Anda di halaman 1dari 7

Nama: Rosma Qolbah

NPM: 170410190018
Kelas: B
Mata Kuliah: Dasar Dasar Ilmu Pemerintahan

Ilmu Pemerintahan sebagai Ilmu dimana pemerintahan sebagai suatu gejala telah muncul
sejak dulu, yaitu sejak adanya penguasa dan yang dikuasai dalam masyarakat. Para filsof
sebelum abad masehi, seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles telah mencoba berfikir dan
memformulasikan gejala-gejala pemerintahan itu secara lebih sistematis, universal, dan
radikal. Pemerintahan merupakan kegiatan pemerintah yang dilakukan oleh pemerintah yang
melakukan kekuasaan memerintah atas nama negara terhadap orang yang diperintah
(masyarakat).
Pemerintahan sebagai ilmu, baru muncul pada pertengahan abad ke-20. Misalnya di
Belanda, pada tahun 1940-an Van Poelje menerbitkan buku tentang Bestuurkunde yang sama
dengan Bestuurswetenschap dimana pada Bab 1 dari buku Algemene Inleiding tot de
Bestuurskunde adalah: De Bestuurkunde als toegepaste Wetenschap yang artinya ilmu
pemerintahan sebagai ilmu pengetahuan yang diterapkan. Di Indonesia wadah untuk
mengembangkan ilmu pemerintahan baru dibentuk pada tahun 1950-an, yaitu dengan
dibentuknya jurusan ilmu pemerintahan di FHSP Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ilmu pemerintahan terdiri atas dua kata, yaitu ilmu dan pemerintahan. Ilmu adalah
akumulasi pengetahuan yang telah teruji kebenarannya, sedangkan pemerintahan dalam
bahasa Arab disebut hukumat, dalam bahasa Inggris disebut government, dan dalam bahasa
Prancis disebut gouvernment, yang keduanya berasal dari perkataan Latin. Di Amerika
Serikat ilmu pemerintahan disebut administration, sedangkan di belanda disebut regering,
yang diartikan sebagai penggunaan kekuasaan negara oleh yang berwenang untuk
menentukan keputusan dan kebijaksanaan dalam rangka mewujudkan tujuan negara.
Menurut Rosenthal, ilmu pemerintahan adalah ilmu yang menggeluti studi tentang kerja
internal dan eksternal serta struktur dan proses-proses pemerintahan umum. Pemerintahan
umum dapat didefinisikan sebagai keseluruhan struktur dan proses keputusan-keputusan yang
mengikat diambil.
H.A. Brasz mendefinisikan ilmu pemerintahan sebagai ilmu yang mempelajari cara
lembaga pemerintahan umum disusun dan difungsikan, baik secara internal maupun eksternal
terhadap warganya. Pemerintahan umum menurutnya adalah pemerintahan sebagaimana yang
menjadi kompetensi dan berbagai instansi milik penguasa yang di dalam kehidupan modern
saat ini memainkan peran yang sangat penting.
Berdasarkan uraian tersebut ilmu pemerintahan dapat di definisikan sebagai ilmu yang
mempelajari cara melaksanakan koordinasi dan kemampuan memimpin bidang legislasi,
eksekusi, dan yudikasi, dalam hubungan pusat dan daerah, antarlembaga serta antara yang
memerintah dan yang diperintah. Dengan demikian dapat dibedakan pengertian ilmu
pemerintahan dengan ilmu politik, ilmu administrasi negara, ilmu hukum tata negara, ilmu
negara yang semuanya merupakan ilmu-ilmu sosial yang tergabung dalam ilmu-ilmu
kenegaraan.
Secara empiris pemerintahan sebagai gejala dan sebagai lembaga serta sebagai identitas
jurusan yang mempelajari dan menganalisis masalah-masalah pemerintahan, eksistensinya
tidak dapat diragukan lagi. Namun pemerintahan sebagai suatu ilmu, tampaknya masih
banyak didiskusikan dan diperdebatkan orang, karena ada kriteria tertentu untuk dapat
dinyatakan bahwa pemerintahan itu sebagai suatu ilmu artinya harus jelas dulu ontologi,
epistemologi dan aksiologinya dari ilmu tersebut.
