Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

A DENGAN DX HIRSPRUNG
DI RUANG KEMUNING RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. MEYLANI ANITA PUTRI


2. NURUL ALIFIA ANGGUN
3. TSALIS INDAH PAMUNGKAS

POLTEKKES TANJUNG KARANG KEMENKES RI


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan inayahnya
kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Seminar Kasus ini.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pembelajaran Keperawatan Anak. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk
menambah wawasan tentang pengetahuan Keperawatan Anak secara luas. Sehingga besar
harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi
pengembang wawasan pembaca.

Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi banyak
pihak. Aamiin.

Wassalamuallaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, Desember 2019

Penulis
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIRSPRUNG

A. Identitas
Nama : An. A
Umur : 9 Tahun
Nama ayah : Tn. M
Nama Ibu : Ny. S
Pekerjaan ayah: Petani
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
Alamat : Bumi dana, Way Kanan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : 3 SD
No RM : 57.62.79

B. Keluhan utama : Nyeri akut


Riwayat penyakit sekarang :
Pada saat pengkajian tanggal 28 oktober 2019, anak mengeluh nyeri pada perut yang
telah dilakukan tindakan operasi pullthrought (post op hari ke-6). Anak mengatakan
nyeri seperti tertusuk-tusuk nyeri dirasakan terus menerus dengan skla nyeri 4 menurut
wong & baker faces rating scale. Nyeri selain di perut juga menyebar ke daerah
pinggang, nyeri tidak dirasakan ketika tidur dan nyeri bertambah ketika anak bergerak.
Akibat nyeri pasien hanya berbaring di tempat tidur.

Wong & Baker Faces Rating Scale


C. Riwayat kehamilan dan kelahiran
1. Prenatal :
Ibu pasien mengatakan tidak ada masalah atau keluhan pada saat proses kehamilan.
2. Natal :
Pasien lahir pada tanggal 04 maret 2010 dengan status gestasi G2P2A0. Ibu pasien
mengatakan pasien dilahirkan dengan normal dan spontan. Pada saat dilahirkan
pasien langsung menangis.
3. Postnatal :
Pasien lahir dengan jenis kelamin laki-laki, BB 2700 gram.

D. Riwayat kesehatan masa lampau


1. Penyakit waktu kecil
Ibu pasien mengatakan pada anak umur 24 hari anak mengalami kembung pada
perut dan tidak dapat BAB lalu anak dibawa ke bidan terdekat. Keluarga
mengatakan jika tidak menganggap serius akan kondisi yang dialami oleh anak.
2. Riwayat dirawat di rumah sakit
Ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien pernah dirawat di RSUD Abdul
Moeloek untuk proses pembedahan dan pembuatan colostomypada akhir tahun
2018.
3. Obat-obat yang digunakan
Ibu pasien mengatakan bahwa memberikan obat sesuai dengan yang diresepkan
oleh dokter ketika pasien sakit.
4. Tindakan (operasi)
Ibu pasien mengatakan pasien sebelumnya pernah menjalani operasi pembuatan
colostomy
5. Alergi
Ibu pasien mengatakan, pasien tidak memiliki riwayat alergi obat ataupun makanan.
6. Kecelakaan
Ibu pasien mengatakan, pasien tidak pernah mengalami kecelakaan.
7. Imunisasi
Ibu pasien mengatakan dulu pasien mendapatkan imunisasi lengkap (BCG, Polio,
Hepatitis B, DPT, dan Campak
Riwayat keluarga
Genogram

x x

Keterangan :
= Laki – laki
= Perempuan
= Garis keturunan
= Pasien
X = Meninggal
= Tinggal serumah

