Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

SISTEM PENCERNAAN

ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS

DISUSUN OLEH :

1. Bagas Try Waloyo ( 173210046 )


2. Hanifa Eka O ( 173210052 )
3. Moch. Nur Huda ( 173210059 )
4. Siska Maura Sari ( 173210071 )
5. Yolita Arga Meylda ( 173210078 )
6. Elci K. Ohoiledjaan ( 173210107 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

TAHUN PELAJARAN 2020

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur penulis ucapkan kepadaTuhan Yang MahaEsa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah
Keperawatan Gadar Darurat “Sistem Pencernaan:Asuhan Keperawatan
Gastroenteritis“

Dalam penyusunan makalah ini penulis mengucapkan terimakasih


kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
.Adapun ucapan terimakasih penulis tujukan kepada Ibu Ucik Indrawati.,
S.Kep.Ns. M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
yang telah memberi inspirasi dan membimbing dalam pembuatan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, pembahasan ataupun
penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
kepada pembaca yang sifatnya membangun. Sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Jombang, 25 Februari 2020

Penulis

Daftar Isi

2
Cover

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penulisan 5

BAB 2 TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI 6

B. Etiologi 6

C. Manifestasi Klinis 7

D. Pemeriksaan Penunjang 8

E. Klafikasi 9

F. Penatalaksanaan 11

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian 13

B. Diagnosa 23

C. Rencana 26

BAB 4 PENUTUP

A. Kesimpulan 28

B. Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja


yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan
tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula
disertai defekasi yang meningkat (Padila, 2013).
Manifestasi klinis penyakit gastroenteritis bervariasi. Berdasarkan
salah satu hasil penelitian yang dilakukan pada orang dewasa, mual (93%),
muntah (81%) atau diare (89%), dan nyeri abdomen (76%) adalah gejala
yang paling sering dilaporkan oleh kebanyakan pasien. Tanda-tanda
dehidrasi sedang sampai berat, seperti membran mukosa yang kering,
penurunan turgor kulit, atau perubahan status mental, terdapat pada <10%
pada hasil pemeriksaan. Gejala pernafasan yang mencakup radang
tenggorokan, batuk, dan rinorea dilaporkan sekitar 10% (Bresee et al, 2012)
Berdasarkan data profil kesehatan 2011, jumlah kasus diare di Jawa
Tengah berdasarkan laporan puskesmas sebanyak 420.587 sedangkan kasus
gastroenteritis dirumah sakit sebanyak 7.648 sehingga jumlah keseluruhan
penderita yang terdeteksi adalah 428.235 dengan jumlah kematian adalah
sebanyak 54 orang. Dari laporan surveilan terpadu tahun 2010 jumlah kasus
diare didapatkan 15,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,20% pada
penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. ( Haryawan, 2011).
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, cakupan
penemuan dan penanganan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebesar
51,32%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (42,66%). Pada tingkat
kabupaten/kota, diketahui bahwa cakupan penemuan dan penanganan diare
tertinggi adalah Kota Pekalongan (106,85%) dan terendah adalah
Kabupaten Boyolali (16,42%). (Dinkes Jateng, 2014)

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gastroenteritis?
2. Bagaimana etiologi dari gastroenteritis?
3. Bagaimana manifestasi klinis gastroenteritis?
4. Bagaimana melakukan pemeriksaan menunjang?
5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit gastroenteritis?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit gastroenteritis?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan asuhan keperawatan pada
pasien dengan penyakit gastroenteritis
2. Tujuan khusus
a) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan definisi gastroenteritis
b) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan patofisiologis

gastroenteritis
c) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan manifestasi klinis

gastroenteritis
d) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan pemeriksaan

penunjang gatroenteritis
e) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan klasifikasi

gastroenteritis
f) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan

medis gastroenteritis
g) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan

keperawatan gastroenteritis

BAB II

TINJAUAN TEORI

5
A. Definisi

Gastroenteritis adalah peradangan pada mucosa lambung dan usus halus


(Lewis, 2000 ).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus
halus yang di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat
kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala
keseimbangan elektrolit ( cecyly, Betz, 2002).
Menurut Ardiansyah (2012) Gastroenteritis adalah radang pada
lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa
disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh.

