Anda di halaman 1dari 3

Kanker paru (karsinoma bronkogenik ) adalah penyebab utama kematian karena kanker diatra

pria dan wanita di amerika utara. Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel, daerah asal, dan
kecepatan pertumbuhan . Empat tipe sel primer pada kanker paru ialah karsinoma epidermoid (
sel skuamosa ), karsinoma sel-kecil (sel oat), karsinoma sel-besar (takterdeferensiasi), dan
adenokarsisnoma.

Ketiga tipe pertama, telah diketahui berhubungan langsung dengan kebiasaan merokok sigaret
dan terpapar terhadap lingkungan yang bersifat karsinogen. Hanya adenokarsinoma yang
merupakan kanaker paru yang tidak berhubungan dengan kebiasaan merokok. Ini telah diketahui
berhungan dengan adanya jaringan parut dan fibrosis paru karena paru sebelumnya seperti
tuberculosis (TB) dan penyakit paru obstruksi menahun(PPOM).

Sel akuamosa dan karsinoma sel kecil umunnya terbentuk di jalan napas utama bronchial.
Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh di cabang bronkus perifer dan
alveoli. Prognosis bervariasi tergantung pada tipe sel dan stadium kanker. Karsinoma sel besar
tak terdeferensiasi dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai prognosis
buruk. Prognosis yang lebiih baik terjadi pada karsinoma epidermoid dan adenokarsinoma
karena sel ini pertumbuhan lambat. Rata-rata lama hidup pasien dengan kanker paru mulai
diagnosis awal 2-5 tahun. Alas an untuk laju hidup yang lambat ini adalah pada saat kanker paru
terdiagnosa, sudah metastase ke daerah limfatik dan lainnya. Sistem pernapasan normal berubah
sesuai bertambahnya usia dan menurunkan kemampuan individu tersebut untuk bertahan
terhadap stress yanag berhubungan dengan karsinoma metastase.

Rerata lama perawatan (RLP) terhadap klasifikasi kelompok diagnostic yang berhungan (KDB)
dari karsinoma paru adalah 6,0 hari (Lorenz, 1991.)

Penatalaksanaan Medis Umum

 Radio terapi
 Kemoterapi
 Pembedahan

Rencana Keperawatan Terintergrasi

 Kanker
 Kehilangan
 Kemoterapi
 Radioterapi
 Pembedahan Paru

Pertimbangan Pulang

 Rujukan Ke pelayanan pendukung di komunitas (Hospice, American Cancer society,


American Lung Association)
 Perawatan Lanjut
 Obat-obtan yang dilanjukan di rumah
 Teknik fisioterapi dada
 Tanda dan Gejala yang memerlukan perhatian medis
 Pencegahan infeksi saluran pernapasan

1. Riwayat atau adanya factor risiko:


 Perokok berat dan kronis baik sigaret maupun cerutu ( faktor risiko mayor )
 Terpajan terhadap lingkungan karsinogen (polusi udara, arsenic, debu logam asap
kimia,debu radioaktif, dan asbestos)
 Penyakit paru kronis sebelumnya yang telah mengakibatkan pembentukan jaringan
parut dan fibrosis pada jaringan paru
2. Pemeriksaan fisik berdasrkan pengkajian system pernapasan (Apendiks A) dan surve
umum (Apendiks F) dapat menyatakan tanda dan gejala berikut, tergantung pada lokasi
tumor :
 Batuk menetap (disebabkan karena sekresi cairan yang berlebihan)
 Mengi (akibat penyempitan cabang – cabang bronkus oleh tumor)
 Dispnea (disebabkan oleh penyempitan jalan napas dan sekresi cairan berlebihan)
 Hemoptisis ( disebabkan oleh erosi kapiler di jalan napas)
 Peningkatan volume sputum dengan bau tak sedap (disebakan oleh akumulasi sel yang
nekrosis di belakang bagian yang obstruksi oleh tumor)\
 Infeksi saluran pernapasan yang berulang (retensi sel di belakang bagian yang obstruksi
merupakan predisposisi pasien terhadap infeksi)
 Nyeri dada tumpul, yanag dapat menyebar ke bahu dan punggung (seperti pembesaran
tumor, ini menekan saraf di ajringan pleural)
 Effuse pleural (terjadi bila tumor mengganggu dinding paru)
 Parau (disebebakan oleh tekanan tumor terhadap saraf laring berulang)
 Disfagia (akibat tekanan tumor pada esofagas)
 Edema daerah muka, leher, dan lengan (dapat terjadi bila tumor menyumbat aliran darah
di vena kava superior, kondisi yanag disebeut sebagai sindrim vena kava superior).
Dengan Menyebabkan Karsinoma ke organ lain, manifestasi paraneoplastis tambahan terlihat.

 Hiperkalsemia (akibat metastasis ke tulang), dan kalsifikasi paru lanjut.


 Perubahan neurologis (pandangan kabur, sakit kepala, kejang karena edema serebral
disebabkan oleh metastasis ke otak)
 Disfungsi endokrin (sindrom cushing,s ginekomastia, hipertiroidisme)
 Jari tabuh
 Neouropati perifer
 Sindroma nefrotik
 Kemerahan
 Nyeri sendi
 Kelemahan otot
3. Pemeriksaan diagnostik:
 Foto dada menunjukkan sisi lesi
 Analisis sputum untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker. Tiga specimen yang diambil
saat bangun pagi biasnya diperlukan untuk tes ini. Sel tumor yang terlepas ke sekresi
bronchial dapat di batukkan bersamaan dengan sputum. Tes ini biasanya dilaksanakan
untuk lesi yang nekibatkan dindingbronkial.
 Skan tomografi computer dan tomogram paru menunjukkan lokasi tumor dan tumor.
 Bronkoskopi dapat dilakukan untuk memperoleh sampel untuk biopsy dan
mengumpulkan hapusan bronchial tumor yang terjadi di cabang bronkus.
 Aspirasi dengan jarum dan biopsy jaringan paru dapat dilakukan jika pemeriksaan
radiologi menunjukkan lesi di paru-paru perifer.
 Radionuclide scan terhadap organ-organ lain menetukan luasnya metastase(otak
,hepar,tulang dan limpa).
 Mediastinoskopi menetukan apakah tumor telah metastase ke nodus limfe mediastinum.
4. Kaji respons emosional pasien dan tanda-tanda bermakna lain untuk mendiagnosis dan
rencana tindakan (lihat Kehilangan, hlm. 728).

Anda mungkin juga menyukai