E. Riwayat social
1. Yang mengasuh
Ibu pasien mengatakan bahwa yang mengasuh pasien adalah dirinya sendiri dengan
bantuan suaminya.
2. Pembawaan secara umum
Ibu pasien mengatakan pasien merupakan anak yang penurut, tampak lemah karena
memiliki keluhan nyeri berat pada perut.
3. Lingkungan Rumah
Ibu pasien mengatakan lingkungan sekitar rumah tidak ada yang membahayakan,
dikelilingi oleh anak-anak sebayanya.
4. Hubungan dengan teman sebaya
Ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki masalah dengan teman sebayanya,
dan setiap hari bermain di sekitar rumah.
F. Kebutuhan dasar
1. Makanan
a. Alat makan yang dipakai
Ibu pasien mengatakan memberi makan pasien dengan menggunakan sendok
dan piring.
b. Pola makan/ jam:
Ibu pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit, pasien suka sekali
mengkonsumsi ikan goreng dan anak tidak pernah makan makanan instan atau
makanan ringan. Ibu pasien mengatakan anak makan 3 kali sehari.
2. Pola tidur
a. Kebiasaan sebelum tidur:
Ibu pasien mengatakan biasanya sebelum anak tidur anak diajarkan mengaji
atau bercerita terbelih dahulu.
b. Tidur siang:
Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah tidur siang .
3. Kebersihan diri (mandi) :
Ibu pasien mengatakan sewaktu pasien masih dirumah, mandi sebanyak 2x sehari,
namun semenjak dirawat dirumah sakit pasien hanya dilap saja dan ibu mengatakan
anak tidak mau diminta untuk menggosok gigi.
4. Eliminasi
Ibu pasien mengatakan pasien sudah BAB sebanyak 1x dengan konsistensi padat,
dan BAK sebanyak 5x sehari
G. Keadaan kesehatan saat ini :
1. Diagnosa Medis : Hirsprung
2. Tindakan Operasi : pullthrought
3. Status Cairan : IVFD RL 500cc 20 tpm/8jam, pasien minum air putih
kurang lebih 4 gelas setiap hari (1 gelas=240ml)
4. Status Nutrisi : Pada saat pengkajian pasien mendapat terapi diit cair
melalui sonde ( 6 x 60-90cc/hari)
5. Obat-obatan :
No Nama obat Dosis Waktu
1 Meropenem 500mg Per-8jam
2 Metronidazole 300mg Per-8jam
3 Ondancentron 2mg Per-8jam
4 Omeferazole 30mg Perhari
5 Parasetamol flash 300mg Per-6jam
6. Aktivitas :
Paisen bedrest, tampak lesu, anak tampak lemas, Anak mengatakan nyeri saat
bergerak dan Anak tampak meringis saat bergerak. Anak tampak melindungi area
nyeri (perut). Tampak seluruh aktivitas dibantu oleh ibu dan ayahnya dan perawat.
7. Hasil Laboratorium :
Hasil pemeriksaan laboratorium 23 oktober 2019
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah Lengkap
Hemoglobin 13,7 10,8 – 15,6 g/dL
Leukosit 13.520 4.500 – 13.500 /uL
Eritrosit 6,2 3,8 – 5,8 Juta/uL
Hematokrit 42 33 – 45 %
154.000 –
Trombosit 367.000 /uL
442.000
MCV 68 69 – 93 fL
MCH 22 22 – 34 fg
MCHC 33 32 – 36 g/dL
Hitung Jenis
Basofis 0 0–1 %
Eosinofil 1 0–8 %
Batang 0 0–8 %
Segmen 84 25– 60 %
Limfosit 10 25 – 60 %
Monosit 4 1–6 %
LED 8 0-10 Mm/jam
Kimia
Albumin 3,9 3,5-5,2 g/dl
Ureum 21 15-36 mg/dl
Creatinine 0,28 <0,72 mg/dl
Natrium 134 132-141 mmol/l
Kalium 4,0 3,5-4,6 mmol/l
Calsium 8,4* 8,8-10,8 mg/dl
Chlorida 98 97-107 mmol/l
Ro.Thorax / 24 oktober 2019
Kesan :
- Tidak tampak kardiomegali (CTR 42%), adanya CHD belum dapat
disingkirkan.

