Anda di halaman 1dari 45

SEJARAH ISLAM

I. Menganalisis substansi, strategi, dan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad


SAW di Makkah 3.10.

Dakwah sembunyi-sembunyi yang dilakukan oleh Rasulullah saw yang


pertama, adalah dengan menguatkan apa ajaran yang dibawa Rasulullah saw terhadap
orang-orang terdekat, yaitu keluarga Rasulullah saw dan para sahabat beliau,
misalnya kepada Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Siti Khadijah, Ummu Aiman, Zaid
bin Haritsah. Mereka kemudian orang-orang tersebut dikenal dengan istilah
Assabiqunal Awwalun.

Beberapa sahabat yang sudah menerima ajaran Rasulullah saw, kemudian


mengembangkan dakwahnya kepada para sahabat yang lainnya, sehingga para
pengikut Rasulullah saw semakin hari semakin banyak. Fase dakwah yang sembunyi-
sembunyi ini, Rasulullah saw juga menjadikan Baitul Arkam (kediaman arkam)
sebagai tempat untuk berdakwah, ditengah penentangan yang dilakukan oleh orang-
orang yang tidak suka dengan dakwah Rasulullah saw.

Strategi lain yang dilakukan oleh Rasulullah saw, pada saat awal-awal
dakwahnya di Mekkah adalah menggunakan metode dakwah dengan hikmah dan
uswah hasanah. Metode yang lebih mengedepankan pada nasihat yang baik dan
uswah hasanah ini, menjadi strategi yang sangat efektif dalam melancarkan dakwah
Rasulullah saw pada waktu itu.

Memberikan nasihat dan contoh yang baik, dengan sasaran dakwah orang-
orang terdekat beliau telah memunculkan sebuah ketertarikan tersendiri. Mengapa?

Karena sosok Nabi Muhammad saw yang mempunyai kredibilitas baik, yaitu
sosok yang tidak pernah berbohong dan dapat dipercaya. Sehingga dengan metode
dakwah seperti ini, banyak para sahabat yang masuk Islam dan ikut menyebarkan
ajaran Islam.

SUMBER : https://alif.id/read/nur-hasan/strategi-dakwah-rasulullah-saw-ketika-
berada-di-mekkah-b216167p/

II. Menganalisis substansi, strategi, dan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad


SAW di Madinah 3.11.

Keberhasilan dakwah Rasulullah Saw pada waktu itu, bisa dilihat dari orang-
orang Yatsrib baik ketika Perjanjian Aqabah satu maupun dua. Di mana mereka mau
mengubah sikap dan perilaku mereka, bahkan bersedia menjadi pelindung Rasulullah
Saw. Karena pada hakekatnya, dakwah merupakan suatu media atau sarana seorang
dai untuk mengubah masyarakat dari negative menjadi positif atau berakhlak mulia,
dari yang tertinggal menjadi maju.

Untuk membentuk dan membangun sebuah masyarakat baru di Yatsrib,


dengan ragam suku dan kultur masyarakat yang beragam. Rasulullah Saw
mempunyai berbagai langkah dan strategi dalam mewujudkan hal tersebut.
Diantaranya adalah dengan membangun masjid, menciptaka persaudaraan baru,
membangun pranata social dan pemerintahan, mengadakan perjanjian dengan
masyarakat Yahudi di Madinah.

Waktu Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, sudah banyak penduduk Madinah


yang memeluk Islam atau yang kemudian dikenal dengan Kaum Anshar. Setelah
beberapa bulan berada di Madinah, Rasulullah Saw kemudian membangun Masjid
Nabawi. Pembangunan masjid tersebut selain berfungsi sebagai tempat ibadah juga
berfungsi sebagai pusat kegiatan dakwah, pemerintahan, bermusyawarah dan lain
sebagainya. pembangunan masjid yang saling bahu-membahu tersebut, telah
mengajarkan arti sebuah persaudaraan dan semangat persamaan antar umat manusia.
Strategi kedua Rasululllah Saw dalam membangun sebuah peradaban baru
adalah dengan menciptakan sebuah persaudaraan. Sebagaimana kita ketahui, ketika
Kaum Muhajirin atau pengikut Rasulullah Saw yang hijrah dari Mekah ke Madinah,
banyak yang menderita kemiskinan karena harta benda mereka semuanya ditinggal di
Mekah.

Pada moment ini lah, Rasulullah Saw menciptakan persaudaraan baru antara
Kaum Anshar dan Muhajirin. Rasulullah Saw kemudian menjadikan Ali bin Abi
Thalib sebagai saudara Nabi Saw sendiri, lalu Abu Bakar Rasulullah Saw
disaudarakan dengan Kharijah Ibnu Zuhair, Ja‟far Ibnu Abi Thalib dengan Mu‟adz
bin Jabal.

Dengan hal tersebut, Rasulullah Saw telah mempertalikan keluarga-keluarga


Islam. Di mana masing-masing keluarga mempunyai talian erat dengan keluarga yang
lainnya, sehingga persaudaraan tersebut membentuk sebuah kekuatan baru yang
kemudian membantu dakwah Rasulullah Saw.

Setelah melakukan kedua hal di atas, Rasulullah Saw kemudian mengadakan


perjanjian dengan orang-orang Yahudi di Madinah dan berbagai elemen penting yang
ada di Madinah. Hal ini juga merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh
Rasulullah Saw, ketika berdakwah di Madinah. Yang kemudian perjanjian tersebut
dikenal dengan Piagam Madinah, yang ditulis pada tahun 623 M atau tahun ke-2 H.

Di mana dalam Piagam Madinah tersebut terdapat beberapa point penting,


diantaranya yaitu; Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi hidup secara damai, bebas
memeluk dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Apabila salah satu pihak
diperangi musuh, maka mereka wajib membantu pihak yang diserang. Di antara
mereka saling mengingatkan, dan saling berbuat kebaikan, serta tidak akan
salingberbuat kejahatan. Kaum muslimin dan Yahudi wajib saling menolong dalam
melaksanakan kewajiban untuk kepentingan bersama. Nabi Muhammad Saw adalah
pemimpin umum untuk seluruh penduduk Madinah. Bila terjadi perselisihan di antara
kaum muslimin dengan kaum Yahudi, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada
Nabi sebagai pemimpin tertinggi di Madinah.

SUMBER : https://alif.id/read/nur-hasan/strategi-dakwah-rasulullah-saw-ketika-
berada-di-madinah-b220257p/

III. Menelaah perkembangan peradaban Islam pada masa Kejayaan 3.10

A. Perkembangan Peradaban Islam

Peradaban Islam adalah bagian dari kebudayaan islam yang meliputi

berbagai aspek seperti moral, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan yang luas serta

bertujuan untuk memudahkan dan menyejahterakan hidup manusia di dunia dan

di akhirat.Peradaban Islam telah dimulai sejak masa Rasulullah,

khulafaurrasyidin, dan terus berkembang pada Dinasti Umayyah dan Abbasiyah.

1. Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah


Dinasti Umayyah berdiri setelah berakhirya masa kekhalifahan Ali bin
Abi Thalib. Khalifah pertama adalah Muawiyah bin Abi Sofyan dan wilayah
kekuasaan Dinasti Umayyah berkembang di sebelah timur sampai ke Oxus,
bagian barat India sampai Punjab dan Lahore. Di utara, menguasai Pulau
Rhodes, Cretta dan di barat menguasai seluruh Afrika Utara, Aljazair,
Tangiers, dan Spanyol. Kemajuan Dinasti ini adalah sebagai berikut.

a. Ekonomi
Pada masa Khalifah Muawiyah, didirikan percetakan uang yang
bertuliskan bahasa Arab yang terbuat dari perunggu lalu disempurnakan
oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan dan dikeluarkannya mata uang
logam Arab (emas/dinar, perak/dirham, perunggu/fals/fuls) yang satu sisi
bertuliskan kalimat “Laailaha Illallah” dan sisi lainnya tertulis Qul
huwallahu ahad serta di luar lingkarannya ditulis Muhammad Rasulullah
bil huda wa dinil haq sebagai mata uang resmi pemerintah islam.

b. Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, khalifah pada masa Dinasti Umayyah
banyak memberi kontribusi yang cukup besar dengan dibangunnya rumah
sakit (mustasyfayat) di setiap kota oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik
serta dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu yang ditinggal
oleh orang tua mereka akibat perang dan orang tua yang tidak mampu pun
dirawat di rumah-rumah tersebut.

c. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini diuraikan sebagai
berikut
1) Ulumul lisaniyah, ilmu yang diperlukan untuk memastikan bacaan Al-
Qur‟an, menafsirkan dan memahaminya.
2) Tarikh (Sejarah), meliputi tarikh kaum muslimin dan segala
perjuangannya, riwayat hidup para pemimpin, tarikh umum, dan tarikh
bangsa-bangsa lain.
3) Ilmu qiraat, ilmu yang membahas tentang membaca Al-Qur‟an.
4) Ilmu tafsir, ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam
menafsirkan Al-Qur‟an.
5) Ilmu hadis, ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad
hadis, karena banyak hadis yang tidak berasal dari Rasulullah.
6) Ilmu nahwu, ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat6 di
dalam berbagai posisi.
7) Ilmu bumi (al-jughrafia), muncul karena kebutuhan kaum muslimin
yakni untuk keperluan menunaikan ibadah haji.
8) Ulumud dakhilah, ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing ke dalam
bahasa Arab dan disempurnakan untuk kepentingan kebudayaan islam.

d. Politik
Semasa Dinasti Umayyah berkuasa, banyak intuisi politik dibentuk,
misalnya undang-undang pemerintahan, dewan menteri, lembaga
sekretariat negara, jawatan pos dan giro, serta penasihat khusus di bidang
politik. Politik pada masa ini mengalami kemajuan dari dinasti
sebelumnya yakni dibentuknya al-Kitabah (sekretariat negara), AL-
Hijabah (ajudan), organisasi keuangan, organisasi kehakiman, organisasi
tata usaha negara serta mengalami kemajuan dalam bidang militer yakni
diberlakukannya undang-undang wajib militer (Nizhamut Tajnidil Ijbary)
dan dibangunnya armada laut dengan sempurna.

2. Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah


Dinasti Abbasiyah berkuasa selama lebih kurang enam abad, didirikan
oleh Abul Abbas as-Saffah dibantu oleh Abu Muslim al-Khurasani, seorang
jenderal muslim yang berasal dari Khurasan, Persia. Peradaban Islam
berkembang pesat pada dinasti ini.

a. Bidang Sosial Budaya


Kemajuan ilmu sosial budaya yang ada adalah seni bangunan dan
arsitektur, baik untuk bangunan istana, masjid, dan kota seperti istana
Qashrul Dzahab, istana Qashrul Khuldi, kota Baghdad, serta Samarra.

b. Bidang Politik dan Militer


Dibentuknya departemen pertahanan dan keamanan (Diwanul
Jundi) yang mengatur semua yang berkaitan dengan kemiliteran dan
pertahanan keamanan.
c. Bidang Ilmu Pengetahuan
Bermunculan para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti
filsafat, ilmu sejarah, ilmu bumi, astronomi, kedokteran, kimia, dan
hisab/matematika. Beberapa ilmuwan terkenal adalah Muhammad bin
Ibrahim al-Farazi (astronom), Ibnu Sina (kedokteran), Jabir bin Hayyan
(Kimia), al-Kindi (filsuf), dan Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi
(matematika).

d. Bidang Ilmu Agama


Diantara ilmu pengetahuan agama islam yang berkembang pesat
pada masa ini adalah ilmu tafsir dengan tokoh al-Subhi, Muqatil bin
Sulaiman, Muhammad bin Ishaq, Abu Bakar al-Asham, dan Abu Muslim
al-Asfahani serta para ulama hadis seperti Imam Bukhari (Sahih Bukhari),
Abu Muslim al Hajjaj dari Nisabur (Sahih Muslim), Ibnu Majah, Abu
Dawud, al-Turmudzi, dan an-Nasa‟i. Karya-karya mereka dibukukan
dalam al kutubu al sittah. Pada masa ini juga berkembang ilmu fiqih
dengan ulama yang terkenal adalah Abu Hanifah, Imam Malik, Imam
Syafi‟i, dan Imam Hanbali serta berkembangnya ilmu kalam.\

B. Periodisasi Kejayaan Peradaban Islam


Periode penyebaran islam dan peradabnnya dimulai sejak masa Rasulullah
saw. Pada abad ke-6 M. Periodisasi peradaban islam secara umum terbagi atas
tiga periode.
1. Periode Klasik
Masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi, dan keemasan islam.
Khalifah pada masa ini antara lain Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan, kekuasaan Bani Umayyah, dan Bani Abbasiyah dimana
telah menguasai seluruh semenanjung Arab, Irak-Suriah, tentara Bizantium
Syiria, Alexandria-Mesir-Babilon, Tunis, Khurasan, Afghanistan, Balkh,
Bukhara, Khawarizm, Farghana, Samarkand, Bulukhistan, Sind, Punjab,
Multan, Aljazair, Maroko, Cordova, Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina,
Semenanjung Arabia, Persia, Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis. Pada
masa ini bermunculan sastrawan-sastrawan islam dengan berbagai karya-
karyanya, mencetak uang untuk alat tukar berupa dinar dan dirham, serta
dibangunnya rumah sakit, pendidikan dokter, dan farmasi.

2. Periode Pertengahan
Pada periode ini islam mengalami kemunduran karena satu demi satu
kerajaan islam jatuh ke tangan bangsa Mongol. Namun peradaban ini kembali
bangkit sekitar tahun 1500-1800 M dengan berdirinya 3 kerajaan besar yang
menjadi tonggak berjayanya kebangkitan peradaban islam. 3 kerajaan tersebut
antara lain Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi Persia, dan Kerajaan
Mughal di India. Hingga pada abad ke-17 di Eropa muncul negara-negara
kuat dengan Rusia maju di bawah Peter Yang Agung. Melalui peperangan,
Turki Usmani mengalami kekalahan, Safawi Persia ditaklukan oleh Raja
Afghan yang memiliki perbedaan faham, dan Mughal India pecah
dikarenakan terjadi pemberontakan dari kaum Hindu bahkan dikuasai oleh
Inggris pada tahun 1857 M.

3. Periode Modern
Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam yang ditandai
dengan berakhirnya ekspedisi Napoleon di Mesir (1789-1801 M). Raja dan
pemuka-pemuka islam mulai berpikir untuk melakukan pembaharuan dalam
islam yang disebut dengan modernisasi dalam islam untuk mengembalikan
kekuatan yang telah pincang dan membahayakan umat islam. Para tokoh
pembaharu islam diantaranya adalah Muhammad bin Abdul Wahab di Arab,
Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di
Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, Muhammad Iqbal di India,
Sultan Mahmud II, dan Musthafa Kamal di Turki.
C. Kontribusi Islam dalam Perkembangan Peradaban Dunia
Kontribusi islam antara lain:
1. Sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya-karya kaum muslim
dalam berbagai bidang telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin, khususnya
dari Spanyol.
2. Kaum muslimin telah memberi sumbangan ekperimental mengenai metode
dan teori sains ke dunia Barat.
3. Sistem notasi dan desimal Arab dalam waktu yang sama telahdikenalkan ke
dunia barat.
4. Karya-karya dalam bentuk terjemahan, khususnya karya Ibnu Sina
(Avicenna)dalam bidang kedokteran, digunakan sebagai teks di lembaga
pendidikan tinggisampai pertengahan abad ke-17 M.
5. Para ilmuwan muslim dengan berbagai karyanya telah merangsang
kebangkitan Eropa, memperkaya kebudayaan Romawi kuno, serta literatur
klasik yang melahirkan renaisance.
6. Lembaga-lembaga pendidikan islam yang telah didirikan jauh sebelum Eropa
bangkit dalam bentuk ratusan madrasah adalah pendahulu universitas yang
ada di Eropa.
7. Para ilmuwan muslim berhasil melestarikan pemikiran dan tradisi ilmiah
Romawi-Persi (Greco Helenistic) sewaktu Eropa dalam kegelapan.
8. Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi islam
dan mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat.
9. Para ilmuwan muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang rumah
sakit, sanitasi, dan makanan kepada Eropa.
10. Pada ilmu pengetahuan alam, islam berjasa menyatukan akal dengan alam,
menetapkan kemandirian akal, menetapkan keberadaan hukum alam yang
pasti atas kehendak Tuhan. Serta islam telah mampu mendamaikan akal
dengan iman dan filsafat dengan agama sedangkan bangsa Barat masih
membuat stereotip yang memisahkan antara akal dan iman serta filsafat
dengan agama.
D. Nilai-Nilai Luhur pada Masa Kejayaan Islam
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari masa kejayaan islam antara lain
sebagai berikut.
1. Hanya dengan kerja keras dan usaha yang maksimal, apa yang diinginkan
akan berhasil, hal ini dapat dilihat bahwa islam berkembang dengan baik
di berbagai belahan dunia atas usaha yang maksimal umat islam.
2. Belajar dengan giat dan terus-menerus merupakan kunci meraih kejayaan.
3. Tidak berputus asa dan terus berusaha berlandaskan pada Al-Qur‟an dan
Sunah.
4. Sesama muslim adalah saudara, persaudaraan itu diikat adanya akidah
yang satu yaitu Allah Swt. dan kitab suci yang satu yaitu Al-Qur‟an.
5. Menjadikan perbedaan sebagai rahmat, bukan sebagai jurang pemisah.

IV. Menelaah perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang) 3.11.


Benturan-benturan antara Islam dengan kekuatan Eropa menyadarkan umat
Islam bahwa jauh tertinggal dengan Eropa dan yang merasakan pertama persoalan ini
adalah kerajaan Turki Usmani yang langsung menghadapi kekuatan Eropa yang
pertama kali. Kesadaran tersebut membuat penguasa dan pejuang-pejuang Turki
tergugah untuk belajar dari Eropa.
Guna pemulihan kembali kekuatan Islam, maka mengadakan suatu gerakan
pembaharuan dengan mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan
mencari ide-ide pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat. Gerakan
pembaharuan tersebut antara lain
Gerakan Wahhabiyah yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab
(1703-1787 M) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762) M di India dan Gerakan
Sanusiyyah di Afrika Utara yang dikomandoi oleh Said Muhammad Sanusi dari Al
Jazair
Gerakan penerjemahan karya-karya Barat kedalam bahasa Islam dan
pengiriman para pelajar muslim untuk belajar ke Eropa dan Inggris
Dalam gerakan pembaharuan sangat lekat dengan politik. Ide politik yang
pertama muncul yaitu Pan Islamisme atau persatuan Islam sedunia yang digencarkan
oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah, setelah itu diteruskan dengan lebih gencar
oleh tokoh pemikir Islam yang bernama Jamaluddin Al Afghani (1839-1897).
Menurut Jamaluddin, untuk pertahanan Islam, harus meninggalkan
perselisihan-perselisihan dan berjuang dibawah panji bersama dan juga berusaha
membangkitkan semangat lokal dan nasional negeri-negeri islam. Dengan ide yang
demikian, ia dikenal atau mendapat julukan bapak nasionalisme dalam Islam.
Gagasan atau ide Pan Islamisme yang digelorak an oleh jamaluddin disambut
oleh Raja Turki Usmani yang bernama Abd. Hamid II (1876-1909) dan juga
mendapat sambutan yang baik di negeri-negeri Islam. Akan tetapi setelah Turki
Usmani kalah dalam perang dunia pertama dan kekhalifahan dihapuskan oleh
Musthofa Kemal seorang tokoh yang mendukung gagasan nasionalisme, rasa
kesetiaan kepada Negara kebangsaan.
Di Wilayah Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Hijaz, irak, Afrika Utara,
Bahrein dan Kuwait, nasionalismenya bangkit dan nasionalisme tersebut terbentuk
atas dasar kesamaan bahasa. Dalam penyatuan Negara arab dibentuk suatu liga yang
bernama Liga Arab yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1945.
Di India dibentuk gerakan nasionallisme yang diwakili oleh Partai Kongres
Nasional India dan juga dibentuk komunalisme yang digagas oleh Komunalisme
Islam yang disuarakan oleh Liga Muslimin yang merupakan saingan bagi Partai
Kongres nasional. Di India terdapat pembaharu yang bernama Sayyid Ahmad Khan
(1817-1898), Iqbal (1876-1938) dan Muhammad Ali Jinnah (1876-1948).
Di Indonesia, terdapat pembaharu atau partai politik besar yang
menentang penjajahan diantaranya
a. Sarekat Islam (S I ) dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto berdiri pada tahun 1912
dan merupakan kelanjutan dari Sarikat Dagang Islam yang didirikan oleh H.
Samanhudi tahun 1911.
b. Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan oleh Sukarno (1927)
c. Pendidikan nasional Indonesia (PNI-baru) didirikan oelh Mohammad Hatta(1931)
d. Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) menjadi partai politik tahun 1932 yang
dipelopori oleh Mukhtar Luthfi