B. Etiologi

Menurut Mansjoer ( 2000 ) etiologi gastroenteritis adalah :

1) Faktor infeksi
a. Infeksi Internal merupakan infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama gastroenteritis. meliputi infeksi bakteri
(Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T.
hominis) dan jamur (C. albicans)
b. Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar sistem
pencernaan yang dapat menimbulkan gastroenteritis. seperti: otitis
media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2) Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang
terpenting pada bayi dan anak.
3) Faktor Makanan
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi,
beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

6
4) Faktor Psikologis
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis ( rasa takut dan
cemas ).

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis klien dengan gangguan gastroenteritis menurut Cecyly
dan Betz (2009) adalah :
1. Diare yang berlangsung lama ( berhari-hari atau berminggu-minggu)
baik secara menetap atau berulang à panderita akan mengalami
penurunan berat badan.
2. BAB kadang bercampur dengan darah.
3. Tinja yang berbuih.
4. Konsistensi tinja tampak berlendir.
5. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
6. Penderita merasakan sekit perut.
7. Rasa kembung.
8. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
9. Kadang-kadang demam.

D. Patofisiologi
Gastroenteritis dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup
ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
Mikroorganisme tersebut berkembang baik, kemudian mengeluarkan toksin
dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare. Mikroorganisme memproduksi toksin. Enterotoksin
yang diproduksi agen bakteri (seperti E.coli dan Vibrio cholera) akan
memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran sekresi air ke
dalam lumen gastrointestinal. Beberapa agen bakteri bisa memproduksi
sitotoksin (seperti Shigella dysenteriae,Vibrio parahaemolitikus,
Clostridium difficile, enterohemorrhagic E.coli) yang menghasilkan
kerusakan sel-sel mukosa, serta menyebabkan feses bercampur darah dan
lendir bekas sisa sel-sel yang terinflamasi. Invasi enterosit dilakukan
beberapa mikroba seperti Shigella, organisme campylobacter, dan
enterovasif E.coli yang menyebabkan terjadinya destruksi,serta inflamasi
(Jones, 2003).

7
Pada manifestasi lanjut dari diare dan hilangnya cairan, elektrolit
memberikan manifestasi pada ketidakseimbanganan asam basa (metabolik
asidosis). Hal ini terjadi karena kehilangan Na-Bikarbonat bersama feses.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam
tubuh dan terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia
jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat kerana tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler
(Levine, 2009)

Respon patologis penting dari gastroenteritis dengan diare berat


adalah dehidrasi,yaitu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan
output melebihi intake. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh, tetapi
dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit (Prescilla, 2009).

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksan laboratorium penting artinya dalam menegakkan


diagnosis yang tepat sehingga tepat juga dalam memberikan obat. Adapun
pemeriksaan yang perlu dikerjakan menurut Suraatmaja (2007) adalah :
1) Pemeriksaan Feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan
kuman untuk mengetahui kuman penyebab, tes resistensi terhadap
berbagai antibiotik serta untuk mengetahui pH dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi glukosaa.
2) Pemeriksaan Darah
Darah perifer lengkap, analisa darah dan elektrolit (terutama Na,
Ca,K dan P serum pada diare yang disertai kejang), anemia dan dapat
terjadi karena malnutrisi/malabsorbsi tekanan fungsi sum-sum tulang
(proses inflamasi kronis) peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan
kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
3) Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar Natrium, Kalium, Kalsium dan Bikarbonat
4) Duodenal Intubation