H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : tampak lemah
2. Tanda vital
a. RR : 24 x/menit (regular/ irreguler)
b. HR : 125 x/menit (regular/ irreguler)
c. Suhu : 37,1˚ C
3. TB / BB : 20 kg / 128cm
4. Lingkar kepala :-
5. Kepala : tidak terdapat luka, tidak terdapat benjolan
6. Mata : konjungtiva tampak anemis, simetris
7. Leher : tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis
8. Telinga : tidak ada perdarahan, bentuk simetris telinga kanan dan kiri,
tampak serumen/kotoran.
9. Hidung : tidak ada perdarahan, tidak ada sumbatan, terdapat kotoran
10. Mulut : bibir tampak pucat, mukosa kering, gigi tampak kotor, lidah
tampak penumpukan kotoran
11. Dada : pergerakan dinding dada tampak simetris, tidak ada luka
12. Paru-paru : vesikuler
13. Jantung : bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2 reguler, tidak ada
pembesaran jantung
14. Perut : bising usus 4 kali per menit, perut datar, terdapat luka post
operasi laparatomi dengan panjang 28cm, luka tampak bersih, luka tampak tidak
basah dan ditutup dengan verban, terdapat nyeri tekan.
15. Punggung : bentuk punggung normal, tidak ada benjolan, tidak ada luka
16. Genitalia : bentuk normal, tidak terpasang kateter dan tidak ada kelainan
17. Ekstremitas atas : tidak ada kelemahan otot, CRT 3 detik, kuku tampak panjang
dan kotor
18. Ekstremitas bawah: tidak ada kelemahan otot, CRT 3 detik
I. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
1. Kemandirian dan sosialisasi: ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien memiliki
tingkat kemandirian dan sosialisasi yang cukup ditujukan dengan klien memiliki
banyak teman disekolah namun semenjak sakit tingkat kemandirian menjadi
berkurang.
2. Kemampuan bicara dan bahasa
Pasien mampu berkomunikasi dengan perawat

B. ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI


KEPERAWATAN
DS: Nyeri akut Prosedur operasi
- Anak mengatakan nyeri pada
perut

DO:
- Anak tampak melindungi area
nyeri (perut)
- Anak tampak gelisah
- Terdapat luka post operasi
pullthrought hari ke-6
- Nadi: 125x/menit
- RR: 24x/menit
- Skala nyeri 4 (menggunakan
face scale)

DS: -

DO:
- terdapat luka post operasi
pullthrought Gangguan integritas Luka insisi post
- panjang insisi 28cm kulit/jaringan oprasi
- luka tampak bersih
- luka tampak tidak basah
- luka tampak dibalut dengan
verban

DS:
- Ibu mengatakan anak tidak
mau diminta untuk menggosok
gigi
- Ibu mengatakan saat ini anak
hanya dilap saja Defisit perawatan diri Penurunan minat

DO:
- Anak tampak bedrest
- Gigi anak tampak kotor
- Terdapat serumen/kotoran
pada telinga
- Terdapat kotoran pada hidung
- kuku anak tampak panjang

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur operasi
B. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan Luka insisi post oprasi
C. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat
Nama : An. A
Tanggal : 28 Oktober 2019
No. RM : 57.62.79

No Dx. Tujuan Rencana Intervensi Keperawatan Rasional


(SMART)

1. Setelah diberikan tindakan 1. Identifikasi lokasi, frekuensi, karateristik nyeri 1. Mengetahui lokasi, frekuensi dan
keperawatan selama 3 hari maka 2. Identifikasi skala nyeri karateristik nyeri
diharapkan masalah nyeri 3. Monitor respon nyeri non-verbal 2. Untuk mengetahui tingkat drajat
berkurang atau teratasi dengan 4. Monitor tanda-tanda vital nyeri
kriteria hasil : 5. Berikan pasien posisi nyaman 3. Mengetahui respon nyeri secara
- Keluhan nyeri menurun 6. Ajarkan pasien teknik distraksi dan relaksasi non-verbal
- Meringis menurun 7. Kolaborasi dalam pemberian analgetik 4. Mengetahui perkembangan tanda-
- Gelisah menurun (jika perlu) tanda vital
5. Memberikan posisi yang nyaman
pada pasien
6. Mengurangi nyeri
7. Mengurangi nyeri dengan terapi
yang sesuai dengan kondisi anak
Nama : An. A
Tanggal : 28 Oktober 2019
No. RM : 57.62.79

No Dx. Tujuan Rencana Intervensi Keperawatan Rasional


(SMART)

2. Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor karakteristik luka 1. Mengatahui kondisi luka


keperawatan selama 3 hari maka 2. Monitor ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi 2. Mengetahui ada atau tidaknya
diharapkan Gangguan integritas 3. Ajarkan keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan tanda-tanda infeksi
kulit/jaringan teratasi dengan sesudah kontak dengan pasien 3. Upaya pencegahan terjadi nya
kriteria hasil : 4. Lakukan tehnik perawatan luka dengan prinsip steril infeksi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi 5. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka 4. Agar tidak terjadi infeksi pada luka
- Luka membaik 6. Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian terapi diet 5. Agar tidak memperburuk luka
7. Kolaborasi pemberian antibiotik (jika perlu) 6. agar mendapat terapi yang sesuai
guna membantu proses
penyembuhan luka
7. untuk mencegah terjadinya infeksi
Nama : An. A
Tanggal : 28 Oktober 2019
No. RM : 57.62.79

No Dx. Tujuan Rencana Intervensi Keperawatan Rasional


(SMART)

Setelah dilakukan intervensi 1. identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri 1. mengetahui kebiasaan perawtan
3. keperawatan selama 1 hari maka pasien diri
diharapkan defisit perawatan diri 2. monitor tingkat kemandirian 2. mengetahui tingkat kemandirian
teratasi dengan kriteria hasil : 3. identifikasi kebutuhan bantuan kebersihan diri 3. mengetahui tingkat kemandirian
- minat melakukan perawatan 4. anjurkan keluarga untuk mendampingi 4. memenuhi kebersihan diri anak
diri meningkat 5. anjurkan keluar untuk membantu perawatan 5. memenuhi kebersihan diri anak
- keinginan melakukan diri pasien 6. memberikan edukasi pada pasien
perawatan diri meningkat 6. jelaskan manfaat perawatan diri dan dampak dan keluarga akan pentingnya
tidak melakukan perawatan diri kebersihan diri
7. fasilitasi dan bantu keluarga dalam perawatan 7. membantu melakukan perawatan
diri pasien diri pasien
8. monitor kebersihan diri pasien 8. mengetahui kebersihan diri
pasien
Nama : An. A
Tanggal Lahir : 04 maret 2010
No. RM : 57.62.79

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl & Jam Tindakan Paraf Tgl & Evaluasi Paraf
Jam
28 oktober perawat 28 oktober S: perawat
2019 2019 - Ibu pasien mengatakan anak selalu
Dx.1 mengeluh nyeri
14.00 - Anak mengatakan nyeri pada perut
10.15 1. Melihat respon nyeri non-verbal - Anak mengatakan nyeri seperti
10.15 2. Mengukur tanda-tanda vital tertusuk-tusuk
10.20 3. Memberikan pasien posisi nyaman O:
(semi fowler) - Anak tampak melindungi perut
10.25 4. Mengajarkan pasien teknik distraksi - Anak tampak gelisah
dan relaksasi nafas dalam - Terdapat luka post operasi pada
5. Memberikan obat analgesik perut
(parasetamol 300mg) - Anak tampak meringis menahan
sakit
- Nadi: 125x/menit
RR: 24x/menit
- Skala nyeri 4
- Posisi anak semi fowler
- Anak dapat melakukan nafas dalam
- Telah diberikan paracetamol
300mg
A : saat ini masalah nyeri akut sudah
teratasi sebagian
P:
- Monitor skala nyeri
- Monitor respon nyeri non-verbal
- Monitor frekuensi nadi dan
pernafasan
- Pertahankan posisi nyaman
- Kolaborasi pemberian obat
analgesik
Nama : An. A
Tanggal Lahir : 04 maret 2010
No. RM : 57.62.79