Munculnya gagasan nasionalisme yang diiringi oleh berdirinya partai-partai


politik tersebut merupakan asset utama umat Islam dalam perjuangan untuk
mewujudkan Negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik barat. Sebagai
gambaran dengan nasionalisme dan perjuangan dari partai-partai politik yang
penduduknya mayoritas muslim adalah Indonesia. Indonesia merupakan Negara yang
mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamirkan kemerdekaannya
yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Negara kedua yang terbebas dari penjajahan yaitu

a. Pakistan. Merdeka pada tanggal 15 agustus 1947 dengan presiden pertamanya Ali
Jinnah.Di wilayah timur tengah, Mesir resmi merdeka pada tahun 1992 dan benar-
benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952 dengan pimpinan pemerintahan yang
bernama Jamal Abd Naser. Irak merdeka tahun 1932, tetapi rakyatnya merasa
merdeka baru tahun 1958 dan Negara lain seperti Jordania, Syiria dan Libanon
merdeka pada tahun 1946
b. Di Afrika, Lybia merdeka pada tahun 1962, Sudan, Maroko merdeka tahun 1956
M, Aljazair tahun 1962. Negara lain yang merdekanya hamper bersamaan seperti
Negara Yaman Utara, Yaman selatan, dan Emirat Arab.
c. Di Asia Tenggara, Malaysia, Singapura merdeka tahun 1957 dan Brunai
Darussalam merdeka pada tahun 1984. Selain itu, Negara Islam yang dahulunya
bersatu dalam Uni Soviet seperti Turkmenia, Uzbekistan, Kirghistan, Khazakhtan
Tajikistan dan Azerbaijan dan Bosnia baru merdeka pada tahun 1992

Perkembangan Islam, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Pada Abad Modern

Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa pembaharuan mulai


menggeliat pada tahun 1800 M. Pada masa tersebut kalangan kaum muslimin banyak
yang mengerahkan pemikirannya untuk kemajuan agama Islam. para Ulama,
Cendekiawan muslim di berbagai wilayah Islam banyak yang intens terhadap study
Islam sehingga keortodokannya mulai ditinggalkannya. Sehingga pada masa
pembaharuan tersebut ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran islam berkembang
di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir.

Tokoh pembaharu yag ternama adalah Muhammad ibn Abdul Wahab di


Arabia dengan Wahabiyahnya pada tahun 1703-1787 M. Gerakan ini memiliki
pengaruh yang besar pada abad ke – 19. Upaya dari gerakan ini adalah memperbaiki
umat Islam sesuai dengan ajaran Islam yang telah mereka campur adukkan dengan
ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke 13 telah tersebar luas di dunia Islam.

Dalam bidang ilmu pengetahuan, di Turki Usmani mengalami kemajuan


dengan usaha-usaha dari Sultan Muhammad II yang melakukan terhadap umat Islam
di negaranya untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya
melakukan pembaharuan dibidang pendidikan dan pengajaran, lembaga-lembaga
Islam diberikan muatan pelajaran umum dan upaya mendirikan “ Mektebi Ma‟arif”
guna menghasilkan tenaga ahli dalam bidang administrasi dan “Mektebi Ulumil
Edebiyet” guna menghasilkan tenaga penterjemah yang handal serta upaya
mendirikan perguruan tinggi dengan berbagai jurusan seperti kedokteran, teknologi
dan militer.

Pada tanggal 1 November 1923 kesultanan Turki dihapuskan dan diganti


dengan Negara Republik dengan presiden pertamanya yaitu Musttafa Kemal At Turk,
IPTEK semakin maju. dan pada waktu itu juga di India bermunculan cendekiawan
muslim modern yang melakukan usaha-usaha agar umat Islam mampu menguasai
IPTEK seperti Sayid Ahmad Khan, Syah Waliyullah , Sayyid Amir, Muhammad
Iqbal, Muhammad Ali jinnah dan abdul Kalam Azad. salah satu dari cendekiawan
tersebut yang sangat menonjol dan besar jasanya terhadap umat Islam adalah Sayid
Ahmad Khan.
Penguasa Mesir yaitu Muhammad Ali (1805-1849) dalam hal IPTEK agar
maju berupaya dengan mengirimkan para mahasiswa untuk belajar IPTEK ke
perancis setelah lulus dijadikan pengajar di berbagai perguruan tinggi seperti di
universitas Al Azhar sehingga dengan cepat IPTEK menyebar ke seluruh dunia Islam.
Selain itu terdapat Universitas Iskandariyah di kota Iskandariah yang memiliki
fakultas kedokteran, Teknik, Farmasi, Pertanian, Hukum, Perdagangan dan Sastra.
Universitas Aiunusyam di kairo, Universitas Assiut, Universitas Hilwan, universitas
Suez, dan Universitas “The American University in Cairo.

Pada perkembangan Islam abad modern, umat islam timbul kesadarannya


tentang pentingnya ajaran islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah SAW sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. karena umat
Islam sudah jauh dari ajaran Rasulullah SAW yaitu banyak penyimpangan-
penyimpangan dari sumber asalnya, penyakit bid‟ah, tahayul, klenik, perdukunan,
kemusrikan dll sangat merebak dan hamper seperti kehidupan Jahiliyah. Dengan
kondisi umat Islam tersebut maka muncullah para pembaharu yaitu suatu gerakan
pemurnian terhadap ajaran agama Islam yang sesuai dengan ajaran yang bersumber
pada Qur‟an dan Hadits. Para pembaharu tersebut antara lain:

a. Muhammad bin Abdul Wahab yaitu ulama besar yang produktif yang lahir di
Nejed Arab Saudi Salah satu kitabnya yaitu Kitab Tauhid, sebuah kitab yang
berisi tentang mengesakan Allah SWT dengan membasmi praktek-praktek
tahayul, bid‟ah khurafat yang ada pada umat islam dan mengajak untuk kembali
ke ajaran tauhid yang sebenarnya. Gerakan pembaharuan Abdul Wahab tersebut
dikenal dengan Gerakan Wahabiyah.
b. Rif‟ah Badawi Rafi‟ At Tahtawi yang lahir di Tahta merupakan pembaharu Islam
yang pemikirannya yaitu menyerukan kepada umat Islam agar menyeimbangkan
antara dunia dan akhirat
c. Jamaluddin Al afgani yang lahir di Asadabad dengan pemikiran pembaharuannya
adalah supaya umat Islam kembali pada ajaran agama Islam yang murni ,
kepemimpinan otokrasi supaya diubah menjadi demokrasi, untuk mewujudkan
kemajuan masyarakat Islam yang dinamis agar kaum wanita bekerja sama dengan
kaum pria dan Gerakan Pan Islamisme yaitu penyatuan seluruh umat Islam.
d. Muhammad Abduh yaitu pembaharu Islam di Mesir penerus dari gerakan Wahabi
dan Pan Islamisme Beliau bersama muridnya yang bernama Muhammad Rasyid
Rida menerbitkan jurnal “Al Urwatu Wustsqa” Selain itu Muhammad Abdul juga
menyusun kitab yang berjudul “ Ar Risalah at Tauhid”
e. Sayid Qutub yaitu ulama dan tokoh gerakan pembaharuan yang menyelaraskan
antara urusan akhirat dengan urusan duniawi dan bersama Yusuf Qardhawi
menekankan perbedaan antara modernisasi dengan pembaratan.
f. Sir Sayid Akhmad Khan lahir di Delhi India adalah pembaharu yang produktif
dengan berbagai karya diantaranaya Tarikhi Sarkhasi Bignaur berisi catatan
kronologi pemeberontakan di Bignaur, Asbab Baghawat Hind, The Causes of the
Indian Revolt (sebab-sebab revolusi India, Risalat Khair Khawahan Musulman
risalah tentang orang-orang yang setia, dan Akhkam Ta‟aam Ahl al Kitab hukum
memakan makanan ahli kitab. Selain itu Beliau juga mendirikan Sekolah Inggris
di Mudarabad, sekolah Muslim University of Aligarth, membentuk Muhammedan
Educational Conference dan mendirikan The Scientific Society lembaga
penerjemah IPTEK ke bahasa Urdu serta menerbitkan majalah bulanan Tahzib al
Akhlaq dan lain-lainnya.
g. Muhammad Iqbal yaitu seorang muslim India dengan karyanya The
Reconstruction of Religius Though in Islam (pembangunan kembali pemikiran
keagamaan dalam islam).

Selain yang tersebut di atas, dalam hal perkembangan kebudayaan pada masa
modern juga mengalami kemajuan di berbagai Negara Islam artinya Negara yang
mayoritas berpenduduk Islam seperti Mesir, Arab Saudi, Irak, Iran, Malaysia, Brunai
Darussalam, Kuwait dan indonesia.

Dibidang arsitek, di Arab Saudi mengalami perkembangan yang pesat.


Pembangunan-pembagunan fisik sangat dahsyat dari pembangunan jalan raya, jalan
kereta, pelabuhan sampai Maskapai penerbangan Internasional, perhotelan,
peribadatan seperti Masjidil Haram yang ditengah masjid terdapat Kakbah dan baitul
Atiq, Hajar Aswad, Hijr Ismail, Makam Ibrahim dan sumur Zam-Zam yang letahnya
berdekatan dengan Kakbah. Bangunan Masjidil Haram sangat luas, sangat indah dan
megah. Masjid Nabawi yaitu Masjid yang indah dan megah pula serta ber A C. Di
Iran terdapat bangunan yang indah yaitu berupa bangunan arsitektur peninggalan
Dinasti Qatar yaitu Istana Niavarand, pekuburan Behesyti Zahra.

