Anda di halaman 1dari 27

PENERAPAN GERBANG LOGIKA

ROIF 1825041011
Fajar Aswar 1825041018
PTA 01/A 2018

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Segalapuji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam


menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongannya tentunya
saya tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik,Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di akhirat nanti

Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai


“Implemendensi pendidikan vokasi” Pendidikan Vokasi’diharapkan makalah ini
dapat membantu pembaca mengenal dan memahami Penerapan Gerbang Logika
Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan,seperti
salah dalam penulisan ,informasi yang kurang teapat,saya memohon maaf yang
sebesar besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah.Tidak ada manusia
yang sempurna kecuali Tuhan.Demikian saya ucapkan terima kasih atas waktu
anda yang telah membaca makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... v

A. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1. Latar Belakang ................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah.............................................................................. 2

3. Tujuan ................................................................................................. 2

B. PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

1. Rangkaian Counter ............................................................................ 3

2. Multiplekser dan Demultiplesker ..................................................... 9

3. Shift Register ...................................................................................... 15

4. Mengetahui Driver untuk Penampil 7 Segment .............................. 18

C. PENUTUP ................................................................................................ 19

1. Kesimpulan ........................................................................................ 19

2. Saran .................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

LAMPIRAN .................................................................................................... 21

iii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar B.1 Asynchronous Binary Up ................................................ 3

2. Gambar B.2 synchronous Binary Down .............................................. 4

3. Gambar B.3 Asynchronous Up Down Counter ................................... 6

4. Gambar B.4 Synchronous Binary Up................................................... 7

5. Gambar B.5 Syinchronous Binary Down Counter ............................... 7

6. Gambar B.6 Synchronous Binary Down Counter ................................ 8

7. Gambar B.7 Synchronous Binary Down Counter ................................ 8

8. Gambar B.8 Synchronous Binary Up Down Counter .......................... 8

9. Gambar B.9 Multiplexer ...................................................................... 9

10. Gambar B.10 MUX 2 Kanal 1 Bit ..................................................... 9

11. Gambar B.11 Rangkaian MUX 2 Kanal 1 ........................................... 10

12. Gambar B.12 MUX 4 Kanal 1 Bit ....................................................... 10

13. Gambar B.13 Rangkaian MUX 4 Kanal 1 Bit ..................................... 11

14. GambarB.14 DEMULTIPLEKSER ..................................................... 12

15. Gambar B.15 DE-MUX 2 Kanal 1 bit.................................................. 13

16. Gambar B.16 Rangkaian DE-MUX 2 Kanal 1 bit .............................. 13

17. Gambar B.17 De-Mux 4 Kanal 1 Bit ................................................... 14

18. Gambar B.18 rangkaian De-Mux 4 Kanal 1 Bit................................... 14

19. Gambar B.19 Shif register SIPO .......................................................... 15

20. Gambar B.20 Gelombang untuk Shift Register SIPO .......................... 16

21. Gambar B.21 Shift Register SISO........................................................ 17

22. Gambar B.22 Rangkaian Counter dan driver 7 Segment ..................... 18

iv
DAFTAR TABEL

1. Tabel B.1 MUX 2 Kanal 1 Bit ........................................................... 10

2. Tabel B.2 Rangkaian MUX 4 Kanal 1 Bit ....................................... 11

3. Tabel B.3 tabel kebenaran DE-MUX 2 Kanal 1 bit .......................... 13

4. Tabel B.4 Benaran De-Mux 4 Kanal 1 Bit......................................... 14

5. Tabel B.5 Komponen yang diperlukan .............................................. 18

v
1

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi komputer telah membuat ruang batas perangkat


lunak dan perangkat keras semakin sempit. Komputer sebagai sistem tidak dapat
dipahami tanpa memahami kedua aspek tersebut. Kalau dalam dekade
sebelumnya, rangkaian logika digital dianggap perlu dipahami hanya oleh orang-
orang yang bekerja dalam bidang perangkat keras komputer, kini disadari bahwa
pemahaman rangkaian logika digital juga merupakan keharusan bagi orang-orang
yang bekerja dalam bidang perangkat lunak atau program komputer.

Peralatan listrik dewasa ini cenderung menggunakan rangkaian listrik digital.


Bahkan saat ini rangkaian elektronika digital sudah bukan barang asing lagi.
Sebenarnya, sebuah rangkaian digital tidak harus selalu berupa rangkaian rumit
dengan banyak komponen kecil seperti yang ada pada komputer, handphone atau
kalkulator. Sebuah rangkaian dengan kerja sederhana yang menerapkan prinsip-
prinsip digital, juga merupakan sebuah rangkaian digital.