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl & Jam Tindakan Paraf Tgl & Jam Evaluasi Paraf
28 oktober perawat 28 oktober S:- Perawat
2019 2019
Dx.2 O:
14.00 - terdapat luka post operasi
- panjang luka insisi 28cm
08.55 1. Melakukan perawatan luka dengan prinsip - luka tampak bersih
steril - luka tampak tidak basah
09.20 2. Memberikan posisi yang mengurangi tekanan - Telah dilakukan perawatan
pada luka (terlentang) luka
10.30 3. Mengajarkan keluarga untuk mencuci tangan - Tidak ada tanda-tanda
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien infeksi
10.45 4. Menganjurkan pasin mengkonsumsi makanan - Telah diberikan antibiotik
tinggi kalori dan tinggi protein (putih telur) (metronidazole 300mg)
5. Memberikan antibiotik (metronidazole A : masalah gangguan integritas
300mg) kulit/jaringan belum teratasi
P:
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Lakukan perawatan luka
dengan prinsip steril
- Kolaborasi pemberian
antibiotik
Nama : An. A
Tanggal Lahir : 04 maret 2010
No. RM : 57.62.79

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl & Jam Tindakan Paraf Tgl & Jam Evaluasi Paraf
28 oktober perawat 28 oktober S: Perawat
2019 2019 - Ibu mengatakan tubuh anak telah
Dx.3 bersih
13.30
10.20 1. menjelaskan manfaat menjaga O:
kebersihan diri dan dampak tidak - Anak tampak bedrest dan telah
menjaga kebersihan diri dilakukan perawatan diri di
10.45 2. menganjurkan keluarga untuk tempat tidur
mendampingi dan membantu - Telah dilakukan pembersihan
pasien dalam perawatan diri kotoran telinga dan hidung
(membersihkan telinga pasien, - Telah dilakukan pembersihan gigi
membersihkan hidung, menggosok - Anak telah dilap menggunakan air
gigi pasien dan memandikan pasien bersih dan handuk
dengan cara di lap menggunakan - Anak tampak lebih bersih dan
handuk dan air) terawat dan sebelumnya
3. memfasilitasi dan membantu
keluarga dalam perawatan diri A : masalah teratasi
pasien P:
11.55 4. mengevaluasi kebersihan diri - Anjurkan keluarga selalu menjaga
pasien dan membantu untuk kebersihan
diri pasien selama pasien bedrest
Nama : An. A
Tanggal Lahir : 04 maret 2010
No. RM : 57.62.79

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl & Jam Tindakan Paraf Tgl & Jam Evaluasi Paraf
29 oktober perawat 29 oktober S: perawat
2019 2019 - Pasien mengatakan masih
Dx.1 terasa nyeri pada perut
13.30
O:
10.45 1. Mengevaluasi skala nyeri - Anak tampak melindungi
11.05 2. Melihat respon nyeri non-verbal perut
3. Mengukur tanda-tanda vital - Gelisah tampak menurun
12.45 4. Mempertahankan pasien posisi nyaman - meringis tampak menurun
(semi fowler) - Nadi: 113x/menit
5. Menganjurkan pasien untuk relaksasi nafas RR: 22x/menit
dalam - Skala nyeri 4
6. Memberikan obat analgesik (parasetamol - Posisi anak semi fowler
300mg) - Anak tampak melakukan
nafas dalam
- Telah diberikan
paracetamol 300mg

A : saat ini masalah nyeri akut


teratasi sebagian

P:
- Monitor skala nyeri
- Monitor respon nyeri non-
verbal
- Monitor frekuensi nadi dan
pernafasan
- Pertahankan posisi nyaman
- Kolaborasi pemberian obat
analgesik
Nama : An. A
Tanggal Lahir : 04 maret 2010
No. RM : 57.62.798