Dalam bidang Sastra pada masa pembaharuan terdapat nama-nama sastrawan


yang Islami di berbagai Negara seperti sastrawan dan pemikir ulung yang lahir di
Pakistan tahun 1877 dan wafat tahun 1938 bernama Muhammad Iqbal, Mustafa Lutfi
Al Manfaluti tahun 1876-1926 yaitu sastrawan dan ulama al Azhar Mesir,
Muhammad Husain Haekal tahun 1888-1956 ia adalah seorang pengarang Mesir yang
menulis Hayatu Muhammad, Jamil Sidi Az Zahawi tahun 1863-1936 di Irak daln
lain-lain.

Dalam bidang kaligrafi di abad modern juga berkembang yaitu biasanya


digunakan sebagai hiasan di masjid, hiasan di rumah, perabotan rumah tangga dll
dengan media seperti kertas, kayu, kain, kulit, keramik dll.

Gerakan Modern islam

Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam yang lahir di Timur
Tengah sangat berpengaruh terhadap gerakan kebangkitan Islam di Indonesia.
Pengaruh tersebut seperti munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan modern di
Indonesia pada awal abad ke- 20. Organisasi atau kelembagaan dimaksud yaitu
Jamiatul Khair (1905) yang bertujuan izzul Islam wal Muslimin kejayaan Islam dan
umatnya dengan gerakannya yaitu mendirikan sekolah tingkat dasar dan mengirimkan
anak muda berprestasi ke Turki. Al Irsyad, yaitu bergerak dalam bidang pendidikan
pendirinya adalah Syekh Ahmad Sorkati dan para pedagang. Muhammadiyah, yaitu
didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tanggal 18 november 1912 di Jogjakarta dengan
tujuan Menggapai Surga dengan ridha Allah SWT dan mencapai masyarakat yang
aman, damai, makmur, sejahtera dan bahagia disertai dengan nikmat Allah yang
melimpah ruah dengan baldatun tayyibatun wa rabbun gafur.

Persatuan Islam didirikan oleh Ahmad Hasan dan M. Natsir di Bandung tahun
1920, kegiatan utamanya tabligh, khotbah dan penerbitan guna memurnikan syari‟at
Islam. SDI (Syarikat Dagang Islam) didirikan oleh Haji Saman Hudi di Solo tahun
1911. SDI diubah menjadi PSI (Partai Serikat Islam ) dan tahun 1929 diubah lagi
menjadi PSII (Partai Serikat Islam Indonesia), semula bergerak dalam ekonomi dan
keagamaan kemudian berubah menjadi kegiatan politik. N U (Nahdhatul Ulama)
yaitu didirikan oleh KH Hasyim Asy‟ ari tanggal 13 januari 1926 di Surabaya dengan
tujuan membangkitkan semangat juang para ulama di Indonesia. Matla‟ul Anwar,
pendirinya adalah KH Yasin pada tahun 1905 di Banten dengan kegiatanyya berupa
sosial keagamaan dan pendidikan. Perti (Pergerakan Tarbiyah) didirikan oleh Syekh
Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928 di Sumatera Barat. Kegiatannya bergerak dalam
bidang pendidikan, memberantas bid‟ah, khurafat dan takhayul serta taklid umat
Islam.

Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern

Hikmah mempelajari sejarah perkembangan Islam pada abad modern dapat


disikapi dengan sejarah tersebut dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk
mengadakan perubahan-perubahan supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan
efisien, Problema-problema masa lalu dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang
sama pada masa yang selanjutnya, Pembaharuan dapat dilakukan dalam berbagai
bidang baik ekonomi, pendidikan ,politik dan lain sebagainya.

SUMBER : https://ainie-z.blogspot.com/2012/05/perkembangan-islam-masa-modern-
1800.html
V. Menganalisis dan mengevaluasi strategi dakwah Islam di Indonesia 3.8.
A. SUMATRA
Daerah pertama yang dimasuki Islam dari kepulauan Indonesia adalah
Sumatra bagian utara, seperti Pasai dan Perlak. Hal ini karena wilayah Sumatra
bagian utara letaknya di tepi Selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dagang
dari Indoa ke cina.
Para pedagang dari Indoa, yakni bangsa Arab, Persia, dan Gujarat yang juga
para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatra
Utara.Mereka menikah dengan wanita-wanita priumi yang sebelumnya telah
diIslamkan sehingga terbentuk keluarga muslim. Mereka menyiarkan Islam
dengan ara bijaksana, baik dengan lisan maupun sikap dan perbuatan terhadap
sanak famili, para tetangga, dan msyarakat sekitarnya.
Hingga akhirnya berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Samudera Pasai.
KErajaan ini berdiri pada tahun 1261 M di Pesisir timur laut Aceh Lhokseumawe
(Aceh Utara), rajanya yang bernama Marah Silu, bergelar Sultan Malik as-Saleh.
Beliau menikah dengan putri raja Perlak yang memeluk agama Islam.

B. JAWA
Penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah Leran, Gresik
yang wafat pada tahun 1101 M dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa.
Hingga pertengahan abad ke-1, bukti-bukti kepurbakalaan dan berita-berita asing
tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah sedikit. Baru sejak akhir abad ke-1 M
hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak Majapahit menapai punak
kejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan Islam ditemukan lebih banyak
lagi. Sebagai ontoh, penemuan kuburan Islam di Troloyo, Trowulan, dan Gresik,
juga berita Ma Huan (1416 M) yang meneritakan tentang adanya orang-orang
Islam yang bertempat tinggal di Gresik. Pengembangan Islam di tanah Jawa
dilakukan oleh para ulama dan mubalig yang kemudian terkenal dengan sebutan
Wali Sanga (Sembilan Wali).
1. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Maulana Malik Ibrahim merupakan wali tertua diantara wali Sanga
yang menyiarkan agama Islam di Jawa Timur sehingga dikenal dengan nama
Sunan Gresik. Maulana Malik Ibrahim menetap di Gresik dengan mendirikan
mesjid dan pesantren, tempat mengajarkan Islam kepada para santri dan
dengan para penduduk agar menjadi umat Islam yang bertakwa. Beliau wafat
pada tahun 1419 M (882 H) dan dimakamkan di gapura Wetan.

2. Sunan Ampel
Sunan Ampel nama aslinya adalah Raden Rahmat. Lahir pada tahun
1401 M dan wafat pada tahun 1481 M serta dimakamkan di desa Ampel.
Sunan Ampel menikah dengan seorang putri Tuban bernama Nyi Ageng
Manila dan dikaruniai empat oran anak , yaitu Maulana Makdum Ibrahim
(Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), Nyi Ageng Maloka, dan
Syarifah yang merupakan istri dari sunan Kudus.

Jasa-jasa SunanAmpel antara lain sebagai berikut.

a. Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya


b. Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak, yang dibangun
pada tahun 1479 M.
c. Mempelopori berdirinya Kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan
Raden Fatan sebagai sultan Pertamanya.

3. Sunan Bonang
Sunan Bonang nama aslinya adalah maulana Makdum Ibrahim, putra
Sunan Ampel , lahir pada tahun 1465 M dan wafat tahun 1515 M. Semasa
hidupnya beliau mempelajari Islam dari ayahnya sendiri, kemudian bersama
Raden Paku merantau ke Pasai untuk mendalami Islam. Jasa beliau sangat
besar dalam penyiaran Islam.

4. Sunan Giri (1365-1428)


Beliau adalah seorang wali yang sangat besar pengaruhnya di Jawa,
terutama di Jawa Timur. Ayahnya, Maulana Ishak , berasal dari Pasai dan
Ibunya, Sekardadu, putri Raja Blambangan Minak Sembayu. Belajar Islam di
pesantren Ampel Denta dan Pasai.
Sunan Giri (Raden Paku) mendirikan pesantren di Giri, kira-kira 3 km
dari Gresik. Selain itu, beliau mengutus para mubalig untuk berdakwah ke
daerahMadura, Bawean, Kangean, bahkan ke Lombok, Makasar, Ternate, dan
Tidore.
5. Sunan Drajat
Nama aslinya dalah Syarifuddin, putra Sunan Ampel dan adik Sunan
Bonang. Beliau berjasa dalam menyiarkan Islam dan mendidik para santri
sebagai calon mubalig.

6. Sunan Gunung Jati


Sunan Gunung Jati lebih dikenal dengan sebutan Syarif Hidayatullah.
Beliau berjasa dalam menyebarkan Islam di Jawa Barat dan berhasil
mendirikan dua buah kerajaan Islam, yakni Banten dan irebon. Syarif
Hidayatullah wafat pada tahun 1570 M dan dimakamkan di Gunung Jati (7
km sebalah utara cirebon)

7. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja‟far sadiq, lahir pada pertengahan abad ke 1
dan wafat pada tahun 1550 M (960 H). BEliau berjasa dalam menyebarkan
Islam di daerah Kudus dan sekitarnya, Jawa tengah bagian utara. Sunan kudus
membangun sebuah masjid yang terkenal sebagai Masjid Menara Kudus.
Sunan Kudus juga terkenal sebagai seorang sastrawan , diantara karya
sastranya yang terkenal adalah gending Maskumambang dan Mijil.

8. Sunan Kalijaga
Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid, salah seorang Wali Sanga
yang terkenal karena berjiwa besar, toleran, dan juga pujangga. Beliau adalah
seorang mubalig yang berdakwah sambil berkelana. Di dalam dakwahnya
Sunan Kalijaga sering menggunakan kesenian rakyat (gamelan, wayang, serta
lagu-lagu daerah). BEliau wafat pada akhir abad ke-16 dan dimakamkan di
desa Kadilangu, sebelah Timur laut kota Demak.
9. Sunan Muria
Nama aslinya adalah Raden Umar Said , putra Sunan Kalijaga. Beliau
seorang mubalig yang berdakwah ke pelosok -pelosok desa dan daerah
pegunungan . Di dalam dakwahnya beliau menggunakan sarana gamelan serta
kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, yang terletak
di sebelah utara kota Kudus.