Rangkaian listrik digital dibangun dari gerbang logika. Gerbang dalam


rangkaian logika merupakan fungsi yang menggambarkan hubungan antara
masukan dan keluaran. Gerbang logika mempunyai output 1 dan 0. Output
suatu rangkaian logika dapat dianalisis menggunakan aljabar Boole dengan
mengacu pada suatu persamaan logika.

Gerbang sendiri yang diterjemahkan dari istilah asing gate, adalah elemen
dasar dari semua rangkaian yang menggunakan sistem digital. Gerbang logika
dasar meliputi or, and dan not. Adapun gerbang logika kombinasi merupakan
perpaduan-perpaduan antara gerbang logika dasar.
2

2. Rumusan Masalah

a. Apa itu Rangkaian Counter ?

b. Apa itu Multiplekser dan Demultiplesker ?

c. Apa itu Shift Register ?

d. Apa itu Driver untuk Penampil 7 Segment ?

3. Tujuan

a. Mengetahui Rangkaian Counter

b. Mengetahui Multiplekser dan Demultiplesker

c. Mengetahui Shift Register

d. Mengetahui Driver untuk Penampil 7 Segment


3

B. PEMBAHASAN

1. Rangkaian Counter

Counter adalah rangkaian logika sekuensial yang dapat berfungsi untuk


menghitung jumlah pulsa yang masuk yang dinyatakan bilangan biner. Hampir
seluruh peralatan elektronik yang mempergunakan sistem digital di dalam
rangkaiannya berisi suatu alat yang dapat mengontrol urutan operasi program.
Alat tersebut dinamakan dengan pencacah atau counter.
Pada umumnya counter ini dibentuk dari beberapa buah rangkaian flip-flop atau
bistabil multivibrator yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Menurut
cara kerja masukan pulsa ke dalam setiap flip-flop, maka counter dapat dibagi
menjadi ,Asynchronous binary counter dan binary counter Sedangkan menurut
urutan hitungan yang terbentuk pada outputnya, maka counter dapat dibagi
menjadi Up counter, Down counter, dan Up-down counter

a. Asynchronous Binary Up Counter


Counter ini dapat menghitung biangan biner dengan urutan dari bawah ke
atas. Apabila digunakan 4 buah flip-flop, maka kita dapat melakukan hitunga
paling tinggi adalah 1111. Counter yang dapat menghitung sampai 1111 disebut 4
bit binary counter. Oleh karena dapat menghitung dengan cara ke atas, maka
disebut pula asynchronous 4 binary up counter. Gambarnya dapat dilihat seperti
berikut.

Gambar B.1 Asynchronous Binary Up


Counter
Pada rangkaian di atas, input J dan K dari seluruh flip-flop dibuat dalam
keadaan 1. Sebelum pulsa pertama yang akan dihitung masuk ke input, maka
4

seluruh output counter L4, L3, L2 dan L1 dibuat 0 terlebih dahulu dengan jalan
membuat clear dalam keadaan 0 walaupun sesaat.
Pada saat pulsa pertama bergerak dari 1 ke 0, maka output flip-flop A akan
berubah dari 0 ke 1, Ouput B akan tetap karena sinyal yang masuk pada input
clock berubah dari 0 ke 1. Flip ke 3 dan 4 juga tidak mengalami perubahan karena
belum ada perubahan pada input clocknya. Jadi dapat disimpulakan bahwa
sesudah pulsa pertama datang keadaan ouput L4, L3, L2, L1 adalah 0001.
Selanjutnya apabila pulsa kedua bergerak dari 1 ke 0, output flip-flop 1
akan kembali menjadi 0, akibatnya terjadi perubahan juga pada input clock flip-
flop 2 (dari 1 ke 0) sehingga ouput flip-flop 2 menjadi 1. Sedangkan flip flop 3
dan 4 outputnya belum mengalami perubahan karena pulsa input clocknya belum
mengalami perubahan dari 1 ke 0. jadi sekarang output rangkaian counter ini
adalah 0010.
Begitulah seterusnya sampai pulsa ke 15 datang. Keempat output
rangkaian counter akan bernilai 1111. Begitu masuk pulsa ke 16 (perubahan dari 1
ke 0) datang maka output dari masing-masing flip-flop akan berubah menjadi
0000 (seperti keadaan awal)

b. Asynchronous Binary Down Counter


Prinsip kerja dari counter ini adalah kebalikan dari up counter, yaitu menghitung
bilangan biner dengan urutan mulai dari atas ke bawah (dari besar ke kecil).
Prinsip kerjanyapun tidak jauh berbeda dari up counter. Bedanya hanya setiap
output flip-flop diambil dari output Q, sedangkan input clocknya dihubungkan
dengan ouput not Q dari flip-flop sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
gambar berikut:

Gambar B.2 synchronous Binary Down


Counter
5

Prinsip Kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut:


Sebelum pulsa pertama datang dan masuk ke input, seluruh output counter
Q3,2,1,0 dibuat 0 dengan menggunakan direct clear walaupun sebentar saja. Pada
saat pulsa pertama bergerak dari 1 ke 0, maka output flip-flop 0 akan berubah
menjadi 1. Not Q flip-flop A berubah dari 1 ke 0 juga. Hasil perubahan ini akan
masuk ke flip-flop 1 sehingga menyebabkan output Q2 menjadi 1. Hal yang sama
juga terjadi pada flip-flop 2 dan 3 sehingga output mereka berubah menjadi 1. Jadi
sesudah pulsa pertama masuk output counter akan berubah menjadi 1111.
Ketika pulsa ke dua masuk (berubah dari 1 ke 0), maka output flip-flop
pertama akan berubah dari 1 ke 0 yang berarti output not Q nya juga berubah dari
0 ke 1. perubahan output not Q ini akan diteruskan ke flip-flop yang kedua. Tetapi
tidak akan menyebabkanperubahan pada flip-flop ke dua (Q flip-flop ke dua
masih tetap 1). Hal yang sama juga terjadi pada flip ketiga dan keempat. Jadi pada
pulsa yang kedua ini output dari keempat flip-flop tersebut adalah 1110.
Demikianlah seterusnya sampai pulsa ke 15 sehingga ouputnya menjadi
0001. Ketika pulsa ke 16 datang output rangkaian berubah menjadi 0000. Jadi
rangkaian ini merupakan rangkaian pencacah (counter) dari nilai tertinggi (atas)
ke nilai terendah (bawah) yaitu dari 1111 sampai 0000

c. Asynchronous Up Down Counter


Suatu rangkaian elektronik yang mempergunakan sistem digital sering
memerlukan suatu alat pencacah yang dapat menghitung ke atas dan bisa juga
menghitung ke bawah. Alat pencacah yang dapat melakukan penghitungan seperti
ini disebut dengan binary up down counter. Alat ini dapat menghitung ke atas dan
ke bawah dengan mengatur suatu alat pengontrol tertentu.. Perhatikan gambar
berikut:
6

Gambar B.3 Asynchronous Up Down Counter

Dengan memanfaatkan tombol up dan down pada gambar di atas kita dapat
melakukan proses penghitungan dari atas atau dari bawah.

d. Synchronous Binary Up Counter


Jika pada asynchronous counter pulsa yang akan dihitung datangnya tidak
serentak, maka pada synchronour counter ini pulsa yang ingin dihitung ini masuk
ke dalam setiap flip-flop serentak (bersama-sama) sehinga perubah output setiap
flip-flop akan terjadi secara serentak. Oleh karena itu proses penghitungan pada
synchronous counter ini akan lebih cepat jika dibandingkan dengan asynchronous
counter.
7

Gambar B.4 Synchronous Binary Up


Counter

e. Syinchronous Binary Down Counter


Sama dengan synchronous binary up counter di atas, hanya saja bedanyan
rangkaian ini melakukan penghitungan dari atas ke bawah. Rangkaiannya dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar B.5 Syinchronous Binary Down Counter

f. Synchronous Binary Up Down Counter

Pada rangkaian ini bisa dilakukan proses penghitungan ke atas atau ke


bawah dengan memanfaatkan tombol pengatur proses penghitungan.
Rangkaiannya dapat dilihat seperti berikut.
8

Gambar B.6 Synchronous Binary Down Counter


Jika kita menggunakan kontrol up counter maka rangkaian yang aktif adalah

Gambar B.7 Synchronous Binary Down Counter


Sedangkan jika kita menggunakan down counter maka rangkaian yang aktif

adalah

Gambar B.8 Synchronous Binary Up Down Counter


Dengan merangkaiakan beberapa buah JK flip-flop dapat dibentuk
beberapa jenis counter. Jumlah kemampuan menghitung dari counter bergantung
pada jumlah flip-flop yang digunakan. Semakin bnayak jumlah flip-flop yang
digunakan, semakin besar pula jumlah menghitung yang dapt dilakukan.
Selain dapat menghitung pulsa, counter dapat juga digunakan untuk
pembagi frekuensi. Frekuendi output dari sebuah flip-flop adalah setengah dari
frekuensi inputnya. Jadi, pada counter yang menggunakan empat buah flip-flop
akan membagi 16 frekuensi inputnya (f output = 1/16 f input).
9

