Anda di halaman 1dari 9

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008,

sistem proteksi kebakaran aktif merupakan sistem proteksi kebakaran yang

secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual atau

otomatis. Sarana proteksi kebakaran aktif terdiri atas Alarm, Hidran,

Detektor, Sprinkler, dan APAR. Selain hal tersebut, setiap bangunan gedung

harus dilengkapi dengan sarana jalan keluar yang dapat digunakan oleh

penghuni bangunan gedung, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk

menyelamatkan diri dengan aman dan dengan waktu yang singkat tanpa

terhambat hal- hal yang diakibatkan oleh keadaan darurat.

Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

20/PRT/M/2009 tentang pedoman teknis manajemen proteksi kebakaran

diperkotaan, Seluruh pemilik/pengguna bangunan/gedung apapun wajib

melakukan kegiatan pengelolaan resiko kebakaran meliputi kegiatan persiapan

diri, mitigasi, merespon dan usaha pemulihan paska kebakaran. Selain itu

setiap pemilik/pengguna gedung juga harus menggunakan bangunan gedung

sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam izin

mendirikan bangunan gedung termasuk pengelolaan risiko kebakaran melalui


kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan menyeluruh maupun

bertahap secara berkala terhadap sistem proteksi kebakaran serta penyiapan

personil yang terlatih dalam pengendalian serta penanganan kebakaran.

Berdasarkan peraturan diatas, maka penelitian ini menganalisa tentang sarana

proteksi aktif di dalam manajemen dan sistem proteksi kebakaran. Selanjutnya

variable yang berada di gedung Telkom Divre VI Balikpapan dibandingkan

dengan peraturan yang berlaku dan dengan melakukan penilaian berdasarkan

standar yang berlaku, setelah dilakukan penilaian maka selanjutnya diambil

kesimpulan dari peneilitian ini yaitu tingkat ketersediaan dan keefektifan

manajemen proteksi kebakaran, sarana proteksi aktif dalam penanggulangan

kebakaran berdasarkan peraturan yang berlaku

3.2 Sarana Proteksi Kebakaran Aktif

3.2.1 Detektor Kebakaran

Detektor kebakaran merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

mendeteksi terjadinya api. Detektor terdiri dari beberapa jenis, yaitu detektor

asap, detektor nyala, detektor detektor panas, dan detektor gas.


Tabel 3.1 Definisi Istilah Detektor kebakaran

Cara ukur : Observasi, telaah dokumen dan wawancara

Lembar checklist, digital camera, pedoman wawancara, recorder dan Instruksi

Kerja Pemeliharaan Fasilitas Penanggulangan Kebakaran


Alat ukur :
(IK-16-4011)

1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisa


memiliki tingkat kesesuaian >80-100%
2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 60-80%


Hasil Ukur :
3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisa
memiliki tingkat kesesuaian < 60%
4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 0%

Standar yang SNI 03-3985-2000 (Tata cara perencanaan pemasangan dan


pengujian sistem deteksi dan alarm
digunakan :
kebakaran)

3.2.1 Alarm kebakaran

Alarm kebakaran merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menyampaikan

peringatan serta memberitahukan kepada seluruh pihak jika halnya terjadi suatu

kebakaran di area/gedung tersebut.


Tabel 3.1 Definisi Istilah Alarm kebakaran

Cara ukur : Observasi dan telaah dokumen

Alat ukur : Lembar checklist, digital camera.