Maka dari itu, Ontologi Ilmu Pemerintahan adalah aspek ontologis yang membicarakan
masalah objek dari suatu ilmu. Objek adalah sesuatu yang akan dipelajari, diteliti, dan
dibahas dalam kajian ilmu manajemen pemerintahan. Objek kajian dibagi dalam objek
materia dan objek forma. Objek materia adalah topik yang dibahas secara global tentang
pokok persoalan (subject matter), sedangkan objek forma bersifat khusus dan spesifik karena
merupakan pusat perhatian (focus of interest). Objek materi ilmu manajemen pemerintahan
adalah tata kelola pemerintahan di suatu negara, sedangkan objek formalnya adalah tata
kelola pemerintahan dalam kaitan pelayanan kepada masyarakat dan pengusaha yang
berkaitan dengan kewenangan di suatu wilayah atau negara tersebut.
Objek materi (subject matter) dari ilmu pemerintahan, yaitu negara, yang secara umum
menjadi pijakan dari ilmu pemerintahan tersebut atau biasa disebut juga sebagai unsur yang
menyusun ilmu pemerintahan. Negara menjadi objek materi sehingga sangat penting dan
banyak ilmuwan yang mendefinisikan negara, tetapi sama pada substansi tentang kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki kedaulatan. Negara bukan hanya dibahas ilmu
pemerintahan. Objek materi ini dapat saja sama dalam beberapa disiplin ilmu yang yang
membedakan hanya pada objek formanya. Ketiadaan objek materi ini membuat tidak adanya
bentuk yang akan dijelaskan.
Objek forma (focus of interest) dalam ilmu pemerintahan bersifat khusus dan spesifik
karena merupakan pusat perhatian suatu disiplin ilmu. Ilmu pemerintahan memiliki objek
forma, yaitu hubungan pemerintahan, gejala, dan peristiwa pemerintahan.
Hubungan yang dimaksud menurut Inu Kencana syafi'i (2007), yaitu hubungan
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah ataupun hubungan antara pemerintah dan daerah
rakyat yang dipimpinnya.
Gejala pemerintahan menurut Taliziduhu Ndraha (2002: 413) bahwa gejala pemerintahan
dianggap sebagai akibat (dampak) seperangkat sebab (dalam hubungan kausal).
Menurut Muhadam Labolo (2008), gejala pemerintahan hadir bersamaan eksistensi
manusia atas kebutuhan alamiah yang tidak terelakan, sedangkan peristiwa pemerintahan
dapat bersifat sekali lalu ataupun berulang-ulang sehingga dengan jelas objek forma dari ilmu
pemerintahan memberikan bentuknya dalam menemukan kedudukannya dari ilmu yang
lainnya.
Jadi, objek materi dan objek forma dua intensitas dalam pembahasan ontologi tidak
terpisah karena hadir untuk menjelaskan eksistensi dari ilmu yang dikaji. Objek materi dan
objek forma dari ilmu pemerintahan sangat jelas sehingga dalam melihat ontologi dari ilmu
pemerintahan, kedua objek tersebut mampu memberikan gambaran bahwa pemerintahan itu
sebagai ilmu, terutama dalam kajian ilmu-ilmu negara yang memiliki eksistensi berbeda.
Aksiologi Ilmu Pemerintahan adalah aspek aksiologis ilmu manajemen pemerintahan,
yaitu manajemen pemerintahan dapat memberikan penjelasan dan pemahaman tentang
pengelolaan sistem pemerintahan yang baik dan benar, memberikan pengetahuan tentang cara
memberikan pelayanan pada publik yang efektif, dan cara mengadakan perubahan yang baik
terhadap reformasi dalam berbagai segi pemerintahan.