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl & Jam Tindakan paraf Tgl & Jam Evaluasi Paraf
29 oktober perawat 29 oktober Perawat
2019 2019 S:-
Dx.2
12.30 O:
08.55 1. Melihat ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi - Tidak ada tanda-tanda
09.00 2. Melakukan perawatan luka dengan prinsip infeksi
steril - luka tampak bersih kering
3. Memberikan antibiotik (metronidazole - luka tampak tidak basah
300mg) - Telah dilakukan perawatan
luka
- Telah diberikan antibiotik
(metronidazole 300mg)
A : masalah gangguan integritas
kulit/jaringan teratasi sebagian
P:
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Lakukan perawatan luka
dengan prinsip steril
- Kolaborasi pemberian
antibiotik
Nama : An. A
Tanggal Lahir : 04 maret 2010
No. RM : 57.62.79

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl & Jam Tindakan paraf Tgl & Jam Evaluasi Paraf
30 oktober perawat 30 oktober S: Perawat
2019 2019 - Ibu mengatakan pasien tidak
Dx.1 terlalu mengeluh lagi
10.30
09.05 1. Mengevaluasi skala nyeri O:
2. Melihat respon nyeri non-verbal - Gelisah tampak menurun
09.10 3. Mengukur tanda-tanda vital - meringis tampak menurun
10.15 4. Mempersiapkan pasien pulang - Nadi: 102x/menit
5. Menganjurkan keluarga untuk RR: 22x/menit
mengingatkan pasien untuk nafas - Skala nyeri 3
dalam ketika merasa nyeri - Posisi anak semi fowler

A : masalah nyeri akut teratasi

P:
- Persiapan pasien pulang
Nama : An. A
Tanggal Lahir : 04 maret 2010
No. RM : 57.62.79

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl & Jam Tindakan paraf Tgl & Jam Evaluasi Paraf
30 oktober perawat 30 oktober Perawat
2019 2019 S:-
Dx.2
10.30 O:
- Tidak ada tanda-tanda
08.25 1. Melihat ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi infeksi
2. Melakukan perawatan luka dengan prinsip - luka tampak bersih kering
steril - luka tampak tidak basah
09.00 3. Memberikan antibiotik (metronidazole - Telah dilakukan perawatan
300mg) luka
- Telah diberikan antibiotik
(metronidazole 300mg)
A : masalah gangguan integritas
kulit/jaringan teratasi sebagian
P:
- Persiapan pasien pulang
- Anjurkan pada keluarga
untuk mengganti balutan
perhari ke fasilitas
kesehatan terdekat
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengkajian

3.1.1 Data Subjektif

1. Anak mengatakan nyeri pada perut


2. Ibu pasien mengatakan anak tidak mau diminta untuk menggosok gigi
3. Ibu mengatakan saat ini anak hanya dilap saja
3.1.2 Data Objektif
1. terdapat luka post operasi pullthrought
2. panjang insisi 28cm
3. luka tampak bersih
4. luka tampak tidak basah
5. luka tampak dibalut dengan verban
6. Anak tampak melindungi area nyeri (perut)
7. Anak tampak gelisah
8. Terdapat luka post operasi pullthrought hari ke-6
9. Nadi: 125x/menit
10. RR: 24x/menit
11. Skala nyeri 4 (menggunakan face scale)
12. Anak tampak bedrest
13. Gigi anak tampak kotor
14. Terdapat serumen/kotoran pada telinga
15. Terdapat kotoran pada hidung kuku anak tampak panjang
3.2 Diagnosa Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian pada An. A, maka penulis menemukan beberapa diagnosa
keperawatan yang muncul, yaitu:
A. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan operasi
B. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan luka insisi post operasi
C. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat

Penulis memasukkan diagnosa “nyeri akut” karena berdasarkan data yang didapatkan baik
secara subjektif maupun objektif yang menunjukan bahwa anak mengalami nyeri setelah post
operasi yang mana biasanya disebut dengan "chronic post surgical pain" dimana pasien bisa
saja mengeluhkan nyeri setelah operasi, bahkan setelah 3-6 bulan pasca operasi, tanpa adanya
penyebab lain nyeri seperti infeksi. Kadang nyeri ini berhubungan juga dengan distribusi
saraf di area operasi. Beberapa berhubungan dengan nyeri neuropatik karena ada cedera saraf.
Saat operasi, memang secara alami akan ada sayatan dan otomatis cedera jaringan. Kondisi
ini sebabkan perubahan saraf perifer dan sentral serta proses nyeri (sensitisasi sentral).
Teknik relaksasi merupakan salah satu metode manajemen nyeri non farmakologi dalam
strategi penanggulangan nyeri, disamping metode TENS (Transcutaneons Electric Nerve
Stimulation), biofeedack, plasebo dan distraksi. Relaksasi merupakan kebebasan mental dan
fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi
afektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Manajemen nyeri dengan tindakan
relaksasi mencakup latihan pernafasan diafragma, teknik relaksasi progresif, guided imagery,
dan meditasi, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat
efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi.

