Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN STRATEGI PELAKSANAAN PRILAKU KEKERASAN

NAMA: DHEA MARCJOVA


NIM : 1814401037

TINGKAT 2 REGULER 1

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH UTAMA

Prilaku Kekerasan

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Pengertian

Prilaku kekerasan adalah suatu bentuk prilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang
secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi tersebut maka prilaku kekerasan dapat
dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri,orang lain,dan lingkungan. Prilaku
kekerasan sapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu saat sedang berlangsung prilaku kekerasan
terdahulu. (Yosep,2010)

Prilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik maupun psikoligis, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain.
(Keliat, Ana Budi. Dkk 2009)

C. TANDA DAN GEJALA

Menurut Yosep (2010) perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan gejala
prilaku kekerasan:

1. Muka merah dan tegang


2. Mata melotot atau pandangan tajam
3. Tangan mengepal
4. Rahang mengatup
5. Jalan mondar mandir
6. Postur tubuh kaku

D. ETIOLOGI
Factor predisposisi:
 Factor biologis
(teori dorongan naluri)
 Factor biologis:
(teori psikomatik)

Faktor presipitasi:
Menurut yosep (2010) factor factor yang dapat mencetuskan prilaku kekerasan seringkali
berkaitan dengan:
 Ekspresi diri
 Kesulitan dalam dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan
kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
 Adanya riwayat antisocial meliputi penyalahgunaan obat dan alcholisme dan tidak
mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi.

E. PROSES TERJADINYA PRILAKU KEKERASAN


Stres, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari hari yang harus dihadapi setiap
individu. stres dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak
menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. Respon
terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu: mengungkapkan secara
verbal,menekan dan menentang. Kemarahan diawali oleh adanya stresor yang berasal dari
internal atau external. Stressor internal seperti penyakit, hormonal, dendam, kesal.
Sedangkan stressor external berasal dari ledekan, cacian, makian, hilangnya benda
berharga, tertipu, bencana dan sebagiannya. Hal tersebut akan mengakibatka kehilangan
atau gangguan pada sistem individu. Videbeck(2008) mengatakan pemakknaan dari
individu pada setiap kejadian yang menyedihkan atau menjengkelkan menjadi hal
terpenting.

F. MEKANISME KOPING
Adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress, ermasuk upaya
penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk
melindungi diri. (Stuart dan Sundeen,1998).
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yag timbul karna adanya ancaman.
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara
lain: (Maramis,1998)
 Sublimasi:menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.
 Proyeksi:menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang
tidak baik.
 Represi:mencegah pikiran yang menyakitkan atau mebahayakan masuk ke alam sadar.
 Reaksi formasi:mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan
melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan.
 Disolacement:melepaskan perasaan yang tertekan biasanya berumusuhan, pada obyek
yang tiak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu.

G. POHON MASALAH

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri


Rendah

Prilaku Kekerasan

Resiko Mencederai Diri Sendiri,


Orang lain dan lingkungan

H. MASALAH YANG MUNCUL DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

NO Data Fokus Masalah Keperawatan


1 DS:
 Klien mengatakan kesal atau benci Resiko mencederai diri, orang lain dan
pada seseorang. lingkungan.
 Klien suka membentak dan
menyerang orang yang
membentak atau mengusiknya jka
sedang kesal atau marah.
DO:
 Mata merah
 Nada suara tinggi dan keras
 Pandangan tajam
 Merusak dan melempar barang

2 DS:
 Klien mengatakan kesal pada Prilaku kekerasan / amuk.
seseorang
 Klien membentak oarng yang
mengusiknya
 Riwayat prilaku kekerasan atau
gangguan jiwa lainnya.

DO:
 Wajah memerah
 Nada suara tinggi dan keras
 Ekspresi marah saat
membicarakan orang
 Melempar barang
3 DS:
 Klien mengatakan saya tidak Gangguan konsep diri: Harga diri rendah.
mampu, saya tidak bisa, tidak tahu
apa apa, saya bodoh. mengkritik
diri sendiri, mengukngkapkan
perasaan malu terhadap diri
sendiri.

DO:
 Klien lebih suka sendiri, bingung
bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/
ingin mengakhiri hidup.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Prilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

STRATEGI PELAKSANAAN IV

PRILAKU KEKERASAN

Pertemuan : Ke-4

Hari/Tanggal: 24 febuari 2020

Waktu :

A. PROSES KEPERAWATAN

1.Kondisi klien

DS: Klien mengatakan sudah tidak emosi lagi

DO: Menjelaskan pada klien cara mengontrol PK dengan obat.

2. Diagnosa keperawatan

Resiko prilaku kekerasan

3. Tujuan

Klien dapat menggunakan obat sesuai dengan dosis dan program yang telah diterapkan.

4. Tindakan keperawatan

 Jelaskan cara mengontrol prilaku kekerasan dengan minum obat


 Anjurkan klien memasukan minum obat dalam kegiatan harian
 Jelaskan pentingnya minum obat secara teratur
 Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat, benar pasien,
benar waktu, benar cara, dan benar dosis)

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamualaikum bu, saya perawat yang akan merawat ibu. Perkenalkan nama saya....,
bisa dipanggil..., saya mahasiswi dari Poltekkes Tanjung Karang. Betul ini dengan ibu...?
Kalau boleh tau nam alengkapnya siapa?...
b. Evaluasi Validasi
"Bagaimana perasaan ibu hari ini? apakah ada keuluhan?"
c. Kontrak
Topik: "Bu, sesuai dengan janji kita kemarin ya siang ini kita akan berbincang bincang
tentang cara mengontrol prilaku kekerasan dengan minum obat"
Waktu: "Sesuai dengan yang kita sepakati kemarin ya bu, kita akan berbincang bincang
selama 15 menit"
Tempat: "Dimana kita bisa berbincang bincang bu? disini atau didepan?"

2. Fase kerja
"Baiklah bu, kita mulai saja pembicaraan hari ini. ibu sudah mendapatkan obat dar dokter?
berapa macam obat yang ibu minum? warna nya apa saja?
saya akan menjelaskan ya bu.. obat yang warna orange(CPZ) ini gunanya agar pikiran
tenang, yang putih ini(THP) agar rilex dan yang merah jambu ini(HLP) agar pikiran ibu
teratur dan rasa marah berkurang. Semua ini harus ibu minum 3x sehari yaitu jam 7 pagi,
jam 1 siang, dan jam 7 malam. jangan pernah menghentikan minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya bu."

3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif:
" Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang bincang tentang obat tadi?"

b. Evaluasi Objektif
"Coba ibu sebutkan ada berapa macam obat yang saya jelaskan tadi?"

4. Rencana tindak lanjut


"Karna kita telah belajar tentang cara mengontrol marah dengan minum obat secara
teratur, maka jadwal yang telah disusun harap di taati ya bu."

5. Kontrak yang akan datang


Karna waktu kita sudah habis, nanti kita akan berbincang - bincang lagi ya bu, sekarang ibu
bisa beristirahat. permisi bu."
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,L.J. 2000 Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Keliat Budi Ana, Proses Kesehatan Keperawatan Jiwa, Edisi I, Jakarta: EGC,1999.

Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta: EGC,1999.

Stuart GW, Sundeen. 1998. Principles and Partice of Psykiartric Nursing (5th ed). ST.Louis
Mosby Year Book.

Anda mungkin juga menyukai