Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berupa pertanyaan :
1. Apa itu kedisiplinan?
2. Bagaimana pentingnya kedisiplinan terhadap perkembangan prestasi
belajar siswa?
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kedisiplinan
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin akan membuat seseorang tahu dan
dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan,
yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal
yang dilarang). Bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam
dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai
beban, namun sebaliknya akan membebani dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin.
Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya.
Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil
kesadaran manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati
nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama, atau
disiplin yang statis, tidak hidup (Djojonegoro dalam Soemarmo, 1998: 20-21).
Suratman memberikan pengertian disiplin sebagai suatu ketaatan yang
sungguh-sungguh dan didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan
kewajiban serta sikap dan perilaku sesuai dengan aturan atau tata kelakuan yang
semestinya di dalam suatu lingkungan tertentu (Suratman, 1999: 32). Perilaku
disiplin seperti tepat waktu, tertib, jujur, tepat janji dapat diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari (Muhamad, 2003: 13).
Kedisiplinan adalah hal mentaati tata tertib di segala aspek kehidupan, baik
agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, kedisiplinan
merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban. Hal ini berdasarkan pada pengertian dalam Kamus besar Bahasa
Indonesia (1988: 208), yang berasal dari kata “disiplin” berarti ketaatan atau
kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Ki Hajar Dewantoro (1967:
453) menyebutkan bahwa disiplin tak lain adalah peraturan tata tertib yang
dilakukan secara tegas dan ketat. Dari pengertian dasar tersebut, kemudian berlanjut
dengan istilah kedisiplinan yang dapat diartikan sebagai keadaan yang taat kepada
peraturan tata tertib.
Selaras dengan pengertian kedisiplinan tersebut, Suradisastra (1991:
29) pun menjelaskan bahwa: kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang berarti
sikap untuk menepati apa yang telah dijanjikan, apa yang telah direncanakan.
Kemudian dijelaskan pula, bahwa: disiplin mengandung makna keteguhan hati,
kekuatan jiwa, tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang dapat mencelakakan dirinya.
Keberhasilan dalam suatu usaha atau dalam mencapai cita-cita akan tergantung
kepada dimiliki tidaknya sikap disiplin. Orang yang berdisiplin akan berperilaku
apa yang seharusnya diperbuat, tidak mengada-ada, tidak dilebih- lebihkan tetapi
juga tidak dikurangi dari keadaan yang sebenarnya. Diam tepat pada pijakannya,
melangkah tepat gerakannya, melaju sesuai arahnya. Sikap disiplin dapat dilakukan
untuk setiap perilaku, seperti disiplin dalam belajar,
disiplin dalam bekerja, disiplin dalam beraktivitas lainnya seperti dalam hal
olahraga.
Westra (1977: 96), mengemukakan pengertian kedisiplinan sebagai “Suatu
keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung di dalam organisasi tunduk pada
peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati”. Pendapat itu
menunjukkan bahwa disiplin merupakan ketaatan dan kepatuhan pada peraturan
yang dilakukan dengan rasa senang hati, bukan karena dipaksa atau terpaksa.
Sedangkan menurut Widodo DS (1984:57) bahwa, "Kedisiplinan adalah
kesetiaan dan ketaatan seseorang, norma-norma, instruksi-instruksi yang
dinyatakan berlaku untuk orang atau orang tersebut”. Dari pendapat tersebut terlihat
jelas bahwa pengertian kedisiplinan mengandung beberapa unsur yakni ketaatan,
pengetahuan, kesadaran, ketertiban dan perasaan senang di dalam menjalankan
tugas dan mematuhi atau mentaati segala peraturan-peraturan perundangan yang
dinyatakan berlaku.
