0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kedisiplinan dan pentingnya kedisiplinan bagi prestasi belajar siswa. Kedisiplinan didefinisikan sebagai kepatuhan terhadap aturan dan ketertiban. Bentuk-bentuk kedisiplinan meliputi disiplin belajar di sekolah dan di rumah. Kedisiplinan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
[/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang kedisiplinan dan pentingnya kedisiplinan bagi prestasi belajar siswa. Kedisiplinan didefinisikan sebagai kepatuhan terhadap aturan dan ketertiban. Bentuk-bentuk kedisiplinan meliputi disiplin belajar di sekolah dan di rumah. Kedisiplinan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
[/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang kedisiplinan dan pentingnya kedisiplinan bagi prestasi belajar siswa. Kedisiplinan didefinisikan sebagai kepatuhan terhadap aturan dan ketertiban. Bentuk-bentuk kedisiplinan meliputi disiplin belajar di sekolah dan di rumah. Kedisiplinan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
[/ringkasan]
Adapun rumusan masalah berupa pertanyaan : 1. Apa itu kedisiplinan? 2. Bagaimana pentingnya kedisiplinan terhadap perkembangan prestasi belajar siswa? 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian BAB II PEMBAHASAN 2.1. Kedisiplinan Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang dilarang). Bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban, namun sebaliknya akan membebani dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya. Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama, atau disiplin yang statis, tidak hidup (Djojonegoro dalam Soemarmo, 1998: 20-21). Suratman memberikan pengertian disiplin sebagai suatu ketaatan yang sungguh-sungguh dan didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban serta sikap dan perilaku sesuai dengan aturan atau tata kelakuan yang semestinya di dalam suatu lingkungan tertentu (Suratman, 1999: 32). Perilaku disiplin seperti tepat waktu, tertib, jujur, tepat janji dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari (Muhamad, 2003: 13). Kedisiplinan adalah hal mentaati tata tertib di segala aspek kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Hal ini berdasarkan pada pengertian dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (1988: 208), yang berasal dari kata “disiplin” berarti ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Ki Hajar Dewantoro (1967: 453) menyebutkan bahwa disiplin tak lain adalah peraturan tata tertib yang dilakukan secara tegas dan ketat. Dari pengertian dasar tersebut, kemudian berlanjut dengan istilah kedisiplinan yang dapat diartikan sebagai keadaan yang taat kepada peraturan tata tertib. Selaras dengan pengertian kedisiplinan tersebut, Suradisastra (1991: 29) pun menjelaskan bahwa: kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang berarti sikap untuk menepati apa yang telah dijanjikan, apa yang telah direncanakan. Kemudian dijelaskan pula, bahwa: disiplin mengandung makna keteguhan hati, kekuatan jiwa, tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang dapat mencelakakan dirinya. Keberhasilan dalam suatu usaha atau dalam mencapai cita-cita akan tergantung kepada dimiliki tidaknya sikap disiplin. Orang yang berdisiplin akan berperilaku apa yang seharusnya diperbuat, tidak mengada-ada, tidak dilebih- lebihkan tetapi juga tidak dikurangi dari keadaan yang sebenarnya. Diam tepat pada pijakannya, melangkah tepat gerakannya, melaju sesuai arahnya. Sikap disiplin dapat dilakukan untuk setiap perilaku, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam bekerja, disiplin dalam beraktivitas lainnya seperti dalam hal olahraga. Westra (1977: 96), mengemukakan pengertian kedisiplinan sebagai “Suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung di dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati”. Pendapat itu menunjukkan bahwa disiplin merupakan ketaatan dan kepatuhan pada peraturan yang dilakukan dengan rasa senang hati, bukan karena dipaksa atau terpaksa. Sedangkan menurut Widodo DS (1984:57) bahwa, "Kedisiplinan adalah kesetiaan dan ketaatan seseorang, norma-norma, instruksi-instruksi yang dinyatakan berlaku untuk orang atau orang tersebut”. Dari pendapat tersebut terlihat jelas bahwa pengertian kedisiplinan mengandung beberapa unsur yakni ketaatan, pengetahuan, kesadaran, ketertiban dan perasaan senang di dalam menjalankan tugas dan mematuhi atau mentaati segala peraturan-peraturan perundangan yang dinyatakan berlaku. 2.2. Bentuk – Bentuk Kedisiplinan Hadisubrata (2002:102) menyatakan bahwa teknik disiplin dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu "otoritarian, permisif, demokratis”. Ketiga ha1 itu penulis uraikan sebagai berikut: 1. Disiplin otoritarian Dalam disiplin otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci. Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan menaati peraturan yang telah disusun dan berlaku di tempat itu. Apabila gagal mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi atau hukuman berat. Sebaliknya, bila berhasil memenuhi peraturan, kurang mendapat penghargaan atau hal itu sudah dianggap sebagai kewajiban. Jadi, tidak perlu mendapat penghargaan lagi. Disiplin otoritarian sangat menekankan kepatuhan dan ketaatan serta sanksi bagi para pelanggarnya. 