8
Untuk mengetahui penyebab sevara kuantitatif dan kualitatif
terutama pada diare kronik

F. Klasifikasi

Klasifikasi gastroenteritis menurut depkes RI 1999, diare diklasifikasikan


menjadi diare akut dan kronis.
1) Diare akut adalah diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung
kurang dari 14 hari. Diare akut diklasifikasikkan kembali secara klinis
menjadi:
a. Diare non-inflamasi
Diare ini disebabkan oleh enterotoksin dan menyebabkan
diare menjadi cair dengan volume besar tanpa lendir dan
darah. Keluhan abdomen jarang terjadi atau bahkan tidak ada sama
sekali. Dehidrasi cepat terjadi apabila tidak mendapatkan cairan
yang seseuai sebagai pengganti. Tidak ditemukan leukosit pada
pemeriksaaan feses rutin.
b. Diare inflamasi
Diare ini disebabkan oleh invasi bakteri dan pengeluaran
sitotoksin di kolon. Gejala klinis ditandai dengan adanya mulas
sampai dengan nyeri kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, tanda
dan gejala dehidrasi. Secara makroskopis terdapat lendir dan darah
pada pemeriksaan feses rutin dan secara mikroskopis terdapat sel
leukosit polimorphonuklear (PMN).
2) Diare kronis berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronis
diklasifikasikkan kembali secara klinis menjadi:
a. Diare sekresi
Diare dengan volume feses banyak yang biasanya
disebabkan oleh gangguan transport elektrolit akibat peningkatan
produksi dan sekresi air dan elektrolit namun kemampuan absorbs
mukosa usus ke dalam usus menurun. Penyebabnya adalah toksin
bakteri seperti toksin kolera, pengaruh garam empedu, asam
lemak rantai pendek, laksatif non osmotic dan hormone intestinal
(gastrin vasoaktif intestinal polypeptide (VIP))2)
b. Diare osmotic

9
Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diabsorbsi oleh
usus sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari
dalam plasma ke lumen usus sehingga terjadilah diare. Misalnya
malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi lactase atau akibat garam
magnesium.
c. Diare eks datif
Inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus
halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudat dapat terjadi
akibat infeksi bakteri atau bersifat non-infeksi seperti gluten
sensitive enteropathy, inflammatory bowel disease ataupun akibat
radiasi. Kelompok lain akibat gangguan motilitas yang
mengakibatkan waktu transit makanan dan minuman diusus
menjadi lebih cepat. Pada kondisi tirotoksikosis, sindroma usus
iritabel atau diabetes mellitus dapat muncul diare ini.

G. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan Medis

Menurut Supartini ( 2004 ) penatalaksanaan medis pada pasien


gastroenteritis meliputi:
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien gastroenteritis dan
memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di
berikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na
HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai
dengan kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung
tersedianya cairan setampat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat

10
(RL) di berikan tergantung berat / ringan dehidrasi, yang di
perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.
1. Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml /
kg BB /oral.
2. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml /
kg BB /hari.
3. Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB /
menit (inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg
BB oralit per oral.
2. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang
melalui tinja dengan tanpa muntah dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain ( gula, air tajin, tepung
beras, dsb ).
a. Obat Anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
b. Obat spasmolitik
umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora,
opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut
lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin,charcoal, tabonal,
tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingga tidak
diberikan lagi.
c. Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab
yang jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50

11
mg / kg BB / hari. Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit
seperti OMA, faringitis, bronchitis / bronkopeneumonia.
2) Penatalaksaan Keperawatan
Menurut Nugroho (2011) penatalaksanaan keperawatan antara lain :
1. Rencanakan dan berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
2. Monitor tanda-tanda dehidrasi : penurunan kesadaran,
takikardi, tensi turun, anuria, keadaan kulit/turgor.
3. Hentikan makanan padat
4. Monitor tanda –tanda vital
5. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekua

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

a. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Management
Pekerjaan : Karyawan PT Gajah Tunggal Tbk.
Tanggal Masuk : 6 Februari 2015
Tanggal Pengkajian : 6 Februari 2015
No. Medrek : A15020279
Diagnosa Medis : Gastroenteritis

12
Alamat : Ds, Cikalahang, blok II Kecamata Dukupuntang -
Cirebon

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. Y
Umur : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Akuntansi
Pekerjaan : Pegawai Bank BRI
Hubungan Dengan Klien : Adik Ipar

c. Keluhan Utama
Nyeri pada bagian perut (mules).

d. Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien datang ke Instalasi Gawat Darurat pada hari Jum’at tanggal 6 Februari 2015
pada pukul 14. 50 WIB dengan keluhan nyeri pada bagian perut (mules) dan anus
akibat diare. Nyeri dirasakan seperti diperas pada daerah perut dan anus terasa perih
dan panas terutama setelah buang air besar (BAB). Mules dirasakan hilang timbul,
biasanya mules dan nyeri paa anus akan berkurang sekitar 5 menit setelah BAB ,
dan nyeri dirasakan kembali bertambah sekitar 20 menit setelah BAB.
Klien mengatakan BAB sudah lebih dari 10x pada hari dilakukan pengkajian (6
Februari 2015) dengan konsistensi cair dan bau khas yang tajam. Klien
menceritakan bahwa diare (BAB terus menerus) dirasakan sejak kemarin malam (5
Februari 2015) pada pukul 22.00 WIB setelah makan bakso dan gorengan. Klien
juga mengeluh demam (suhu: 38o C) disertai mual dan muntah, dengan skala nyeri
6 yaitu nyeri sedang (skala nyeri menurut hayward).

e. Riwayat Kesehatan Dahulu

13
Klien mengatakan pernah mengalami penyakit yang sama, tetapi tidak sampai
dirawat di Rumah Sakit. Klien hanya mengkonsumsi obat warung dan sembuh
beberapa jam setelah minum obat. Klien tidak pernah menderita penyakit yang
serius, dan belum pernah dirawat di Rumah Sakit.

f. Keadaan Kesehatan Keluarga


Menurut keterangan klien, sekitar 6 bulan yang lalu anaknya yang kedua,
mengalami penyakit yang sama dan dirawat di Rumah Sakit Mitra Plumbon selama
4 hari.

14
g. Data Psikososial
Hubungan klien dengan keluarga baik, selama klien dirawat istrinya selalu
menemani klien, begitupun anak dan adik iparnya yang menemani setelah pulang
bekerja atau sekolah. Hubungan dengan masyarakat juga baik, terlihat beberapa
tetangga klien yang datang menengok klien di rumah sakit pada jam- jam besuk.

h. Data Spiritual
Klien beragama Islam, klien percaya bahwa Allah SWT. tidak pernah tidur dan
akan segera memberi kesembuhan kepada klien. Klien yakin bahwa setiap penyakit

15
pasti ada obatnya dan Allah akan segera memberikan kesembuhan asalkan mau
berusaha dan berdo’a.

i. Aktivitas kehidupan sehari- hari


Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
a) Makan
 Frekuensi  3x/ hari  3x/ hari
 Jumlah  1 Porsi habis  ½ porsi tidak habis
 Jenis  Nasi, sayur,
 Bubur, sayur, buah
lauk pauk
b) Minum
 Frekuensi  Jika haus  Jika haus
 Jumlah  8-9 gelas/ hari 2- 3 gelas/ hari
 Jenis  Air putih,
 Air putih, susu
kopi
c) Personal Hygine
 Mandi  2x/ hari  Belum pernah
 Gosok Gigi  2x/ hari  Belum pernah
 Mencuci rambut  3x/ minggu  Belum pernah
 Menggunting kuku  1x/ minggu  Belum pernah
d) Istirahat – Tidur
 Kebiasaan sebelum
 Menonton TV Menonton TV
tidur
 Waktu  21.00 – 04.00 Tidak teratur
 Lama  7 jam  Tidak teratur
e) Eliminasi
 BAK  4x/ hari  3x/ hari
 BAB  1x/ hari  10x/ hari
f) Rekreasi
 Rekreasi  3x/ tahun  Tidak pernah
 Olahraga  2x/ minggu  Tidak pernah
g) Kebiasaa/
ketergantungan

