NIM : 1814401039
TINGKAT II REGULER 1
A. MASALAH UTAMA
Perilaku Kekerasan
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk prilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang
secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi tersebut maka prilaku kekerasan dapat
dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri,orang lain,dan lingkungan. Prilaku
kekerasan sapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu saat sedang berlangsung prilaku kekerasan
terdahulu. (Yosep,2010)
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik maupun psikoligis, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain.
(Keliat, Ana Budi. Dkk 2009)
Menurut Yosep (2010) perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan gejala
perilaku kekerasan:
D. ETIOLOGI
Factor predisposisi:
Factor biologis
(teori dorongan naluri)
Factor biologis:
(teori psikomatik)
Faktor presipitasi:
Menurut yosep (2010) factor factor yang dapat mencetuskan prilaku kekerasan seringkali
berkaitan dengan:
Ekspresi diri
Kesulitan dalam dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan kekerasan
dalam menyelesaikan konflik.
Adanya riwayat antisocial meliputi penyalahgunaan obat dan alcholisme dan tidak
mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi.
F. MEKANISME KOPING
Adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress, ermasuk upaya penyelesaian
masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri. (Stuart
dan Sundeen,1998).
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yag timbul karna adanya ancaman.
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara
lain: (Maramis,1998)
Sublimasi:menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.
Proyeksi:menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang tidak
baik.
Represi:mencegah pikiran yang menyakitkan atau mebahayakan masuk ke alam sadar.
Reaksi formasi:mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan
melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan.
Disolacement:melepaskan perasaan yang tertekan biasanya berumusuhan, pada obyek
yang tiak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu.
G. POHON MASALAH
Prilaku Kekerasan
1 DS:
Klien mengatakan kesal atau benci Resiko mencederai diri, orang lain dan
pada seseorang. lingkungan.
Klien suka membentak dan
menyerang orang yang
membentak atau mengusiknya jka
sedang kesal atau marah.
DO:
Mata merah
Nada suara tinggi dan keras
Pandangan tajam
Merusak dan melempar barang
2 DS:
Klien mengatakan kesal pada Prilaku kekerasan / amuk.
seseorang
Klien membentak oarng yang
mengusiknya
Riwayat prilaku kekerasan atau
gangguan jiwa lainnya.
DO:
Wajah memerah
Nada suara tinggi dan keras
Ekspresi marah saat
membicarakan orang
Melempar barang
3 DS:
Klien mengatakan saya tidak Gangguan konsep diri: Harga diri rendah.
mampu, saya tidak bisa, tidak tahu
apa apa, saya bodoh. mengkritik
diri sendiri, mengukngkapkan
perasaan malu terhadap diri
sendiri.
DO:
Klien lebih suka sendiri, bingung
bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/
ingin mengakhiri hidup.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Prilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
STRATEGI PELAKSANAAN II
PERILAKU KEKERASAN
Pertemuan : Ke-2
Waktu :09.00
A. PROSES KEPERAWATAN
1.Kondisi klien
2. Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan
Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan
fisik II yaitu pukul bantal/kasur
4. Tindakan keperawatan
Latih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan fisik yaitu pukul
bantal /kasur
Anjurkan klien memasukan latihan fisik II ( pukul bantal/kasur) kedalam jadwal
kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi pak ? masih ingat dengan saya? Bagaimana tidurnya semalam…?
b. Evaluasi Validasi
"Bagaimana perasaan bapak hari ini? apakah bapak sudah melakukan cara mengendalikan
amarah bapak dengan latihan fisik I ( tarik nafas dalam) ya bagus…!
c. Kontrak
Topik: "Bapak sesuai dengan janji kita kemarin ya pagi ini kita akan berbincang bincang
untuk mendiskusikan cara mengendalikan amarah bapak dengan cara latihan fisik II yaitu
dengan cara pukul bantal /kasur….!
Waktu: "Sesuai dengan yang kita sepakati kemarin ya bu, kita akan berbincang bincang
selama 15 menit"
Tempat: "Dimana kita bisa berbincang bincang pak? disini atau didepan?"
Tujuan : Agar bapak dapat mengetahui cara yang lain untuk mengendalikan amarah bapak
yaitu dengan cara pukul bantal/kasur
2. Fase kerja
"Baiklah bapak kita mulai saja pembicaraan hari ini. Sebelumnya saya akan menjelaskan
caranya terlebih dahulu ya …jika bapak merasa kesal atau jengkel terhadap sesuatu baiknya
bapak ambil bantal,kemudian bapak pukul bantal tersebut sampai emosi bapak mereda
,karena itu tidak mebahayakan seseorang dan lebih baik daripada bapak pukul pintu ,karena
bisa menyebabkan tangan bapak bisa sakit, bapak mengerti ?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif:
" Bagaimana perasaan bapak sekarang setelah berbincang bincang tentang latihan fisik II
yaitu pukul bantal?"
b. Evaluasi Objektif
"Coba bapak praktekan kembali cara mengendalikan amarah bapak dengan latihan fisik II ?
Tempat: Dimana kita berbincang bincang ? bagaimana kalau di tempat ini lagi saja ,sampai
Keliat Budi Ana, Proses Kesehatan Keperawatan Jiwa, Edisi I, Jakarta: EGC,1999.
Stuart GW, Sundeen. 1998. Principles and Partice of Psykiartric Nursing (5th ed). ST.Louis
Mosby Year Book.