2. Disiplin permisif Menurut Hadisubrata (2002:103) pengertian disiplin permisif adalah "suatu disiplin yang hadir dari dalam dirinya menurut kemauannya". Dalam disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu. Disiplin ini tidak terjadi karena paksaan pihak lain. Disiplin permisif memberi kebebasan kepada siswa untuk mengambil keputusan dan tindakan. 3. Disiplin demokratis Pengertian disiplin demokratis menurut Hadisubrata (2002:105) adalah "suatu disiplin yang hadir dari dalam dirinya menurut kemauannya akan tetapi harus diberikan nasehat dan semangat agar seseorang berdisiplin". Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan mematuhi dan mentaati peraturan yang ada. Disiplin demokratis menekankan kesadaran dan tanggung jawab. Syamsu Yusuf (2001:29) mengatakan bahwa "Dalam proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan, disiplin sangat diperlukan. Disiplin dalam mencapai keberhasilan belajar bagi siswa ada dua tempat yaitu disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar di rumah". Disiplin belajar di sekolah adalah merupakan hal yang wajib yang harus diperhatikan oleh pendidik. Disiplin belajar dirumah merupakan tugas orang tua dalam menjaga anaknya untuk belajar dengan penuh kedisiplinan. Tulus Tu'u (2004:69) mengatakan bahwa: Yang dimaksud disiplin belajar di sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar, dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai dengan peraturan yang ada, yang didukung adanya kemampuan guru, fasilitas, sarana dan prasarana sekolah. Siswa sebagai input dalam suatu proses pendidikan perlu selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap disiplin belajar perlu ditimbulkan pada diri siswa, sehingga hal tersebut dapat membawa pengaruh yang baik dalam usaha pencapaian prestasi belajarnya. Ada beberapa macam disiplin belajar yang hendaknya dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya di sekolah. Perilaku disiplin belajar siswa di sekolah dapat dibedakan menjadi empat macam ialah: a. Disiplin siswa hadir ke sekolah Yang dimaksud disiplin siswa hadir ke sekolah menurut Slameto (2003:37) adalah “keaktifan, kepatuhan dan ketaatan dalam masuk dan hadir ke sekolah tepat pada waktunya”. Artinya seorang siswa dikatakan disiplin masuk sekolah jika ia selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah terlambat serta tidak pernah membolos setiap hari. Kebalikan dari tindakan tersebut yaitu yang sering datang terlambat, tidak masuk sekolah, banyak melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, dan hal ini menunjukkan bahwa siswa yang bersangkutan kurang memiliki disiplin masuk sekolah yang baik. b. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar, yang dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan dan pemberian tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan penguasaan mata pelajaran yang disampaikan di sekolah, agar siswa berhasil dalam belajarnya. Agar siswa berhasil dalam belajarnya perlu mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup pengerjaan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, ulangan harian, ulangan umum dan ujian. c. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah Slameto (2003:63) mengatakan bahwa "Siswa yang memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari keteraturan dan ketekunan belajarnya". Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah menuntut adanya keaktifan, keteraturan, ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran, yang terarah pada suatu tujuan belajar. d. Disiplin siswa dalam menaati tata tertib di sekolah Disiplin siswa dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah kesesuaian tindakan siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang ditunjukkan dalam setiap perilakunya yang selalu taat dan mau melaksanakan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran. Maka bentuk-bentuk disiplin tersebut harus dterapkan dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Dengan adanya disiplin maka prestasi belajar siswa akan tercapai secara maksimal. Semakin tinggi disiplin yang diterapkan di sekolah, maka akan semakin tinggi pula hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. 2.2. Aspek – Aspek Kedisiplinan Dalam melakukan pekerjaan atau tindakan, seseorang senantiasa dituntut untuk berdisiplin supaya mendapatkan hasil yang optimal. Hal ini sudah dibuktikan oleh masyarakat jepang yang terkenal dengan kedisiplinannya. Di mana jepang pada masa lalu pernah di bom oleh negara sekutu yang mengakibatkan lumpuhnya semua sektor sehingga mengalami kemiskinan, dan tertinggal oleh negara lain. Kini jepang sudah menjadi negara industri dengan teknologi yang serba modern. Hal tersebut tidak terlepas dari semangat disiplin masyarakat jepang. Dari fenomena di atas, masalah kedisiplinan merupakan masalah yng sangat penting dalam mencapai suatu hasil yang optimal. Oleh karena itu agar mencapai hasil yang optimal kita harus menerapkan disiplin dalam diri. Menurut Slameto, ciri-ciri orang yang disiplin yaitu: orang yang selalu tepat waktu dan taat pada tata tertib. Sedangkan menurut M. Hasibuan, orang yang disiplin adalah: orang yang selalu tepat dalam waktu dan tindakan, mengerjakan pekerjaan dengan baik dan mematuhi peraturan dan norma yang berlaku. Dari kedua pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa orang yang disiplin mempunyai aspek-aspek antara lain: Ketepatan, Mengerjakan pekerjaan dengan baik, Mematuhi tata tertib . a) Ketepatan