A. SULAWESI
Menurut berita Tom Pires, pada awal abad ke-16 di Sulawesi banyak kerajaan
kecil yang sebagian masih memeluk kepercayaan animisme dan dinamisme.
Diantara kerajaan-kerajaan itu yang paling terkenal dan besar adalah Kerajaan
Gowa-Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang.
Pada tahun 1562-1565 M di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama,
Kerajaan Gowa-Tallo berhasil menaklukan daerah Selayar, Bulukumba, Maros,
Mandar, dan Luwu. Pada masa itu, di Gowa-Tallo telah terdapat kelompok-
kelompok masyarakat muslim dalam jumlah yang ukup besar. Atas jasa Datuk ri
Bandang dan Datuk Sulaiman, penyebaran serta pembangunan Islam lebih lebih
intensif dan mendapat kemajuan yangpesat. Pada tanggal 22 september 1605 ,
raja Gowa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk Islam yang kemudian
bergelar Sultan Alaludin. Beliau berhyubungan baik dengan Ternate, bahkan
secara pribadi beliau bersahabat baik dengan Sultan Baabullah dari Ternate.
Seteah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan perluasan
kekuasaannya. Daerah Wojo dan Sopeng berhasil ditaklukan pada tahun 1611 M.
Sejak saat itu Gowa menjadi pelabuhan transit yang sangat ramai.

B. KALIMANTAN
Sebelum islam masuk ke kalimantan,di kalimantan selatan terdapat kerajaan
kerajaan hindu yang berpusat di dipa,dan kahuripan yang terletak di hulu sungai
nagara dan amuntai kimi . Kerajaan kerajaan ini sudah menjalin hubungan
dengan majapahit, bahkan salah seorang raja majapahit menikah dengan putri
tunjung buih. Hal tersebut tercatat dalam kitab Negaraketargama karya Mpu
Prapanca.
Menjelang kedatangan islam,kerajaan daha diperintah oleh maharja
sukarama.setelah beliau meninggaal digantikan oleh pangeran tumenggung.hal
ini menimbulkan kemelut keluarga karena pangeran samudera (cucu Maharja
Sukarama) merasa lebih berhak atas tahta kerajaan. Akhirnya pangeran samudera
dinobatkan sebagai raja banjar oleh para pengikut setianya yang membawahi
daerah Masik, Balit, Muhur, Kuwin,dan Balitung yang terletak dihilir Sungai
Nagara.
Berdasarkan hikayat Banjar , Pangeran Samudra meminta Kerajaan Demak
(Sultan Trenggono) untuk memerangi Kerajaan Daha dengan perjanjian apabila
kerajaan Daha dapat dikalahkan, pangeran Samudra berserta rakyatnya bersedia
masuk Islam. Tentara berkat bantuan dari tentara demak, Pangeran Tumenggung
dari Kerajaan Daha dapat ditundukan daan sesuai dengan perjanjian, akhirnya
raja Banjar, Pangeran Samudra berserta segenap rakyatnya masuk Islam dan
bergelar Sultan Suryamullah. Menurut A. A.cense dalam bukunya yang berjudul
De Kroneik van Banjarmasin 1928, pristiwa itu terjadi pada tahun 1550 m.

C. MALUKU DAN SEKITARNYA


Pada tahun 1400~1500 m (abad ke 15) Islam masuk dan berkembang di
Maluku dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka,dan Jawa.
Mereka yang sudah beragama Islam banyak yang pergi ke pesantren pesantren
di Jawa Jimur untuk mempelajari islam.
Raja raja di Maluku yang masuk islam di antaranya sebagai berikut.
1. Raja Ternate, yang kemudian bergelar Sultan Mahrum (1465~1486). Setelah
beliau meninggal. Digantiakan oleh Sultan Zaenal Abidin yang besar jasanya
dalam mensyiarkan Islam di kepulauan Maluku dan Irian, bahkan sampai ke
Filipin.
2. Raja Tidore,yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
3. Raja Jailo,yang berganti nama menjadi Sultan Hassanudin .
4. Raja Bacan, yang masuk Islam pada tahun 1520 dan bergelar Sultan Zaenal
Abidin.

Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku , Islam juga masuk ke Irian.
Daerah-daerah Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah Miso, Jalawati, Pulau
Waigo, dan Pulau Gebi.

SUMBER : https://www.ayokbelajar.com/strategi-dakwah-dan-perkembangan-islam-
di-indonesia-lengkap/#

VI. Menganalisis dan Mengevaluasi sejarah perkembangan Islam di Indonesia 3.9.

A. MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA


Perkembangan Islam di Indonesia. Menurut hasil seminar “Masuknya Islam di
Indonesia” pada tanggal 17-20 Maret 1963 di Medan yang dihaadiri oleh
sejumlah budayawan sejarawan Indonesia, disebutkan bahwa agama Islam masuk
ke Indonesia pertama kali pada abad pertama Hijriah (kira-kira abad 8 Masehi).
Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu sebagai berikut.
1. Jalur utara, dengan rute Arab (Mekah dan Madinah)-Damaskus-Bagdad-
Gujarat (Pantai Barat India)-Sri Langka- Indonesia.
2. Jalur Selatan, dengan rute Arab (Mekah dan Madinah)-Yaman-Gujarat-Sri
Langka-Indonesia.

Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam sekaligus


salah satu awal mula perkembangan Islam di Indonesia adalah pantai Sumatra
bagian utara. Berawal dari daerah itulah Islam mulai menyebar ke berbagai
pelosok Indonesia, yaitu wilayah-wilayah Pulau Sumatra (selain pantai Sumatra
bagian utara), Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Pulau Klimantan, serta Kepulauan
Maluku dan sekitarnya dalam kurun waktu yang berbeda-beda. Hal itu
disebabkan oleh sebagai berikut.

1. Adanya dorongan kewajiban bagi setiap umat muslim atau muslimah,


khususnya para ulamanya, untuk berdakwah menyiarkan Islam sesuai dengan
kemampuan mereka masing-masing.
2. Adanya kesungguhan hati keuletan para juru dakawh untuk berdakwah seara
terus-menerus kepada keluarga, para tetangga, dan masyarakat sekitarnya.
3. Persyaratan untuk memasuki Islam sangat mudah, seseorang telah dianggap
masuk Islam hanya dengan menguapkan dua kalimat syahadat.
4. Ajaran Islam tentang persamaan serta tidak adanya sistem kasta dan
diskriminasi mudah menarik simpati rakyat, terutama dari lapisan bawah.
5. Banyak raja-raja Islam yang ada di berbagai wilayah ikut berperan aktif
melaksanakan kegiatan dakwah islamiah, khususnya terhadap rakyat mereka.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA


Berikut sejarah perkembangan Islam di Indonesia
1. SUMATRA
Daerah pertama yang dimasuki Islam dari kepulauan Indonesia adalah
Sumatra bagian utara, seperti Pasai dan Perlak. Hal ini karena wilayah
Sumatra bagian utara letaknya di tepi Selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-
kapal dagang dari Indoa ke cina.
Para pedagang dari Indoa, yakni bangsa Arab, Persia, dan Gujarat
yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-bandar
sepanjang Sumatra Utara.Mereka menikah dengan wanita-wanita priumi yang
sebelumnya telah diIslamkan sehingga terbentuk keluarga muslim. Mereka
menyiarkan Islam dengan ara bijaksana, baik dengan lisan maupun sikap dan
perbuatan terhadap sanak famili, para tetangga, dan msyarakat sekitarnya.
Hingga akhirnya berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Samudera
Pasai. KErajaan ini berdiri pada tahun 1261 M di Pesisir timur laut Aceh
Lhokseumawe (Aceh Utara), rajanya yang bernama Marah Silu, bergelar
Sultan Malik as-Saleh. Beliau menikah dengan putri raja Perlak yang
memeluk agama Islam.

2. JAWA
Penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah Leran,
Gresik yang wafat pada tahun 1101 M dijadikan tonggak awal kedatangan
Islam di Jawa. Hingga pertengahan abad ke-1, bukti-bukti kepurbakalaan dan
berita-berita asing tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah sedikit. Baru
sejak akhir abad ke-1 M hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak
Majapahit menapai punak kejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan
Islam ditemukan lebih banyak lagi. Sebagai ontoh, penemuan kuburan Islam
di Troloyo, Trowulan, dan Gresik, juga berita Ma Huan (1416 M) yang
meneritakan tentang adanya orang-orang Islam yang bertempat tinggal di
Gresik. Pengembangan Islam di tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan
mubalig yang kemudian terkenal dengan sebutan Wali Sanga (Sembilan
Wali).
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Maulana Malik Ibrahim merupakan wali tertua diantara wali Sanga
yang menyiarkan agama Islam di Jawa Timur sehingga dikenal dengan
nama Sunan Gresik. Maulana Malik Ibrahim menetap di Gresik dengan
mendirikan mesjid dan pesantren, tempat mengajarkan Islam kepada para
santri dan dengan para penduduk agar menjadi umat Islam yang bertakwa.
Beliau wafat pada tahun 1419 M (882 H) dan dimakamkan di gapura
Wetan.
b. Sunan Ampel
Sunan Ampel nama aslinya adalah Raden Rahmat. Lahir pada tahun
1401 M dan wafat pada tahun 1481 M serta dimakamkan di desa Ampel.
Sunan Ampel menikah dengan seorang putri Tuban bernama Nyi Ageng
Manila dan dikaruniai empat oran anak , yaitu Maulana Makdum Ibrahim
(Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), Nyi Ageng Maloka, dan
Syarifah yang merupakan istri dari sunan Kudus.
Jasa-jasa SunanAmpel antara lain sebagai berikut.
1. Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya
2. Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak, yang
dibangun pada tahun 1479 M.
3. Mempelopori berdirinya Kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan
Raden Fatan sebagai sultan Pertamanya.

c. Sunan Bonang
Sunan Bonang nama aslinya adalah maulana Makdum Ibrahim, putra
Sunan Ampel , lahir pada tahun 1465 M dan wafat tahun 1515 M. Semasa
hidupnya beliau mempelajari Islam dari ayahnya sendiri, kemudian
bersama Raden Paku merantau ke Pasai untuk mendalami Islam. Jasa
beliau sangat besar dalam penyiaran Islam.

d. Sunan Giri (1365-1428)