Secara konkret aksiologi ilmu pemerintahan dilihat pada peran pemerintahan melalui
sudut pandang pendekatan historis, meliputi berbagai sejarah peristiwa/kejadian saat
pemerintah menerapkan keadilan, menyelenggarakan demokrasi, menyelenggarakan
pemerintahan, melaksanakan desentralisasi, mengatur perekonomian, menjaga persatuan,
memelihara lingkungan, melindungi HAM, meningkatkan kemampuan masyarakat, dan
meningkatkan moral masyarakat yang dilandasi berbagai aturan yang mengikutinya, baik
tertulis maupun tidak tertulis yang dibuat pemerintah (negara).
Epistemologi Ilmu Pemerintahan adalah aspek epistemologis ilmu manajemen
pemerintahan, sebagaimana ilmu-ilmu sosial lain tidak terlepas dari ilmu pemerintahan.
Epistemologi dalam gejala pemerintahan, meliputi kekuasaan yang sah (kewenangan),
menampung, menyelesaikan kepentingan orang banyak atau masyarakat luas sekaligus
pembinaan, pelayanan kepada masyarakat yang dilandasi secara operasionalnya (praktik)
oleh pendekatan historis.
Epistemologi ilmu pemerintahan dengan metodologi ilmu pemerintahan dan ciri khas
ilmu pemerintahan, yaitu: (1) kekuasaan/kewenangan; (2) kepentingan publik; (3) pelayanan
publik; (4) sarat nilai-nilai; (5) kaidah empiris.
Karl R.Poper menyatakan bahwa epistemologi merupakan cabang filsafat berurusan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan dasar dan pandangannya yang memiliki ciri:
pendekatan objektif dan pemecahan masalah.
Kemudian apa yang menjadi sasaran dari ilmu pemerintahan ini, sasarannya adalah segala
dan seluruh gejala sosial yang berkaitan dengan pemerintah atau mengandung sifat
pemerintahan (government phenomena).
Poelje mengatakan bahwa De bestuurskunde heeft dus als haar onderwerp de openbare
dienst in de meest ruime zijn, yang artinya ilmu pemerintahan mempelajari dinas umum
dalam arti yang seluas-luasnya sebagai pokok sasarannya. Ilmu pemerintahan yang memiliki
titik bidik berlainan, maka titik bidik tersebut akan tumbuh menjadi tunas ilmu pemerintahan
dan kemudian tunas itu akan berkembang menjadi cabang ilmu pemerintahan.
Tujuan mempelajari ilmu pemerintahan secara umum adalah memahami teori, bentuk,
dan proses pemerintah, serta mampu menempatkan diri serta ikut berperan serta dalam
keseluruhan proses penyelenggaraan pemerintahan, terutama pemerintahan dalam negeri.
Adapun hubungan antara ilmu pemerintahan dengan ilmu Kenegaraan dan
Nonkenegaraan.
Hubungan ilmu pemerintahan dengan ilmu-ilmu kenegaraan pada dasarnya politik
mempunyai ruang lingkup negara sehingga membicarakan politik pada hakikatnya adalah
membicarakan negara. Hal ini karena teori politik menyelidiki negara sebagai lembaga yang
mempengaruhi hidup masyarakat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa ilmu pemerintahan menekankan pada fungsi output
dari mutu sistem politik, sedangkan ilmu politik menitikberatkan pada fungsi input. Dengan
kata lain, ilmu pemerintahan lebih mempelajari komponen politik sebagai sistem politik,
sedangkan ilmu politik mempelajari society dari sistem politik.
Perbedaan Ilmu pemerintahan dan ilmu politik ada pada kebijakan pemerintahan (public
policy) dibuat dalam arena politik, tetapi hampir semua perencanaan dan pelaksanaannya
diselenggarakan dalam arena birokrasi pemerintahan.
Perbedaan Ilmu pemerintahan dan ilmu negara yaitu, Ilmu negara bersifat statis dan
deskriptif karena hanya terbatas pada lembaga-lembaga politik, sedangkan ilmu pemerintahan
tersebut dinamis karena dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi setempat.
