SISTEM PENCERNAAN
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur penulis ucapkan kepadaTuhan Yang MahaEsa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah
Keperawatan Gadar Darurat “Sistem Pencernaan:Asuhan Keperawatan
Gastroenteritis“
Penulis
Daftar Isi
2
Cover
Kata Pengantar ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5
A. DEFINISI 6
B. Etiologi 6
C. Manifestasi Klinis 7
D. Pemeriksaan Penunjang 8
E. Klafikasi 9
F. Penatalaksanaan 11
A. Pengkajian 13
B. Diagnosa 23
C. Rencana 26
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan 28
B. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gastroenteritis?
2. Bagaimana etiologi dari gastroenteritis?
3. Bagaimana manifestasi klinis gastroenteritis?
4. Bagaimana melakukan pemeriksaan menunjang?
5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit gastroenteritis?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit gastroenteritis?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan asuhan keperawatan pada
pasien dengan penyakit gastroenteritis
2. Tujuan khusus
a) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan definisi gastroenteritis
b) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan patofisiologis
gastroenteritis
c) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan manifestasi klinis
gastroenteritis
d) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan pemeriksaan
penunjang gatroenteritis
e) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan klasifikasi
gastroenteritis
f) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan
medis gastroenteritis
g) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan
keperawatan gastroenteritis
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
A. Definisi
B. Etiologi
1) Faktor infeksi
a. Infeksi Internal merupakan infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama gastroenteritis. meliputi infeksi bakteri
(Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T.
hominis) dan jamur (C. albicans)
b. Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar sistem
pencernaan yang dapat menimbulkan gastroenteritis. seperti: otitis
media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2) Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang
terpenting pada bayi dan anak.
3) Faktor Makanan
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi,
beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
6
4) Faktor Psikologis
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis ( rasa takut dan
cemas ).
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis klien dengan gangguan gastroenteritis menurut Cecyly
dan Betz (2009) adalah :
1. Diare yang berlangsung lama ( berhari-hari atau berminggu-minggu)
baik secara menetap atau berulang à panderita akan mengalami
penurunan berat badan.
2. BAB kadang bercampur dengan darah.
3. Tinja yang berbuih.
4. Konsistensi tinja tampak berlendir.
5. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
6. Penderita merasakan sekit perut.
7. Rasa kembung.
8. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
9. Kadang-kadang demam.
D. Patofisiologi
Gastroenteritis dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup
ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
Mikroorganisme tersebut berkembang baik, kemudian mengeluarkan toksin
dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare. Mikroorganisme memproduksi toksin. Enterotoksin
yang diproduksi agen bakteri (seperti E.coli dan Vibrio cholera) akan
memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran sekresi air ke
dalam lumen gastrointestinal. Beberapa agen bakteri bisa memproduksi
sitotoksin (seperti Shigella dysenteriae,Vibrio parahaemolitikus,
Clostridium difficile, enterohemorrhagic E.coli) yang menghasilkan
kerusakan sel-sel mukosa, serta menyebabkan feses bercampur darah dan
lendir bekas sisa sel-sel yang terinflamasi. Invasi enterosit dilakukan
beberapa mikroba seperti Shigella, organisme campylobacter, dan
enterovasif E.coli yang menyebabkan terjadinya destruksi,serta inflamasi
(Jones, 2003).
7
Pada manifestasi lanjut dari diare dan hilangnya cairan, elektrolit
memberikan manifestasi pada ketidakseimbanganan asam basa (metabolik
asidosis). Hal ini terjadi karena kehilangan Na-Bikarbonat bersama feses.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam
tubuh dan terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia
jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat kerana tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler
(Levine, 2009)
E. Pemeriksaan Penunjang
8
Untuk mengetahui penyebab sevara kuantitatif dan kualitatif
terutama pada diare kronik
F. Klasifikasi
9
Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diabsorbsi oleh
usus sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari
dalam plasma ke lumen usus sehingga terjadilah diare. Misalnya
malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi lactase atau akibat garam
magnesium.
c. Diare eks datif
Inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus
halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudat dapat terjadi
akibat infeksi bakteri atau bersifat non-infeksi seperti gluten
sensitive enteropathy, inflammatory bowel disease ataupun akibat
radiasi. Kelompok lain akibat gangguan motilitas yang
mengakibatkan waktu transit makanan dan minuman diusus
menjadi lebih cepat. Pada kondisi tirotoksikosis, sindroma usus
iritabel atau diabetes mellitus dapat muncul diare ini.
G. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
10
(RL) di berikan tergantung berat / ringan dehidrasi, yang di
perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.
1. Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml /
kg BB /oral.
2. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml /
kg BB /hari.
3. Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB /
menit (inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg
BB oralit per oral.
2. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang
melalui tinja dengan tanpa muntah dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain ( gula, air tajin, tepung
beras, dsb ).
a. Obat Anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
b. Obat spasmolitik
umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora,
opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut
lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin,charcoal, tabonal,
tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingga tidak
diberikan lagi.
c. Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab
yang jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50
11
mg / kg BB / hari. Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit
seperti OMA, faringitis, bronchitis / bronkopeneumonia.
2) Penatalaksaan Keperawatan
Menurut Nugroho (2011) penatalaksanaan keperawatan antara lain :
1. Rencanakan dan berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
2. Monitor tanda-tanda dehidrasi : penurunan kesadaran,
takikardi, tensi turun, anuria, keadaan kulit/turgor.
3. Hentikan makanan padat
4. Monitor tanda –tanda vital
5. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekua
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Management
Pekerjaan : Karyawan PT Gajah Tunggal Tbk.
Tanggal Masuk : 6 Februari 2015
Tanggal Pengkajian : 6 Februari 2015
No. Medrek : A15020279
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
12
Alamat : Ds, Cikalahang, blok II Kecamata Dukupuntang -
Cirebon
c. Keluhan Utama
Nyeri pada bagian perut (mules).
13
Klien mengatakan pernah mengalami penyakit yang sama, tetapi tidak sampai
dirawat di Rumah Sakit. Klien hanya mengkonsumsi obat warung dan sembuh
beberapa jam setelah minum obat. Klien tidak pernah menderita penyakit yang
serius, dan belum pernah dirawat di Rumah Sakit.
14
g. Data Psikososial
Hubungan klien dengan keluarga baik, selama klien dirawat istrinya selalu
menemani klien, begitupun anak dan adik iparnya yang menemani setelah pulang
bekerja atau sekolah. Hubungan dengan masyarakat juga baik, terlihat beberapa
tetangga klien yang datang menengok klien di rumah sakit pada jam- jam besuk.
h. Data Spiritual
Klien beragama Islam, klien percaya bahwa Allah SWT. tidak pernah tidur dan
akan segera memberi kesembuhan kepada klien. Klien yakin bahwa setiap penyakit
15
pasti ada obatnya dan Allah akan segera memberikan kesembuhan asalkan mau
berusaha dan berdo’a.
16
Alkohol Tidak pernah Tidak pernah
Obat- obatan Diapet Mengkonsumsi
Rokok 1 bungkus/
Tidak pernah
hari
Kopi 2 gelas/ hari Tidak pernah
2. Kepala
Bentuk : Bulat
Kelainan : Tidak ada kelainan
Keadaan Rambut : Pendek, sedikit beruban, bersih, tidak bau
Kulit Kepala : Bersih, tidak ada luka
3. Mata
Sclera : Ikterik
Konjungtiva : Anemis
Kornea : Normal
Lensa : Normal
Pupil : Isokor
Refleks Cahaya : Refleks baik
Kelainan : Tidak ada kelainan
17
4. Telinga
Fungsi Pendengaran : Normal
Bentuk : Simetris
Serumen : Ada sedikit
Kelainan : Tidak ada kelainan
5. Hidung
Fungsi Penciuman : Normal
Bentuk : Simetris
Serumen : Ada sedikit
Kelainan : Tidak ada kelainan
6. Mulut
Fungsi Pengecapan : Normal, dapat membedakan rasa
Kebersihan Gigi : Kurang baik
Mukosa Bibir : Kering
Kelainan : Tidak ada kelainan
7. Leher
Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembengkakan
Pergerakan Leher : Normal
8. Dada
Bentuk : Simetris
Suara napas : Vasikuler
Frekuensi napas : 28x/ menit
Nyeri : Tidak ada nyeri
Kelainan : Napas cepat
18
9. Abdomen
Bising Usus : 14x/ menit
Kelainan : Hiperperistaltik
10. Kulit
Warna Kulit : Sawo matang
Tekstur Kulit : Kering, turgor kulit menurun
Darah (Haematologi)
6
1. Haemoglobin 17,0 g/ dL 13- 16 g/ dL
Feses (Makroskopis)
2
7. 0 Darah Negatif Negatif
8. 1 Warna Coklat -
9. Lendir Negatif Negatif
10. 5 Konsistensi Encer Lembek
19
Feses (Mikroskopis)
12. Penatalaksanaan
b. Terapi Diet
Bubur Biasa
20
panas. Saat kening diraba tubuh.
panasnya sangat terasa.
DO :
Badan klien terasa panas saat
dipalpasi. Gangguan motilitas usus
Bibir klien kering dan pecah-
pecah.