2. Multiplekser dan Demultiplesker

a. Multiplekser
Multiplexer (MUX) atau selector data adalah suatu rangkaian logika yang
menerima beberapa input data, dan untuk suatu saat tertentu hanya mengizinkan
satu data input masuk ke output, yang diatur oleh input selektor. Oleh karena itu,
MUX memiliki fungsi sebagai pengontrol digital. MUX memiliki kanal input
lebih besar dari 1 (minimal 2 atau kelipatan 2), dan hanya memiliki 1 kanal
output. Jumlah selektor dilihat dari banyaknya kanal input (n).
Diagram multiplekser secara umum ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Gambar B.9 Multiplexer


1) MUX 2 Kanal 1 Bit
MUX 2 kanal 1 bit menunjukkan MUX dengan 2 kanal input (A dan B )
dan 1 selektor (S) dan 1 bit Output Y.

Gambar B.10 MUX 2 Kanal 1 Bit


10

Tabel B.1 MUX 2 Kanal 1 Bit

Gambar B.11 Rangkaian MUX 2 Kanal 1


Bit

2) MUX 4 Kanal 1 Bit


MUX 4 kanal 1 bit menunjukkan MUX dengan 4 kanal input (A, B, C, dan D )
dan 2 selektor (S0 dan S1) dan 1 bit Output Y.

Gambar B.12 MUX 4 Kanal 1 Bit


11

Gambar B.13 Rangkaian MUX 4


Kanal 1 Bit

S0 dan S1 digunakan untuk memilih (seleksi) input Output Y

Tabel B.2 Rangkaian MUX 4


Kanal 1 Bit

Multiplekser dapat digunakan pada :


(1) Seleksi data
(2) Data routing (perjalanan data)
Multiplekser biasanya menentukan perjalanan data dari satu sumber data diantara
beberapa sumber ke satu tujuan.
(3) Operation sequencing (pengurutan operasi)
(4) Konversi parallel ke seri
12

Kebanyakan system digital memproses data biner secara parallel (seluruh bit
secara serentak), karena teknik ini lebih cepat. Tetapi apabila data ini harus
disalurkan ke tempat-tempat yang relative jauh, susunan parallel ini menjadi tidak
efektif, karena memerlukan banyak saluran transmisi.Oleh karena itu, data biner
berbentuk parallel sering diubah menjadi bentuk seri sebelum disalurkan ke tujuan
yang jauh.
(5) Menghasilkan bentuk gelombang
(6) Menghasilkan fungsi logika

b. DEMULTIPLEKSER

Demultiplekser (De-Mux) atau disebut juga distributor data. De-Mux memiliki


satu kanal input yang didistribusikan ke beberapa kanal output. Selektor input
menentukan ke output mana input data akan didistribusikan. Jumlah selektor
dilihat dari banyaknya kanal output. Diagram umum dari demultiplekser
ditunjukkan oleh gambar dibawah ini

GambarB.14 DEMULTIPLEKSER

1) DE-MUX 2 Kanal 1 bit


De-Mux jenis ini memiliki satu buah kanal input satu bit dan dua buah kanal
output satu bit.
13

Gambar B.15 DE-MUX 2


Kanal 1 bit

Tabel B.3 tabel kebenaran DE-MUX 2 Kanal 1 bit

Gambar B.16 Rangkaian


DE-MUX 2 Kanal 1 bit
14

2) De-Mux 4 Kanal 1 Bit


De-Mux Ini memiliki 1 kanal input 1 bit,2 kanal selector dan 4 kanal output

Gambar B.17 De-Mux 4 Kanal 1 Bit

Gambar B.18 rangkaian De-Mux 4 Kanal 1 Bit


S1 dan S0 digunakan untuk memilih Output (Y0,Y1,Y2,Y3) mana yang akan
dilewatkan oleh input A