Selain nyeri permasalahan yang muncul pada kasus ini adalah ”gangguan integritas
kulit/jaringan” yang disebabkan oleh luka post operasi dan untuk mengatasi nya salah satu
tindakan yang peneliti lakukan adalah melakukan perawatan luka dengan prinsif steril.
Karena jika perawatan luka post operasi tidak dilakukan dengan baik dan benar maka pasien
berisiko tinggi terkena infeksi.
Pada kasus ini muncul juga permasalahan ”defisit perawatan diri” yang disebabkan oleh
kondisi pasien saat ini sepeti pasien bedrest dan post operasi sehingga pasien mengalami
penurunan minat untuk melakukan perawatan diri yang merupakan salah satu faktor
presipitasi defisit perawatan diri. Salah satu dampak dari tidak menjaga kebersihan diri
adalah terjadi nya infeksi, maka peneliti melakukan perawatan diri pada pasien yang
melibatkan keluarga untuk mencegah terjadinya infeksi.
Sehingga muncul 3 diagnosa keperawatan utama dalam kasus HIRSCHPRUNG yaitu
nyeri akut berhubungan dengan prosedur operasi, kemudian gangguan integritas
kulit/jaringan berhubungan dengan luka insisi post operasi dan yang terakhir defisit
perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat.
3.3 Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur operasi:
a. Identifikasi lokasi, frekuensi, karateristik nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Monitor respon nyeri non-verbal
d. Monitor tanda-tanda vital
e. Berikan pasien posisi nyaman
f. Ajarkan pasien teknik distraksi dan relaksasi
g. Kolaborasi dalam pemberian analgetik (jika perlu)

2. Gangguan integritaskulit/jaringan berhubungan dengan luka insisi post operasi:


a. Monitor karakteristik luka
b. Monitor ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi
c. Ajarkan keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien
d. Lakukan tehnik perawatan luka dengan prinsip steril
e. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
f. Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian terapi diet
g. Kolaborasi pemberian antibiotik (jika perlu)

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat:


a. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri pasien
b. monitor tingkat kemandirian
c. Identifikasi kebutuhan bantuan kebersihan diri
d. anjurkan keluarga untuk mendampingi
e. anjurkan keluar untuk membantu perawatan diri pasien
f. jelaskan manfaat perawatan diri dan dampak tidak melakukan perawatan diri
g. fasilitasi dan bantu keluarga dalam perawatan diri pasien
h. monitor kebersihan diri pasien

3.4 Implementasi Keperawatan


Pada proses implementasi penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan hirschprung yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan asuhan
keperawatan ini dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan situasi serta menggunakan sarana
yang tersedia diruangan, penulis mengikuti perkembangan pasien dengan melihat dari
catatan perawatan selain itu juga penulis melihat dari catatan perkembangan dokter yang
menangani pasien, serrta sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh Nurarif &
Kusuma (2015).
Selama melakukan asuhan keperawatan pada pasien, penulis menemukan
hambatan, hambatan itu antara lain penulis merasa kesulitan dalam melakukan tindakan
keperawatan yang optimal pada klien dikarenakan penulis hanya bisa mengawasi pasien
selama satu shift dinas. Agar perencanaan tindakan keperawatan yang telah disusun dapat
dilaksanakan, maka penulis mencari solusinya dengan cara mendiskusikan dengan perawat
ruangan, bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk merawat klien, mempertahankan
kontak dengan pasien dan keluarga klien dalam melaksanakan tindakan keperawatan.