Beliau adalah seorang wali yang sangat besar pengaruhnya di Jawa,
terutama di Jawa Timur. Ayahnya, Maulana Ishak , berasal dari Pasai dan
Ibunya, Sekardadu, putri Raja Blambangan Minak Sembayu. Belajar
Islam di pesantren Ampel Denta dan Pasai.
Sunan Giri (Raden Paku) mendirikan pesantren di Giri, kira-kira 3 km
dari Gresik. Selain itu, beliau mengutus para mubalig untuk berdakwah ke
daerahMadura, Bawean, Kangean, bahkan ke Lombok, Makasar, Ternate,
dan Tidore.
e. Sunan Drajat
Nama aslinya dalah Syarifuddin, putra Sunan Ampel dan adik Sunan
Bonang. Beliau berjasa dalam menyiarkan Islam dan mendidik para santri
sebagai calon mubalig.

f. Sunan Gunung Jati


Sunan Gunung Jati lebih dikenal dengan sebutan Syarif Hidayatullah.
Beliau berjasa dalam menyebarkan Islam di Jawa Barat dan berhasil
mendirikan dua buah kerajaan Islam, yakni Banten dan irebon. Syarif
Hidayatullah wafat pada tahun 1570 M dan dimakamkan di Gunung Jati
(7 km sebalah utara cirebon)

g. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja‟far sadiq, lahir pada pertengahan abad ke 1
dan wafat pada tahun 1550 M (960 H). BEliau berjasa dalam
menyebarkan Islam di daerah Kudus dan sekitarnya, Jawa tengah bagian
utara. Sunan kudus membangun sebuah masjid yang terkenal sebagai
Masjid Menara Kudus. Sunan Kudus juga terkenal sebagai seorang
sastrawan , diantara karya sastranya yang terkenal adalah gending
Maskumambang dan Mijil.

h. Sunan Kalijaga
Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid, salah seorang Wali Sanga
yang terkenal karena berjiwa besar, toleran, dan juga pujangga. Beliau
adalah seorang mubalig yang berdakwah sambil berkelana. Di dalam
dakwahnya Sunan Kalijaga sering menggunakan kesenian rakyat
(gamelan, wayang, serta lagu-lagu daerah). BEliau wafat pada akhir abad
ke-16 dan dimakamkan di desa Kadilangu, sebelah Timur laut kota
Demak.
i. Sunan Muria
Nama aslinya adalah Raden Umar Said , putra Sunan Kalijaga. Beliau
seorang mubalig yang berdakwah ke pelosok -pelosok desa dan daerah
pegunungan . Di dalam dakwahnya beliau menggunakan sarana gamelan
serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, yang
terletak di sebelah utara kota Kudus.

3. SULAWESI
Menurut berita Tom Pires, pada awal abad ke-16 di Sulawesi banyak
kerajaan kecil yang sebagian masih memeluk kepercayaan animisme dan
dinamisme. Diantara kerajaan-kerajaan itu yang paling terkenal dan besar
adalah Kerajaan Gowa-Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang.
Pada tahun 1562-1565 M di bawah pimpinan Raja Tumaparisi
Kolama, Kerajaan Gowa-Tallo berhasil menaklukan daerah Selayar,
Bulukumba, Maros, Mandar, dan Luwu. Pada masa itu, di Gowa-Tallo telah
terdapat kelompok-kelompok masyarakat muslim dalam jumlah yang ukup
besar. Atas jasa Datuk ri Bandang dan Datuk Sulaiman, penyebaran serta
pembangunan Islam lebih lebih intensif dan mendapat kemajuan yangpesat.
Pada tanggal 22 september 1605 , raja Gowa yang bernama Karaeng
Tonigallo masuk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaludin. Beliau
berhyubungan baik dengan Ternate, bahkan secara pribadi beliau bersahabat
baik dengan Sultan Baabullah dari Ternate.
Seteah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan
perluasan kekuasaannya. Daerah Wojo dan Sopeng berhasil ditaklukan pada
tahun 1611 M. Sejak saat itu Gowa menjadi pelabuhan transit yang sangat
ramai.
4. KALIMANTAN
Sebelum islam masuk ke kalimantan,di kalimantan selatan terdapat
kerajaan kerajaan hindu yang berpusat di dipa,dan kahuripan yang terletak di
hulu sungai nagara dan amuntai kimi . Kerajaan kerajaan ini sudah menjalin
hubungan dengan majapahit, bahkan salah seorang raja majapahit menikah
dengan putri tunjung buih. Hal tersebut tercatat dalam kitab Negaraketargama
karya Mpu Prapanca.
Menjelang kedatangan islam,kerajaan daha diperintah oleh maharja
sukarama.setelah beliau meninggaal digantikan oleh pangeran
tumenggung.hal ini menimbulkan kemelut keluarga karena pangeran
samudera (cucu Maharja Sukarama) merasa lebih berhak atas tahta kerajaan.
Akhirnya pangeran samudera dinobatkan sebagai raja banjar oleh para
pengikut setianya yang membawahi daerah Masik, Balit, Muhur, Kuwin,dan
Balitung yang terletak dihilir Sungai Nagara.
Berdasarkan hikayat Banjar , Pangeran Samudra meminta Kerajaan
Demak (Sultan Trenggono) untuk memerangi Kerajaan Daha dengan
perjanjian apabila kerajaan Daha dapat dikalahkan, pangeran Samudra
berserta rakyatnya bersedia masuk Islam. Tentara berkat bantuan dari tentara
demak, Pangeran Tumenggung dari Kerajaan Daha dapat ditundukan daan
sesuai dengan perjanjian, akhirnya raja Banjar, Pangeran Samudra berserta
segenap rakyatnya masuk Islam dan bergelar Sultan Suryamullah. Menurut A.
A.cense dalam bukunya yang berjudul De Kroneik van Banjarmasin 1928,
pristiwa itu terjadi pada tahun 1550 m.

5. MALUKU DAN SEKITARNYA


Pada tahun 1400~1500 m (abad ke 15) Islam masuk dan berkembang
di Maluku dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka,dan Jawa.
Mereka yang sudah beragama Islam banyak yang pergi ke pesantren
pesantren di Jawa Jimur untuk mempelajari islam.
Raja raja di Maluku yang masuk islam di antaranya sebagai berikut.

a. Raja Ternate, yang kemudian bergelar Sultan Mahrum (1465~1486).


Setelah beliau meninggal. Digantiakan oleh Sultan Zaenal Abidin yang
besar jasanya dalam mensyiarkan Islam di kepulauan Maluku dan Irian,
bahkan sampai ke Filipin.
b. Raja Tidore,yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
c. Raja Jailo,yang berganti nama menjadi Sultan Hassanudin .
d. Raja Bacan, yang masuk Islam pada tahun 1520 dan bergelar Sultan
Zaenal Abidin.

Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku , Islam juga masuk ke


Irian. Daerah-daerah Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah Miso, Jalawati,
Pulau Waigo, dan Pulau Gebi.

C. PERANAN UMAT ISLAM PADA MASA PENJAJAHAN


Dengan dianutnya agama Islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, telah
banyak mendatangkan perubahan. Perubahan-perubahan itu antara lain sebagai
berikut.
Masyarakat indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-
raja serta dibimbing agar menghambakan diri kepada Allah Swt., Tuhan Yang
Maha Esa.
Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam (lihat Q.S.An-Nahl,
16;90), mampu mengubah masyarakat Indonesia yang dahulunya menganut
sistem kasta serta diskriminasi menjadi masyarakat yang setiap angotanya
mempunyai kedudukan,harkat,martabat,hak-hak yang sama.
Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan islam
dengan semboyan Hubbul Wathan Minal-iman (Cinta Tanah Air Sebagian dari
Iman),mampu mengubah cara berpikir masyarakat indonesia, khususnya para
pemuda yang dahulunya bersifat sektarian (lebih mementingkan sukunya dan
daerahnya) menjadi bersipat nasionalis (lebih mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara),
Semboyan yang diajarkan islam yang berbunyi ”islam adalah agama yang
cinta damai,tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat
indonesia untuk melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya
dengan berbagai cara.
Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 190 yang artinya; Dan
perangilah di jalan allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah
melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.

1. PERLAWANAN KERAJAAN ISLAM DALAM MENENTANG


PENJAJAHAN
a. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis
Bangsa Portugis datang dari Eropa Barat ke dunia Timur, termasuk
Indonesia dengan semboyan Gold (Tambang Emas), Glory (Kemuliaan,
Keangungan), dan Gospel (Penyebaran Agama Nasrani). Bangsa Portugis
melakukan berbagai usaha dengan menghalalkan segala cara, antara lain
pada tahun 1511 mereka merebut bandar Malaka, yang waktu itu berada di
bawah kekuasaan Sultan Mahmud Syah (1488-1511). Sikap bangsa
Portugis yang kasar dan angkuh, yang bermaksud merebut kekuasaan dan
memaksakan kemauannya dalam perdagangan menyebabkan kerajaan-
kerajaan Islam yang ada di Indonesia bangkit untuk memberikan
perlawanan mengusir penjajah Portugis dari bumi Nusantara.
Pada tahun 1526 bala tentara Demak di bawah pimpinan panglima
perang Fatahillah berangkat melalui jalur laut menuju Sunda Kelapa untuk
mengusir penjajah Portugis. Setibanya di Sunda Kelapa, Fatahillah dan
bala tentaranya mengepung Sunda Kelapa dan terjadilah pertempuran
sengit melawan penjajah Portugis. Dalam pertempuran ini Fatahillah dan
bala bantuannya memperoleh kemenangan. Sunda Kelapa direbut dari
tangan penjajah, kemudian Sunda Kelapa diganti namanya menjadi
Jayakarta (Jakarta). Peristiwa ini terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 ang
kemudian ditetapkan sebagai lahirnya kota Jakarta.