1. Baik : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian >80-100%

2. Cukup : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 60-80%


Hasil Ukur :
3. Kurang : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian < 60%

4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 0%

SNI 03-3985-2000 (Tata cara perencanaan,


Standar
pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran)
yang

digunakan

3.3 .1 Alat Picu Manual

Alat Picu manual merupakan alat yang dioperasikan secara manual untuk

memberi isyarat adanya kebakaran dan diletakkan di sepanjang jalan menuju keluar.
Tabel 3.2 Definisi Istilah Titik panggil manual
Cara ukur : Observasi

Alat ukur : Lembar checklist, meteran, dan digital camera

1. Baik : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian >80-100%

2. Cukup : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 60-80%


Hasil Ukur :
3. Kurang : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian < 60%

4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 0%

SNI 03-3985-2000 (Tata cara perencanaan, pemasangan dan


Standar
pengujian sistem deteksi dan alarm
yang
kebakaran)
digunakan :

3.4 .1 Sistem springkler otomatis

Sistem springkler otomatis merupakan alat pemancar air yang digunakan untuk

pemadaman kebakaran yang mempunyai tudung berbentuk defektor pada ujung mulut

pancarnya, sehingga air dapat memancar keseluruh arah secara merata.


Tabel 3.9 Definisi Istilah Sistem springkler otomatis

Cara ukur : Observasi dan telaah dokumen

Lembar checklist, digital camera, meteran.


Alat ukur :

1. Baik : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian >80-100%

2. Cukup : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 60-80%


Hasil Ukur :
3. Kurang : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian < 60%

4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 0%

Standar yang SNI 03-3989-2000 (Tata cara perencanaan dan

digunakan pemasangan sistem springkler otomatis)

3.3.4.5 Hidran
Hidran merupakan suatu alat yang dilengkapi dengan selang dan mulut pancar

(nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan, yang digunakan untuk usaha pemadaman kebakaran.

Terdapat 2 jenis hidran yaitu hidran gedung yang terletak di suatu gedung dan instalasi serta

peralatannya disediakan serta dipasang dalam bangunan/ gedung tersebut, dan hidran halaman,

yaitu hidran yang penempatannya di area luar gedung


Tabel 3.10 Definisi Istilah Hidran

Cara ukur : Observasi

Alat ukur : Lembar checklist, digital camera, dan meteran.

1. Baik : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian >80-100%

2. Cukup : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 60-80%


Hasil Ukur :
3. Kurang : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian < 60%

4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 0%

Standar yang SNI 03-1745-2000 (Tata cara perencanaan dan

digunakan pemasangan sistem pipa tegak dan selang)

3.3.4.7 Alat Pemadam Api Ringan

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan suatu alat pemadam yang bisa

diangkut, diangkat dan dioperasikan oleh satu orang pekerja yang digunakan untuk

memadamkan kebakaaran pada fase awal.


Tabel 3.12 Definisi Istilah Alat Pemadam Api Ringan

Cara ukur : Observasi dan telaah dokumen

Lembar checklist, digital camera, meteran


Alat ukur :

1. Baik : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian >80-100%

2. Cukup : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 60-80%


Hasil Ukur :
3. Kurang : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian < 60%

4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 0%

Standar yang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

digunakan 26/PRT/M/2008

3.3.5.2 Pusat pengendalian sarana proteksi kebakaran.

Pusat pengendalian sarana proteksi kebakaran merupakan suatu ruangan yang

berisi alat untuk menampilkan dan menegendalikan peralatan proteksi untuk

mendeteksi kebakaran, yang di dalamnya dilengkapi dengan sistem pengumuman

terpadu untuk menginformasikan bahwa telah terjadinya terjadinya kebakaran di

area/gedung tersebut ke seluruh karyawan, serta kontrol untuk mengaktifkan sistem

proteksi kebakaran.
Tabel 3.14 Definisi Istilah Pusat pengendali kebakaran

Cara ukur : Observasi

Alat ukur : Lembar checklist, meteran, dan digital camera.

1. Baik : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian >80-100%

2. Cukup : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 60-80%


Hasil Ukur :
3. Kurang : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian < 60%

4. Tidak ada : apabila seluruh elemen yang telah dianalisa

memiliki tingkat kesesuaian 0%

Standar yang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

digunakan 26/PRT/M/2008

Anda mungkin juga menyukai