3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yakni proses yang
dilakukan secara terus-menerus dan penting untuk menjamin kualitas serta ketepatan
perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon untuk menentukan
keefektifan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Doenges, Moorhouse,
& Burley, 2012). Pada tahap evaluasi ini, penulis melaksanakan implementasi berdasarkan
kriteria hasil yang telah ditetapkan. Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah diberikan
selama 3 hari disimpulkan bahwa masalah nyeri belum teratasi dikarekan nyeri yang dirasa
merupakan salah satu respon yang dialami pada proses penyembuhan lukapost operasi.
BAB IV
PENUTUP

3.1 Resume Pasien


Pasien datang ke RSUD dr. Abdul Moeleok provinsi Lampung diantar oleh
keluarga melalui poli bedah anak pada tanggal 19 oktober 2019. Untuk melakukan
rencana operasi pulltrught/tutup colostomy pada tanggal 22 oktober 2019. Pada
pengkajian pada tanggal 28 oktober 2019, pasien mengeluh nyeri pada perut yang telah
dilakukan operasi. Dari hasil pengkajian didapatkan juga data sebagai berikut :
1. Data Subjektif

a. Anak mengatakan nyeri pada perut


b. Ibu mengatakan anak tidak mau diminta untuk menggosok gigi
c. Ibu mengatakan saat ini anak hanya dilap saja
2. Data Objektif

a. terdapat luka post operasi pullthrought


b. panjang insisi 28cm
c. luka tampak bersih
d. luka tampak tidak basah
e. luka tampak dibalut dengan verban
f. Anak tampak melindungi area nyeri (perut)
g. Anak tampak gelisah
h. Terdapat luka post operasi pullthrought hari ke-6
i. Nadi: 125x/menit
RR: 24x/menit
j. Skala nyeri 4 (menggunakan face scale)
k. Anak tampak bedrest
l. Gigi anak tampak kotor
m. Terdapat serumen/kotoran pada telinga
n. Terdapat kotoran pada hidungkuku anak tampak panjang
Masalah Keperawatan yang ditemukan selama perawatan adalah :
HARI KE-1 : Tanggal 28/10/19

a. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan operasi


b. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan luka insisi post
operasi
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat

HARI KE-2 : Tanggal 29/10/19

a. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan operasi


b. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan luka insisi post
operasi

HARI KE- 3 : Tanggal 30/10/19

a. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan operasi


b. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan luka insisi post
operasi

Terhadap masalah keperawatan tersebut, tindakan keperawatan yang telah


dilakukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Dx 1
a. Melihat respon nyeri non-verbal
b. Mengukur tanda-tanda vital
c. Memberikan pasien posisi nyaman (semi fowler)
d. Mengajarkan pasien teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam
e. Memberikan obat analgesik (parasetamol 300mg)

2. Dx 2
a. Melakukan perawatan luka dengan prinsip steril
b. Memberikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka (terlentang)
c. Mengajarkan keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien
d. Menganjurkan pasin mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein
(putih telur)
e. Memberikan antibiotik (metronidazole 300mg)

3. Dx 3
a. Menjelaskan manfaat menjaga kebersihan diri dan dampak tidak menjaga
kebersihan diri
b. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi dan membantu pasien dalam
perawatan diri (membersihkan telinga pasien, membersihkan hidung,
menggosok gigi pasien dan memandikan pasien dengan cara di lap
menggunakan handuk dan air)
c. Memfasilitasi dan membantu keluarga dalam perawatan diri pasien
d. Mengevaluasi kebersihan diri pasien

3.2 Saran Dan Tindak Lanjut


1. Perawat
Sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan perawat ruangan maupun
mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Penggunakan media saat melakukan pendidikan kesehatan
diharapkan dapat dilakukan untuk tindakan keperawatan selanjutnya.
2. Pasien
Pasien diharapkan menerima tindakan perawatan maupun medis yang tepat
sesuai dengan advice dari dokter.

Anda mungkin juga menyukai