b. Perlawanan terhadap Penjajah Belanda


Bangsa indonesia kembali dijajah oleh bangsa belanda,yang untuk
pertama kali berlabuh di banten pada tahun 1596 dipimpin oleh cornelis
de houtman. Tujuan kedatanagan belanda ke indonesia sama dengan
tujuan penjajah portugis,Yakni memaksakan praktik monopoli
perdagangan dalam menanamkan kekuasaan terhadap kerajaan kerajaan
yang ada di wilayah nusantara.penjajah belanda menempuh berbagai
usaha dan menghalalkan segala cara, misalnya menerapkan politik divide
et impera, muslihat damai, mengeruk kekayaan sebanyak banyaknya dari
bumi nusantara untuk membangun bangsanya, serta membiarkan rakyat
indonesia berada dalam kemiskinan dan keterbelakangan
Sejarah mencatat dengan dengan tinta emas, sederetan nama para
pejuang kusuma bangsa yang menderita, bahkan berkorban jiwa dalam
berperang melawan penjajah belanda demi tegaknya kemerdekaan bangsa
dan negara tercinta indonesia.
Di Pulau Jawa nama nama tersebut antara lain Sultan ageng
tirtayasa,kiai tapa, dan Bagus Buang dari Kesultanan Yogyakarta.Dari
kesultanan aceh kita bisa mengenal sederetan nama para panglima perang
islam, seperti panglima polim, panglima ibrahim, teuku cik ditiro, cut
nyak dien, habib abdurrahman, imam leungbatan, dan sultan alaudin
muhammad daud syah.Dari maluku yakni dari kesultanan ternate dan
tidore, tercatat nama-nama para pejuang kusuma bangsa seperti
Saidi,Sultan Jamaludin,dan pangeran Nuku. Dari sulawesi selatan yakni
dari kerajaan Gowa-Tallo dan Bone, terkenal nama pahlawan bangsa
seperti sultan Hasanuddin dan Lamadu Kelleng yang bergelar Arung
Palaka. Adapun dari kalimantan selatan, rakyat yang mengalami
penderitaan dan kesengsaraan akibat pajak yang tinggi dan kewajiban
kerja paksa serempak mengangkat senjata dibawah pimpinan para
panglima perang, seperti pangeran Antasari, Kiai Demang Lehman,
Berasa, Haji Masrin, Haji Bayasin, Kiai Langlang, Pangeran Hidayat,
Pangeran Maradipa, dan Tumenggung Mancanegara.
Demikianlah nama-nama para pahlawan islam sebagai para pejuang
kusuma bangsa dari berbagai kepulauan di Nusantara, yang telah
berperang melawan imperialismeBelanda. sayangnya,perlawanan mereka
dapat di patahkan oleh penjajah Belanda. Hal ini antara lain disebabkan
oleh perlawanan mereka lebih bersipat lokal regional sporadis(tidak
merata) dan kurang terkoordinasi serta persenjataan pihak kaum imperialis
jauh lebih canggih.

2. PERANAN ULAMA ISLAM PADA MASA PERANG


KEMERDEKAAN
Perkembangan Islam di Indonesia tak lepas dari peranan ulama islam
indonesia pada masa perang kemerdekaan ada dua macam yaitu sebagai
berikut.
a. Membina kader umat islam melalui pesantren dan aktif dalam pembinaan
masyarakat.
b. Turut berjuang secara fisik sebagai pemimpin perang.

Para pahlawan islam yang telah berjuang melawan imperalis Portugis dan
Belanda seperti Fatahillah, Sultan Baabullah, Pangeran Diponegoro, Imam
Bonjol, dan Habib Abdurrahman adalah para ualam yang beriman dan
bertakwa, yang berakhlak baik dan bermanfaat bagi orang banyak sehingga
mereka menjadi panutan umat.
3. PERANAN ORGANISASI DAN PONDOK PESANTREN PADA MASA
PERANG KEMERDEKAAN
Organisasi-organisasi dan pondok pesantren tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Sarekat Dagang Islam/Sarekat Islam
Sarekat Dagang Islam didirikan oleh Haji Samanhudi dan Mas Tirta
Adisuryo pada tahun 1905 di kota Solo. Tujuan organisasi ini pada
awalnya adalah menggalang kekuatan para pedagang Islam melawan
monopoli pedagang Cina (yan mendapat perlakuan istimewa dari penjajah
Belanda) dan memajukan agama Islam.
Pada tahun 1912 Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam
(SI) yang bertujuan bukan hanya memajukan para pedagang Islam
,melainkan lebih luas lagi yaitu menghapus penderitaan, penghinaan, dan
ketidakadilan yang menimpa seluruh rakyat Indonesia akibat ulah penjajah
Belanda.
Pada tahun 1914 telah berdiri 56 perkumpulan lokal Sarekat Islam
yang telah resmi berbentuk badan hukum yang tersebar di kota-kota besar
di Indonesia. Untuk menyeragamkan gerak dan langkah, pada tanggal 18
Maret 1916 dibentuk wadah Central Sarekat Islam yang diketuai oleh Haji
Omar Said Cokroaminoto.

b. Muhammadiyah
Organisasi Islam Muhammadiyah didirikan di Kota Yogyakarta oleh
K.H ahmad dahlan pada tanggal 18 November 1912. Peranan
Muhammadiyah pada masa penjajahan Belanda lebih dititikberatkan pada
usaha-usaha mencerdaskan rakyat Indonesia dan meningkatkan
kesejahteraan mereka, yakni dengan mendirikan sekolah-sekolah baik
sekolah umum maupun sekolah agama, rumah sakit, panti asuhan, rumah-
rumah penampungan bagi warga miskin, dan perpustakaan-perpustakaan.
c. Nahdatul Ulama (NU)
NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh
penting dalam upaya pembentukan NU adalah K.H. Hasyim Asy‟ari dan
K.H. wahab Hasbullah.
Pada masa penjajahan Belanda, NU senantiasa berjuang menentang
penjajah dan pernah mengeluarkan pernyataan politik yang isinya sebagai
berikut.
1. Menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada rakyat.
2. Menolak rencana ordonasi (peraturan pemerintah) tentang pernikahan
tercatat.
3. Menolak diadakannya milisi (wajib militer)
4. Menyokong GAPI dalam menuntuk Indonesia yang memiliki
parlemen kepada pemerintah kolonial Belanda.

d. Pondok Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia
yang penyelenggaraan pendidikannya bersifat tradisional dan sederhana.
Mata pelajaran yna gdiajarkan di pesantren adalah ilmu tauhid, fikih
Islam, akhlak, ushul fikih, nahwu, saraf, dan ilmu mantik. Sumber
pelajarannya biasanya kitab-kitab berbahasa Arab yang tidak berharakat
atau gundul yang biasa disebut dengan Kitab Kuning.

4. PERANAN UMAT ISLAM PADA MASA PEMBANGUNAN


Dengan usaha mempertahankan kemerdekaan negara Republik
Indonesia, untuk memajukan perkembangan Islam di Indonesia umat Islam
yang merupakan mayoritas penduduk tampil di barisan terdepan dalam
perjuangan, baik perjuangan fisik (berperang) maupun perjuangan diplomasi.
Di tahun-tahun awal kelahirannya sebagai negara yang merdeka dan
berdaulat, bangsa Indonesia harus menghadapi Jepang (september 1945),
negara Sekutu (November 1945-Maret 1946), dan Belanda (Agresi Militer
Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947 dan Agresi Militer Belanda II pada
tanggal 19 Desember 1948).
Selain itu, kemerdekaan negara Republik Indonesia dipertahankan
melalui usaha-usaha diplomatik yaitu perundangan antara Indonesia dan
Belanda, misalnya Perundingan Linggajati (November 1946), Perjanjian
Renville (Desember 1947), Perjanjian Roem-Royen (April 1949), dan
Konferensi Meja Bundar di Den Haag (2 November 1949).

5. PERANAN ORGANISASI ISLAM DALAM MASA PEMBANGUNAN


Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan ini cukup banyak,
antara lain Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) berdiri pada tahun 1947di Yogyakarta, Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) berdiri pada tanggal 17 April 1960, dan Majelis
Ulama Indonesia (MUI) berdiri pada tanggal 26 Juli 1975.
Peranan Muhammadiyah dalam masa pembangunan antara lain
sebagai berikut.
a. Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan
tinggi, berbudi luhur, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Melakukan usaha-usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat, antara lain mendirikan rumah sakit, poliklinik, BKIA (Balai
Kesehatan Ibu dan Anak), panti asuhan, dan pos santunan sosial.
c. Nahdatul Ulama yang pernah berkiprah di bidang politik, dalam
perkembangan selanjutnya melalui munas NU pada tanggal 18-21
Desember 1984 di Situbondo dengan tegas menyatakan bahwa NU
meninggalkan aktivitas politik dan kembali ke khitah (tujuan dasar).
Usaha-usaha NU antara lain sebagai berikut.
d. Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah
Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan perguruan tinggi.
e. Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren.
f. Membantu serta mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.
g. Majelis Ulama Indonesia adalah organisasi keulamaan yang bersifat
independen, tidak berafiliasi kepada salah satu aliran politik, mazhab, atau
aliran keagamaan Islam yang ada di Indonesia. Adapun peranan Majelis
Ulama Indonesia pada masa pembangunan adlah sebagai berikut.
h. Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosial
kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat Islam pada umumnya,
sebagai amar makruf nahi mungkar dalam usaha meningkatkan
ketatahanan nasional.
i. Memperkuat ukhuwah islamiah dan melaksanakan kerukunan antarumat
beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional.

MUI adalah penghubung antara ulama dan umara serta menjadi


penerjemah timbal balik antara pemerintah dan umat Islam Indonesia guna
menyukseskan pembangunan nasional.

Organisasi ini pertama kali diketuai oleh Prof. Dr. B.j. Habibie, yang
kemudian menjadi presiden ketiga Republik Indonesia.

6. PERANAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DALAM


PEMBANGUNAN
Lembaga pendidikan Islam adalah badan yang berhubungan dengan
pendidikan Islam untuk memenuhi kebutuhan umatnya di bidang pendidikan.
Lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia ada yang didirikan dan
dikelola langsung oleh pemerintah (Departemen Agama), seperti Madrasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) , Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Madrasah
Aliyah Negeri (MAN), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN). IAIN
sekarang berubah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) yang tidak hanya
mendalami ilmu tentang keislaman, seperti fakultas syariah dan usuluddin,
tetapi juga mendalami ilmu pengetahuan umum seperti fakultas ekonomi dan
fakultas kedokteran.
Adapun peranan-peranan kelembagaan Islam dalam
pembangunan antara lain sebagai berikut.
a. Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa pada Tuhan
Yang Maha Esa.
b. Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
c. Memupuk persatuan dan kesatuan umat.
d. Mencerdaskan bangsa Indonesia.
e. Mengadakan pembinaan mental spiritual.