Tabel B.4 Benaran De-Mux 4 Kanal 1 Bit


15

3. Shift Register

Shift/Register Geser adalah suatu register dimana informasi dapat bergeser


(digeserkan). Dalam register geser flip-flop saling dikoneksi, sehingga isinya
dapat digeserkan dari satu flip-flop ke flip-flop yang lain, kekiri atau kekanan atas
perintah denyut lonceng (Clock). Register dapat disusun secara langsung dengan
flip-flop. Sebuah flip-flop (FF) dapat menyimpan (store) atau mengingat
(memory) atau mencatat (register) data 1 bit.Shift register merupakan fungsi yang
memudahkan pergeseran data biner dari satu bit pada satu waktu biasanya
digunakan dalam system digital.perhatikan shift register 4-bit sederhana yang
disusun menggunakan flip-flop tipe-D

Gambar B.19 Shif register SIPO


Contoh ini didasarkan pada tepi-positif yang digerakkan oleh flipflop tipe-
D dengan sinyal -clear input aktif-rendah (untuk contoh ini kita hanya akan
menggunakan output q pada setiap flip-flop). Contoh ini digolongkan sebagai
shift register Serial-In-Paralel Out (SIPO), karena data yang dimuat dalam serial
(satu bit setelah yang lain) akan dibaca secara paralel (satu demi satu).
16

Ketika ~clear input disajikan dengan logika 0 (keadaan aktif), semua


output q dipaksa ke 0. Ketika ~cIear input diatur ke 1 (keadaan tidak aktif), maka
tepi-positif pada input clock mengisi nilai serial input pada flip-flop pertama, dff
[0], Pada saat yang sama, nilai yang digunakan untuk berada di dff [0] mengisi ke
dff [1], nilai yang digunakan untuk berada di dff [1] mengisi ke dff [2], dan nilai
yang digunakan untuk berada di dff [2] mengisi ke dff [3].
Saat pertama kali mengetahuinya, hal tersebut mungkin tampak aneh-dan-
menakjubkan, tetapi sebenarnya cara kerjanya cukup sederhana. Setiap flip-flop
menunjukkan suatu penundaan di antara saat melihat tepi-aktif di input clock
dengan respon berikutnya pada output q-nya. Penundaan ini membenkan cukup
waktu bagi rangkaian flip-flop untuk kemudian memuat nilai dan tahap sebelum
perubahan nilai tersebut. Perhaukan contoh gelombang yang nilai logika
tunggalnya 1 bermigasi melalui shift register ( gambar B.20 )

Gambar B.20 Gelombang untuk Shift Register SIPO

Ketika akan dimulai. semua flip-flop berisi nilai X ('tidak tahu'). Ketika -
denr input dxtempatkan dalam keadaan akuf (logika 0). semua flip-flop akan
dihapus menjadi 0. Keuka tepi-akcif pertama berlangsung pada input dock. maka
input seriaLin adalah 1. sehingga itulah nilai yang akan dimuat ke dalam flipflop
pertama Pada saat yang sama, mlai o yang asli dari flip-flop pertama akan dimuat
ke dalam flip-flop kedua. mlai o yang asli dari Hip-nop kedua dimuat ke flip-tlop
17

ketiga, dan nilai 0 yang asli dari tlip-nop keuga dlmuat ke dalam flip-flop
keempat.
Ketika tepi-aktif berikutnya berlangsung pada input clock, maka input
seriaLin adalah 0. sehingga mlai inilah yang dimuat ke dalam mp-flop pertama.
Pada saat yang sama. mlai 1 yang asli dari flip-flop pertama dimuat ke dalam flip-
flop kedua, nilai 0 dari fhp-flop kedua dimuat ke flip-flop ketiga, dan nilai 0 dari
flip-flop ketiga dimuat ke dalam flip-flop keempat. Demikian pula, ketika tepi-
aktif berikutnya berlangsung pada input clock, input serial-in masih 0. sehingga
nilai inilah yang dimuat ke dalam flip-flop pertama. Pada saat yang sama. nilai O
dari flip-flop pertama dimuat ke dalam flip-flop kedua, nilai 1 dati flip-flop kedua
dimuat ke flip flop ketiga, dan nilai O dari flip~flop ketiga dimuat ke dalam flip-
flop keempat. dan seterusnya.
Variasi umum lainnya dan" shift register adalah ParaleI-ln-Serial-Out
(P150) dan SeriaHn-Serial-Out (SISO). Sebagai contoh, perhatikan 4-bit shift
register SISO pada Gambar B.21.