Perbedaan Ilmu pemerintahan dan administrasi negara yaitu, Ilmu pemerintahan adalah
disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, tetapi hubungannya sangat dekat dengan
administrasi negara karena memiliki objek material yang sama, yaitu negara itu sendiri.
Adapun yang membedakan ilmu pemerintahan dan administrasi negara adalah pada
pendekatan masing-masing, yaitu ilmu pemerintahan cenderung lebih melaksanakan
pendekatan legalistik, empiris, dan formalistik, sedangkan administrasi negara cenderung
lebih melaksanakan pendekatan ekologikal, organisasional, dan struktural.
Perbedaan Ilmu pemerintahan dan hukum tata negara yaitu, ilmu pemerintahan dengan
hukum tata negara adalah memiliki sudut pandang masing-masing. Ilmu pemerintahan
mengkaji hubungan pemerintah dalam arti perhatian utama adalah pada gejala yang timbul
pada peristiwa pemerintah itu sendiri, sedangkan hukum tata negara mengkaji hukum serta
peraturan yang telah ditegakkan dalam hubungan tersebut.
Sedangkan Hubungan ilmu Pemerintahan dengan Ilmu-ilmu Nonkenegaraan
Perbedaan Ilmu pemerintahan dan sejarah yaitu, sejarah adalah deskripsi kronologis dari
peristiwa-peristiwa zaman yang lampau sehingga ilmu sejarah merupakan perhimpunan
kejadian konkret pada masa lalu. Para ahli sejarah dalam menanggapi ilmu pemerintahan
melihat bahwa gejala dan peristiwa pemerintahan yang timbul dalam setiap hubungan
pemerintahan penekanannya hanya pada fungsi dan pengorganisasian, terutama dalam
perjalanan ruang dan waktu yang senantiasa berubah.
Perbedaan Ilmu pemerintahan dan ilmu ekonomi yaitu, hubungan ilmu pemerintahan
dengan ilmu ekonomi sangat erat. Hal ini dapat dilihat dari munculnya merkantilisme sebagai
aliran perekonomian yang bertujuan memperkuat negara dengan jalan mengkonsolidasi
kekuatan dalam bidang perekonomian.
Bagaimana ilmu pemerintahan itu berkembang atau meluas, Di Indonesia sendiri ilmu
pemerintahan memiliki perkembangan yang baik dimana sudah banyak perguruan tinggi yang
membuka program studi ilmu pemerintahan dimulai dari D-3, S-1 dan S-2 baik perguruan
tinggi swasta maupun negeri. Bahkan di FISIP Unpad telah dibuka Program S-3 Ilmu
Pemerintahan.
Sebenarnya eksistensi Ilmu Pemerintahan bergantung kepada sejauh mana ilmuwan-
ilmuwan atau masyarakat ilmu pemerintahan mampu menumbuhkan dan
mengembangkannya. Artinya, sejauh mana mereka bisa merumuskannya secara sistematis,
sejauh mana mereka mampu memecahkan masalah-masalah pemerintahan dengan metode-
metode yang digunakannya, dan sejauh mana mereka mampu mengadakan penelitian ihwal
pemerintahan tersebut.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa sejak dulu hingga sekarang problematika pemerintahan
terus tumbuh dan berkembang, tidak pernah surut. Mulai dari isu negara, sampai konflik yang
terjadi di pemilihan kepala desa. Di media massa baik elektronik maupun cetak selalu ada
masalah-masalah pemrintahan yang terjadi, baik lokal, nasional, regional, maupun
internasional.
Sumber-sumber:
Rachmat., Dadang Gunawan. 2016. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Suwaryo, Utang. 2016. Kapita Selekta Ilmu Pemerintahan. Sumedang: UNPAD PRESS.
Surianingrat, Bayu. 1980. Mengenal Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Aksara Baru Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai