Anda di halaman 1dari 15

i

EKOSISTEM SUNGAI

Disusun Oleh:
Made Rama Gita
Made Putri Ria Destari
Muhamad Aldi
Melisha
Muhamad Kholid Usman
Isolda Arya Angga

Kelas X IPS 2

SMA N 1 KETAPANG
TP.2018/2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa karena atas

berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Ekosistem Sungai”

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memudahkan kita dalam

memahami kajian materi ekologi mengenai ekosistem sungai sehingga

menambah wawasan dan pengetahuan kita setelah membaca makalah ini.

Penyusun menyadari masih banyaknya kekurangan yang terdapat dalam

makalah ini karena keterbatasan pemikiran yang dimiliki oleh penyusun. Untuk

itu, penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak.

Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah mendukung terwujudnya makalah sederhana ini.

Lampung Selatan, Mei 2019

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

Kata

Pengantar..............................................................................................................................

.........................i

Daftar Isi .……………..…….…….……………..............................................................ii

BAB II Pendahuluan……...................……..............................……………....................1

1.1 Latar Belakang…......…………………….........….……..............................….......1

1.2 Identifikasi ………..............…………….……...……............................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................................3

BAB II Tinjauan Pustaka……..……................….…………….....................................4

2.1 Ekositem Sawah..............................................................................................4

BAB III Metodologi...........................................................................................................5

3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................5

3.2 Alat dan Waktu..................................................................................5

3.3 Cara Kerja.........................................................................................6

BAB IV Hasil Pengamatan...............................................................................................6

4.1 Tabel Pengamatan.................................................................6

BAB V Kesimpulan dan Saran…….....……...…..........................................................15

Daftar Pustaka.................................................................................................................16

LAMPIRAN......................................................................................................................18
2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Air merupakan komponen utama yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

hidup suatu organisme karena sebagian besar tubuh organisme terdiri dari air sebagai

penyusun protoplasma dan sebagai medium untuk membantu mempercepat jalannya

reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh organisme. Selain itu air juga befungsi sebagai pelarut

universal maka dari itu tidak ada air dan perairan alami yang murni tetapi di dalamnya

terdapat unsur senyawa yang lain. Terlarutnya unsur dan senyawa tersebut, terutama hara

mineral maka air merupakan faktor ekologi yang penting bagi organisme (Sastrawijaya,

2000 dalam Prihartanto, 2014).

Air merupakan komponen yang terbesar dari muka bumi ini. Sekitar 70% dari

bumi berupa perairan. Secara umum perairan terbagi dalam perairan menggenang dan

mengalir. Salah satu contoh dari perairan mengalir adalah sungai. Sungai merupakan

perairan yang mengalir secara terus menerus pada arah tertentu dan terdapat gradien

fisika-kimia yang berbeda dari hulu ke hilir. Air yang masuk dapat berasal dari air tanah,

air hujan atau air permukaan tanah yang pada akhirnya akan bermuara ke laut. Sungai

selalu terdapat komponen biotik dan komponen abiotik di dalamnya yang saling

berinterksi dan saling mempengaruhi antara satu sama lainnya. Baik tidaknya suatu

interaksi antara keduanya tergantung dari kualitas dan kuantitas air yang ada pada sungai

tersebut.

Perairan secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu perairan darat dan

perairan laut, perairan darat ada dua macam yaitu perairan yang mengalir (lotik) dan

perairan menggenang (lentik). Perairan mengalir contohnya adalah sungai dan estuarin,

sedangkan perairan menggenang contohnya adalah danau, rawa dan kolam. Ekosistem

perairan tersusun dari dua komponen yaitu bahan tidak hidup (abiotik) dan bahan hidup

(biotik). Komponen abiotik terdiri atas tanah, air, udara, dan sinar matahari. Komponen
3

tersebut merupakan medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan. Komponen

biotik terdiri atas produser, konsumer, dan dekomposer.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, maka perlu adanya identifikasi masalah,

yaitu:

a. apakah komponen ekosistem sungai?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui struktur komunitas dan

zonasi yang terdapat pada perairan ekosistem sungai.

1.4 Manfaat

Dengan makalah ini mahasiswa dapat menambah wawasan tentang ekosistem

yang terdapat di sawah.

1.5 Hipotesis

Komponen- komponen yang dimiliki oleh ekosistem sungai adalah sebagai


berikut:

1) Komponen biotik. Komponen biotik merupakan komponen yang


terdiri dari makhluk hidup, baik tumbuhan maupun binatang.
Ekosistem sungai mempunyai banyak sekali komponen biotik,
seperti tumbuhan (contoh: ganggang, angkung liar, enceng gondok,
lumut, dan lain sebagainya), binatang (contoh: sipur, keong, remis,
kerang, udang , ular, serangga, dan lain sebagainya), fitoplankton,
zooplankton, serta organisme lainnya.
2) Komponen abiotik. berkebalikan dengan komponen biotik,
komponen abiotik ini merupakan komponen ekosistem yang
berbentuk benda- benda tak hidup. Namun, meski benda- benda
tersebut tak hidup, keberadaan benda- benda tersebut tetap
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup komponen biotik yang
ada di ekosistem tersebut. Beberapa komponen abiotik yang berada
di ekosistem sungai antara lain: batu (baca: jenis-jenis batuan),
4

suhu, cahaya matahari, kelembaban udara (baca: cara menjaga


kelestarian udara), dan lain sebagainya
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Sungai

Sungai merupakan sebuah ekosistem perairan tawar yang bersifat lotik atau

mengalir. Sungai mempunyai badan air berbentuk memanjang pada permukaan bumi

yang terbentuk secara alamiah, mulai dari berukuran kecil di bagian hulu sampai ukuran

besar di bagian hilir. Sungai berfungsi menampung air hujan yang jatuh di atas

permukaan bumi dan mengalirkannya beserta material lain yang ada di dalamnya ke

tempat-tempat yang lebih rendah dan terus mengalir ke laut (Loebis, Soewarno, dan

Suprihadi, 1993 dalam Putra, 2013). Sungai mempunyai peranan penting dalam menjaga

keseimbangan alam, yaitu dalam siklus hidrologi dan sebagai daerah tangkapan air

(catchment area). Sebagai suatu ekosistem, sungai tersusun dari berbagai komponen

biotik dan abiotik yang saling berinteraksi (Odum 1993:376-392; Suwono dkk. 2004:15

dalam Hadi, 2012)

Komponen- komponen yang dimiliki oleh ekosistem sungai adalah sebagai


berikut:

1) Komponen biotik. Komponen biotik merupakan komponen yang


terdiri dari makhluk hidup, baik tumbuhan maupun binatang.
Ekosistem sungai mempunyai banyak sekali komponen biotik, seperti
tumbuhan (contoh: ganggang, angkung liar, enceng gondok, lumut,
dan lain sebagainya), binatang (contoh: sipur, keong, remis, kerang,
udang , ular, serangga, dan lain sebagainya), fitoplankton,
zooplankton, serta organisme lainnya.
2) Komponen abiotik. berkebalikan dengan komponen biotik,
komponen abiotik ini merupakan komponen ekosistem yang
berbentuk benda- benda tak hidup. Namun, meski benda- benda
tersebut tak hidup, keberadaan benda- benda tersebut tetap
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup komponen biotik yang ada
di ekosistem tersebut. Beberapa komponen abiotik yang berada di
ekosistem sungai antara lain: batu (baca: jenis-jenis batuan), suhu,
cahaya matahari, kelembaban udara (baca: cara menjaga kelestarian
udara), dan lain sebagainya.
6

BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada Tanggal 27 April 2019 , Jam 10:20-11:45


WIB di Desa Taman Sari kec.Ketapang.

3.2 Bahan dan Alat

1) Alat Tulis,
2) Lingkungan Sekitar,
3) Lembar Pengamatan

3.2 Cara Kerja :


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan,
2. Tentukan ekosistem yang akan diamati, misal ekosistem kebun, ekosistem
sawah, atau ekosistem lapangan,
3. Amatilah beberapa hubungan atau interaksi yang terjadi antara hewan
dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, tau antara tumbuhan
dengan tumbuhan. Lakukan pengamatan hati-hati agar tidak merusak
komponen tersebut. Perilaku tersebut menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan dan isinya,
4. Identifikasilah hubungan tersebut dan kelompokkan ke dalam simbiosis
parasitisme, komensalisme, mutualisme, dan amensalisme. Selain itu,
analisislah makhluk hidup yang dirugikan, diuntungkan, atau tidak
dirugikan dan tidak diuntungkan, dan
5. Tuliskan hasil identifikasi dalam bentuk tab

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan


a. Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme
Pihak yang Dirugikan Pihak yang Diuntungkan
Jenis
Jenis Jenis
No Hubungan Bentuk Bentuk
Makhluk Makhluk
Parasitisme Kerugian Keuntungan
Hidup Hidup
7

Lumut yang
Hubungan menjadi
antara tempat
Mendapatkan
tumbuhan hidup
1. lumut Ikan makanan dari
dan hewan organisme
tumbuhan
kecil malah
di dimakan
ikan
Batang
yang
seharusnya
Hubungan
untuk Mendapatkan
antara
2. gang mengangkut Keong Mas makanan dari
tumbuhan
mineral dari tumbuhan
dan hewan
akar malah
dimakan
keong mas

b. Hasil Pengamatan Simbiosis Komensalisme

Pihak yang Diuntungkan Jenis Makhluk


Jenis
Jenis Hidup yang Tidak
No Hubungan Bentuk
Makhluk Diuntungkan dan
Komensalisme Keuntungan
Hidup Tidak Dirugikan
Mendapatkan
tempat
Hubungan
tinggaldengan
antara
1. Planton membuat Lumut
tumbuhan dan
sarang laba-
hewan
laba pada
tanaman padi

Hubungan
Mendapat kan
2. antara
Katak tempat untuk Eceng gondok
tumbuhan dan
tempat telur.
hewan
8

c. Hasil Pengamatan Simbiosis Mutualisme

Pihak I yang Pihak II yang


Jenis
Diuntungkan Diuntungkan
Hubungan
No Jenis Jenis Bentuk
Mutualism Bentuk
Makhluk Makhluk Keuntung
e Keuntungan
Hidup Hidup an
Memperoleh
makanan
Hubungan Terbantu
Ikan berupa
antara proses
1. sapu- kotoran Rumput
tumbuhan perkemba
sapu hewan yang
dan hewan ngbiakan
terkandung
dalam air

Terbebas
Memperoleh nya
Hubungan
makan kerbau
antara
Burung berupa kutu dari
2. hewan dan Kerbau
jalak dari badan serangan
hewan
kerbau kutu
lainya
tersebut terhadap
kulit nya

d. Hasil Pengamatan Simbiosis Amensalisme

Pihak yang Dirugikan Jenis


Makhluk
Jenis Hidup yang
Jenis
No Hubungan Bentuk Tidak
Makhluk
Amensalisme Kerugian Diuntungkan
Hidup
dan Tidak
Dirugikan
Hubungan
Tertutup nya
antara
seluruh
1. tumbuhan dan Nangka Sirih
batang pohon
tumbuhan lain
cemara
nya
Rumput yang
Hubungan
mulai tumbuh
antara
2 Rumput akan Gulma
tumbuhan dan
terserang
hewan
penyakit .
9

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Sungai merupakan sebuah ekosistem perairan tawar yang bersifat lotik atau

mengalir. Sungai mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan alam, yaitu

dalam siklus hidrologi dan sebagai daerah tangkapan air (catchment area). Sebagai suatu

ekosistem, sungai tersusun dari berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling

berinteraksi. Struktur komunitas yang terdapat pada ekosistem sungai adalah (1)

Plankton, yang terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Organisme yang mengapung

diperairan dan pergerakanya kurang lebih tergantung pada arus, secara keseluruhan

plankton tidak dapat bergerak melawan arus; (2) Neuston, organisme yang hidup di

permukaan air; (3) Nekton, organisme yang dapat berenang dan bergerak aktif dengan

kemauan sendiri, misalkan ikan, amfibi, serangga air besar; (4) Bentos, organisme yang

melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup di dasar endapan; dan (5) Perifiton,

organisme (umumnya mikroskopis) yang hidup menempel pada benda atau pada

permukaan tumbuhan air yang terendam, tidak menembus substrat, diam atau bergerak di

permukaan substrat tersebut. Zonasi pada ekosistem sungai dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu zonasi berdasarkan alur perairan dan zonasi berdasarkan aliran perairan. Zonasi

berdasarkan alur perairan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian hulu, tengah, dan hilir.

Sedangkan zonasi berdasarkan aliran perairan, yaitu zona aliran deras dan zona aliran

tenang.

5.2 Saran

1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat


tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan
terutama disekitar tempat tinggal kita.

2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena


makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak
dapat hidup sendiri
10
11

DAFTAR PUSTAKA

Aliffatur, Nurul Rachmawati. 2012. Struktur Komunitas Plankton Sebagai Bioindikator


Kualitas Perairan Di Telaga Beton Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunung
Kidul Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Faza, Mohammad Faiz. 2012. Struktur Komunitas Plankton di Sungai Pesanggrahan dari
Bagian Hulu (Bogor, Jawa Barat) Hingga Bagian Hilir (Kembangan, DKI
Jakarta). Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Gonawi, Gugun Rojaul. 2009. Habitat dan Struktur Komunitas Nekton di Sungai
Cihideung - Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Bogor: Universitas Pertanian Bogor.

Hadi, Nestiyanto. 2012. Penilaian Kesehatan Sungai Pesanggrahan Dari Hulu (Bogor,
Jawa Barat) Hingga Hilir (Kembangan, DKI Jakarta) dengan Metrik Index of
Biotc Intergrity (IBI). Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Islamy, R. Adhariyan. 2012. Bentos di Perairan.


http://dhariyan.blogspot.co.id/2012/11/bentos-di-perairan.html. Diakses pada
tanggal 7 Desember 2015.

Muharram, Nurcholis. 2006. Struktur Komunitas Perifiton dan Fitoplankton di Bagian


Hulu Sungai Ciliwung, Jawa Barat. Skripsi. Bogor: Universitas Pertanian Bogor.

Pamacca. 2013. Plankton. http://tegardanserentak.blogspot.co.uk/2013/04/plankton.html.


Diakses pada tanggal 15 Desember 2015.

Prihartanto, Risky Akhmar Yusuf. 2014. Analisis Sifat Fisika Air Sungai Banjaran
Bagian Hulu, Tengah Dan Hilir. Laporan Praktikum Limnologi. Purwokerto:
Universitas Jenderal Soedirman.

Putra, Herdina. 2013. Komunitas Makrozoobentos Di Sungai Batang Ombilin Sumatera


Barat. Skripsi. Padang: Universitas Andalas.

Rachmawati, Diah Afsari. 2012. Studi Keanekaragaman Jenis Fitoplankton Untuk


Mengetahui Kualitas Perairan Di Telaga Jongge Kecamatan Semanu Kabupaten
Gunungkidul Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
12

Rustianto, Hari. 2010. Bagian-bagian Sungai.


http://harirustianto.blogspot.co.uk/2010/12/bagian-bagian-sungai.html. Diakses
pada tanggal 13 Desember 2015.
13

LAMPIRAN

Gambar 1.1 Penelitian Ekositem Sungai.

Gambar 1.2 Penelitian Struktur Komunitas & Zonasi Pada Ekosistem Sungai.

Anda mungkin juga menyukai