Gambar B.21 Shift Register SISO


18

4. Driver untuk Penampil 7 Segment

Rangkaian digital dapat digunakan untuk drive dari pemmpil seven


segment. Biasnya sudah terpaket dalam 1 IC seperti seri 74LS47. Diperlukan juga
IC counter BCD seperti 7490. perhatikan ketika memberikan sumber tegang untuk
IC TTL. jangan melebihi 5V. km dapat merusakkan IC tersebut, Pastikan Anda
menggunkan regulator tegangan 5V seperti 7805

Tabel B.5 Komponen yang diperlukan

Gambar B.22 Rangkaian Counter dan driver 7 Segment

74LS47 adalah common-anode decoder LED driver yang paling populer.


7447 ialah 4 bil BCD input dan terdapat 7 buah keluaran active LOW, oleh karena
itu hanya dapat dipasangkan ke Seven Segmen Common Anode. Jika anda ingin
menggunakan Seven Segment Common Cathode dengan mode Active HIGH,
gunakan 7448 namun kurang populer. Pada gambar di atas, untuk
menghubungkan 7447 dengan seven segment dibutuhkan resistor 470 ohm
sebagai pembatas arus. RBI dan RBO dapat digunakan untuk zero suppression,
contoh jika Anda mempunyai display 8 digit, RBI dan R30 dapat digunakan
secara automatis untuk menampilkan 46.1010 mejadi LED Multdigit atau display
LCD saat ini umum digunakan pada system mikroprosesor atau mikrokontroler.
19

C.PENUTUP

1. Kesimpulan

Penerapan gerbang logika dapat diterapkan pada rangkaian counter,shift


register,driver 7 segment dan Multiplekser dan Demultiplesker. Counter adalah
rangkaian logika sekuensial yang dapat berfungsi untuk menghitung jumlah pulsa
yang masuk yang dinyatakan bilangan biner. Hampir seluruh peralatan elektronik
yang mempergunakan sistem digital di dalam rangkaiannya berisi suatu alat yang
dapat mengontrol urutan operasi program. Alat tersebut dinamakan dengan
pencacah atau counter. Multiplexer (MUX) atau selector data adalah suatu
rangkaian logika yang menerima beberapa input data, dan untuk suatu saat
tertentu hanya mengizinkan satu data input masuk ke output, yang diatur oleh
input selektor. Oleh karena itu, MUX memiliki fungsi sebagai pengontrol digital.
Demultiplekser (De-Mux) atau disebut juga distributor data. De-Mux memiliki
satu kanal input yang didistribusikan ke beberapa kanal output. Selektor input
menentukan ke output mana input data akan didistribusikan. Shift/Register Geser
adalah suatu register dimana informasi dapat bergeser (digeserkan). drive dari
pemmpil seven segment. Biasnya sudah terpaket dalam 1 IC seperti seri 74LS47.
Diperlukan juga IC counter BCD seperti 7490
2. Saran

Dalam menulis makalah sebaiknya kita harus memahami konsep makalah


kita terlebih dahulu hal ini perlu dilakukan agar pembuatan maklah tidak meniru
secara utuh milik orang lain pemahaman materi diperlukan agar kita dapat
mengembangkan materi dari referensi yang ada bukan menggabung materi dari
berbagai referensi saja.
20

DAFTAR PUSTAKA

Atrageutanyo3.2012. Makalah Tentang Register Geser.Makalah


.https://atrageutanyo3.wordpress.com/2012/04/21/makalah-tentang-
register-geser/

Budihartono, Widodo.2018.Elektronika Digital dan Sistem


Embedded.Yokyakarta:CV.Andi Offeset.

Bramasti,Rully.2018.Taktis Menguasai Elektronika Digital 2.Surakarta:Aksara


sinergi Media.

Harianja Uniks.2015.Counter Atau Rangkaian Pencacah


.http://www.uniksharianja.com/2015/05/counter-atau-rangkaian-
pencacah.html (diakses pada 20 mei 2019)

Docplayer.2018.Multiplekser Dan Demultiplekser.https://docplayer.info/37257236-


Multiplekser-dan-demultiplekser.html (diakses 20 mei 2019)
21

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISTILAH

1. Counter = Penghitung

2. Pulsa = bentuk sinyal digital

3. Up dan down = naik dan turun

4. Flip-flop = lampu berkedip

5. Multiplesker = selector data

6. Inpur = masukan

7. Output = keluaran

8. Data routing = penjejlajah data

9. Sequencing = pengurangan

10. Transmisi = perpindahan

11. Shift = pergeseran

Daftar Kode

1. 74LS47 = jenis IC

2. 7490 = IC counter BCD

3. 7805 = Jenis Regulator tegangan 5 V


22

Anda mungkin juga menyukai