Anda di halaman 1dari 10

ACARA VII

PEMELIHARAAN TANAMAN PADA BUDIDAYA BUAH NAGA

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari : Rabu
Tanggal : 25 September 2019
Tempat : Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UPN “Veteran”
Yogyakarta

B. Tujuan Praktikum
Melakukan pemeliharaan tanaman buah naga

C. Tinjauan Pustaka
Buah naga (Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah
merah yang menyala dan bersisik hijau (Khairunnas & Tety, 2011). Buah
ini memiliki bentuk yang sangat unik dan cukup memikat untuk dilihat.
Bentuk fisiknya mirip dengan buah nanas hanya saja buah ini memiliki sulur
pada kulitnya. Buah naga berwarna merah jambu dengan daging buah
berbagai jenis antara lain berwarna putih, kuning dan merah dengan biji
kecil berwarna hitam yang sangat lembut dan lunak (Mahmudi 2011). Buah
naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae dan
Subfamili Hylocereanea. Adapun klasifikasi buah naga tersebut menurut
Kristanto (2009) adalah :
Devisi : Spermathophyta
Subdevisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamili : Hylocereanea
Genus : Hylocereus

64
65

Spesies : Hylocereus undatus


Tanaman yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika
selatan bagian utara ini sudah lama dimanfaatkan buahnya untuk konsumsi
segar. Jenis dari tanaman ini menrupakan tanaman memanjat. Secara
morfologi tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak
memiliki daun yang mana hanya memiliki akar, batang dan cabang, bunga,
buah serta biji (Kristanto, 2009).
Secara morfologi, tanaman Buah Naga termasuk tanaman yang tidak
lengkap karena tidak memiliki daun. Untuk beradaptasi dengan lingkungan
gurun, tanaman buah naga memilki duri disepanjang batang dan cabangnya.
Tanaman buah naga merupakan tanaman memanjat dan bersifat empifit. Di
habitat aslinya tanaman ini tanaman ini memanjat tanaman lain untuk
tumbuh. Meskipun akarnya yang didalam tanah dicabut, tanaman buah naga
masih bisa bertahan hidup karena 5 terdapat akar yang tumbuh di batang.
Akar udara tersebut mampu menyerap cadangan makanan dari udara (Emil,
2011).
Buah naga memiliki perakaran yang bersifat epifit, menempel atau
merambat pada tanaman lain. Akarnya berupa akar serabut yang terdapat
pada pangkal batang yang tumbuh pada media tanah maupun yang
menempel pada media rambatan berupa tiang atau kayu (Emil, 2011). Akar
tanaman ini sangat tahan kekeringan dan tidak tahan dengan genangan yang
cukup lama. Akar tanaman buah naga tidak terlalu panjang dan terbentuk
akar cabang. Dari akar cabang tumbuh akar rambut yang sangat kecil,
lembut, dan banyak. Perakaran buah naga umumnya dangkal, berkisar 20-
30 cm. namun, menjelang produksi buah tanaman ini memanjangkan
akarnya hingga mencapai kedalaman 50-60 cm, mengikuti panjangnya
batang berwarna coklat yang tertanam di dalam tanah (Hardjadinata, 2012).
Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk lendir dan
berlapiskan lilin bila sudah dewasa. Warnanya hijau kebiru-biruan atau
ungu. Batang tersebut berukuran panjang dan bentuknya siku atau segitiga.
Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi.
66

Itulah sebabnya batang dan cabangnya berwarna hijau. Batang dan cabang
mengandung kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman
(Kristanto, 2009). Bunga tanaman buah naga berbentuk seperti terompet,
mahkota bunga bagian luar berwarna krem dan mahkota bunga bagian
dalam berwarna putih bersih sehingga pada saat bunga mekar tampak
mahkota bunga berwarna krem bercampur putih. Bunga memiliki sejumlah
benang sari (sel kelamin jantan) yang berwarna kuning. Bunga buah naga
tergolong bunga hermaprodit, yaitu dalam satu bunga terdapat benangsari
(sel kelamin jantan) dan putik (sel kelamin betina). Bunga muncul atau
tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip yang berduri.
Sehingga dengan demikian, pada satu ruas batang tumbuh bunga yang
berjumlah banyak dan tangkai bunga yang sangat pendek (Cahyono, 2009).
Sekilas bunga buah naga ini berbentuk seperti buah nanas, seluruh
permukaan bunga tertutup oleh mahkota yang bersisik, berbentuk corong
memanjang berukuran sekitar 30 cm. Kelopak bunganya berwarna hijau.
Bunga akan mekar sempurna pada malam hari sekitar pukul 22.00 (night
blooming receus), saat mekar mahkota akan berwarna putih bersih,
didalamnya terdapat benang sari berwarna kuning dan mengeluarkan aroma
harum. Sementara ditengahnya terdapat kepala putik yang nantinya akan
menjadi buah jika sudah terjadi penyerbukan (Hardjadinata, 2012).
Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan berair. Bentuk
buah bulat agak memanjang atua bulat agak lonjong. Kulit buah ada yang
berwarna merah menyala, merah gelap, dan kuning, tergantung dari
jenisnya. Kulit buah agak tebal, yaitu sekitar 3 mm – 4 mm. Di sekujur
kulitnya dihiasi dengan jumbai-jumbai menyerupai sisik-sisik ular naga.
Oleh karena itu, buahnya disebut buah naga. Berat buah beragam berkisar
antara 80 – 500 gram, tergantung dari jenisnya. Daging buah berserat sangat
halus dan di dalam daging buah bertebaran biji-biji hitam yang sangat
banyak dan berukuran sangat kecil. Daging buah ada yang berwarna merah,
putih, dan hitam, tergantung dari jenisnya. Daging buah bertekstur lunak
dan rasanya manis sedikit masam (Cahyono, 2009). Biji berbentuk bulat
67

berukuran kecil dengan warna hitam. Kulit biji sangat tipis, tetapi tidak
keras. Biji ini dapat digunakan untuk perbanyakkan tanaman secara
generatif. Namun perbanyakan tanaman menggunakan biji memakan waktu
cukup lama, sehingga jarang sekali pembudidaya yang menerapakannya.
Setiap buah terdapat sekitar 1.200 – 2.300 biji (Kristanto, 2003).
Perbanyakan tanaman menggunakan biji jarang digunakan karena
memerlukan waktu yang cukup lama sampai tanaman berproduksi
(Hardjadinata, 2012).
Tanaman buah naga tumbuh dengan baik didaerah yang memiliki
curah hujan 2000 mm/ tahun. Tanaman buah naga lebih menyukai kondisi
kering dibandingkan basah (lembab). Tetapi buah naga masih dapat tumbuh
pada curah hujan yang tinggi (sekitar 1.000- 1.300 mm/tahun. Pertumbuhan
tanaman buah naga memerlukan Intensitas matahari penuh yang dibutuhkan
sekitar 80%. ), suhu udara ideal untuk tanman buah naga berkisar 26o-36oC
dengan kelembaban 70- 90% (Emil, 2011). Tanaman buah naga dapat
tumbuh baik pada tanah yang relatif kurang subur (bahkan pada tanah
berbatu), pada tanah yang bereaksi relatif masam sampai pada tanah
bergaram dan tahan terhadap kekurangan air. Tanaman buah naga dapat
tumbuh baik pada kondisi air tanah mendekati titik layu (wilting point).
Ketinggian tempat untuk pembudidayaan buah naga merah dan putih yaitu
dataran rendah sampai medium yang berkisar 0 m – 500 m dari permukaan
laut, yang ideal adalah kurang dari 400 m dpl. Di daerah pada ketinggian di
atas 500 m dpl, buah naga merah dan putih masih dapat tumbuh dengan baik
dan berbuah, namun buahnya tidak lebat dan rasa buah kurang manis. Untuk
buah naga kuning, ketinggian tempat yang cocok untuk pertumbuhan dan
berproduksinya adalah di atas 800 m dpl (Cahyono, 2009).
Perbanyakan Tanaman Budidaya tanaman buah naga dapat
dilakukan dengan cara stek batang 30- 40 cm yang ditanam ditanah dan akan
segera tumbuh akar dan tunas cabang. Yang paling penting harus ekspos
langsung ke matahari dan disiram secara teratur agar batangnya tidak
kempes karena kekurangan air selain itu buah naga juga tidak dapat tumbuh
68

dengan baik jika kelebihan air. Dalam pembudidayaan buah naga dapat
ditanam pot dengan penyangga dari beton atau tiang yang dibuat dari semen
dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter yang memanjang dan
ditancapkan ke tanah sedalam 50 cm. Ujung bagian atas dari tiang
penyangga diberi besi yang berbentuk lingkaran untuk penopang dari
cabang tanaman. Dalam satu tiang atau lubang tanam biasanya diberi 3 – 4
bibit buah naga (Renasari, 2010).
Pemupukan menggunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan
anorganik. Aplikasi pupuk NPK, kapur dolomit dan sekam bakar dilakukan
pada saat awal penanaman buah naga. Pupuk kendang diaplikasikan pada
saat awal penanaman dan pemupukan lanjutan dilakukan secara berkala
yaitu setiap 4 bulan setelah penanaman dengan menggunakan pupuk
kandang dosis 10–20 kg. Pengikatan cabang sulur dilakukan pada cabang
yang tumbuh di sulur utama atau sulur primer agar pertumbuhannya teratur
ke atas hingga mencapai ujung tiang panjatan. Setiap pertambahan
ketinggian sekitar 30 cm dilakukan pengikatan cabang menggunakan tali
rafia. Ikatan dapat dilepas apabila akar epifit pada sulur telah tumbuh
merambat dan kuat pada tiang panjatan. Setelah sulur-sulur utama tanaman
buah naga mencapai ujung tiang dan bercabang, selanjutnya dilakukan
pengaturan letak cabang sulur yang bertujuan mengarahkan pertumbuhan
pertumbuhan tanaman menjadi normal dan membentuk kanopi yang baik.
(Kristriandiny, 2016).
Pemangkasan pada buah naga memiliki empat kriteria. Kriteria
pertama dilakukan pada cabang yang tumbuh dari cabang utama atau
primer. Kriteria kedua dilakukan pada cabang yang sudah tidak produktif
lagi, atau biasa disebut siwing. Kriteria ketiga adalah cabang yang telah
berumur lebih dari dua tahun, dan kriteria keempat adalah sulur-sulur yang
terhalang mendapatkan sinar matahari. Pemangkasan tanaman bertujuan
untuk memperoleh keseimbangan pertumbuhan. Oleh karena itu,
pemangkasan terbaik harus dilakukan sedini mungkin dan berkala sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi lebih teratur. Bila pemangkasan tidak
69

dilakukan maka percabangannya akan saling bersaing dan akhirnya menjadi


tidak produkstif. Pemangkasan tanaman buah naga dilakukan sejak masa
vegetatif untuk membentuk percabangan dan pada masa generatif atau
produktif untuk membentuk cabang produktif (Pukesmawati,2012).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cangkul
b. Ember
c. Gunting tanman
d. Gembor
e. Cetok
2. Bahan
a. Pupuk kompos
b. Tanaman buah naga

E. Cara Kerja
1. Membersihkan disekitar tanaman buah naga dan mencampurkan taah
dengan pupuk kompos sebanyak 2 ember pertanaman, kemudian
melakukan pengairan disekitar tanaman.
2. Memangkas tunas pada tanaman buah naga dengan cara jika ada 2 tunas
sekunder dari cabang utama maka dipangkas dengan menggunakan
gunting tanaman.
70

F. Hasil Pengamatan
Tabel 7.1 Hasil Pengamatan Tanaman Buah Naga (C5)
Panjang tunas
Jumlah tunas Warna tunas
penga Warna sulur baru Jumlah bunga
baru baru
matan terpanjang
S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3
2,5 2,5 2,5
1 GY GY GY - - - - - - - - - - - -
6/4 6/8 8/4
2,5 2,5 2,5
2 GY GY GY - - - - - - - - - - - -
6/4 6/6 7/8
2,5 2,5 2,5
3 GY GY GY - - - - - - - - - 7 9 1
6/4 6/4 6/10

Keterangan :
S : Sampel
GY : Green Yellow

G. Pembahasan
Pada praktikum pemeliharaan pada budidaya buah naga dilakukan
pemeliharaan dengan cara membersihkan sekitar tanaman buah naga
kemudian memberikan pupuk lanjutan yaitu pupuk kompos sebanyak 2
ember pada tanaman buah naga, kemudian menyiram sampai tanah lembab,
kemudian melakukan pemangkasan buah naga dengan cara memangkas
tunas sekunder pada cabang utama dan dilakukan pemeliharaan dengan
penyiraman tanaman 2 hari sekali karena tanaman buah naga tidak dapat
tumbuh jika terlalu banyak diberi air. Pemangkasan tanaman bertujuan
untuk memperoleh keseimbangan pertumbuhan. Oleh karena itu,
pemangkasan terbaik harus dilakukan sedini mungkin dan berkala sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi lebih teratur. Bila pemangkasan tidak
dilakukan maka percabangannya akan saling bersaing dan akhirnya menjadi
tidak produkstif. Pemangkasan tanaman buah naga dilakukan sejak masa
71