16
 Alkohol  Tidak pernah Tidak pernah
 Obat- obatan  Diapet  Mengkonsumsi
 Rokok  1 bungkus/
 Tidak pernah
hari
 Kopi  2 gelas/ hari  Tidak pernah

j. Data Pemeriksaan Umum


1. Pemeriksaan Fisik
Penampilan : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 68 Kg
Tinggi Badan : 178 Cm
Tekanan Darah : 120/ 80mmHg
Respirasi : 28x/ menit
Nadi : 90x/ menit
Suhu Tubuh : 38oC

2. Kepala
Bentuk : Bulat
Kelainan : Tidak ada kelainan
Keadaan Rambut : Pendek, sedikit beruban, bersih, tidak bau
Kulit Kepala : Bersih, tidak ada luka

3. Mata
Sclera : Ikterik
Konjungtiva : Anemis
Kornea : Normal
Lensa : Normal
Pupil : Isokor
Refleks Cahaya : Refleks baik
Kelainan : Tidak ada kelainan

17
4. Telinga
Fungsi Pendengaran : Normal
Bentuk : Simetris
Serumen : Ada sedikit
Kelainan : Tidak ada kelainan

5. Hidung
Fungsi Penciuman : Normal
Bentuk : Simetris
Serumen : Ada sedikit
Kelainan : Tidak ada kelainan

6. Mulut
Fungsi Pengecapan : Normal, dapat membedakan rasa
Kebersihan Gigi : Kurang baik
Mukosa Bibir : Kering
Kelainan : Tidak ada kelainan

7. Leher
Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembengkakan
Pergerakan Leher : Normal

8. Dada
Bentuk : Simetris
Suara napas : Vasikuler
Frekuensi napas : 28x/ menit
Nyeri : Tidak ada nyeri
Kelainan : Napas cepat

18
9. Abdomen
Bising Usus : 14x/ menit
Kelainan : Hiperperistaltik

10. Kulit
Warna Kulit : Sawo matang
Tekstur Kulit : Kering, turgor kulit menurun

11. Pemeriksaan Diagnostik


a. Laboratorium

No Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Darah (Haematologi)
6
1. Haemoglobin 17,0 g/ dL 13- 16 g/ dL

2. F Hematokrit 51% 40- 48 %


3. E Leukosit 8,9rb/ mm3 3,5- 10rb/ mm3
4. Trombosit 211rb/ mm3 150- 400rb/ mm3
B
R Kimia Klinik (elektrolit)
U
5. A Natrium (Na) 140,0 mEq/ 135- 155 mEq/ L
R L
6. Kalium (K) 3,4 mEq/ L 3,5- 5,5 mEq /L
I

Feses (Makroskopis)
2
7. 0 Darah Negatif Negatif
8. 1 Warna Coklat -
9. Lendir Negatif Negatif
10. 5 Konsistensi Encer Lembek

19
Feses (Mikroskopis)

11. Eritrosit 0- 1/ LPB 0- 1/ LPB


12. Leukosit 3- 6/ LPB 0- 5/ LPB
13. Kista Negatif Negatif
14. Jamur Negatif Negatif
15. Cacing Negatif Negatif
16. Telur cacing Negatif Negatif
17. Serabut Negatif Negatif
18. Amoeba Negatif Negatif

12. Penatalaksanaan

a. Terapi Obat- Obatan


No Nama Obat Dosis Cara Sediaan
Pemberian
1. Vomizol 1 x 1 Intra Vena Ampul
ampul
2. Vomceran 3 x 1 Intra Vena Ampul
ampul
3. Antrain 3 x 1 Intra Vena Ampul
ampul
4. Lodia 2 x 1 Peroral Tablet
tablet
5. Fladex 3 x 500mg Peroral Tablet
6. Infus futrolit 20 TPM Intra Vena Flabot

b. Terapi Diet
Bubur Biasa

II. ANALISA DATA


No. Data Fokus Etiologi Masalah
1. DS: Klien mengeluh badanya Makanan pedas dan berminyak Peningkatan suhu

20
panas. Saat kening diraba tubuh.
panasnya sangat terasa.