D. CONTOH-CONTOH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA


Perkembangan Islam di Indonesia jika dilihat dari ajarannya memiliki ciri
tertentu dengan corak budaya lokal. Oleh karena itu, pemahaman keagamaan
masyarakat pada setiap daerah terdapat perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa
Islam telah menyatu dengan khazanah budaya lokal di Indonesia. Jika menyimak
pada penyebarannya, awal mulanya Islam masuk ke Indonesia melalui daerah
perkotaan. Sebagai contoh di Pasai, Demak, Majapahit, Cirebon, dan tempat-
tempat lainnya. Dari perkotaan, Islam selanjutnya menyebar ke perdesaan. Ketika
para mubalig yang melakukan dakwah di wilayah perkotaan tidak memiliki
kekuasaan,mereka memilih untuk keluar dan menyebar menuju desa. Dari sini,
Islam yang berkembang di Indonesia sangat kental dengan ciri perdesaan yang
kurang dinamis dan cenderung mempertahankan keyakinan pada mitos-mitos
tertentu. Inilah sebabnya corak Islam di Indonesia dan paling banyak dianut,
Islam telah memengaruhi khazanah budaya bangsa. Kita dapat menemukan
perkembangan Islam ini dalam berbagai aspek kehidupan, misalnya bidang
pendidikan, seni, hukum, pemikiran, dan organisasi.
E. KETELADANAN PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
Berikut beberapa keteladanan yang dapat kita ambil dari perkembangan Islam
di Indonesia.

1. Kewajiban untuk Menyampaikan Dakwah


Dalam Islam setiap individu diwajibkan untuk berdakwah. dakwah di
sini mengandung arti yang luas, tidak sekadar mengajak untuk menyembah
kepada Allah Swt. semata dengan menjalankan kewajiban agamanya, tetapi
mengajak untuk berbuat kebajikan. Hal inilah yang dalam tahap selanjutnya
justru akan menumbuhkan simpati masyarakat sehingga mereka dengan
sukarela menganut agama ini.

2. Memasukkan Ajaran Islam dalam Berbagai Aspek Kehidupan


Ajaran Islam bersifat terbuka sehingga dapat masuk dalam berbagai
aspek kehidupan, seperti politik, hukum, ekonomi, dan sosial. Dengan
berperdoman pada Alquran dan hadis, umat Islam dapat menerapkan prinsip-
prinsip pada kedua sumber tersebut untuk diterapkan dalam bidang lain.
Sebagai contoh, dalam bidang hukum kita dianjurkan untuk menegakkan
keadilan, selalu berbuat jujur, dan menempatkan kedudukan yang sama di
depan hukum.

3. Internalisasi Nilai Islam Sesuai Nilai Budaya Lokal


Islam dianggap mampu memadukan nilai budaya lokal, regional, dan
nasional. Oleh karena itu, Islam yang berkembang di Indonesia tampil
dnegan corak khas Indonesia. Demikian halnya ketika Islam masuk ke
beberapa daerah di tanah air, memiliki karakter yang kuat dengan masing-
masing daerahnya. SebagaiIslam contoh, karakter Islam di Sumatra berbeda
dengan yang ada di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
4. Pemurnian Ajaran Islam Hendaknya Terus Berjalan
Dakwah islamiah kepada umat Islam tetap perlu dilakukan.
Tujuannya agar mereka selalu menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari. Demikian halnya jika dalam pengalaman agama mereka terjadi
kekeliruan karena pengetahuan yang terbatas atau kebiasaan yang salah harus
kita luruskan.

5. Tidak Mengidentikkan Islam dengan Kekerasan


Sebagai agama rahmatan lil „alamin‟ , Islam akan mengantarkan
kerahmatan bagi alam semesta. Dengan demikian, dakwah islamiah harus
dilakukan dengan cara yang baik, tidak dengan kekerasan. Demikian halnya
sesama umat Islam seharusnya saling menjalin ukhuwah, tidak boleh merasa
benar sendiri sehingga menimbulkan konflik.

SUMBER : https://www.ayokbelajar.com/strategi-dakwah-dan-perkembangan-islam-
di-indonesia-lengkap/#

VII. Menganalisis dan Mengevaluasi factor factor kemajuan peradabaan islam di


dunia 3.10.

Faktor Kemajuan Islam di Dunia

Pertama yang akan kita bahas dari Faktor kemajuan dan kemunduran islam di
dunia adalah faktor kemajuannya. Semua pencapaian yang telah didapat oleh umat
islam di periode klasik dan menengah menjadi faktor awal berkembangnya Ilmu
pengetahuan dan Filsafat.

Adapun faktor-faktor Yang Mendorong Kebangkitan Filsafat Dan Sains yang lain
adalah:

A. Asimilasi Antara Bangsa Arab dengan Bangsa Lain


Faktor yang pertama yaitu terjadinya asimilasi atau adanya suatu hubungan
antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami
perkembangan dalam ilmu pengetahuan. ini merupakan permulaaan islam
mengalami perkembangan peradaban pada masa kejayaan
Berkat keberhasilan penyebaran Islam ke beberapa wilayah yang baru, Islam
bertemu dengan berbagai kebudayaan baru yang memiliki khazanah pengetahuan
yang baru pula dan ini bertemu dengan semangat Umat Islam yang terdorong
ajaran agamanya untuk terus mencari dan mengembangkan ilmu dari mana pun.

B. Pluralistik Dalam Pemerintahan dan Politik


Untuk mengokohkan dinastinya, al-Mansur mengambil strategi yang berbeda
dengan Dinasti Umayyah. Zaman Abbasiyah sangat berbeda dengan zaman
Umayyah, Dinasti Umayyah sangat bercorak ke Arab-araban.
Al-Mansur memasukkan orang-orang Persia dalam struktur pemerintahan,
contoh menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia dan mengangkat
Khalid bin Barmak sebagai wazir.
Kemudian Khalid bin Barmak menjadi salah satu tokoh dalam perkembangan
ilmu pengetahuan di Bani Abbas menjadi guru bagi Harun al-Rasyid bahkan dia
mengawini perempuan Persia dan memiliki keturunan khalifah yang mempunyai
perhatian terhadap ilmu pengetahuan.
Konsep pemerintahan ala Persia juga diadopsi beberapa khalifah Abbasiyah
dengan cara melakukan kawin silang dengan kaum wanita Persia (shi‟i). Hasil
perkawinan ini melahirkan khalifah baru, salah satunya adalah al-Makmun.
Pada zaman sekarang tata pemerintahan Islam tak lagi menjadi monopoli
orang arab. Dinasti abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang di luar Arab,
yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini terbukti dengan masuknya
orang – orang Turki dan Persia.

C. Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik


Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian sebagai
pembangunan di sektor Sosial dan Pendidikan. Seperti pengadaan sarana belajar
bagi masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur yang dilakukan oleh Harun al-
Rasyid pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Ma‟mun, khususnya dalam bidang
pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual serta
kebudayaan.

D. Gerakan Penterjemahan
Gerakan ini berlangsung dalam 3 (tiga) fase. Fase pertama, pada masa al-
Mansur hingga Harun al-Rasyid. Pada gerakan pertama yang banyak
diterjemahkan yaitu karya-karya bidang astronomi dan manthiq. Gerakan kedua
berlangsung mulai masa al-Ma‟mun sampai tahun 300 H.
Buku yang banyak diterjemahkan antara lain dalam bidang filsafat dan
kedokteran. Gerakan ketiga, setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya
pembuatan kertas. Karya-karya mulai meluas diterjemahkan dalam semua bidang
keilmuan.
Manuskrip yang berbahasa Yunani diterjemahkan dahulu ke dalam bahasa
Siriac-Bahasa Ilmu pengetahuan di Mesopotamia-kemudian diterjemahkan
kedalam bahasa arab.
Para penterjemah yang terkenal pada masa itu, antara lain :
1. Hunain ibn Ishaq, mahir berbahasa arab dan yunani. Menerjemahkan 19+
buku Galen ke dalam bahasa Syiria dan 19+ buku dalam Bahasa Arab.
2. Ishaq ibn Hunain ibn Ishaq
3. Tsabit bin Qurra
4. Qusta bi Luqa
5. Abu Bishr Matta ibn Yunus

Semua penterjemah ini, kecuali Tsabit ibn Qurra yang menyembah bintang,
adalah penganut agama kristen.
E. Berdirinya Perpustakaan
Al-Ma‟mun menjadikan perpustakaan sebagai pusat penterjemahan dan kajian
ilmu pengetahuan, mereka sangat mencintai ilmu pengetahuan, sampai kebijakan
dibidang ilmu pengetahuan sangat menonjol yang mengakibatkan ketertarikan
intelektual.
Ia mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, akademi,
pusat penterjemahan dan lembaga penelitian.
Lingkungan istana juga berdiri perpustakaan pribadi khalifah untuk lembaga
pengetahuan keluarga istana yang terhimpun didalamnya para ilmuwan, ulama
dan para sastrawan.
Jadi pada masa inilah kemajuan islam mencapai pundaknya baik dibidang
agama, non agama dan kebudayaan Islam.
Hal ini dibuktikan dengan munculnya:
1. Ulama-ulama besar seperti:
a. Imam Malik,
b. Imam Abu Hanifah,
c. Imam Syafi‟I dan
d. Imam Ibn Hanbali dalam bidang hokum.

2. Dalam bidang teologi:


a. Imam al-Asy‟ari,
b. Imam al-Maturidi,

3. Pemuka-pemuka Mu’tazilah seperti:


a. Wasil Ibn Ata‟, Abu al-Huzail,
b. al-Nazzam, dan
c. al-Jubba‟i.
4. Dalam tasawuf atau mistisisme:
a. Zunnun al-Misri,
b. Abu Yazid al-Bustami
c. dan al-Hallaj.

5. Dalam bidang filsafat:


a. al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina
b. dan Ibn Maskawaih.

6. Dalam bidang ilmu pengetahuan:


a. Ibn al-Haysam,
b. Ibn Hayyan,
c. al-Khawarizmi,
d. al-Mas‟udi d
e. an al-Razi.

SUMBER : https://imujio.com/faktor-kemajuan-dan-kemunduran-islam-di-dunia/

Anda mungkin juga menyukai