Karena momen lentur hanya bekerja pada satu arah saja, yaitu
searah dengan bentang λ, maka tulangan pokok juga dipasang satu arah
yang searah bentang λ tersebut. Untuk menjaga kedudukan tulangan pokok
pada saat pengecoran beton tidak berubah dari tempat semula, maka
dipasang pula tulangan tambahan yang arahnya tegak lurus tulangan
pokok. Tulangan tambahan ini disebut tulangan bagi.
Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan
tegak lurus, tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton.
Sedangkan tulangan bagi dipasang di bagian dalamnya dan menempel
pada tulangan pokok.
2.1.2.2 Plat dua arah (Two Way Slab)
Plat dua arah adalah plat yang didukung dari keempat sisi dengan
lendutan yang akan timbul saling tegak lurus, atau perbandingan antara sisi
panjang dan pendek tidak lebih dari dua. Momen lentur yang bekerja pada
plat dua arah yaitu searah dengan bentang lx dan bentang ly. Untuk plst di
daerah lapangan di pasang tulangan pokok pada 2 arah yang saling tegak
lurus, sedangkan plat di daerah tumpuan hanya bekerja momen lentur satu
arah, sehingga pada daerah tumpuan tetap di pasang tulangan pokok dan
tulangan bagi.
Plat dengan empat tumpuan sejajar ini menghasilkan lendutan dan
momen lentur. Lendutan yang terjadi di akibatkan oleh beban mrata yang
bekerja di atas plat, dan momen lentur yang terjadi merupakan akibat dari
beban yang bekerja pada plat. Semakin besar beban maka semakin besar
lendutan dan momennya. Besar momen lentur dapat di hitung dengan
persamaan sebagai berikut:
𝑀𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 = 0,001.𝑞𝑢.𝑙𝑥2 (𝑥)
Dimana: qu = beban terfaktor
Lx = bentang terpendek
X = Koefisien momen (tabel PBI-1971).
Gambar 2.8 Contoh pelat dengan penulangan dua arah
Sumber: Aprilia, Reski (2014)
Penempatan tulangan pada sistem pelat dua arah, sesuai dengan sifat
beban dan kondisi tumpuannya, harus memenuhi ketentuan yang ada pada
SNI-2002:
1. Luas tulangan pelat pada masing-masing arah dari sistem pelat dua
arah ditentukan dengan meninjau momen-momen pada penampang
kritis tapi tidak boleh kurang daripada yang disyaratkan.
2. Spasi tulangan pada penampang kritis tidak boleh lebih daripada dua
kali tebal pelat kecuali untuk bagian pelat yang berada pada daerah
rongga atau rusuk.
3. Tulangan momen mositif yg tgk lurus Tepi tak-menerus harus
diteruskan hingga mencapai tepi Pelat dan ditanam, dpt dengan
Kaitan, minimum sepanjang 150 mm ke dlm balok tepi, kolom, atau
dinding.
4. Tulangan momen negatif yang tgk lurus tepi tak-menerus harus
dibengkokan atau diangkur pada balok tepi, kolom, atau dinding,
sesuai dengan ketentuan mengenai panjang penanaman.
5. Bila pelat tidak memiliki balok tepi atau dinding pada tepi tak-
menerus, atau pada pelat yang membentuk kantilever pada tumpuan
maka pengangkuran tulangan harus dilakukan didalam pelat Itu
sendiri.