DO :
 Badan klien terasa panas saat
dipalpasi. Gangguan motilitas usus
 Bibir klien kering dan pecah-
pecah.
 TTV:
T : 120/ 80 mmHg
P : 90x/ menit
R : 28x/ menit
Hiperperistaltik
S : 38o C

Gangguan penyerapan makanan

Pengeluaran feses cair berlebih

Dehidrasi

21
Peningkatan suhu tubuh
2. DS: Klien mengeluh perutnya Gangguan motilitas usus Gangguan rasa
mules. Mules terasa saat ingin nyaman : nyeri
BAB, dan hilang sekitar 5
menit setelah BAB, anus juga Hiperperistaltik
sering terasa perih setelah
BAB.
Nyeri pada abdomen (mules)
DO:
 Klien terlihat meringis dan
memegangi perutnya saat Pengeluaran feses encer sering
terasa mules.
 Wajah terlihat pucat.
 Klien terlihat memposisikan Kerusakan integritas kulit pada
dirinya pada posisi yang daerah anus
nyaman.

3. DS: Klien mengatakan buang Makanan pedas dan berminyak Risiko


air besar cair sudah lebih dari kekurangan
10x, pada hari dilakukan volume cairan
pengkajian disertai mual dan dan elektrolit
muntah.

DO:
 Klien terlihat lemah Gangguan motilitas usus
 Klien terlihat sering ke kamar

22
mandi untuk BAB
 Turgor kulit menurun
 Mukosa bibir kering
 Mata cekung
 Konjungtiva anemis
 Berat badan sebelum sakit: 72 Hiperperistaltik
Kg, setelah sakit 68 Kg.
 Minum 2- 3 gelas/ hari
 Hasil laboratorium pemeriksaan
feses secara makroskopis:
* Darah : negatif
* Warna : coklat
* Lendir : negatif Gangguan penyerapan makanan
* Konsistensi : encer

Pengeluaran feses encer sering


dan intake cairan kurang

Kekurangan volume cairan dan


elektrolit

23
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi, ditandai
dengan:
DS: Klien mengeluh badanya panas. Saat kening diraba panasnya
Sangat terasa.
DO :
 Badan klien terasa panas saat dipalpasi.
 Bibir klien kering dan pecah- pecah.
 TTV:
T : 120/ 80 mmHg R : 28x/ menit
P : 90x/ menit S : 38o C

2) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mules dan kerusakan


integritas kulit pada daerah anus, ditandai dengan:
DS: Klien mengeluh perutnya mules. Mules terasa saat ingin BAB, dan hilang
sekitar 5 menit setelah BAB, anus juga sering terasa perih setelah BAB.
DO:
 Klien terlihat meringis dan memegangi perutnya saat terasa mules.
 Wajah terlihat pucat.
 Klien terlihat memposisikan dirinya pada posisi yang nyaman.

3) Risiko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan


pengeluaran feses yang sering dan intake cairan yang kurang, ditandai dengan:
DS: Klien mengatakan buang air besar cair sudah lebih dari 10x, pada hari
dilakukan pengkajian disertai mual dan muntah.
DO:
 Klien terlihat lemah
 Klien terlihat sering ke kamar mandi untuk BAB
 Turgor kulit menurun
 Mukosa bibir kering

24
 Mata cekung
 Konjungtiva anemis
 Berat badan sebelum sakit: 72 Kg, setelah sakit 68 Kg.
 Minum 2- 3 gelas/ hari
 Hasil laboratorium pemeriksaan feses secara makroskopis:
* Darah : negatif
* Warna : coklat
* Lendir : negatif
* Konsistensi : encer

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama : Tn. D
Umur : 48 Tahun
Diagnosa medis : Gastroenteritis
No. Medrek : A15xxx

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intevensi


1. Peningkatan suhu tubuh Setelah dilakukan
berhubungan dengan tindakan keperawatan, Monitori suhu tubuh klien.
dehidrasi, ditandai dengan: diharapkan:
DS: Klien mengeluh
 Suhu tubuh klien
badanya panas. Saat kening normal. 36,5 – 37, 2oC Berikan kompres air

diraba panasnya sangat


 Membran mukosa hangat.
terasa. lembab
DO :  Turgor kulit baik/
Kolaborasikan dengan
 Badan klien terasa panas normal
dokter pemberian obat anti
saat dipalpasi.
piretik.
 Bibir klien kering dan
pecah- pecah.