vegetatif untuk membentuk percabangan dan pada masa generatif atau


produktif untuk membentuk cabang produktif
Berdasarkan hasil pengamatan dilakukan pengamatan pada 3 sampel
tanaman buah naga dengan parameter pengamatan warna sulur, jumlah
tunas baru, warna tunas baru, panjang tunas baru terpanjang, dan jumlah
bunga. Pada pengamatan warna sulur dilakukan pengamatan denga
menggunakan Munsell Colour , didapat data hasil pengamatan pertama
pada sampel pertama warna sulur didapat yaitu 2,5 green yellow 6/4 pada
sampel kedua 2,5 green yellow 6/8, dan pada sampel ke tiga yaitu 2,5 green
yellow 8/4. Pada pengamatan ke dua warna sulur pada sampel satu 2,5 green
yellow 6/4 pada sampel 2 yaitu 2,5 green yellow 6/6 dan pada sampel ke
tiga 2,5 green yellow 7/8. Pada pengamatan ke tiga warna sulur pada sampel
1 2,5 green yellow 6/4, pada sampel ke dua 2,5 green yellow 6/4 dan pada
sampel ke tiga 2,5 green yellow 6/10. Pada hasil pengamatan jumlah tunas
baru, warna tunas baru, Panjang tunas baru terpanjang tidak didapat data
karane belum tumbuh nya tunas baru hingga pengamatan ke tiga,dan pada
jumlah bunga juga belum muncul hingga pengamatan ke dua, pada
pengamatan ke tiga didapat jumlah bunga pada sampel 1 terdapat 7 bunga,
pada sampel 2 terdapat 9 bunga, dan pada sampel 3 terdapat 1 bunga.
Pada pengamatan warna sulur menggunakan buku Munsell Colour
pada buku tesebut jika angka menunjukkan 2,5 green yellow 6/4 , 6
menunjukkan Value sedangkan 4 menunjukkan Chroma. Semakin kecil
intensitas warna pada value maka warna sulur akan semakin gelap dan
sebaliknya semakin besar intensitas warna pada chroma maka warna sulur
akan semakin cerah. Pada hasil pengamatan sampel 1 didapat 2,5 green
yellow 6/4 , berarti menunjukkan warana sulur yang gelap, pada sampel 2
dan sampel 3 didapat rata rata value yang lebih besar dari pada chroma
berarti menunjukkan warna sulur yang gelap. hal ini dikarenakan pemberian
pupuk kompos yang sesuai pada tanaman buah naga, kandungan nitrogen
pada pupuk kompos menyebabkan klorofil pada sulur tanaman buah naga
72

lebih terjaga, unsur N ini dapat membantu dalam pembentukan klorofil dan
protein pada tanaman buah naga.
Pada hasil pengamatan jumlah tunas baru, warna tunas baru, Panjang
tunas baru terpanjang tidak didapat data karena belum tumbuh nya tunas
baru hingga pengamatan ke tiga. Hal ini dikarenakan perlakuan yang kurang
tepat pada pemangkasan pada tanaman buah naga seharusnya
dipemangkasan dilakukan dengan memangkas 2 cabang primer dan 4
cabang sekunder, dilakukakan pemangkasan setalah munculnya
percabangan. Jumlah bunga belum muncul hingga pengamatan ke dua, pada
pengamatan ke tiga didapat jumlah bunga pada sampel 1 terdapat 7 bunga,
pada sampel 2 terdapat 9 bunga, dan pada sampel 3 terdapat 1 bunga hal ini
dikarenakan pada pengamatan ke tiga sudah memasuki musim pembungaan
yaitu pada awal musim hujan (bulan oktober-bulan februari) pada tanaman
buah naga sedangakan pada pengamatan 1 dan 2 belum memasuki musim
pembungaan. Pemangakasan menyebabkan sulur lebih efektif dalam
penyerapan cahaya matahari terserap lebih optimal sehingga dapat
menunjang proses pembungaan dan unsur hara yang mempengaruhi pada
proses pembungaan adalah unsur fosfor yang terdapat pada pupuk kompos.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1. pemeliharaan tanamaan buah naga dapat dilakukakan dengan
pemangkasan, pemangkasan dilakukan dengan pemangakan pada 2
cabang primer dan 4 cabang sekunder,pengairan dengan penyiraman 2
hari sekali, dan pemupukan dilakuakan dengan pemberian pupuk
kompos 2 ember pada tanaman
73

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2009. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta


:Pustaka Mina.
Daniel Kristanto. 2009. Buah Naga : Pembudidayaan di Pot dan di Kebun.Penebar
Swadaya. Jakarta.
Emil, S. 2011. Untung Berlipat dari Bisnis Buah Naga Unggul. Lili Publisher:
Yogyakarta. 136 hal.
Hardjadinata, Sinatra. 2012. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik.
Cetakan ke III. Jakarta: Penebar Swadaya Group.
Khairunnas, & Tety, E. 2011. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga
(Hylocereus costaricensis) di Pekanbaru. Jurnal pekbis, 3 : 579-585
Mahmudi. 2011. Pengelolaan pengetahuan buah naga dan pemanfaatan. Jakarta:
PDII-L1PI
Renasari,N. 2010. Budidaya tanaman buah naga super red di Wana Bekti
Handayani [skripsi]. Purwokerto: Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret.

Anda mungkin juga menyukai