sedimen batu gamping (Lime
Stone) kondisi laut dangkalm. Pada palung laut dalam, berupa batuan beku basalt dan batuan
metamorfosa ubahan dari batuan periodotit, berupa serpentinit