Kata “Tepat” dalam kamus umum bahasa indonesia diartikan dengan enam arti yaitu: 1). Betul atau lurus, berbetulan benar, 2). Kena benar, 3). Persis, tidak selisih sedikit pun, 4). Betul atau cocok, 5). Jitu, dan 6). Betul atau kena. Ketepatan merupakan hal yang sangat signifikan dalam mencapai tujuan, karena dengan ketepatan, setiap apa yang dilakukan menjadi tidak sia - sia dan sesuai dengan yang telah direncanakan. Ketepatan dalam hal ini bisa diartikan sebagai ketepatan dalam merencanakan dan ketepatan dalam bertindak. b) Mengerjakan pekerjaan dengan baik Pekerjaan merupakan rangkaian perbuatan tetap yang dilakukan oleh seseorang yang menghasilkan sesuatu yang dapat dinikmati, baik langsung maupun tidak langsung, baik hasil itu berupa jasa maupun barang. Perbuatan di sini dapat diartikan sebagai gerakan teratur yang dilakukan dengan menggunakan anggota badan, panca indera, serta dikendalikan oleh pikiran, sehingga terdapat keserasian dalam gerakan, yaitu terdapatnya kodinasi yang tinggi pada anggota badan, panca indera dan pikiran. Perbuatan yang teratur merupakan suatu proses yang akan mewujudkan sesuatu yang bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. c) Mematuhi peraturan dan norma yang berlaku Setiap wilayah atau tempat. Baik itu rumah, sekolah, tempat ibadah, tempat kerja, tempat hiburan dan sebagainya, pasti mempunyai aturan-turan tertentu yang harus dipatuhi oleh orang yang terlibat di dalamnya, hal ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang tertib demi kebaikan bers ama. Ketaatan terhadap setiap aturan, wajib dijalankan oleh setiap orang dan orang yang tidak taat di kategorikan menyimpang dan amoral. Setiap tindakan yang menyalahi aturan akan menimbulkan konflik dan merugikan baik bagi dirinya maipun orang lain. Oleh karena itu kepatuhan terhadap aturan merupakan aspek penting dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. 2.2. Pentingnya Kedisiplinan Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh dalam melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya atau dengan kata lain suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan tanggung jawab sudah seharusnya dilakukan. Misalnya, bagi seorang siswa mempunyai tanggung jawab yang harus dilakukan di Sekolah seperti setiap hari siswa datang tepat waktu dan selalu mengumpulkan tugas tepat waktu. Hal ini merupakan salah satu contoh bahwa disiplin seorang siswa memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa tersebut, karena disiplin siswa memberikan dampak terhadap proses pendidikan yang diikuti oleh siswa dalam kelas. Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah. Akan tetapi realita saat ini disiplin siswa di Sekolah sangat jauh dari yang diharapkan, karena masih banyak siswa baik di jenjang pendidikan dasar, menengah pertama, dan atas yang memiliki disiplin yang sangat rendah. Hal ini terjadi masih kurangnya kesadaran dari diri siswa dalam melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang siswa. Diketahui bahwa disiplin yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran yang diikuti tersebut sangat bermanfaat tidak hanya untuk pribadi siswa itu sendiri akan tetapi juga berpengaruh pada lingkungan sekitarnya. Dikatakan demikian karena jika seorang siswa yang sudah terbiasa sebagai siswa yang disipilin tentu akan mudah dalam mengerjakan segala sesuatu baik itu kegiatan sekolah maupun di luar sekolah. Misalnya saja kegiatan di Sekolah ikut dalam sebuah organiasasi seperti pramuka maka siswa yang memiliki sikap disiplin tersebut akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota pramuka dan juga melaksanakan tanggung jawabnya dalam belajar. Karakter disiplin ini juga bisa berpengaruh terhadap lingkungan sekitar siswa. Siswa yang memiliki karakter disiplin dan bisa melaksanakan tanggung jawabnya dengan mudah dan dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu maka siswa lain juga akan menimbulkan kecemburuan dalam proses pembelajaran yang berlangsung dikelas. Sehingga siswa yang kedisiplinannya tinggi bisa mempengaruhi siswa lain yang kedisplinannya masih kurang dan banyak mendapat hambatan-hambatan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa. Akan tetapi terkadang pula saat ini ada juga sebagaian siswa yang masa bodoh terhadap aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Anggapan mereka bahwa jika sudah ada siswa memiliki disiplin yang tinggi dan mampu melaksanakan tanggung jawab sesuai yang ditentukan maka siswa yang lain tidak dipedulikan. Dengan demikian kedisiplinan yang dilakukan memiliki banyak manfaat yang didapatkan antara lain membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu sangat penting bagi masa depan kelak, dapat pula membangun kepribadian siswa yang kokoh dan diharapakan bisa berguna bagi semua orang serta disiplin merupakan kunci awal meraih kesuksesan. Disiplin siswa yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari tindakan yang menunjukkan segala sesuatu dalam melaksanakan tanggung jawabnya. 2.3. Pengertian Belajar 1. Pengertian Belajar Secara Umum Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. 2. Pengertian Belajar Menurut Ahli a. Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. b. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. c. Menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. d. Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.