2.2. Bentuk – Bentuk Kedisiplinan
Hadisubrata (2002:102) menyatakan bahwa teknik disiplin dapat dibagi
menjadi tiga macam yaitu "otoritarian, permisif, demokratis”. Ketiga ha1 itu
penulis uraikan sebagai berikut:
1. Disiplin otoritarian
Dalam disiplin otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci. Orang
yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan menaati peraturan
yang telah disusun dan berlaku di tempat itu. Apabila gagal mentaati dan mematuhi
peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi atau hukuman berat. Sebaliknya, bila
berhasil memenuhi peraturan, kurang mendapat penghargaan atau hal itu sudah
dianggap sebagai kewajiban. Jadi, tidak perlu mendapat penghargaan lagi. Disiplin
otoritarian sangat menekankan kepatuhan dan ketaatan serta sanksi bagi para
pelanggarnya.
2. Disiplin permisif
Menurut Hadisubrata (2002:103) pengertian disiplin permisif adalah "suatu
disiplin yang hadir dari dalam dirinya menurut kemauannya". Dalam disiplin ini
seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk
mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang
diambilnya itu. Disiplin ini tidak terjadi karena paksaan pihak lain. Disiplin
permisif memberi kebebasan kepada siswa untuk mengambil keputusan dan
tindakan.
3. Disiplin demokratis
Pengertian disiplin demokratis menurut Hadisubrata (2002:105) adalah
"suatu disiplin yang hadir dari dalam dirinya menurut kemauannya akan tetapi
harus diberikan nasehat dan semangat agar seseorang berdisiplin". Pendekatan
disiplin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi dan penalaran
untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan mematuhi dan mentaati
peraturan yang ada. Disiplin demokratis menekankan kesadaran dan tanggung
jawab.
Syamsu Yusuf (2001:29) mengatakan bahwa "Dalam proses belajar
mengajar pada lembaga pendidikan, disiplin sangat diperlukan. Disiplin dalam
mencapai keberhasilan belajar bagi siswa ada dua tempat yaitu disiplin belajar di
sekolah dan disiplin belajar di rumah". Disiplin belajar di sekolah adalah
merupakan hal yang wajib yang harus diperhatikan oleh pendidik. Disiplin belajar
dirumah merupakan tugas orang tua dalam menjaga anaknya untuk belajar dengan
penuh kedisiplinan. Tulus Tu'u (2004:69) mengatakan bahwa:
Yang dimaksud disiplin belajar di sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan
siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar, dengan mentaati dan
melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya di sekolah,
sesuai dengan peraturan yang ada, yang didukung adanya kemampuan guru,
fasilitas, sarana dan prasarana sekolah.
Siswa sebagai input dalam suatu proses pendidikan perlu selalu aktif
mengikuti berbagai kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap disiplin belajar
perlu ditimbulkan pada diri siswa, sehingga hal tersebut dapat membawa pengaruh
yang baik dalam usaha pencapaian prestasi belajarnya. Ada beberapa macam
disiplin belajar yang hendaknya dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan
belajarnya di sekolah. Perilaku disiplin belajar siswa di sekolah dapat dibedakan
menjadi empat macam ialah:
a. Disiplin siswa hadir ke sekolah
Yang dimaksud disiplin siswa hadir ke sekolah menurut Slameto
(2003:37) adalah “keaktifan, kepatuhan dan ketaatan dalam masuk dan hadir ke
sekolah tepat pada waktunya”. Artinya seorang siswa dikatakan disiplin masuk
sekolah jika ia selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah terlambat
serta tidak pernah membolos setiap hari. Kebalikan dari tindakan tersebut yaitu
yang sering datang terlambat, tidak masuk sekolah, banyak melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, dan hal ini menunjukkan bahwa siswa
yang bersangkutan kurang memiliki disiplin masuk sekolah yang baik.
b. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas
Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar, yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan dan pemberian
tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan penguasaan mata pelajaran yang
disampaikan di sekolah, agar siswa berhasil dalam belajarnya. Agar siswa berhasil
dalam belajarnya perlu mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu
mencakup pengerjaan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku
pegangan, ulangan harian, ulangan umum dan ujian.
c. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah
Slameto (2003:63) mengatakan bahwa "Siswa yang memiliki disiplin
belajar dapat dilihat dari keteraturan dan ketekunan belajarnya". Disiplin siswa
dalam mengikuti pelajaran di sekolah menuntut adanya keaktifan, keteraturan,
ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran, yang terarah pada suatu tujuan
belajar.
d. Disiplin siswa dalam menaati tata tertib di sekolah
Disiplin siswa dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah kesesuaian
tindakan siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang ditunjukkan dalam
setiap perilakunya yang selalu taat dan mau melaksanakan tata tertib sekolah
dengan penuh kesadaran.
Maka bentuk-bentuk disiplin tersebut harus dterapkan dalam proses
pembelajaran di lembaga pendidikan. Dengan adanya disiplin maka prestasi belajar
siswa akan tercapai secara maksimal. Semakin tinggi disiplin yang diterapkan di
sekolah, maka akan semakin tinggi pula hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.
2.2. Aspek – Aspek Kedisiplinan
Dalam melakukan pekerjaan atau tindakan, seseorang senantiasa
dituntut untuk berdisiplin supaya mendapatkan hasil yang optimal. Hal ini
sudah dibuktikan oleh masyarakat jepang yang terkenal dengan
kedisiplinannya. Di mana jepang pada masa lalu pernah di bom oleh negara
sekutu yang mengakibatkan lumpuhnya semua sektor sehingga mengalami
kemiskinan, dan tertinggal oleh negara lain. Kini jepang sudah menjadi negara
industri dengan teknologi yang serba modern. Hal tersebut tidak terlepas dari
semangat disiplin masyarakat jepang.
Dari fenomena di atas, masalah kedisiplinan merupakan masalah yng
sangat penting dalam mencapai suatu hasil yang optimal. Oleh karena itu agar
mencapai hasil yang optimal kita harus menerapkan disiplin dalam diri.
Menurut Slameto, ciri-ciri orang yang disiplin yaitu: orang yang selalu tepat
waktu dan taat pada tata tertib. Sedangkan menurut M. Hasibuan, orang yang
disiplin adalah: orang yang selalu tepat dalam waktu dan tindakan, mengerjakan
pekerjaan dengan baik dan mematuhi peraturan dan norma yang berlaku. Dari
kedua pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa orang yang disiplin
mempunyai aspek-aspek antara lain: Ketepatan, Mengerjakan pekerjaan dengan
baik, Mematuhi tata tertib .
a) Ketepatan
Kata “Tepat” dalam kamus umum bahasa indonesia diartikan dengan
enam arti yaitu:
1). Betul atau lurus, berbetulan benar,
2). Kena benar,
3). Persis, tidak selisih sedikit pun,
4). Betul atau cocok,
5). Jitu, dan
6). Betul atau kena.
Ketepatan merupakan hal yang sangat signifikan dalam mencapai
tujuan, karena dengan ketepatan, setiap apa yang dilakukan menjadi tidak sia -
sia dan sesuai dengan yang telah direncanakan. Ketepatan dalam hal ini bisa
diartikan sebagai ketepatan dalam merencanakan dan ketepatan dalam
bertindak.
b) Mengerjakan pekerjaan dengan baik
Pekerjaan merupakan rangkaian perbuatan tetap yang dilakukan oleh
seseorang yang menghasilkan sesuatu yang dapat dinikmati, baik langsung
maupun tidak langsung, baik hasil itu berupa jasa maupun barang.
Perbuatan di sini dapat diartikan sebagai gerakan teratur yang dilakukan
dengan menggunakan anggota badan, panca indera, serta dikendalikan oleh
pikiran, sehingga terdapat keserasian dalam gerakan, yaitu terdapatnya kodinasi
yang tinggi pada anggota badan, panca indera dan pikiran. Perbuatan yang
teratur merupakan suatu proses yang akan mewujudkan sesuatu yang
bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
c) Mematuhi peraturan dan norma yang berlaku
Setiap wilayah atau tempat. Baik itu rumah, sekolah, tempat ibadah,
tempat kerja, tempat hiburan dan sebagainya, pasti mempunyai aturan-turan
tertentu yang harus dipatuhi oleh orang yang terlibat di dalamnya, hal ini
bertujuan untuk menciptakan kondisi yang tertib demi kebaikan bers ama.
Ketaatan terhadap setiap aturan, wajib dijalankan oleh setiap orang dan
orang yang tidak taat di kategorikan menyimpang dan amoral. Setiap tindakan
yang menyalahi aturan akan menimbulkan konflik dan merugikan baik bagi
dirinya maipun orang lain. Oleh karena itu kepatuhan terhadap aturan
merupakan aspek penting dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
2.2. Pentingnya Kedisiplinan
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh dalam melakukan pekerjaan
tertentu yang menjadi tanggung jawabnya atau dengan kata lain suatu tindakan
yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan tanggung jawab sudah
seharusnya dilakukan. Misalnya, bagi seorang siswa mempunyai tanggung jawab
yang harus dilakukan di Sekolah seperti setiap hari siswa datang tepat waktu dan
selalu mengumpulkan tugas tepat waktu. Hal ini merupakan salah satu contoh
bahwa disiplin seorang siswa memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa tersebut, karena disiplin siswa
memberikan dampak terhadap proses pendidikan yang diikuti oleh siswa dalam
kelas.
Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap
aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah meliputi jam
masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan
siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas
siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di
sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.
Akan tetapi realita saat ini disiplin siswa di Sekolah sangat jauh dari yang
diharapkan, karena masih banyak siswa baik di jenjang pendidikan dasar,
menengah pertama, dan atas yang memiliki disiplin yang sangat rendah. Hal ini
terjadi masih kurangnya kesadaran dari diri siswa dalam melaksanakan apa yang
menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang siswa.
Diketahui bahwa disiplin yang dilakukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran yang diikuti tersebut sangat bermanfaat tidak hanya untuk pribadi
siswa itu sendiri akan tetapi juga berpengaruh pada lingkungan sekitarnya.
Dikatakan demikian karena jika seorang siswa yang sudah terbiasa sebagai siswa
yang disipilin tentu akan mudah dalam mengerjakan segala sesuatu baik itu
kegiatan sekolah maupun di luar sekolah. Misalnya saja kegiatan di Sekolah ikut
dalam sebuah organiasasi seperti pramuka maka siswa yang memiliki sikap
disiplin tersebut akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota pramuka dan
juga melaksanakan tanggung jawabnya dalam belajar.
Karakter disiplin ini juga bisa berpengaruh terhadap lingkungan sekitar
siswa. Siswa yang memiliki karakter disiplin dan bisa melaksanakan tanggung
jawabnya dengan mudah dan dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu maka
siswa lain juga akan menimbulkan kecemburuan dalam proses pembelajaran yang
berlangsung dikelas.
Sehingga siswa yang kedisiplinannya tinggi bisa mempengaruhi siswa
lain yang kedisplinannya masih kurang dan banyak mendapat hambatan-hambatan
dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa. Akan tetapi
terkadang pula saat ini ada juga sebagaian siswa yang masa bodoh terhadap
aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Anggapan mereka bahwa jika sudah ada
siswa memiliki disiplin yang tinggi dan mampu melaksanakan tanggung jawab
sesuai yang ditentukan maka siswa yang lain tidak dipedulikan.
Dengan demikian kedisiplinan yang dilakukan memiliki banyak manfaat
yang didapatkan antara lain membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam
menjalankan kehidupannya, dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu sangat penting
bagi masa depan kelak, dapat pula membangun kepribadian siswa yang kokoh dan
diharapakan bisa berguna bagi semua orang serta disiplin merupakan kunci awal
meraih kesuksesan. Disiplin siswa yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari
tindakan yang menunjukkan segala sesuatu dalam melaksanakan tanggung
jawabnya.
2.3. Pengertian Belajar
1. Pengertian Belajar Secara Umum
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses
pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting
dalam keseluruhan proses pendidikan.
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar
tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di
museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan
dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami
oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya
proses belajar.
2. Pengertian Belajar Menurut Ahli
a. Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
b. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252)
belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan
yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan
kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat
situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
c. Menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977,
belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah
laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi
belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat
adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
d. Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas,
bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Anda mungkin juga menyukai