TTV:
T : 120/ 80 mmHg
P : 90x/ menit
R : 28x/ menit
Hiperperistaltik
S : 38o C
Dehidrasi
21
Peningkatan suhu tubuh
2. DS: Klien mengeluh perutnya Gangguan motilitas usus Gangguan rasa
mules. Mules terasa saat ingin nyaman : nyeri
BAB, dan hilang sekitar 5
menit setelah BAB, anus juga Hiperperistaltik
sering terasa perih setelah
BAB.
Nyeri pada abdomen (mules)
DO:
Klien terlihat meringis dan
memegangi perutnya saat Pengeluaran feses encer sering
terasa mules.
Wajah terlihat pucat.
Klien terlihat memposisikan Kerusakan integritas kulit pada
dirinya pada posisi yang daerah anus
nyaman.
DO:
Klien terlihat lemah Gangguan motilitas usus
Klien terlihat sering ke kamar
22
mandi untuk BAB
Turgor kulit menurun
Mukosa bibir kering
Mata cekung
Konjungtiva anemis
Berat badan sebelum sakit: 72 Hiperperistaltik
Kg, setelah sakit 68 Kg.
Minum 2- 3 gelas/ hari
Hasil laboratorium pemeriksaan
feses secara makroskopis:
* Darah : negatif
* Warna : coklat
* Lendir : negatif Gangguan penyerapan makanan
* Konsistensi : encer
23
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi, ditandai
dengan:
DS: Klien mengeluh badanya panas. Saat kening diraba panasnya
Sangat terasa.
DO :
Badan klien terasa panas saat dipalpasi.
Bibir klien kering dan pecah- pecah.
TTV:
T : 120/ 80 mmHg R : 28x/ menit
P : 90x/ menit S : 38o C
24
Mata cekung
Konjungtiva anemis
Berat badan sebelum sakit: 72 Kg, setelah sakit 68 Kg.
Minum 2- 3 gelas/ hari
Hasil laboratorium pemeriksaan feses secara makroskopis:
* Darah : negatif
* Warna : coklat
* Lendir : negatif
* Konsistensi : encer
25
Anjurkan klien minum
yang banyak.
TTV:
T : 120/ 80 mmHg
P : 90x/ menit
2. RGangguan rasa nyaman : Setelah
: 28x/ menit dilakukan
nyeri berhubungan dengan tindakan keperawatan,
mules dan kerusakan diharapkan: Kaji skala nyeri klien.
integritas kulit pada daerah
Klien melaporkan
anus, ditandai dengan: nyeri dan mules
DS: Klien mengeluh berkurang/ hilang.
perutnya mules. Mules
Klien tampak rileks
terasa saat ingin BAB, dan dan dapat istirahat. Posisikan klien pada posisi
Observasi TTV
3. Risiko kekurangan volume Setelah dilakukan
cairan dan elektrolit tindakan keperawatan, Kaji adanya dehidrasi.
berhubungan dengan klien menunjukan
26
pengeluaran feses yang tanda- tanda
sering dan intake cairan pemenuhan cairan dan Catat intake dan output
yang kurang, ditandai elektroliat yang cairan.
dengan: adekuat. Ditandai
DS: Klien mengatakan dengan:
buang air besar cair sudah
Mukosa bibir lembab Ukur berat badan setiap
dilakukan pengkajian
Mata tidak cekung
disertai mual dan muntah. Konjungtiva ananemis
BAB tidah lebih dari
Kolaborasikan dengan
DO: 1x dalam satu hari.
dokter pemberian cairan
Klien terlihat lemah TTV normal
parenteral.
Turgor kulit menurun
Mukosa bibir kering
Mata cekung
Konjungtiva anemis
Berat badan sebelum sakit: Anjurkan klien banyak
72 Kg, setelah sakit 68 Kg. minum dan mengkonsumsi
Minum 2- 3 gelas/ hari buah- buahan.
Hasil laboratorium
pemeriksaan feses secara
makroskopis:
* Darah : negatif
* Warna : coklat Observasi TTV
* Lendir : negatif
* Konsistensi : encer
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor infeksi
a. Infeksi Internal: infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama gastroenteritis
b. Infeksi parenteral: merupakan infeksi di luar sistem
pencernaan yang dapat menimbulkan gastroenteritis
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi,
beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
3. Faktor Psikologis
B. Saran
Dalam melakukan perawatan Gastroenteritis hendaknya dengan hati-
hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan
mempercepat proses penyembuhan.
perawat perlu mengetahui tanda gejala adanya diare serta derajat
dehidrasi pada klien, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien
secara keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk
kemampuan fungsional pasien, perawat harus mampu berkolaborasi dengan
tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya proses
keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Bresee, J. S., et al., 2012. The Etiology of Severe Acute Gastroenteritis Among
Adults Visiting Emergency Departments in the United States. The Journal of
Infectious Disease. 205 : 1374-1381.
http://fragranianindytha.blogspot.com/2015/05/asuhan-keperawatan-
gastroenteritis.html
29