25
Anjurkan klien minum
yang banyak.
TTV:
T : 120/ 80 mmHg
P : 90x/ menit
2. RGangguan rasa nyaman : Setelah
: 28x/ menit dilakukan
nyeri berhubungan dengan tindakan keperawatan,
mules dan kerusakan diharapkan: Kaji skala nyeri klien.
integritas kulit pada daerah
 Klien melaporkan
anus, ditandai dengan: nyeri dan mules
DS: Klien mengeluh berkurang/ hilang.
perutnya mules. Mules
 Klien tampak rileks
terasa saat ingin BAB, dan dan dapat istirahat. Posisikan klien pada posisi

hilang sekitar 5 menit


 Klien tidak gelisah yang nyaman.
setelah BAB, anus juga ataupun meringis
sering terasa perih setelah menahan sakit.
BAB.
Informasikan kepada klien
DO:
pentinganya masukan
 Klien terlihat meringis dan
nutrisi dan cairan yang
memegangi perutnya saat
adekuat.
terasa mules.
 Wajah terlihat pucat.
 Klien terlihat Kolaborasikan dengan
memposisikan dirinya pada dokter pemberian obat anti
posisi yang nyaman. nyeri.

Observasi TTV
3. Risiko kekurangan volume Setelah dilakukan
cairan dan elektrolit tindakan keperawatan, Kaji adanya dehidrasi.
berhubungan dengan klien menunjukan

26
pengeluaran feses yang tanda- tanda
sering dan intake cairan pemenuhan cairan dan Catat intake dan output
yang kurang, ditandai elektroliat yang cairan.
dengan: adekuat. Ditandai
DS: Klien mengatakan dengan:
buang air besar cair sudah
 Mukosa bibir lembab Ukur berat badan setiap

lebih dari 10x, pada hari


 Turgor kulit normal hari.

dilakukan pengkajian
 Mata tidak cekung
disertai mual dan muntah.  Konjungtiva ananemis
 BAB tidah lebih dari
Kolaborasikan dengan
DO: 1x dalam satu hari.
dokter pemberian cairan
 Klien terlihat lemah  TTV normal
parenteral.
 Turgor kulit menurun
 Mukosa bibir kering
 Mata cekung
 Konjungtiva anemis
 Berat badan sebelum sakit: Anjurkan klien banyak
72 Kg, setelah sakit 68 Kg. minum dan mengkonsumsi
 Minum 2- 3 gelas/ hari buah- buahan.
 Hasil laboratorium
pemeriksaan feses secara
makroskopis:
* Darah : negatif
* Warna : coklat Observasi TTV
* Lendir : negatif
* Konsistensi : encer

27
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang


memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali
disertai peningkatan suhu tubuh. (Muhamad Ardiansyah, 2012) .
Penyebabnya terjadi karena tiga faktor berikut (Mansjoer Arief, 2000) :

1. Faktor infeksi
a. Infeksi Internal: infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama gastroenteritis
b. Infeksi parenteral: merupakan infeksi di luar sistem
pencernaan yang dapat menimbulkan gastroenteritis
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi,
beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
3. Faktor Psikologis

B. Saran
Dalam melakukan perawatan Gastroenteritis hendaknya dengan hati-
hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan
mempercepat proses penyembuhan.
perawat perlu mengetahui tanda gejala adanya diare serta derajat
dehidrasi pada klien, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien
secara keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk
kemampuan fungsional pasien, perawat harus mampu berkolaborasi dengan
tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya proses
keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogyakarta :


Diva Press

Bresee, J. S., et al., 2012. The Etiology of Severe Acute Gastroenteritis Among
Adults Visiting Emergency Departments in the United States. The Journal of
Infectious Disease. 205 : 1374-1381.

http://fragranianindytha.blogspot.com/2015/05/asuhan-keperawatan-
gastroenteritis.html

29

Anda mungkin juga menyukai